You are on page 1of 10

TELAAH JURNAL

SELASA, 19 JANUARI 2016


IS THERE ANY ASSOCIATION BETWEEN HORMONAL
CONTRACEPTIVES AND CERVICAL NEOPLASIA IN A POOR NIGERIAN
SETTING?

Oleh:
Denis Puja Sakti, S. Ked

04054821517045

Satria Wisnu Murti, S. Ked

04084821517015

Ghea Duandiza, S. Ked

04082821517016

Mutiara Khalida, S. Ked

04084821517021

Pembimbing:
dr. H. Asrol Byrin, Sp.OG (K)

BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FK UNSRI


RUMAH SAKIT MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2016

TELAAH KRITIS JURNAL


1.

Judul Artikel Jurnal :

Is There Any Association between Hormonal Contraceptives and Cervical


Neoplasia in a Poor Nigerian Setting?
2.
a.

Gambaran Umum
Latar Belakang
Hubungan antara kontrasepsi hormonal dan kanker serviks masih menjadi

kontroversi. Kontroversi ini dapat menghambat penggunaan kontrasepsi


hormonal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontasepsi
hormonal dan keganasan serviks.
b. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di bagian penapisan kanker serviks dari UNTH, Enugu
antara 1 Oktober 2012 hingga 31 Desember 2013. Penelitian ini adalah penelitian casecontrol dimana para perempuan yang setuju menggunakan kontrasepsi hormonal
(kontrasepsi pil oral, kontrasepsi injeksi, atau implan) diambil dari Klinik Keluarga
Berencana UNTH. Mereka dibentuk menjadi kelompok penelitian. Beberapa
perempuan dengan jumlah yang sama, yang tidak memakai jenis kontrasepsi modern
apapun, direkrut dari Departemen Rawat Jalan Umum dan Klinik Ginekologi UNTH,
dan mereka merupakan kelompok kontrol.
c. Metode
Penelitian ini merupakan penelitian case control dimana hasil papsmear dari
156 peserta dengan kontrasepsi hormonal dibandingkn dengan 156 peserta tanpa
menggunakan kontrasepsi modern jenis apapun. Kontrasepsi modern diartikan
sebagai penggunaan berbagai macam kontrasepsi seperi kondom, pil, injeksi, alat
kontrasepsi dalam rahim, implan, dan sterilisasi wanita atau pria. Penemuan
dengan hasil sitologi pulasan serviks yang tidak normal dinilai lebih lanjut untuk
kolposkopi. Spesimen biopsi untuk histologi dikumpulkan dari peserta dengan
lesi serviks yang jelas atau mereka dengan lesi mencurigakan pada kolposkopi.

Hasil dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif dan statistik inferensial


dengan 95% CI.
d. Hasil
Total 71 (45.5%), 60 (38.5%), dan 25 (16.0%) dari peserta

yang

menggunakan kontrasepsi hormonal, menggunakan kontrasepsi oral, injeksi, dan


implan secara berturut-turut. Neoplasia serviks lebih sering terjadi pada peserta
dengan usia 35 tahun (6% dibandingkan 1%, p<0,0001), penduduk pedesaan
(6% dibandingkan 3.5%, P<0.0001), belum menikah (7.6% dibandingkan 3.5%,
P<0.0001), tidak bekerja (6.8% dibandingkan 3.5%, P<0.0001), kurang
berpendidikan (6% dibandingkan 3.8%, P<0.0001), dan paritas tinggi (6.8%
dibandingkan 3.6%, P<0.0001). Tidak ada perbedaan signifikan secara statistik
pada neoplasia serviks diantara kedua kelompok peserta (7 [4.5%] dibandingkan
6 [3.8%], P=1.0).
e. Diskusi
Penelitian ini menunjukkan bahwa 8% wanita memiliki abnormalitas pada
sitologi serviksnya, hasil ini sama seperti hasil yang didapatkan pada penelitian
Pimentel et al dan Thomas et al yaitu sebesar 6.8% dan 7.6% secara berurutan di
Nigeria. Tidak adanya hubungan antara kontrasepsi hormonal dan sitologi epitel
serviks yang abnormal pada penelitian ini mirip seperti hasil yang didapatkan
pada laporan penelitian sebelumnya di Turkey dan Iran. Hasil ini juga sama
seperti hasil yang didapatkan pada penelitian yang dilakukan oleh Castellsagu
and Muoz.
Meskipun tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara peserta
kontrasepsi hormonal dan bukan pengguna kontrasepsi modern, untuk usia
paparan seksual pertama dalam penelitian ini, tampak bahwa wanita yang
menggunakan kontrasepsi modern cenderung untuk memiliki eksposur seksual
lebih awal dari peserta tanpa kontrasepsi modern. Oleh karena itu, perlu untuk
memberikan edukasi terhadap klien yang ingin melakukan program KB yang
terpisah dari kontrasepsi penghalang, pilihan kontrasepsi modern lainnya tidak
melindungi terhadap infeksi menular seksual.

Peningkatan prevalensi neoplasia serviks dalam penelitian ini ditemukan


di antara peserta dengan karakteristik sosio demografi tertentu: umur 35 tahun,
penduduk pedesaan, belum menikah, pengangguran, kurang berpendidikan, dan
paritas tinggi. Pola prevalensi ini juga dilaporkan oleh Bayo et al dan PalacioMejia et al di Mali dan Meksiko. Dominasi neoplasia serviks antara kelompok
perempuan ini mungkin karena kontak yang terlalu lama dalam melakukan
hubungan seksual dan keterlibatan dengan beberapa mitra seksual, yang
merupakan faktor risiko utama penularan virus papiloma manusia.
Kekuatan dari penelitian ini adalah sampling yang sistematis dan
dilakukan proses pencocokan (matching) variabel pengganggu dalam perekrutan
peserta penelitian. Namun, penelitian ini adalah studi berbasis rumah sakit,
sehingga temuannya mungkin tidak benar-benar merefleksikan dari apa yang
terjadi di masyarakat.
f.

Kesimpulan
Tidak ada hubungan antara kontrasepsi hormonal dan neoplasia serviks.

Hal ini menunjukkan bahwa kontrasepsi hormonal mungkin tidak meningkatkan


risiko neoplasia serviks. Ada kebutuhan untuk melakukan studi kohort tentang
topik ini di lingkungan kita untuk lebih memperkuat keamanan penggunaan
kontrasepsi hormonal.
3.

Telaah Kritis
Berdasarkan jurnal Critical Appraisal on Journal of Clinical Trials:2012,

critical appraisal merupakan bagian dari kedokteran berbasis bukti (evidencebased medicine) diartikan sebagai suatu proses evaluasi secara cermat dan
sistematis suatu artikel penelitian untuk menentukan reabilitas, validitas, dan
kegunaannya dalam praktik klinis. Komponen utama yang dinilai dalam critical
appraisal adalah validity, importancy, dan applicability. Tingkat kepercayaan hasil
suatu penelitian sangat bergantung dari desain penelitian dimana uji klinis
menempati urutan tertinggi. Telaah kritis meliputi semua komponen dari suatu
penelitian dimulai dari komponen pendahuluan, metodologi, hasil dan diskusi.
Masing-masing komponen memiliki kepentingan yang sama besarnya dalam

menentukan apakah hasil penelitian tersebut layak atau tidak digunakan sebagai
referensi.
Evaluasi Jurnal
Telaah kritis meliputi semua komponen dari suatu penelitian dimulai dari
komponen pendahuluan, metodologi, hasil dan diskusi. Masing-masing komponen
memiliki kepentingan yang sama besarnya dalam menentukan apakah hasil
penelitian tersebut layak atau tidak digunakan sebagai referensi.
a. Latar Belakang
Komponen-komponen yang harus dipenuhi pada latar belakang jurnal antara lain:

Secara garis besar, latar belakang jurnal ini telah memenuhi komponenkomponen yang harusnya terpapar dalam latar belakang. Pada latar belakang
jurnal, telah dijelaskan bahwa belum ada data mengenai penelitian sejenis. Pada
jurnal tidak dipaparkan hipotesis penelitian namun sudah dipaparkan mengenai
tujuan dari penelitian.
b.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitan ini sudah cukup baik karena peneliti telah
memaparkannya secara jelas dilakukannya penelitian ini, yaitu untuk mengetahui
hubungan antara kontasepsi hormonal dan keganasan serviks.

c.

Metode Penelitian

Metode jurnal sudah lengkap. Pada metode jurnal djelaskan secara detail
mengenai populasi dan serta dijelaskan mengenai kriteria inklusi dan eksklusi.
Pada jurnal ini juga dijelaskan mengenai desain penelitian yang dilakukan, cara
mengolah data, dan metode analisis data. Variabel yang akan digunakan dalam
penelitian ini cukup jelas dipaparkan namun tidak menjelaskan secara detail
pembagiannya.

d.

Hasil Penelitian

Hasil penelitian dalam jurnal ini, telah memenuhi komponen-komponen yang


harus ada dalan hasil penelitian jurnal. Dalam hasil penelitian, telah dipaparkan
jumlah dan persentasi masing-masing variabel, apakah data di bandingkan dengan
data yang didapatkan sebelumnya, bagaimana hasil keluaran, apakah angka yang
didapat signifikan secara statistik dan secara klinis.
e.
Diskusi
Pada jurnal, terdapat hasil penelitian, perbandingan dengan penelitian sebelumnya
dan sesuai dengan tujuan penelitian.
Penilaian VIA (Validity, Importancy, Applicability)
I.

Study validity

Research question
--Is the research question well-defined that can be answered using this study
design?

Ya, penelitian dengan menggunakan design penelitian pada jurnal ini dapat
menjawab tujuan dari dilakukannya penelitian.
Does the author use appropriate methods to answer their questions?
Ya, peneliti menggunakan metode deskriptif dan statistic inferensial dengan 95%
CI yang dapat menjawab tujuan dari penelitian.
Is the data collected in accordance with the purpose of research?
Ya, data dikumpulkan dengan cara sistematik dan acak, di mana setiap klien dari
masing-masing klinik dipilih secara acak, kemudian dilakukan konseling bila peserta
menyetujui untuk diikutkan dalam penelitian. Semua peserta dilakukan sitologi pap
smear. Para peserta dengan hasil sitologi apusan serviks yang tidak normal dilakukan
kolposkopi. Spesimen biopsi untuk histologi dikumpulkan dari peserta dengan lesi
serviks yang jelas atau mereka yang memiliki lesi mencurigakan saat kolposkopi.
Sedangkan untuk mengumpulkan informasi biodemografis dari semua peserta
diberikan kuesioner terstuktur. Kemudian data dianalisis sesuai dengan metode
penelitian.
Randomization
--Was the randomization list concealed from patients, clinicians and researchers?
Ya, pada jurnal disebutkan bahwa peneliti mengambil data secara sistematis dan
acak serta menggunakan kuesioner terstruktur untuk mendapatkan informasi
biodemografis peserta dan semua hasil mengenai penelitian dirahasiakan.

Interventions and co-interventions


--Were the performed interventions described in sufficient detail to be followed by
others?
Ya, pada penelitian ini dilakukan intervensi terhadap peserta dan dijelaskan secara
lengkap dan rinci oleh peneliti.
8

--Other than intervention, were the two groups cared for in similar way of
treatment?
Ya, kedua kelompok peserta mendapatkan perlakuan yang sama selama
dilakukannya penelitian.

II. Applicability
Using results in your own setting
--Are your patient so different from those studied that the results may not apply to
them?
Tidak, karena penelitian ini dilakukan sesuai dengan metode penelitian yang
sesuai dimana proses sampling dilakukan secara sistematis dan dilakukan proses
pencocokan (matching) variable pengganggu dalam perekrutan peserta penelitian.
Namun, karena penelitian ini merupakan studi berbasis rumah sakit, sehingga
temuannya mungkin tidak benar-benar merefleksikan dari apa yang terjadi di
masyarakat.
--Is your environment so different from the one in the study that the methods could
not be use there?
Tidak, meskipun penelitian ini dilakukan di Nigeria, tepatnya di Negara Bagian
Enugu, akan tetapi daerah yang menjadi tempat penelitian ini memiliki kondisi
biodemografis yang mirip dengan Negara Indonesia, dimana negara bagian ini
didominasi pedesaan dan cocok tanam.

III. Importance
--Is this study important?
Ya, penelitian ini penting karena hasil penelitian ini dapat membantu dokter muda
dan dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi untuk mengetahui hubungan antara
9

penggunaan kontrasepsi hormonal dan keganasan servik, sehingga dengan


mengetahui hal tersebut dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk
menggunakan kontrasepsi hormonal sebagai salah pilihan/metode dalam
menggiatkan program Keluarga Berencana.
Kesimpulan : Penelitian pada jurnal ini Valid, Important dan Applicable.

10

You might also like