You are on page 1of 5

No. ID dan Nama Peserta : 2015.04.03.72.UHS / dr.

Dini Anggreini
No. ID dan Nama Wahana : 2015.04.03.72.UHS/RSUD Lanto Dg Pasewang Kab.
Jeneponto
Topik : Trauma Penetrasi Abdomen Regio Lumbalis Sinistra dengan Eviserasi Usus dan
Hemodinamik Stabil
Tanggal (kasus) : 15 Agustus 2015
Presenter : dr. Dini Anggreini
Tanggal Presentasi : 16 September 2015
Pendamping : dr. Hj. Sri Mulya
Tempat Presentasi : Ruang Pertemuan RSUD Lanto Dg Pasewang
Obyektif Presentasi : Anggota Komite Medik, Petugaas Kesehatan, dan Dokter Internsip
RSUD Lanto Dg Pasewang
Keilmuan
Ketrampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa Lansia
Bumil
Deskripsi :
Tujuan :
Bahan Bahasan :
Tinjauan Pustaka
Riset
Kasus
Audit
Cara Membahas :
Diskusi
Presentasi & Diskusi E-mail
Pos
Data Pasien :
Nama : Tn. MAR
No.RM : 11-80-40
Nama Klinik : UGD
Telp. : Terdaftar sejak :
Data Utama Untuk Bahasan Diskusi :
1. Diagnosis/Gambaran Klinis : Luka tusuk pada perut sebelah kiri tengah dengan usus
keluar dari luka tusukan
2. Riwayat pengobatan : Dirujuk dari Puskesmas. Usus yang keluar dibalut dengan kasa
basah dan pasien diinfus dengan cairan RL
3. Riwayat kesehatan/penyakit : 4. Riwayat keluarga : Anak kedua, riwayat penyakit perdarahan ayah (-), ibu (-)
5. Riwayat pekerjaan : Pelajar
6. Lain-lain : Daftar Pustaka :
1. Jong WD. 2005. Usus halus, appendiks, colon, dan rectum. Buku Ajar Ilmu Bedah
Edisi 2: 672-675. Jakarta : EGC.
2. American College of Surgeon. 2012. Chapter 5: Abdominal Trauma. P. 131-150
3. Sanei B, Mahmoudieh M, et al. Do Patient Penetrating Abdominal Stab Wounds
Require Laparatomy?. Archieves of Trauma Research. 2013. Volume 2(1). P 21-25
4. Sumislawski J. J., Zarzaur Ben L., et al. Diagnostic laparoscopy after anterior
abdominal stab wounds: Worth another look?. Journal of Trauma and Acute Care
Surgery. 2013. Volume 75 Number 6. P 1013-1018
5. Como J.J., Bokhari B, et al. Practice Management Guidelines for Selective
Nonoperative Management of Penetrating Abdominal Trauma. The Journal of Trauma
Injury, Infection, and Critical Care Volume 68, Number 3, March 2010. P 721-733
6. Biffl W.L, Kaups L.K., et al. Management of Patients With Anterior Abdominal Stab
Wounds: A Western Trauma Association Multicenter Trial. The Journal of Trauma.
2009. Volume 66, Number 5. P 1294-1301
Hasil Pembelajaran :

1. Diagnosis trauma abdomen akibat tusukan


2. Penanganan trauma abdomen akibat tusukan
3. Modalitas diagnostik dalam penegakan diagnosis dan evaluasi trauma abdomen akibat

tusukan
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio :
Subyektif : Pasien lelaki umur 17 tahun masuk ke UGD rumah sakit dengan keluhan luka
tusuk pada perut sebelah kiri tengah. Terdapat usus keluar pada luka tusukan tersebut.
Mekanisme trauma: Luka tusukan akibat perkelahian sekitar 30 menit sebelum pasien masuk
di UGD. Pasien ditusuk dari arah depan dengan menggunakan benda tajam.
Mual (-), muntah (-), demam (-) sesak (-).
BAB dan BAK belum ada setelah kejadian penusukan.
Riwayat kesadaran menurun (-)
Riwayat pengobatan (+) di PKM dipasang infus dengan cairan interavena Ringer Lactat dan
usus dibungkus dengan kasa basah
Riwayat Penyakit Dahulu : (-)
Riwayat Penyakit Keluarga dan Lingkungan : (-)
Riwayat Alergi : (-)
Obyektif :
Primary Survey
Airway: tidak ada sumbatan jalan napas
Breathing: 20x/menit, simetris, spontan
Circulation: TD: 110/70 mmHg, nadi 78x/menit, regular, kuat angkat
Disabitily: Apatis, GCS 15 (E4M6V5)
Environment: T: 36.7OC , akral dingin (-)
Pada primary survey didapatkan status hemodinamik pasien ini stabil
Secondary Survey.
Pemeriksaan Fisik Umum
1. Kepala-Leher
Kepala : normocephali
Mata : anemis -/-, icterus -/THT : dalam batas normal
Leher : pembesaran KGB (-)
2. Thorax-Cardiovaskular
Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : fremitus vokal normal
Perkusi : pulmo: sonor pada kedua lapang paru
Cor : perkusi pekak, batas:
.
Kanan : ICS 2 Parasternal line dextra
Kiri : ICS 4 pada midclavicula line sinistra
Atas : ICS 2 dekstra sinistra

Auskultasi : Pulmo : vesikuler +/+, wheezing -/-, rhonki -/Cor : S1 dan S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)
3. Abdomen
Status Lokalis
Inspeksi : permukaan rata, di region kiri tengah tampak usus keluar dari luka tusuk, usus
berwarna merah bata, berbentuk melingkar dengan panjang sekitar 10cm, tepi luka tertupi
oleh usus.
Auskultasi : BU (+) normal
Palpasi : defans muscular (-)
Perkusi : timpani, redup di daerah kiri tengah
4. Ekstremitas: tampak terpasang selang infus cairan RL pada tangan kanan pasien
Assessment (penalaran klinis) :
Berdasarkan anamnesis didapatkan bahwa Pasien laki-laki berusia 17 tahun dengan
keluhan utama luka tusuk abdomen region lumbalis sisnistra dengan eviserasi usus. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan hemodinamika stabil dan pada status lokalis abdomen
didapatkan usus keluar berwarna merah bata dengan ukuran kurang lebih 10cm berbentuk
melingkar serta tidak ada tanda-tanda peritonitis. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang, pasien ini didiagnosis menderita trauma penetrasi abdomen
regio lumbalis sinistra dengan eviserasi usus dan hemodinamik stabil.
Trauma abdomen didefinisikan sebagai cedera yang terjadi anterior dari garis puting ke
lipatan inguinal dan posterior dari ujung skapula ke lipatan gluteal. Gerakan pernapasan diafragma
memperlihatkan isi intraabdomen yang cedera, pada pandangan pertama, tampaknya terisolasi ke
dada. Trauma abdomen berdasarkan jenisnya terbagi dua yaitu trauma tumpul dan Trauma

tajam. Pada trauma tajam abdomen terdapat dua jenis luka yaitu luka tembak dan luka tusuk.
Penangan trauma tusuk abdmen dapat dilakukan dengan laparatomi maupun konservatif
bergantung pada kondisi masing-masing pasien.

Menegakkan cedera intraabdominal pada trauma tumpul abdomen tidak selalu mudah,
padahal ketidaktepatan diagnosis dapat meningkatkan angka kematian diantara pasien yang
sebetulnya preventable death. Dalam protokol ATLS, sewaktu Primary Survey tentang
sirkulasi, selalu dipikirkan perdarahan intra abdominal sebagai penyebab hipotensi

Menghentikan perdarahan masif adalah bagian dari resusitasi


Dalam menegakkan diagnosis dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan khusus.
Penanganan awal pada pasien dengan luka tusuk abdomen ialah dengan primary survey dan
secondary survey. Beberapa tambahan penatalaksanaan saat penganangan awal yang dapat
membantu memberikan petunjuk dalam menegakkan diagnosis ialah foto X-Ray, pemasangan
kateter, nasogastic tube (NGT), dan pemeriksaan Rectal. Beberapa pemeriksaan diagnostik
khusus yang berguna dalam mengevaluasi pasien trauma abdomen ialah Local Wound
Exploration (LWE), Diagnostic Peritoneal Lavage (DPL), Focused Abdominal Sonography
for Trauma (FAST), CT-scan, Laparoskopi dan Laparatomi.

Indikasi Laparatomi.

1. Hemodinamik yang tidak stabil.


2. Adanya tanda peritoneal(peritonitis) pada pemeriksaan fisik.
3. Eviscerasi omentum atau usus.
Pada pasien ini didapatkan hemodinamika stabil, tidak ada tanda-tanda peritonitis
namaun ada eviserasi usus. Sehingga penanganan yang dibutukan ialah laparatomi eksplorasi
cito. LWE tidak dilakukan karena sudah ada bukti tegas adanya peritoneum tidak intak. LWE
tidak dilakukan pada kasus yang sudah memenuhi kriteria lapatomi. Sedangkan DPL
umumnya dilakukan pada pasien dengan trauma tumpul abdomen. CT scan tidak dilakukan
karena tidak tersedia di Rumah Sakit. Pasien dirujuk ke RSUP Wahidin Sudirohusdo karena

memerlukan operasi laparatomi eksplorasi cito.


Plan :
Diagnosis : Trauma Penetrasi Abdomen Regio Lumbalis Sinistra dengan Eviserasi Usus dan
Hemodinamik Stabil
Pengobatan : Pada pasien ini terapi yang diberikan adalah:
Medikamentosa
1. IVFD RL 14 tpm (2 line)
2. Ketorolac 30 mg /8j/iv
3. Ceftriaxone 1gr/12j/iv
4. Suntik TT 0.5cc IM
Non Medikamentosa
1. Usus ditutup dengan kertas minyak dan disemprotkan cairan Ringer Lactat
2. Pasang Kateter
3. Edukasi pasien dan keluarga atas penyakit dan saran untuk di rusuk ke fasilitan
kesehatan yang lebih memadai (rujuk ke RS Wahidin Sudirohusodo)
Pendidikan : Menjelaskan prognosis dari pasien, serta komplikasi yang mungkin terjadi
Konsultasi : Dijelaskan adanya indikasi operasi dan konsultasi dengan spesialis bedah di
fsilitas kesehatan yang lebih memadai untuk penanganan lebih lanjut.
Rujukan : Pasien harus segera dirujuk untuk operasi laparatomi. Dengan tujuan mengekloprasi luka
dan terapi definitif agar progresivitas penyakit tidak berlanjut.

Kontrol : (-)
Kegiatan
Penanganan
Nasihat

Periode
Saat masuk
Saat masuk dan dirujuk

Hasil yang diharapkan


Konsul ke dokter ahli bedah
Pasien mendapat edukasi
tentang penyakit dan
penanganan luka tusuk
abdomen dan anjuran untuk
operasi.
Jeneponto, 15 September 2015

Peserta

dr. Dini Anggreini

Pendamping

dr. Hj. Sri Mulya

You might also like