You are on page 1of 1

A.

Bentuk-Bentuk Perlindungan Tenaga Kerja Wanita


Wanita yang juga manusia memang terkadang terpaksa untuk juga
memenuhi kebutuhan hidup keluarganya atau untuk kehidupan dirinya
sendiri. Dalam era sekarang ini tak sedikit wanita yang bekerja sebagai
buruh di sebuah perusahaan. Akan tetapi wanita tetap tidak bisa disamakan
dengan pria pada umumnya, wanita tetap memiliki kodrat sebagai seorang
wanita walaupun dalam era sekarang banyak wanita yang menuntut
persamaan gender. Di sini yang dituntut adalah hak untuk bekerja, berarti
kodrat sebagai wanita tidak bisa dilupakan. Dalam ketenagakerjaan wanita
diperbolehkan untuk bekerja akan tetapi perusahaan tidak boleh semenamena terhadap buruh wanita, perusahaan pun harus menghormati kodrat
sebagai wanita, misal wanita tidak memiliki fisik seperti pria, wanita yang
haid, dan wanita yang sedang hamil. Maka dari itu Pemerintah
memberikan perlindungan terhadap Tenaga Kerja Wanita dalam bentuk
Perundang-undangan yang harus dipatuhi oleh para pengusaha.
Tenaga kerja wanita dilindungi dengan Undang-Undang Nomor
13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Semua yang berhubungan dengan
aturan-aturan yang ada kaitannya dengan bagaimana seharusnya wanita
diperlakukan dalam bekerja sudah termaktub dalam Undang-Undang
tersebut. Adapaun disini akan dibahas satu persatu pasal-pasal yang
berkaitan dengan perlindungan ketenagakerjaan wanita, antara lain :
a. Pasal 2
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan
guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Dalam Pasal diatas jelas bahwa wanita memiliki hak untuk
mendapatkan pekerjaan selama dia mampu menghasilkan barang
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
b. Pasal 3
Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima
upah atau imbalan dalam bentuk lain.
Pasal 3 ini juga mempertegas bahwa wanita pun juga wajib di beri
imbalan yang layak.
c. Pasal

You might also like