Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang unik, karena selain memiliki
ketertarikan terhadap makhluk di sekitarnya, secara alamiah manusia juga memiliki
ketertarikan yang besar pada dirinya sendiri. Hal ini secara mudah dapat diamati
ketika kita sedang melihat hasil foto. Ketika melihat foto, secara refleks pasti kita
akan mencari dan melihat diri kita sendiri, baru kemudian memperhatikan wajah dan
gaya dari teman-teman kita. Inilah salah satu bukti bahwa kita sebagai manusia
memiliki ketertarikan yang besar pada diri kita sendiri.
Sebagai makhluk sosial, tentu kita akan senantiasa berhubungan dengan
orang lain. Dalam berinteraksi dengan orang lain, setiap ucapan dan tindakan kita
(baik yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar) sangat dipengaruhi oleh
kepribadian. Kepribadian manusia secara umum dapat diketahui melalui beberapa
macam tes dan teori yang telah dikembangkan oleh para ahli, namun sampai hari ini
belum ada teori maupun alat (tes) yang bisa menjelaskan secara pasti mengenai
kepribadian (dan sikap) manusia. Hal ini sangat erat kaitannya dengan keunikan
manusia, yang mana hampir tidak ada manusia yang sama satu dengan yang lain,
walaupun saudara kembar identik sekalipun.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk mengupas apa saja jenis-jenis
kepribadian yang dimiliki oleh manusia, faktor-faktor penentu kepribadian dan
bagaimana cara untuk mengetahui tipe kepribadian manusia. Selain membahas halhal yang berkaitan dengan kepribadian dan kaitannya dengan lingkungan kerja,
dibahas juga mengenai sikap yang menjadi cerminan dari kepribadian manusia dan
kaitannya dengan lingkungan kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kepribadian
2.1.1 Definisi Kepribadian
Kepribadian adalah organisasi dinamik dalam individu yang memiliki sistem
psikologis dan menentukan penyesuaian unik terhadap lingkungannya (Gordon
Allport, 2006:126).
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi, dan temperamen yang
terwujud dalam tindakan apabila seseorang dihadapkan pada situasi tertentu
(Horton, 1982:12).
Kepribadian adalah tingkah laku khas dan sifat seseorang yang membuatnya
berbeda dengan orang lain (Kartini dan Dali, 2006).
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah
segala corak perilaku yang khas dan unik yang dimiliki atau ada pada diri seseorang
yang terwujud dalam tindakan dan dipergunakan sebagai reaksi alami atau sebagai
alat untuk menyesuaikan diri terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya.
2.1.2 Faktor-Faktor Penentu Kepribadian
Kepribadian seseorang lahir dan berkembang melalui interaksinya dengan
banyak faktor. Dalam buku yang berjudul Perilaku Organisasi karangan Stephen P.
Robbins dijelaskan beberapa faktor penentu kepribadian meliputi:
a. Keturunan
Keturunan merujuk pada faktor-faktor genetika seseorang, misalnya saja
bentuk wajah, bentuk rambut, temperamen, bahkan hingga sifat dan penyakit tertentu
yang umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis, fisiologis, dan psikologis
inheren dari orang tua kita.
Faktor keturunan memang memerankan bagian penting dalam membentuk
kepribadian seseorang, namun menurut para ahli di bidang genetika, gen yang berasal
dari orang tua tidak sepenuhnya dapat membentuk kepribadian, faktor lingkunganlah
yang memegang peranan penting dalam membentuk pribadi seseorang. Akan tetapi,
Keterangan
Dingin
Kurang cerdas
Terpengaruh
perasaan
Mengalah
Serius
Ceroboh
Penakut
Keras hati
Percaya
Praktis
Langsung
VS.
VS.
VS.
VS.
VS.
VS.
VS.
VS.
VS.
VS.
VS.
VS.
12.
13.
14.
Keterangan
Ramah
Lebih cerdas
Secara emosional
stabil
Dominan
Ringan hati
Cermat
Petualang
Sensitif
Curiga
Imajinatif
Penuh
pertimbangan
Cemas
Suka mencoba
Mandiri
Percaya diri
VS.
Konservatif
VS.
Tergantung
VS.
kelompok
15.
Tidak terkendali
VS.
Terkendali
16.
Santai
VS.
Tegang
*) Sumber: Perilaku Organisasi Stephen P. Robbins
A. Cara Mengukur Kepribadian Seseorang
a. The Myers-Briggs Type Indicator (MBTI)
MBTI adalah salah satu tes kepribadian dengan 100 pertanyaan yang
menanyakan kepada seseorang bagaimana mereka biasanya bertindak atau merasa
dalam situasi-situasi tertentu. Berdasarkan jawaban-jawaban yang diberikan, para
individu tersebut akan diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori, yang meliputi:
ekstrovert (E) dan intovert (I), tajam (S) atau intuitif (N), pemikir (T) atau perasa (F),
dan memahami (P) atau menilai (J). Kategori-kategori tersebut kemudian akan
digabungkan menjadi enam belas tipe kepribadian (berbeda dengan enam belas ciri
utama dalam tabel 1).
Kelompok INTJ adalah kaum visioner. Mereka biasanya memiliki pikiran
asli dan dorongan yang kuat atas gagasan dan tujuan mereka sendiri. Mereka
dicirikan sebagai skeptis, kritis, independen, tekun, dan seringkali keras kepala.
Kelompok ESTJ adalah kaum pengorganisasi. Mereka realistik, logis, analitis, tegas,
dan mempunyai kemampuan alamiah untuk bisnis dan mekanik. Mereka suka
berorganisasi dan menjalankan aktivitas. Kelompok ENTP adalah kaum penggagas.
Mereka inovatif, individualistik, cakap dalam berbagai hal, dan tertarik ke gagasangagasan kewirausahaan. Mereka cenderung dapat dapat diandalkan dalam
menyelesaikan persoalan-persoalan yang menantang tetapi bisa melupakan tugastugas rutin.
b. Model lima besar
Model lima faktor kepribadian atau yang biasa dikenal dengan istilah
Lima Besar adalah lima dimensi dasar hasil riset terbaru yang melandasi semua ciri
dan meliputi sebagian besar variasi yang signifikan dalam kepribadian manusia, yang
meliputi:
Ekstroversi: Dimensi ini mencakup tingkat kesenangan seseorang akan
hubungan. Orang-orang yang ekstrovert akan cenderung suka berkelompok,
tegas, dan mampu bersosialisasi. Sedangkan kaum introvert atau tertutup
cenderung pendiam, malu-malu, dan tenang.
Kemampuan untuk bersepakat: Dimensi ini merujuk pada kecenderungan
individu untuk tunduk pada orang lain. Orang-orang yang berkemampuan tinggi
akan memiliki sifat kooperatif, hangat, dan percaya. Sedangkan orang-orang
yang berkemampuan rendah akan cenderung dingin, tidak mampu bersepakat,
dan antagonistik.
Kemampuan untuk mendengarkan suara hati: Dimensi ini merupakan ukuran
dari keandalan. Orang yang peka terhadap suara hatinya sendiri akan memiliki
sifat bertanggung jawab, terorganisir, dapat dipercaya, dan gigih. Sebaliknya,
orang yang tidak peka terhadap suara hatinya akan mudah bingung, tidak
terorganisir dan tidak dapat diandalkan.
Stabilitas emosional: Dimensi ini merujuk pada kemampuan seseorang untuk
bertahan terhadap stress atau tekanan. Orang-orang dengan stabilitas emosi
positif akan cenderung memiliki sifat tenang, percaya diri, dan merasa aman.
Sebaliknya, orang-orang dengan stabilitas emosi negatif akan cenderung
memiliki sifat gelisah, cemas, gugup, mudah tertekan, dan merasa tidak aman.
Keterbukaan terhadap pengalaman: Dimensi ini merujuk pada minat dan
kekaguman individu terhadap hal baru. Orang-orang yang terbuka cenderung
memiliki sifat kreatif, ingin tahu, dan sensitif secara artistik. Sebaliknya, orangorang yang tertutup akan memiliki sifat konvensional dan menemukan
kenyamanan hanya bila telah akrab.
B. Kepribadian Utama yang Mempengaruhi Perilaku Organisasi
a. Lokus Kendali (Locus of Control)
Lokus kendali adalah persepsi seseorang tentang sumber nasibnya, di mana
mereka percaya bahwa perilaku mereka mempunyai dampak riil terhadap apa yang
akan terjadi pada diri mereka. Ada dua tipe dalam lokus kendali, tipe yang pertama
adalah tipe yang meyakini bahwa individu adalah pengendali nasib mereka sendiri
(internal locus of control). Sedangkan tipe yang kedua adalah tipe yang meyakini
bahwa hidup mereka dikendalikan oleh kekuatan dari luar diri mereka (eksternal
locus of control).
Sejumlah penelitian memperlihatkan bahwa individu-individu yang lebih
mengarah ke tipe kedua cenderung kurang puas dengan jabatan mereka, terasing dari
tempat kerja, dan kurang terlibat pada pekerjaan-pekerjaan mereka dibanding kaum
tipe pertama. Hal ini terjadi karena mereka menganggap diri mereka sendiri memiliki
sedikit kendali atas hasil-hasil organisasi tempat mereka bekerja.
b. Machiavellinisme
Machiavellinisme adalah tingkat di mana seorang individu yang bersifat
pragmatis akan cenderung mempertahankan jarak emosional dan yakin bahwa hasil
lebih penting daripada proses (mencapai tujuan dengan menghalalkan segala cara).
dengan
faktor-faktor
situasi
eksternal. Individu
dengan
tingkat
pemantauan diri yang tinggi menunjukkan kemampuan yang sangat baik dalam
menyesuaikan perilaku dengan faktor-faktor situasi eksternal. Mereka sangat peka
terhadap isyarat-isyarat eksternal dan dapat berperilaku secara berbeda dalam situasi
yang berbeda.
Orang-orang dengan tingkat pemantauan diri tinggi cenderung lebih
banyak bergerak dalam karir mereka, mendapat lebih banyak promosi (baik internal
maupun lintas organisasi), dan lebih mungkin untuk menduduki posisi sentral dalam
organisasi.
e. Pengambilan Risiko (Risk Propensity)
Pengambilan risiko adalah sejauh mana individu bersedia mengambil risiko
dan membuat keputusan-keputusan yang beresiko. Seorang manajer dengan risk
propensity yang tinggi cenderung lebih mau bereksperimen dengan ide-ide baru dan
berjudi dengan produk-produk baru. Dia juga akan membawa organisasi ke arah baru
yang berbeda. Di sisi lain, dia juga bisa membahayakan kesehatan organisasi jika
keputusan berisiko yang dibuat ternyata berakibat buruk. Seorang manajer dengan
risk propensity rendah bisa menyebabkan organisasi menjadi stagnan dan terlalu
konservatif , atau bisa jadi membantu organisasi mengatasi kekacauan dan kondisi
tak-menentu dengan mempertahankan stabilitas dan ketenangan.
f.
Kepribadian Tipe A
Kepribadian tipe A memiliki keterlibatan secara agresif dalam perjuangan
terus-menerus untuk mencapai lebih banyak hal dalam waktu yang lebih sedikit dan
melawan upaya-upaya yang menentang dari orang atau hal lain. Ciri-ciri kepribadian
tipe A adalah selalu bergerak, berjalan, dan makan dengan cepat, mudah merasa tidak
sabaran, berusaha keras untuk melakukan atau memikirkan dua hal pada saat
bersamaan, tidak dapat menikmati waktu luang, terobsesi dengan angka-angka,
mengukur keberhasilan dalam bentuk jumlah hal yang bisa mereka peroleh.
Kontras dengan kepribadian tipe A adalah kepribadian tipe B, yang persis
sebaliknya. Ciri-Ciri kepribadian tipe B adalah selalu tenang, tidak pernah membahas
prestasi yang didapatkan, melakukan segala sesuatu atas dasar kesenangan dan bukan
karena situasi, bisa santai tanpa merasa bersalah.
Dalam lingkungan kerja, orang-orang dengan tipe A lebih banyak
ditemukan pada bagian penjualan atau pemasaran barang. Hal ini karena mereka
berfokus pada jumlah atau kuantitas. Sedangkan orang-orang tipe B lebih banyak
ditemukan pada eksekutif senior karena mereka dinilai lebih bijaksana dan
diplomatis.
Ciri Kepribadian
Pemalu, tulus, stabil,
patuh, praktis
Analitik, tulus,
penasaran,
independen
Supel, ramah,
kooperatif,
memahami
Patuh, efisien,
praktis, tidak
imajinatif, tidak
fleksibel
Percaya diri,
ambisius, enerjik,
mendominasi
10
6.
2.2 Sikap
2.2.1 Definisi Sikap
Sikap adalah pernyataan-pernyataan evaluatif (baik yang diinginkan maupun
yang tidak diinginkan) mengenai obyek, orang atau peristiwa (Robbins, 2007).
Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk
bertindak terhadap obyek tertentu (Soetarno, 1994).
Sikap adalah organisasi pendapat dan keyakinan seseorang mengenai objek atau
situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu dan memberikan
dasar pada orang tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara
tertentu yang dipilihnya (Walgito, 2001).
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu
keadaan dalam diri manusia yang menggerakkannya untuk bertindak atau berbuat
dengan perasaan tertentu dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan
sekitarnya. Sikap memberikan kesiapan untuk merespon hal-hal yang bersifat positif
atau negatif terhadap obyek atau situasi. Sikap juga mencerminkan bagaimana
individu merasakan sesuatu. Misalnya saja ketika seseorang mengatakan Saya
menyukai pekerjaan saya, itu berarti dia mengungkapkan sikap positif terhadap
pekerjaannya.
a. Komponen Kognitif
Komponen kognitif adalah komponen yang berhubungan dengan aspek
intelektual, pandangan, dan persepsi manusia terhadap suatu objek. Komponen ini
berkaitan dengan apa yang diketahui individu dan berisi kepercayaan mereka
terhadap apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Sekali kepercayaan
itu telah terbentuk, maka ia akan menjadi dasar harapan individu terhadap objek
tertentu.
b. Komponen Afektif
Komponen afektif adalah komponen yang bersifat evaluatif dan
berhubungan dengan rasa senang serta tidak senang. Komponen ini merupakan aspek
emosional dari faktor sosio-psikologis yang menyangkut masalah emosional
subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum, komponen ini dapat
disamakan dengan perasaan yang dimiliki oleh obyek tertentu.
c. Komponen Konatif
Komponen konatif adalah komponen yang berhubungan dengan kebiasaan
dan kecenderungan individu bertindak terhadap objek sikap. Komponen konatif atau
komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau
kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan erat dengan
obyek sikap yang dihadapi.
Dalam organisasi, sikap bersifat penting karena mereka mempengaruhi
perilaku. Jika para pekerja percaya (misalnya), bahwa penyali, auditor, bos, dan
perekayasa waktu dan gerak semuanya bersekongkol untuk membuat karyawan
bekerja lebih keras dengan bayaran uang yang sama atau lebih sedikit, maka cukup
masuk akal untuk mencoba memahami bagaimana sikap-sikap ini dibentuk,
hubungan sikap tersebut dengan perilaku jabatan aktual dan bagaimana sikap tersebut
mungkin diubah.
13
14
berpengaruh yang telah ditemukan adalah arti penting sikap, spesifitas sikap,
aksebilitas sikap, apakah terdapat tekanan sosial, dan apakah seseorang mempunyai
pengalaman langsung mengenai sikap.
2.2.6 Survei Sikap
Survei sikap adalah menggali tanggapan karyawan melalui kuesioner
tentang bagaimana perasaan mereka terhadap pekerjaan, kelompok kerja, pengawas,
dan organisasi mereka.
memberikan umpan balik yang berharga bagi para manajer mengenai bagaimana
karyawan mempersepsikan kondisi kerja mereka. Kebijakan dan praktik yang
dianggap objektif dan adil oleh manajemen mungkin tampak tidak adil oleh karyawan
secara umum atau oleh kelompok-kelompok karyawan tertentu. Jika persepsi-persepsi
terdistorsi membuahkan sikap negatif terhadap pekerjaan dan organisasi, maka sangat
penting bagi para manajer untuk mengetahuinya. Mengapa? Karena perilaku
didasarkan pada persepsi, bukan kenyataannya. Berikut adalah contoh survei singkat
dalam bentuk kuesioner:
Tabel 3. Survei Sikap Sampel
Harap jawab setiap pertanyaan berikut ini dengan menggunakan skala pemeringkatan
berikut:
5 = Sangat Setuju
4 = Setuju
3 = Ragu-Ragu
2 = Tidak Setuju
1 = Sangat Tidak Setuju
Pernyataan
Peringkat
1. Perusahaan ini adalah tempat yang sangat baik untuk bekerja.
2. Saya dapat meraih kemajuan dalam perusahaan ini jika saya
berusaha.
3. Tingkat upah perusahaan ini kompetitif dengan upah-upah
di perusahaan lain.
4. Keputusan promosi karyawan ditangani dengan adil.
5. Saya memahami berbagai tunjangan yang ditawarkan perusahaan.
*) Sumber: Perilaku Organisasi Stephen P. Robbins
2.2.7 Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan
15
antara
satu
orang
dengan
orang
lainnya
dalam
dua
dimensi
perserikatan.
Kesetiaan: Perilaku diarahkan dengan cara pasif namun optimis menunggu
perbaikan kondisi, yang dapat dilakukan dengan membela organisasi dari
kritikan eksternal dan mempercayai organisasi dan manajemennya untuk
BAB III
17
STUDI KASUS
Di sebuah dusun kecil di pedalaman Pulau Seram Maluku tinggallah
seorang gadis belia bernama Udi. Udi adalah anak sulung dari tiga bersaudara yang
lahir dan dibesarkan di lingkungan keluarga yang kurang harmonis. Ayahnya adalah
seorang pemabuk yang bekerja sebagai PNS di dusun setempat. Seluruh gajinya
selalu digunakan untuk bersenang-senang dan tidak pernah diberikan kepada istrinya.
Kebutuhan keluarganyapun selalu diabaikan.
Dalam proses pertumbuhannya, Udi kurang mendapat kasih sayang dari
orang tuanya. Bahkan, Udi tidak pernah diberi kesempatan bergaul dengan temanteman dan jarang berkomunikasi dengan orang tua dan saudara-saudaranya. Udi pun
sering dipukuli oleh ayahnya tanpa alasan yang jelas. Selama masa remaja, Udi selalu
memendam keinginannya dan memilih menghindar dari hukuman dengan
menunjukkan sikap yang selalu patuh terhadap ayah dan ibu. Seringkali terlintas di
pikiran Udi untuk mencoba bunuh diri, namun Udi teringat pada kisah tokoh-tokoh
agama yang kokoh dalam penderitaan dan perjuangan, sehingga muncullah kekuatan
untuk kembali tegar menghadapi permasalahan keluarganya.
Seiring berjalannya waktu, Udi tumbuh menjadi gadis yang pesimistik dan
tertutup. Ia menghabiskan waktunya untuk belajar dan bekerja di sela-sela waktu
luangnya Di sekolah Udi juga selalu memilih untuk menyendiri dan tidak pernah
membicarakan perihal keluarganya di depan teman-temannya karena takut dan malu
akan diejek.
ANALISIS STUDI KASUS
Dari Segi Kepribadian:
Kepribadian Udi yang pesimis dan tertutup sangat dipengaruhi oleh faktor
keluarga. Permasalahan dan perlakuan yang diterima Udi sejak ia kecil hingga
dewasa sangat membekas dan membuatnya menjadi orang yang pendiam dan
cenderung tertutup. Selain faktor keluarga, faktor religius yang ia miliki juga turut
18
mempengaruhi kepribadian Udi. Dengan adanya faktor religius yang menjadi sumber
semangatnya, Udi tumbuh menjadi gadis yang lebih bersemangat dan mandiri.
Dari Segi Sikap:
Dari uraian kasus tersebut, dapat disimpulkan bahwa Udi memiliki sikap
introvert. Orang-orang introvert cenderung pendiam, tertutup dan suka menyendiri.
Ciri-ciri ini dapat ditemukan pada diri Udi yang cenderung tertutup dan memendam
segala sesuatunya sendiri. Udi memilih menyibukkan diri belajar dan bekerja untuk
menghabiskan waktunya daripada berkumpul bersama dengan teman-temannya
karena takut dan malu atas kondisi keluarganya.
19
BAB IV
TES KEPRIBADIAN
1. Di suatu hari yang cerah, kamu sedang berjalan ke suatu daerah yang belum pernah
kamu kunjungi sebelumnya dan terkagum-kagum melihat sebuah rumah di
seberangnya, tapi pintu depannya setengah terbuka. Apa yang kamu pikirkan?
a. Jangan-jangan rumah itu di rampok!
b. Wah pemiliknya lupa mengunci pintu tuh!
c. Mungkin saja pemilik rumahnya sedang di dalam, sedang menyapu di dekat pintu
masuk.
2. Ada sebuah cangkir keramik putih polos yang siap untuk dihias dengan lapisan cat
warna biru. Kira-kira pola seperti apa yang akan kamu pilih?
a. Garis garis
b. Bulat bulat
c. Garis berombak
d. Kotak - kotak seperti papan catur
3. Kita sedang membayangkan diri kita memakai parasut dan sedang menikmati detik
demi detik melayang turun di angkasa. Pemandangan seperti apa yang kamu lihat dari
atas sana?
a. Hamparan padang rumput berhias bunga-bunga cantik.
b. Dari kiri ke kanan, yang terlihat cuma tumpukan batu.
c. Wow! Ada binatang liar super ganas yang sudah siap menyambut kita dengan
mulut terbuka!
d. Sebuah sungai yang mengalir.
4. Kamu menemukan sebuah koper tertutup di jalan dan tidak ada siapapun di situ,
dan saat kamu membukanya untuk menemukan identitas pemilik koper, ada buntalan
uang disitu dan tanpa KTP. Uang itu sedikit lagi jadi milikmu. Apa reaksimu?
20
21
2. Pola yang kita pilih menggambarkan hubungan kita dengan orang lain.
a. Garis-Garis = Bisa memecahkan masalah dengan cepat dan tajam, merupakan
tumpuan harapan apabila terjadi kesulitan.
b. Bulat-Bulat = Menunjukkan kemampuan artistik bahkan eksentrik. Sedikit aneh
tapi sering memiliki jawaban unik untuk memecahkan suatu masalah.
c. Garis berombak = Mempunyai segudang cinta untuk di sebarkan kepada semua
orang di sekitarnya.
d. Kotak papan catur = Selalu tampak seperti punya waktu dan perhatian untuk di
bagikan kepada semua orang sehingga melupakan masalahnya sendiri.
3. Pemandangan ini adalah bayangan tingkat optimisme dan pesimisme kita dalam
hidup.
a. Menunjukkan tingginya rasa optimis.
b. Menggambarkan sikap yang selalu waspada.
c. Tidak pernah melewatkan kesempatan untuk tertawa bahkan saat ditimpa suatu
masalah.
d. Terlalu sibuk berfikir dan lebih memanfaatkan energi yang ada untuk bersiap
menyambut apapun yang terjadi.
4. Pertanyaan ini memberi petunjuk sikap anda saat menghadadapi masalah
mendadak.
a. Tingkah laku anda seperti anak kecil.
b. Bingung itu tidak masalah, tapi pada akhirnya keputusan ada di tangan anda.
Jangan ragu terlalu lama, seseorang mungkin saja lebih dulu membawa
keberuntungan anda pergi.
c. Anda adalah orang yang tenang dan jarang mengandalkan insting. Pernahkah anda
mengambil resiko?
d. Anda sangat menganggap semuanya campur tangan Tuhan (secara langsung).
22
5. Pertanyaan ini memberi petunjuk level stress yang anda rasakan dalam hidup anda.
a. Level Stress: 80. Anda telah membiarkan dan melakukan semua hal yang bisa saja
memburuk dan sekarang tingkat stress anda menguat dan muncul dari gangguan kecil
dan membuat anda ketakutan seharian.
b. Level Stres: 50. Anda tidak terlalu di ganggu oleh stress dalam hidup, dan anda
berusaha berfikir positif saat sesuatu berada di luar rencana.
c. Level Stres: hampir 0. Anda tidak membiarkan masalah kecil mengganggu dan
tidak mau bersusah payah.
d. Level Stres: hampir 100. Anda merasa sangat stress dalam hidup karena menolak
kenyataan dan mencoba mencapai ketidakmungkinan, dan saat anda gagal, anda
berakhir dengan masalah yang lebih besar dan jadi lebih stress.
6. Pertanyaan ini memberi petunjuk seberapa tinggi harga diri dan kepercayaan diri
anda.
a. Anda sangat yakin dan cenderung sangat ramah.
b. Anda cukup yakin, tapi terkadang tidak yakin pada kemampuan diri anda.
c. Anda bukan orang yang yakin dan cenderung tidak percaya diri, anda suka mencari
kekurangan pada diri anda sendiri.
d. Anda sangat tidak yakin, mungkin anda di anggap "terbuang" dan tidak terlalu
percaya siapapun.
23
BAB V
KESIMPULAN
Kepribadian adalah segala corak perilaku yang khas dan unik yang dimiliki
atau ada pada diri seseorang yang terwujud dalam tindakan dan dipergunakan sebagai
reaksi alami atau sebagai alat untuk menyesuaikan diri terhadap segala sesuatu yang
terjadi di sekitarnya. Dalam perkembangannya, terdapat tiga faktor penentu
kepribadian, yaitu faktor keluarga, faktor lingkungan, dan faktor situasi.
Kepribadian seseorang sangat erat kaitannya dengan pekerjaan yang akan
digeluti. Ada beberapa tipe kepribadian yang sesuai dengan pekerjaan tertentu yang
apabila mereka memilih jenis pekerjaan yang salah dapat menyebabkan rasa kurang
puas dan ketidaknyaman, dan pada akhirnya akhirnya meninggalkan pekerjaan
mereka. Misalkan saja orang-orang introvert yang pendiam dan cenderung tertutup
cenderung tidak bisa beradaptasi dengan baik di lingkungan kerja sosial yang
menuntut mereka untuk lebih banyak berkomunikasi dan bersosialisasi.
Sikap adalah suatu keadaan dalam diri manusia yang menggerakkannya
untuk bertindak atau berbuat dengan perasaan tertentu dalam menanggapi obyek
situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Sikap memberikan kesiapan untuk
merespon hal-hal yang bersifat positif atau negatif terhadap obyek atau situasi. Sikap
juga mencerminkan bagaimana individu merasakan sesuatu. Terdapat tiga komponen
sikap, yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif.
Tingkat kepuasan kerja karyawan tercermin dalam sikap yang mereka
tunjukkan pada lingkungan kerja dan lingkungan sosial mereka. Ada banyak
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keterkaitan antara tingkat kepuasan
karyawan dengan kinerja karyawan dan kepuasan pelanggan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan karyawan terhadap perusahaan
tempatnya bekerja, maka semakin tinggi pula angka produktivitas kerja dan
kedisiplinan mereka. Imbasnya pun juga dapat dirasakan pada tingginya tingkat
24
kepuasan pelanggan. Hal ini dikarenakan orang-orang dengan tingkat kepuasan kerja
tinggi cenderung akan memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pelanggan
mereka.
25
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
Oktober
2015.
Pengertian
Kepribadian,
(Online),
(http://www.apapengertianahli.com/2014/09/pengertian-kepribadian-apaitu-kepribadian-faktor-pengaruh.html)
Anonim. 7 Oktober 2015. Sikap: Pengertian, Definisi dan Faktor yang
Mempengaruhi, (Online), (http://www.psychoshare.com/file-821/psikologikepribadian/sikap-pengertian-definisi-dan-faktor-yangmempengaruhi.html)
Craz88, 7 Oktober 2015. Pengertian, Sifat dan Ciri Kepribadian, (Online),
(https://www.wattpad.com/4249528-pengertian-perilaku-konsumenpengertian-sifat-dan)
Maharani, Serly. 7 Oktober 2015. Games Kuis: Mengenal Diri Sendiri, (Online),
(http://fanfactionkorea.blogspot.co.id/2013/03/games-kuis-mengenal-dirisendiri.html)
Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi, Edisi Kesepuluh, Jakarta: PT Indeks
kelompok Gramedia
26