Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga tugas makalah ini dapat kami selesaikan dengan
baik,tugas makalah ini berisi tentang pembahasan penyakit
HIPERTENSI.Penyusunan makalah ini sebagai salah satu tugas pada mata kuliah
KEPERAWATAN DEWASA I.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini masi banyak
terdapat kekurangan dan kelemahan,baik dari segi isi maupun penyjiannya.Untuk
itu dengan segalah kerendahan hati penulis menyampaikan permohonan maaf dan
mengharapkan masukan dari pihak yang sifatnya membangun guna untuk
kesempurnaan tugas makalah berikutnya.
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG……………………………………………………...
BAB II HIPERTENSI
A.PENGERTIAN……………………………………………………………..
B.ETIOLOGI………………………………………………………………….
C.PATOFISIOLOGI………………………………………………………….
D.MANIFESTASI KLINIS…………………………………………………..
E.PEMERIKSAAN PENUNJANG…………………………………………..
F.PENATALAKSANAAN…………………………………………………...
A.PENGKAJIAN……………………………………………………………..
B.DIAGNOSA KEPERAWATAN…………………………………………...
C.RASIONAL………………………………………………………………...
BAB V PENUTUP
A.KESIMPULAN…………………………………………………………….
B.SARAN……………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUANA
A.LATAR BELAKANG
Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang
memberi gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti strok untuk
otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot
jantung. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan
mesyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di
dunia. Diperkirakan sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi terutama di
negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000,
di perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini
didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan
penduduk saat ini.
Angka-angka prevalensi hipertensi di Indonesia telah banyak
dikumpulkan dan menunjukkan, di daerah pedesaan masih banyak penderita
yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Baik dari segi case-
finding maupun penatalaksanaan pengobatannya jangkauan masih sangat
terbatas dan sebagian besar penderita hipertensi tidak mempunyai keluhan.
Prevalensi terbanyak berkisar antara 6 sampai dengan 15% tetapi angka-
angka ekstrim rendah seperti di Ungaran, Jawa Tengah 1,8%; Lembah
Balim Pegunungan Jaya Wijaya, Irian Jaya 0,6%; dan Talang Sumatera
Barat 17,8%. Nyata di sini, dua angka yang dilaporkan oleh kelompok yang
sama pada 2 daerah pedesaan di Sumatera Barat menunjukkan angka yang
tinggi. Oleh sebab itu perlu diteliti lebih lanjut, demikian juga angka yang
relatif sangat rendah.Survai penyakit jantung pada usia lanjut yang
dilaksanakan Boedhi Darmojo, menemukan prevalensi hipertensi’ tanpa atau
dengan tanda penyakit jantung hipertensi sebesar 33,3% (81 orang dari 243
orang tua 50 tahun ke atas).Wanita mempunyai prevalensi lebih tinggi dari
pada pria (p0,05). Dari kasus-kasus tadi, ternyata 68,4% termasuk hipertensi
ringan (diastolik 95104 mmHg), 28,1% hipertensi sedang (diastolik 105129
mmHG) dan hanya 3,5% dengan hipertensi berat (diastolik sama atau lebih
besar dengan 130 mmHg). Hipertensi pada penderita penyakit jantung
iskemik ialah 16,1%, suatu persentase yang rendah bila dibandingkan
dengan prevalensi seluruh populasi (33,3%), jadi merupakan faktor risiko
yang kurang penting. Juga kenaikan prevalensi dengan naiknya umur tidak
dijumpai.Oleh karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun di
segala bidang perlu memperhatikan tindakan mendidik untuk mencegah
timbulnya penyakit seperti hipertensi, kardiovaskuler, penyakit degeneratif
dan lain-lain, sehingga potensi bangsa dapat lebih dimanfaatkan untuk
proses pembangunan.Golongan umur 45 tahun ke atas memerlukan tindakan
atau program pencegahan yang terarah. Tujuan program penanggulangan
penyakit kardiovaskuler adalah mencegah peningkatan jumlah penderita
risiko penyakit kardiovaskuler dalam masyarakat dengan menghindari faktor
penyebab seperti hipertensi, diabetes, hiperlipidemia, merokok, stres dan
lain-lain.
BAB II
HIPERTENSI
A.PENGERTIAN
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140
mmHg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen,
1996).Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman
Sorensen,1996).Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90
mmHg ataulebih. (Barbara Hearrison 1997)
B.ETIOLOGI
C.PATOFISIOLOGI
D.MANIFESTASI KLINIS
E.PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2. Pemeriksaan retina
3. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti
ginjal dan jantung
4. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
5. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
6. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal,
pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin.
7. Foto dada dan CT scan
F.PENATALAKSANAAN
Klasifikasi
A.PENGKAJIAN
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner,
penyakit serebrovaskuler
Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna
kulit, suhu dingin
3. Integritas Ego
Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria,
factor stress multipel
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian,
tangisan yang meledak, otot muka tegang, pernapasan menghela,
peningkatan pola bicara
4. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
5. Makanan / Cairan
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi
garam, lemak dan kolesterol
Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema
6. Neurosensori
Gejala : keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala,
berdenyut, gangguan penglihatan, episode epistaksis
Tanda :, perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman,
perubahan retinal optik
7. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital
berat, nyeri abdomen
8. Pernapasan
Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea,
dispnea nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat
merokok
Tanda : distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi
napas tambahan, sianosis
9. Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : episode parestesia unilateral transien, hipotensi psotural
10. Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala : factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit
jantung, DM , penyakit ginjal
Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon
B.DIAGNOSA KEPERAWATAN
PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta,
EGC, 2002