You are on page 1of 20

SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK

Identitas Pasien
Nama

: Tn. N
Usia: 21 tahun
Jenis Kelamin: Laki-laki
Status Perkawinan : Belum Menikah
Bangsa : Indonesia
Pendidikan
: Mahasiswa semester 7 FKIP FISIKA UNSRI
Pekerjaan : Belum Bekerja
Agama : Katolik
Alamat : Batu Marta SP 13 Kec. Sinar Paninjauan Oku
Induk
Datang ke RS : Sabtu, 27 Agustus 2014
Cara ke RS : Diantar keluarga
Tempat Pemeriksaan : Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS.
dr.
Ernaldi Bahar Palembang

Riwayat Psikiatri
Keluhan

Utama
Mengamuk dan bertingkah laku aneh.

Riwayat

Penyakit Sekarang
Sejak 2 minggu yang lalu tanpa sebab yang jelas, os
berubah tingkah laku. Merasa paling hebat, merasa dirasuki
yesus dan arwah ayah os, merasa dirinya adalah titisan Adolf
Hitler, dan merasa tubuhnya dijalari benda asing yang tajam.
Sekitar 1 minggu yang lalu, os berkendara jauh dari
Indralaya ke Batumarta dengan alasan yang tidak penting.
Kemudian os juga pernah berkendara di malam hari
menggunakan motor tanpa tujuan yang jelas.
Satu hari yang lalu, os semakin gelisah, membanting barang,
mengoceh tidak karuan, dan curiga terhadap orang lain.

Riwayat Penyakit
Sebelumnya
Riwayat

Gangguan Psikiatrik Sebelumnya


Disangkal.

Riwayat

Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat

Kondisi Medis Umum


trauma kapitis (-).
asma (-)
alergi (-)
kejang (-)

Penggunaan

Zat Psikoaktif
Penderita tidak pernah mengkonsumsi alkohol dan
menggunakan zat-zat psikoaktif, penderita tidak
merokok.

Riwayat Kehidupan Pribadi


Riwayat

Premorbid
Bayi: Lahir cukup bulan, ditolong oleh
perawat, langsung menangis
Anak : Pendiam, ayah mendidik os dengan
keras
Remaja : Pendiam
Dewasa : Pendiam, cita-cita tinggi, berusaha
ideal, cenderung anankastik

Situasi

Kehidupan Sekarang
Os tinggal bersama orang tua. Ayahnya sudah
meninggal.

Riwayat Keluarga
Riwayat

keluarga dengan
penyakit gangguan jiwa disangkal

Status Mental
A. Deskripsi Umum
Penampilan
Penderita adalah seorang laki-laki berusia 21
tahun, berpakaian rapi, dan tampak muda.

Perilaku dan aktivitas psikomotor


Selama diwawancara penderita kurang kooperatif,
dan tampak gelisah.

Sikap terhadap pemeriksa


Sikap penderita terhadap pemeriksa selama
wawancara kurang kooperatif. Kontak Mata, Fisik,
Verbal ada, inadekuat.

B. Mood dan Afek


Mood : Disforik
Afek: Tidak sesuai
Keserasian : Serasi
Empati : Sukar dirabarasakan
C. Pembicaraan
Os berbicara dengan lancar dan jelas

D. Gangguan Persepsi
Halusinasi dan ilusi : halusinasi (+)
auditorik, thought insertion (+), ilusi (-)
Depersonalisasi dan derealisasi : (-)

E. Pikiran
Produktivitas
: Flight of ideas
(+)
Kontinuitas : Kontinu
Hendaya berbahasa : Logore (+)
Preokupasi
: (-)
Gangguan pikiran : Waham curiga
(+), waham grandiose (+)

F. Kesadaran dan Kognisi


Tingkat kesadaran dan kesigapan : compos
mentis terganggu
Orientasi
Waktu : baik
Tempat : baik
Orang : baik
Daya ingat
Daya ingat jangka panjang : baik
Daya ingat jangka segera : baik
Daya ingat jangka pendek : baik
Daya ingat segera
: baik
Konsentrasi dan perhatian
: baik

G. Pengendalian Impuls
Impulsivitas (+), Vagabondage (+)
H. Daya Nilai
Daya nilai sosial : terganggu
Uji daya nilai
: terganggu
Penilaian realita : RTA terganggu dalam hal
pikiran, perasaan, perbuatan,
dan
perilaku.
Tilikan : Derajat 1
I. Taraf Dapat Dipercaya
Penjelasan yang diberikan penderita dapat
dipercaya

Pemeriksaan Diagnostik Lebih


Lanjut
A. Status Internus
Keadaan umum : Gelisah
Kesadaran : compos mentis terganggu
Tanda vital : TD : 120/80 mmHg
N : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
Temp : 36,2 0C
Kepala : normosefali, conj. palpebra anemis (-/-)
sklera ikterik (-)
Thorax : Jantung : SI-SII normal, suara tambahan (-)
Paru : vesikuler normal (+)
Abdomen : datar, lemas, nyeri epigastrium (-), BU (+)
normal
Pembesaran hepar dan lien (-)
Ekstremitas : hangat, edema (-), sianosis (-)

B. Status Neurologikus
GCS : 14
E : membuka mata spontan (4)
V : bingung (4)
M : gerakan sesuai perintah (6)
Fungsi sensorik : tidak terganggu
Fungsi motorik : kekuatan otot dan tonus otot
baik
Ekstrapiramidal sindrom :
Tidak ditemukan gejala ekstrapiramidal seperti
tremor (-), bradikinesia (-), dan rigiditas (-).
Refleks fisiologis : normal
Refleks patologis : tidak ditemukan reflex
patologis

Ikhtisar Penemuan
Bermakna

Berdasarkan

wawancara psikiatri didapatkan informasi bahwa


penderita seorang laki-laki berusia 21 tahun, asal Batumarta Oku
Induk, Katolik, dengan pendidikan terakhir SMA, pekerjaan
mahasiswa semester 7 FKIP FISIKA UNSRI. Penderita dibawa ke RS.
dr. Ernaldi Bahar Palembang pada Sabtu, 27 Agustus 2014 dengan
keluhan mengamuk dan bertingkah laku aneh sejak 2 minggu
yang lalu.
Pada pemeriksaan status mental, didapatkan penderita berpakaian
rapi dan tampak muda. Selama pemeriksaan, penderita kurang
kooperatif dan gelisah. Kontak mata, fisik, verbal antara penderita
dengan pemeriksa ada, inadekuat.
Suasana mood penderita tampak disforik dengan afek tidak sesuai
cenderung manik. Irama emosional penderita tampak serasi, sesuai
dengan gagasan, pikiran dan pembicaraanya. Empati sukar
dirabarasakan. Selama wawancara, os berbicara lancar dan jelas,
namun arus pikirannya terganggu (flight of ideas). Tampak gangguan
persepsi berupa halusinasi auditorik. Ditemukan gangguan pikiran
berupa waham curiga dan grandiosa. Dalam penilaian realitas pada
penderita terganggu dalam hal pikiran, perasaan, perbuatan, dan
perilaku.
Dalam pertimbangan tilikan terhadap penyakit, derajat 1 yaitu
pasien menyangkal penuh bahwa dirinya sakit.

Formulasi Diagnostik

Pada diagnosis multiaksial aksis I ditemukan adanya


halusinasi auditorik, thought insertion, waham curiga dan
waham grandiosa. Ada gangguan pada proses berfikir
berupa flight of ideas. Afek tidak sesuai cenderung manik,
mood disforik, impulsivitas (+), vagabondage (+), logore
(+). Tidak ada gangguan daya ingat, orientasi dan
konsentrasi. Berdasarkan pedoman diagnostik, pasien ini
masuk kedalam gangguan skizoafektif. Berdasarkan
kriteria diagnostik, pasien lebih condong kearah
gangguan skizoafektif tipe manik. Maka, diagnosis pada
penderita ini termasuk dalam F25.0 Gangguan
skizoafektif tipe manik.
Pada diagnosis multiaksial aksis II kepribadian cenderung
anankastik. Os selalu berusaha untuk menjadi ideal
(perfeksionis). Maka diagnosis aksis II adalah F60.5
Gangguan kepribadian anankastik
Pada aksis III didapatkan penderita tidak mempunyai
riwayat penyakit lainnya.

Evaluasi Multiaksial
Aksis

I: F25.0 Gangguan
Skizoafektif tipe
manik
Aksis II : F60.5 Gangguan
Kepribadian
Anankastik
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Stresor tidak jelas
Aksis V : GAF Scale 60-51

Prognosis
Quo

ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanasionam : bonam

Rencana Penatalaksanaan
A. Psikofarmaka
Anti psikotik atipikal golongan
dibenzodiazepin, antagonis dopamin
serotonin. Clozapine 1 x 25 mg per
hari.
Anti

mania
Divalproex Na 3 x 250 mg per hari

B. Psikoterapi

28 Agustus 2014
13.00 WIB
Bangsal Cendrawasih

Os mengeluh agak lemas. Tidur cukup. Halusinasi auditorik masih ada. Thought insertion masih ada.
Kontak (+) inadekuat
KU : tampak lemas
TD : 120/70 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
D/ F25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik
Th/
Merlopam 1 x 0,5 mg
Risperidone 2 x 2 mg
Observasi Vital Sign

1 September 2014
12.15 WIB
Bangsal Cendrawasih

Os mengeluh mual dan mau muntah. Os relatif tenang. Os mengaku masih mendengar suara-suara.
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
D/ F25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik
Th/
Murogard sirup 3 x 1
Merlopam 1 x 0,5 mg
Risperidone 2 x 2 mg
Observasi Vital Sign

03 September 2014
13.15 WIB
Bangsal Cendrawasih

Os relatif tenang. Halusinasi berkurang.


TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
D/ F25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik
Th/
Merlopam 1 x 0,5 mg
Risperidone 2 x 2 mg
Observasi Vital Sign

Terimakasih

You might also like