You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Sistem Kesehatan Nasional (SKN, 2004) dijelaskan
bahwa dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan yang setinggitingginya perlu diselenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal
ini seiring pula dengan meningkatnya kemajuan di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan yang bermutu juga semakin meningkat. Salah satu
strategi

dalam

mencapai

Indonesia

Sehat

2010

adalah

dengan

meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang


berkualitas

sehingga

Kementerian

Kesehatan

memfasilitasi

upaya

revitalisasi sistem kesehatan dasar dan rujukannya dengan memperluas


jaringan yang efektif dan efisien serta peningkatan kualitas pelayanan
sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha
yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing
masing perusahaan saling beradu strategi dalam usaha menarik konsumen.
Persaingan

tersebut

tidak

hanya

persaingan

bisnis

dibidang

manufaktur/industri tetapi juga dibidang usaha pelayanan jasa. Salah satu


bentuk usaha pelayanan jasa adalah jasa kesehatan, terutama jasa rumah
sakit. Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat

menyelengarakan upaya kesehatan. Dalam keputusan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor: 983/Menkes/SK/XI/1992, tentang pedoman
organisasi rumah sakit umum

menyebutkan bahwa tugas rumah sakit

mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan


secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta
melaksanakan upaya rujukan.
Banyak rumah sakit yang berdiri baik dari sektor pemerintah
maupun sektor swasta. Akibat dari perkembangan rumah sakit yang
semakin pesat ini, menimbulkan persaingan yang ketat pula. Sehingga
menuntut adanya persaingan atas produk dan kepercayaan pelanggan.
Tugas utama rumah sakit adalah memberikan jasa pengobatan, perawatan,
dan pelayanan kesehatan. Rumah sakit saat ini harus meningkatkan
kualitas pelayanan kepada masyarakat agar dapat bertahan dalam industri
pelayanan jasa. Salah satunya adalah dengan meningkatkan efisiensi biaya
yang terjadi pada rumah sakit. Perhitungan biaya yang akurat dapat
membuat perusahaan meningkatkan pelayanan serta dapat mengefisienkan
penggunaan biaya-biaya yang terjadi. Oleh karena itu, perhitungan biayabiaya yang terjadi di rumah sakit menjadi sangat penting.
Analisis biaya melalui perhitungan biaya per unit ( unit cost) dapat
dipergunakan rumah sakit sebagai dasar pengukuran kinerja, sebagai dasar
penyusunan anggaran dan subsidi, alat negosiasi pembiayaan kepada
stakeholder terkait dan dapat pula dijadikan acuan dalam mengusulkan
tarif pelayanan rumah sakit yang baru dan terjangkau masyarakat. Dalam

menghitung biaya satuan yang terjadi dalam layanan rumah sakit, terdapat
suatu sistem penentuan harga pokok produk berbasis aktivitas yang
dirancang untuk mengatasi distorsi pada akuntansi biaya tradisional yang
disebut Activit Based Costing. Metode ABC dipilih karena adanya
berbagai keunggulan dan keuntungan yang tidak dimikili oleh metode
analisis biaya yang lain. Beberapa keunggulan dan keuntungan dimaksud
diantaranya adalah ABC dapat meningkatkan kualitas pengambilan
keputusan, aktifitas perbaikan secara terus menerus untuk mengurangi
biaya overhead dan memudahkan menentukan relevant cost.
Pada aspek pelayanan, pada tahun 2011 diperkenalkan paket INA
CBGs. Penerapan cara pembayaran paket berbasis paket casemix dengan
sistem Indonesia Cased Based Group (INA CBGs) dalam program
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) menuntut pemberi pelayanan
kesehatan untuk menggunakan sumber daya termasuk obat secara efisien
dan rasional tetapi efektif. Oleh karena cara pembayaran klaim Jamkesmas
kepada rumah sakit berdasar paket INA CBGs, maka rumah sakit sebagai
pelayan pasien Jamkesmas perlu mengadakan efisiensi di dalam
pengelolaan pelayanan tersebut. Paket di sini sudah termasuk dalam
pemberian obat kepada pasien Jamkesmas, baik rawat jalan maupun rawat
inap. Untuk mencapai kepuasan pasien yang baik dan efisiensi dalam hal
biaya maka diperlukan adanya prosedur tetap yang telah dibuat oleh rumah
sakit dalam bentuk clinical pathway.

World Health Organisasion (WHO) menyatakan bahwa lima besar


kanker di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus
besar, kanker lambung dan kanker hati. Karsinoma mamae atau yang
dikenal kanker payudara merupakan salah satu tumor ganas yang paling
sering menyerang wanita. Insidennya dari tahun ke tahun semakin
meningkat. Kanker payudara di Indonesia menempati urutan kedua setelah
kanker leher rahim. Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5
juta pada wanita. Lima data terakhir menunjukkan bahwa kematian akibat
kanker payudara pada wanita menunjukkan angka kedua tertinggi.
Seiring dengan bertambah majunya teknologi dunia medis, terapi
kanker payudara dengan metode pembedahan juga tidak berhenti
berkembang. Pada operasi tradisional kanker payudara, perkembangan
akar kanker payudara yang bertambah besar hingga harus dilakukan
Mastektomi Radikal Modifikasi (MRM). Mastektomi Radikal Modifikasi
adalah suatu tindakan pembedahan onkologis pada keganasan payudara
yaitu dengan mengangkat seluruh jaringan payudara yang terdiri dari
seluruh stroma dan parenkim payudara, aerola dan puting susu serta kuliat
diatas tumornya disertai diseksi kelenjar getah bening aksila ipsilateral
level I, II/III secara en blok tanpa mengangkat muskulus pectoralis mayor
dan minor.
Untuk dapat bersaing dengan rumah sakit lain maka perlu
dilakukan

perhitungan

biaya

bagi

tindakan

Mastektomi

Radikal

Modifikasi. Tarif paket INA CBGs yang diterapkan saat ini juga termasuk
4

dalam tarif untuk tindakan Mastektomi Radikal Modifikasi. Dengan


adanya tarif yang telah diterapkan maka rumah sakit perlu melakukan
penyesuaian

dengan

tarif

tersebut.

Sehingga

perlu

dilakukannya

perhitungan biaya terhadap pelayanan tindakan Mastektomi Radikal


Modifikasi agar rumah sakit tidak mendapatkan kerugian, selain itu supaya
tindakan ini dapat terjangkau oleh masyarakat tanpa mengurangi kualitas
pelayanan yang diberikan. Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk
menyusun penelitian dengan judul Penerapan Metode Activity Based
Costing Pada Sistem Indonesia Cased Based Group Dalam Perhitungan
Unit Cost tindakan Mastektomi Radikal Modifikasi.
B. Rumusan Masalah
a. Berapa biaya satuan tindakan Mastektomi Radikal Modifikasi dengan
metode activity based costing dalam CBGs ?
b. Berapa selisish antara biaya satuan Mastektomi Radikal Modifikasi
dalam CBGs dan tarif INA CBGs Mastektomi Radikal Modifikasi?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui biaya satuan tindakan Mastektomi Radikal Modifikasi
pada sistem INA CBGs dengan metode activity based costing RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi semua biaya yang timbul

pada tindakan

Mastektomi Radikal Modifikasi pada sistem INA CBGs


Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta

b. Menghitung semua biaya yang timbul baik baik biaya


langsung maupun biaya tidak langsung pada tindakan
Mastektomi Radikal Modifikasi pada sistem INA CBGs
c. Menghitung biaya satuan (unit cost) tindakan Mastektomi
Radikal Modifikasi pada sistem INA CBGs dengan metode
activity based costing Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit
Manfaat penelitian ini bagi rumah sakit adalah rumah sakit dapat
mendapatkan informasi tentang analisis biaya satuan Mastektomi Radikal
Modifikasi pada sistem CBGs dengan metode activity based costing.
2. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan di bidang ekonomi kesehatan terutama
tentang analisis biaya tindakan Mastektomi Radikal Modifikasi pada
sistem INA CBGs dengan metode activity based costing.
3. Bagi Magister Manajemen Rumah Sakit
Sebagai sumbangan untuk pengkayaan dan pengembangan ilmu
manajemen rumah sakit tentang analisis biaya layanan Mastektomi
Radikal Modifikasi pada sistem INA CBGs dengan metode activity based
costing.
E. Penelitian Terkait
No
1.

Peneliti

Judul
Perhitungan Unit Cost Dengan Metoda ABC Terhadap

Alimin

Maidin, Beberapa Tindakan Bedah THT Dibandingkan dengan

Reffendy Hasanusi, dan Ina-DRG Di RS Al-Fatah Ambon Tahun 2009


2.

Abdul Kadir
Gini Ratmanti

Analisis Biaya Dengan Metode Activity Based Costing

Pada Pelayanan Rawat Inap Paviliun Cendana RSUD.


DR. Moewardi Surakarta Tahun 2011.

You might also like