You are on page 1of 9

Tiga Perkara Yang Diridhai Allah Subhanahuwataala

BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIMI

ASSALAAMU ALAIKUM WA RAHMATULLAAHI WA BARAKAATUHU


Adzan

INNALHAMDULILLAAH, NAHMADUHUU
WA NASTAIINUHUU WA NASTAGHFIRUHU
WA NAUUDZUBILLAAHI MIN SYURUURI ANFUSINAA
WA MIN SYAYYI-AATI AMAALINAA
MAN YAHDILLAAHU FALAA MUDHILLALAHU
WA MAN YUDHLILHU FALAA HAADIYALAHU

ASYHADU ANLAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIIKALAAHU


WA ASYHADU ANNAA MUHAMMADAN ABDUHUU WA RASUULUHUU
LAA NABIYYA BADAHU

ALLAAHUMMA SHALLI ALAA SYAYYIDINAA MUHAMMADIN


WA ALAA AALIHII WA SHAHBIHII AJMAIIN

(Ali imran ayat 102)


FA-UUSHIIKUM WA NAFSII BIT TAQUULLAAH
QAALALLAAHU TAAALA FIIL QURAANIL KARIIM
AUUDZUBILLAAHI MINASY SYAITHOONIR RAJIIM
YAA AYYUHAL LADZIINA AAMANUU
ITTAQUULLAAHA HAQQAA TUQAATIHI
WA LAA TAMUUTUNNAA ILLAA WA ANTUM MUSLIMUUN

WA QAALALLAHU TAAALAA FIL QURAANIL KARIM


AUDZUBILLAAHIMINA SY SYAITOON NIRROJIIM ( Al-Ashr)

amma badu
Berwasiat untuk diri sendiri dan jamaah agar selalu dan meningkatkan taqwa kepada Allah SWT
Mulai berkhutbah sesuai topiknya memanggil jamaah bisa dengan panggilan ayyuhal muslimun atau
maasyiral muslimin rahimakumullah, atau sidang jumat yang dirahmati allah.





















Maasyiral muslimin rahimakumullah,

:

Segala puji bagi Allah Subhanahu wataala, Rabb yang telah mengutus kepada kita sebaikbaik utusan dan menurunkan sebaik-baik kitab suci. Saya bersaksi bahwasanya tidak ada
sesembahan yang berhak untuk diibadahi dengan benar selain Allah Subhanahu
wataala semata yang memiliki al-asmaul husna. Saya juga bersaksi bahwa Nabi
Muhammad Shallallahu alaihi wasallam adalah hamba dan utusan-Nya yang telah
menyampaikan risalah dengan penuh amanah sehingga meninggalkan umat ini di atas agama
yang jelas. Tidak ada satu kebaikan pun kecuali umat telah diajak kepadanya. Tidak ada satu

kejelekan pun kecuali umat ini telah diingatkan darinya. Shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad beserta keluarganya, para sahabatnya,
dan kaum muslimin yang mengikuti petunjuknya.
Hadirin rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah Subhanahu wataala dengan sebenar-benar
takwa dan marilah kita menjadi hambahamba- Nya yang bersaudara. Yaitu bersaudara karena
iman yang diwujudkan dengan saling mencintai, kasih sayang, dan tolong-menolong dalam
kebenaran serta saling menasihati dan melakukan amar maruf nahi mungkar.
Jamaah jumah rahimakumullah,
Al-Imam Ahmad dan al-Imam Muslim rahimahumallah meriwayatkan dengan lafadz yang
semakna dari jalan sahabat Abu Hurairah z dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam bahwa
beliau bersabda,















Sesungguhnya Allah Subhanahu wataala meridhai untuk kalian tiga hal dan membenci dari

kalian dari tiga hal: Allah Subhanahu wataala meridhai kalian agar beribadah kepada-Nya
dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun; berpegang kuat dengan agama
Allah Subhanahu wataalasemuanya (bersatu) dan tidak berceraiberai; serta agar menasihati
orang yang Allah telah jadikan sebagai penguasa bagi kalian. (Dan Allah) membenci kalian
dari mengatakan (setiap apa yang) dikatakan (kepada kalian), banyak bertanya, dan
membuang-buang

harta.

(HR.

Ahmad

dan

Muslim)

Hadirin rahimakumullah,
Di dalam hadits yang mulia ini, Nabi Muhammad memberitakan bahwa Allah Subhanahu
wataalameridhai kita untuk memiliki tiga sifat yang dengannya seseorang akan berbahagia

di dunia dan akhirat. Sifat-sifat tersebut adalah: Yang pertama adalah agar kita memperbaiki
akidah dengan memurnikan ibadah hanya untuk Allah Subhanahu wataala dan berlepas diri
dari berbagai jenis kesyirikan. Ini adalah perkara pertama yang harus diperhatikan. Sebab,
akidah merupakan ondasi yang dibangun di atasnya amalan seseorang. Apabila baik
akidahnya, akan bernilai sebagai ibadah dan akan bermanfaat amal salehnya. Adapun jika
rusak akidahnya, amalannya tidak bermanfaat dan tidak bernilai di sisi Allah Subhanahu
wataala. Oleh karena itu, seluruh rasul diperintah untuk mengajak pada perbaikan akidah
sebelum hal yang lainnya. Setiap rasul mengatakan,

Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Rabb bagimu selain- Nya. (al-Araf:
59)

Perkara kedua yang Allah Subhanahu wataala ridha terhadap hamba-Nya adalah agar kaum
muslimin bersatu di atas agama-Nya dan meninggalkan perpecahan. Oleh karena itu, wajib
bagi kita untuk mengikuti jalan yang satu, yaitu jalan Rasulullah Shallallahu alaihi
wasallam dan para sahabatnya. Kita tidak boleh berpecah belah dalam akidah dan ibadah
serta dalam hal yang berkaitan dengan hukum-hukum agama. Meskipun tidak dimungkiri
bahwa berbeda dan berselisih adalah sifat dan tabiat manusia, namun hal tersebut tidak berarti
diperbolehkan. Allah Subhanahu wataala telah memberikan jalan keluar ketika terjadi
perselisihan, sebagaimana tersebut dalam firman-Nya,



Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah (al- Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya. (anNisa: 59)
Maka dari itu, jangan sampai kaum muslimin memiliki akidah dan ibadah yang berbeda-beda.
Begitu pula tidak boleh masing-masing menetapkan hukum, ini halal dan ini haram dari
dirinya

sendiri

tanpa

berdasarkan

Jamaah Jumah rahimakumullah,

dalil

dan

bimbingan

ulama.

Perlu diketahui bahwa berpecah belah adalah sifat orang-orang Yahudi dan Nasrani yang kita
dilarang untuk mengikuti jalan mereka sebagaimana tersebut dalam firman Allah Subhanahu
wataala,

Dan tidaklah berpecah belah orangorang yang didatangkan al-kitab kepada mereka (Yahudi
dan Nasrani) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata. (al-Bayyinah: 4)
Di dalam ayat lainnya, Allah Subhanahu wataala berfirman,

Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah

datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat
siksa yang berat. (Ali-Imran: 105)
Dari ayat tersebut kita juga memahami bahwa perpecahan bukanlah rahmat. Justru
perpecahan adalah azab dan akan membuat kaum muslimin saling bermusuhan. Perpecahan
akan

mencegah

kaum

muslimin

untuk

saling

menolong

dalam

kebaikan.

Oleh karena itu, yang semestinya dilakukan oleh kaum muslimin agar menjadi umat yang
satu, yaitu dengan kembali kepada al-Quran dan as-Sunnah serta mengikuti jalan Rasulullah
n, baik dalam akidah, ibadah, muamalah, maupun perselisihan yang terjadi di antara mereka.
Perlu diingat, agama kita adalah agama yang menjaga persatuan dan kebersamaan dalam
banyak permasalahan, seperti dalam bermasyarakat dan bernegara, maupun dalam
menjalankan

ibadah

shalat,

haji,

berhari

raya,

dan

yang

semisalnya.

Karena itu, sungguh memprihatinkan keadaan sebagian kaum muslimin yang berpecah-belah
dalam kelompokkelompok tertentu yang masing-masing bangga dengan kelompoknya serta
fanatik

buta

membela

kelompoknya

tanpa

melihat

benar

atau

salah .

Maasyiral muslimin rahimakumullah,


Adapun perkara ketiga yang Allah Subhanahu wataala ridha untuk kita menjalankannya
adalah menegakkan nasihat terhadap penguasa dengan menaatinya, mendoakan kebaikan
untuknya ataupun membantunya untuk kebaikannya dan kebaikan masyarakatnya. Penguasa
yang dimaksud adalah penguasa muslim yang sah yang memimpin suatu negeri dan memiliki
wilayah serta kekuatan, baik dia menjadi penguasa dengan cara dipilih maupun cara yang

lainnya. Allah Subhanahu wataala ridha kepada kaum muslimin untuk menaati pemerintah
dalam perkara yang maruf serta untuk tidak melanggar aturan yang telah ditetapkannya
selama

tidak

bertentangan

dengan

syariat

Allah Subhanahu

wataala.

Begitu pula orang-orang yang mengemban amanat atau tugas dari penguasa, seperti para
pegawai

pemerintahan

atau

yang

semisalnya,

wajib

bagi mereka untuk menjalankan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya. Tidakboleh baginya
untuk memanfaatkan tugas yang diembannya sebagai kesempatan untuk mengeruk
keuntungan pribadi atau orang-orang dekatnya sehingga berlaku tidak adil dan merugikan
masyarakat secara umum.
Hadirin rahimakumullah,
Perlu diingat pula bahwa adanya seorang pemimpin muslim bagi suatu masyarakat adalah
karunia Allah Subhanahu wataala yang sangat besar. Tidak bisa dibayangkan apa yang akan
terjadi apabila suatu negara tidak ada pemimpinnya. Tentu kekacauan, rasa tidak aman, dan
ketakutan akan menyelimuti negeri tersebut. Namun, tentu saja seorang pemimpin tidak akan
menjadi sebab kebaikan ketika masyarakat tidak mau menaatinya dan menghormatinya.
Maka dari itu, sungguh hal ini merupakan prinsip-prinsip yang sangat penting untuk
dipahami dan diamalkan. Demikianlah yang disebutkan dalam hadits yang mulia ini.
Kandungannya

akan

mendatangkan

kebaikan

yang

besar

jika

kaum

mengamalkannya dalam kehidupannya

Menutup khutbah pertama dengan doa untuk seluruh kaum muslimin dan muslimat
BARAKALLAHU LII WA LAKUM FILL QURAANIL AZHIIM
WA NAFANII WA IYYAKUM BIMA FIIHIMAA MINAL AAYAATI WA DZIKRIL HAKIIM
WA NAFAANAA BI HADII SAYYIDAL MURSALIIN
WA BIQAWLIHIIL QAWIIM AQUULU QAWLI HAADZA
WA ASTAGHFIRULLAAHAL AZHIIM LII WA LAKUM
WA LII SYAA-IRIL MUMINIINA WAL MUMINAAT
WAL MUSLIMIINA WAL MUSLIMAAT MIN KULLI DZANBII
FASTAGHFIRUUHUU INNAHUU HUWAS SAMIIUL ALIIM
WA INNAHUU HUWAL GHAFUURUR RAHIIM

Duduk sebentar (tumaninah)

muslimin

Khutbah kedua

ALHAMDULILLAH,
ALHAMDULILLAAHI HAMDAN KATSIIRAAN THAYYIBAN MUBAARAKAN FIIHI
KAMAA YUHIBBU RABBUNAA WA YURIIDHUU
WA ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAHU LAA SYARIIKALAHU
WA ASYHADU ANNAA MUHAMMADAN ABDUHUU WA RASUULUHU
SHALLALLAAHU ALAIHI WA ALAA AALIHII WA SHAHBIHI WA SALLAM
TASLIIMAN KATSIIRAN ILAA YAUMID DIIN
AMMA BADU
FATTAQUULLAAHU HAQQUT TAQWAA KAMAA AMAR
bershalawat (al ahzab 56)
IBAADALLAAH INNALLAAHA AMARAKUM BI AMRI BI DA-AAFIATI BINAFSIHI
WA TSANII BIMALAAIKATIHIL MUSABBIHATI BIQUDSIHI
WA TSULLATSAA BIKUM AYYUHAL MU-MINUUNA MIN JANNATI WA INSIHI
FA QAALALLAAHU QAWLAN KARIIMAN
INNALLAAHA WA MALAAIKATAHUU YUSHALLUUUNA ALAN NABII
YAA AYYUHAL LADZIINA AAMANUU SHALLUU ALAIHI WA SALLIIMU TASLIIMAA
ALLAAHUMMA SHALLI WA SALLIM WA BAARIK ALAA ABDUKAA WA RUSUULIKAA
MUHAMMAD
WA ARIDHALLAAHUMMA AN KHULAFAA-UR RAASYIDIIN
ABI BAKRI WA UMAARA WA UTSMAANA WA ALII
WA AN SYAA-IRIL AALI WASH SHAHAABATI AJMAIIN
WAT TAABIIINA WAT TAABIIT TAABIIINA
WA MAN TABIAHUM BI IHSAANIN ILAA YAUMID DIIN
WA ALAINA MAAHUM BIRAHMATIKA YAA ARHAMAR RAAHIMIIN

ALLAHUMMAGH FIR LIL MUMINIINA WAL MUMINAAT WAL MUSLIMIINA WAL MUSLIMAAT
AL-AHYAA-I MINHUM WAL AMWAAT INNAKAS SAMIIUN QARIIBUN MUJIIBUD DAWAT
WA YAA QAADHIYAL HAAJAAT
ALLAHUMMA INNA NAS-ALUKA DAULATAN KHILAFATAN RASYIDATAN ALA MINHAJI ANNUBUWWAH
ALLAHUMMA INNA NAS-ALUKA RIDHLOKA WAL JANNAH WA NA`UDZUBIKA MIN SAQATIKA
WANNAAR.
RABBANAA AATINAA FID DUN-YAA HASANAH WA FILL AAKHIRAATI HASANAH WA QINAA
ADZAABAN NAAR

IBAADALLAH
INNALLAAHA YA-MURUU BIL ADLI WAL IHSAAN
WA IITAA-I DZIL QURBAA
WA YANHAA ANIL FAHSYAA-I WAL MUNKARI WAL BAGHYI
YAIZHZHUKUM LAALLAKUM TADZAKKARUUN
FADZKURULLAAHA AZHIIMI WA YADZKURKUM
FASTAGHFIRULLAAHA YASTAJIB LAKUM
WASYKURUUHU ALAA NIMATIL LATII
WA LADZIKRULLAAHU AKBARU
WA AQIIMISH SHALAH
Iqamat untuk shalat jumat

Khutbah Jumat Tiga Perkara Yang Diridhai Allah


Subhanahuwataala
(303791 Views) October 10, 2013 4:38 pm | Published by Redaksi | Comments Off on Khutbah Jumat
Tiga Perkara Yang Diridhai Allah Subhanahuwataala
Al-Ustadz Saifudin Zuhri, Lc.
Khutbah Kedua








: .

You might also like