Professional Documents
Culture Documents
Vs
Vs
(a)
Vs
(b)
Vs
(c)
Vs
Vs
(d)
di
=0
dt
di R
i0
dt L
(1)
i(t)
di
R
dt
i
L
R
ln i ln I 0 t
L
i(t)
di
R
t0 i 0 L dt
i(t) I 0 e
(2)
R t/L
Pada saat t=0, arus ini akan memiliki nilai I0. Namun seiring
dengan berjalannya waktu, arus akan terus berkurang nilainya hingga
mendekati nol. Bentuk kurva yang merepresentasikan fungsi peluruhan
eksponensial ini dapat dilihat pada Gambar 3, yang merupakan plot antara
i(t)/I0 terhapat t. Karena fungsi yang digambarkan oleh plot ini pada
dasarnya adalah e-Rt/L kurva tesebut tidak akan berubah jika nilai rasio R/L
tidak berubah. Sehingga kurva dengan bentuk yang sama akan selalu
didapatkan untuk setiap rangkaian RL seri yang memiliki rasio R/L atau
L/R yang sama.
i/I0
1
t
Gambar 3. Plot untuk e-Rt/L terhadap t
d i
dt I 0
t 0
R Rt / L
e
L
t 0
R
L
L
R
(3)
resistor dan induktor. Terdapat berbagai alasan untuk hal ini, diantaranya
adalah rugi-rugi daya yang lebih kecil pada kapasitor, biaya yang lebih
murah, kesesuaian yang lebih baik antara model matematika teoritis
dengan karakteristik aktual rangkaian, dan terutama ukuran fisik yang
lebih kecil dan ringan dimana kedua hal ini sangat penting bagi aplikasi
rangkaian terpadu (IC).
Marilah kita menganalisis rangkaian paralel RC yang diperlihatkan
pada Gambar 4. Kita mengasumsikan bahwa kapasitor telah menyimpan
energi di awalnya, dengan menetapkan kondisi awal v(0) = V0 .
Arus total yang meninggalkan simpul di bagian atas rangkaian harus
berjumlah nol, sehingga kita dapat menuliskan :
i
+
C
dv v
0
dt
R
dv
v
0
dt
RC
..(4)
...(5)
Bila kita memilih arus i sebagai variabel yang dicari untuk rangkaian RC,
kita terapkan hukum tegangan Kirchhoff,
t
1
i dt v(t 0 ) Ri 0 ..(6)
C t0
kita mendapatkan sebuah persamaan integral, akan tetapi bila kita
turunkan terhadap waktu dan menggantikan i dengan v/R maka akan
diperoleh persamaan seperti pada persamaan (4).
Sekarang marilah kita membahas karakteristik dari tanggapan
tegangan yang dihasilkan oleh sebuah rangkaian RC, sebagaimana
diperlihatkan bentuk matematiknya oleh persamaan (5). Pada t=0
rangkaian berada dalam kondisi awalnya [ v(o) = v0 ], dan seiring dengan
RC ..(7)
RC
Semakin besar nilai R atau C, semakin besar pulalah konstanta waktu
semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mendisipasikan seluruh
energi yang tersimpan. Nilai tahanan yang besar menjadikan lebih sedikit
energinya yang terdisipasi untuk nilai tegangan yang tetap dan akibatnya
dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengubah semua energi menjadi
panas; nilai kapasitansi yang lebih besar menjadikan lebih banyak energi
yang tersimpan untuk nilai tegangan yang tetap akibatnya dibutuhkan
waktu lebih lama untuk menghabiskan energi awal ini.
i(t)
R
DC
V0
L
di
V0
dt
Ldi
dt
V0 Ri
L
ln (V0 Ri) t k
R
Untuk dapat menentukan nilai k, maka suatu kondisi awal harus diketahui.
Pada interval sebelum t=0, i(t) bernilai nol dan karena itu i(0-) = 0. Karena
arus di dalam sebuah induktor tidak dapat berubah nilainya seketika
(dalam waktu nol) tanpa adanya tegangan yang tak terhingga, maka kita
dapat mengetahui bahwa i(0+) = 0. Dengan menetapkan bahwa i=0 pada
titik waktu t=0 kita akan memperoleh
L
ln V0 k
R
V0 Ri
e Rt / L
V0
L
[ln (V0 Ri) ln V0 ] t
R
V0 V0 Rt /L
e
R
R
..(8)
di
Pi Q
dt
...(9)
i n A e Pt
(10)
if
Q
P
....(11)
....(12)
V0
Perhatikan bahwa tanggapan paksa dapat ditentukan
R
sepenuhnya; tidak terdapat nilai amplituda yang belum diketahui.
Berikutnya kita menggabungkan kedua komponen tanggapan alamiah dan
paksa,
V
i(t) A e Rt/L 0
R
dan menerapkan kondisi awal untuk menentukan nilai A. Tanggapan arus
adalah nol sebelum t=0, dan nilai ini tidak dapat berubah dalam sekejap
karena merupakan arus yang mengalir melewati induktor. Sehingga arus
ini masih akan bernilai nol sesaat setelah t=0, hal ini memberikan kita :
if
0 = A + V0 /R sehingga i(t)
V0 Rt/L V0 V0
e
(1 e Rt/L ) ..(13)
R
R R
di
1
L Ri i dt v C (t 0 ) 0
dt
C t0
..(14)
d 2i
di 1
R i 0 (15)
2
dt C
dt
1
A e st 0
C
1
Ae [s L R s ] 0
C
st
(16)
Agar persamaan ini terpenuhi untuk semua nilai waktu, setidaknya salah
satu dari ketiga faktor di atas bernilai nol. Oleh karenanya kita akan
menjadikan faktor yang ketiga bernilai nol yaitu :
s2 L R s
1
0
C
...(17)
A1 e s1 t A 2 e s2 t (18)
dimana
2
R
R
1
s1,2
2 20
2L
2
L
LC
R
2L
1
LC
10
dimana
d 2 0 2
+ Bes2t ................................................(21)
11
dan memasukkan nilai yang diketahui untuk dv/dt pada t=0+. Dengan
demikian kita akan memiliki dua buah persamaan yang menghubungkan A
dan B dan keduanyan dapat dipecahkan secara bersamaan untuk
mendapatkan nilai-nilai konstanta tersebut.
Contoh soal :
1. Saklar telah lama terbuka, tiba-tiba ditutup pada saat t=0. Carilah arus
sesaat i(t) yang mengalir setelah saklar tertutup.
SK
3 ohm
10 mH
12 V
DC
1 ohm
2. Saklar telah lama tertutup, tiba-tiba dibuka pada saat t=0. Carilah arus
sesaat i(t) yang mengalir setelah saklar terbuka.
(a)
SK
2 ohm
4 ohm
40/3 mF
10 mH
24 V
DC
(b)
50 u F
V(t)
30 V
SK
20 ohm
10 ohm
30 e -10 t
30 V
10 mH
DC
12