Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Istilah Goiter berarti terjadinya pembesaran pada kelenjar tiroid, yang dikenal dengan
goiter non toxik atau simpel goiter atau struma endemik, dengan dampak yang
ditimbulkannya hanya bersifat local yaitu sejauh mana pembesaran tersebut
mempengaruhi organ disekitarnya seperti pengaruhnya pada trachea dan esophagus.
Goiter adalah salah satu cara mekanisme kompensasi tubuh terhadap kurangnya
unsure yodium dalam makanan dan minuman. Asupan yodium dapat diperiksa secara
langsung yaitu dengan cara menganalisis makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat
tertentu yang mengidap goiter, sedangkan pemeriksaan secara tidak langsung dipakai
berbagai cara antara lain : pemeriksaan kadar yodium dalam urine dan dengan studi
kinetik yodium.
Berdasarkan kejadiannya atau penyebarannya ada yang disebut struma endemis dan
sporadik. Secara sporadik dimana kasus-kasus struma ini dijumpai menyebar
diberbagai tempat atau daerah. Bila dihubungkan dengan penyebab maka struma
sporadik banyak disebabkan oleh faktor goitrogenik, anomali, penggunaan obat-obat
anti tiroid, peradangan dan neoplasma, secara endemis, dimana kasus-kasus struma ini
dijumpai pada sekelompok orang didaerah tertentu, sdihubungkan dengan penyakit
defisiensi yodium.Pada umumnya goiter sering dijumpai pada daerah pegunungan,
namun ada juga yang ditemukan di dataran rendah dan ditepi pantai.
II.
Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini kami
dapat memperoleh hasil yang di inginkan,maka kami mengemukakan beberapa
rumusan masalah. Rumusan masalah tersebut yakni :
1. Definisi gondok tersebut ?
2. Klasifikasi dari gondok ?
3. Etiologi dari gondok tersebut ?
4. Bagaimana manifestasi, patofisiologi serta penatalaksanaan gondok tersebut ?
5. Bagaimana Nursing pathway penyakit gondok tersebut ?
6. Bagaimana pemeriksaan, penatalaksanaan dan pencegahan gondok ?
Page 1
TUJUAN
a. Tujuan umum
Supaya mahasiswa atau para pembaca mampu mengerti dan memahami tentang
gondok serta menerapkan dari penatalaksanaan pada saat di Rumah Sakit.
b. Tujuan khusus
-
Mahasiswa
mampu
membuat
PNP
(Pathway
Nursing)
serta
menjelaskannya.
-
Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
I.
LAPORAN PENDAHULUAN
Definisi
Goiter adalah pembesaran pada kelenjar tiroid. Pembesaran ini dapat terjadi
pada kelenjar yang normal (eutirodisme), pasien yang kekurangan hormon tiroid
(hipotiroidisme) atau
kelebihan
produksi
hormon
(hipetiroidisme).
Terlihat
pembengkakan atau benjolan besar pada leher sebelah depan (pada tenggorokan) dan
terjadi akibat pertumbuhan kelenjar tiroid yang tidak normal. Kelenjar tiroid yang
membesar disebut goiter. Goiter dapat menyertai hipo maupun hiperfungsitiroid. Bila
secara klinik tidak ada tanda-tanda khas, disebut giter non-toksik.
Gondok adalah suatu pembengkakan pada kelenjar tiroid yang abnormal dan
penyebabnya bisa bermacam-macam, dimana kelenjar tiroid diperlukan untuk
memproduksi hormon tiroid yang berfungsi mengontrol metabolisme tubuh,
keseimbangan tubuh dan pertumbuhan perkembangan yang normal.
II.
Etiologi
Berbagai faktor diidentifikasikan sebagai penyebab terjadinya hipertropi
kelenjar tiroid termasuk didalamnya defisiensi yodium, goitrogenik glikosida agent
(zat atau bahan ini dapat mensekresi hormon tiroid) seperti ubi kayu, jagung, lobak,
kangkung, kubis bila dikonsumsi secara berlebihan, obat-obatan anti tiroid, anomali,
peradangan dan tumor/neoplasma.
a. Auto-imun (dimana tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang komponen
spesifik pada jaringan tersebut).
Tiroiditis Hasimotos adalah kondisi autoimun di mana terdapat kerusakan
kelenjar tiroid oleh sistem kekebalan tubuh sendiri. Sebagai kelenjar menjadi
lebih rusak, kurang mampu membuat persediaan yang memadai hormontiroid.
Penyakit Graves. Sistem kekebalan menghasilkan satu protein, yang disebut tiroid
Page 3
Patofisiologi
Aktifitas utama kelenjar tiroid adalah untuk berkonsentrasi yodium dari darah
untuk membuat hormon tiroid. Kelenjar tersebut tidak dapat membuat hormon tiroid
cukup jika tidak memiliki cukup yodium. Oleh karena itu, dengan defisiensi yodium
individu akan menjadi hipotiroid. Akibatnya, tingkat hormontiroid terlalu rendah dan
mengirim sinyal ke tiroid. Sinyal ini disebut thyroidstimulating hormone (TSH).
Seperti namanya, hormon ini merangsang tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid
dan tumbuh dalam ukuran yang besar Pertumbuhan abnormal dalam ukuran
menghasilkan apa yang disebut sebuah gondok.
Page 4
Page 5
IV.
Pathway
Kelainan metabolik
konginental
Lingkung
an
Daerah
Penghambat sintesa hormon oleh zat kimia. penghambat
pegunungan
sintesa hormon
ex: kol, lobak, kedelai.
oleh obat
Ex:
Tanah dan air kurang
thiocarbomide,
sulfonilurea,
Mengandung iodium
Fungsi kelenjar
Tiroid menurun
geitrogenik
Penurunan
kemampuan
Kelenjar tiroid
Page 6
T4 menurun
hipof
sis
Pelepasan THS
meningkat
STRUMA
/GONDOK
Struma Non
Toksik
Struma
Toksik
fungsi hormon tiroid
K tiroid berdifusi
K tiroid
berlebihan
lela
h
ekstra
tiroidial
infltrsi kulit lokal
oftalmipati
tiroidial
goiter
oftalmipa
Penekanan trakea ti
sekresi H T
Gangguan respirasi
V.
1.
2.
3.
4.
sulit menelan
gangguan menelan
Klasifikasi
Menurut American society for Study of Goiter membagi :
Struma Non Toxic Diffusa
Struma Non Toxic Nodusa
Stuma Toxic Diffusa
Struma Toxic Nodusa
Istilah Toksik dan Non Toksik dipakai karena adanya perubahan dari segi fungsi
fisiologis kelenjar tiroid seperti hipertiroid dan hipotyroid, sedangkan istilah nodusa
dan diffusa lebih kepada perubahan bentuk anatomi.
Klasifikasi tersebut secara rinci sebagai berikut:
1. Struma non toxic nodusa
Adalah pembesaran dari kelenjar tiroid yang berbatas jelas tanpa gejala-gejala
hipertiroid.
Etiologi : Penyebab paling banyak dari struma non toxic adalah kekurangan
iodium. Akan tetapi pasien dengan pembentukan struma yang sporadis,
penyebabnya belum diketahui. Struma non toxic disebabkan oleh beberapa hal,
yaitu :
Page 7
adalah
kurang
dari
25
mcg/d
dihubungkan
dengan
litium,
phenylbutazone,
2004)
2. Struma Non Toxic Diffusa
Penyebab Struma Non Toxic Diffusa menurut Mulinda, 2005 :
Defisiensi Iodium
Autoimmun thyroiditis: Hashimoto oatau postpartum thyroiditis
Kelebihan iodium (efek Wolff-Chaikoff) atau ingesti lithium, dengan
hormo
tiroid,
gonadotropin,
dan/atau
tiroid-stimulating
immunoglobulin
Inborn errors metabolisme yang menyebabkan kerusakan dalam biosynthesis
hormon tiroid.
Terpapar radiasi
Penyakit deposisi
Resistensi hormon tiroid
Tiroiditis Subakut (de Quervain thyroiditis)
Silent thyroiditis
Agen-agen infeksi
Suppuratif Akut : bacterial
Kronik: mycobacteria, fungal, dan penyakit granulomatosa parasit
Keganasan Tiroid
3. Struma Toxic Nodusa
LP dan ASKEP Gondok
Page 8
Page 9
VIII.
tenggorokan).
Kesulitan menelan (karena kompresi dari esofagus).
Suara serak.
Distensi vena leher.
Pusing ketika lengan dibangkitkan di atas kepala
Kelainan fisik (asimetris leher)
Komplikasi
a. Jantung
b. Hiperkalsemia
c. Nefrokalsinosis
d. Penurunan libido
e. Impotensi
f. Berkurangnya jumlah sperma
g. Ginekomastia
h. Oftalmopati graves
i. Dermopati graves
j. Infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan sidik tiroid.
Hasil pemeriksaan dengan radioisotop adalah teraan ukuran, bentuk lokasi, dan
yang utama adalah fungsi bagian bagian tiroid.
2. Pemeriksaan Ultrasonografi ( USG ).
Dengan pemeriksaan USG dapat dibedakan antara yang padat, cair dan beberapa
bentuk kalainan, tetapi belum dapat membedakan dengan pasti apakan suatu nodul
ganas atau jinak
3. Biopsis aspirasi jarum halus.
Biopsi ini dilakukan khusus pada keadaan yang mencurigakan suatu keganasan.
4. Termografi.
Adalah metode pemeriksaan berdasarkan pengukuran suhu kulit pada suatu
tempat dengan memakai Dynamic Telethermographi.
5. Petanda Tumor.
Pada pemeriksaan ini yang diukur adalah peninggian tiroglobin ( TG ) serum.
IX.
Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang
berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan
tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).
Page 10
a. Konservatif
1) Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis
berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme.
Contoh obat adalah sebagai berikut :
a. Thioamide
b. Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
c. Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 - 600 mg/hari, dosis maksimal
2.000 mg/hari
d. Potassium Iodide
e. Sodium Ipodate
f. Anion Inhibitor
2) Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi
gejala-gejala hipotiroidisme.
Contoh: Propanolol . Indikasi :
a. Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada
pasien muda dengan struma ringan sedang dan tiroktosikosis.
b. Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan
atau sesudah pengobatan yodium radioaktif.
c. Persiapan tiroidektomi.
d. Pasien hamil, usia lanjut .
e. Krisis tiroid
Penyekat adinergik pada awal terapi diberikan, sementara menunggu
pasien menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti tiroid.
Propanololdosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal pengobatan, pasien
kontrol setelah 4-8 minggu. Setelah eutiroid, pemantauan setiap 3-6 bulan
sekali: memantau gejala dan tanda klinis, serta Lab. FT4/T4/T3 dan TSHs.
Setelah tercapai eutiroid, obat anti tiroid dikurangi dosisnya dan
dipertahankan dosis terkecil yang masih memberikan keadaan eutiroid
selama12-24 bulan. Kemudian pengobatan dihentikan, dan dinilai apakah
tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1 tahun obat antitiroid di
hentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid, walaupun kemudian hari dapat
tetap eutiroid atau terjadi kolaps.
Obat antitiroid yang sering digunakan :
Karbimazol 30-60 5-20
Metimazol 30-60 5-20
Propiltourasil 300-600 5-200b.
b. Surgical
Page 11
Page 12
Pencegahan
Penggunaan yodium yang cukup, makan makanan yang banyak mengandung
yodium, seperti ikan laut, ganggang-ganggangan dan sayuran hijau. Untuk
penggunaan garam beryodium dalam masakan perlu diperhatikan. Garam yodium bisa
ditambahkan setelah masakan matang, bukan saat sedang memasak sehingga yodium
tidak rusak karena panas.
a. Pada ibu hamil dianjurkan agar tidak menggunakan obat-obatan yang beresiko
untuk ketergantungan goiter kongenital.
b. Hindari mengkonsumsi secara berlebihan makanan-makanan yang mengandung
goitrogenik glikosida agent yang dapat menekan sekresi hormone tiroid seperti
ubi kayu, jagung, lobak, kankung, dan kubis.
Penyakit goiter dapat dicegah dengan pemberian senyawa yodium pada anakanak dikawasan yang kandungan yodiumnya buruk. Hipertropi terjadi karena
asupan rerata yodium kurang dari 40 mg/hari, WHO menganjurkan yodiosasi
garam hingga mencapai konsentrasi satu bagian dalam 100.000 yang sudah cukup
untuk pencegahan goiter. Pengenalan garam beryodium merupakan satu-satunya
cara yang paling efektif untuk mencegah Penyakit goiter dalam masyarakat yang
rentan.
Page 13
I.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas pasien /keluarga:
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur,
agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin,
status perkawinan, dan penanggung biaya.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Pada pasien dengan penyakit gondok gejala yang sering muncul ialah
Perasaan ketat atau sempit pada tenggorokan, Batuk, Suara serak,
Kesulitan menelan, Kesulitan bernapas.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien masuk RS dengan keluhan sejak sebelum masuk RS pasien
mengeluh batu, sulit menelan, sulit bernapas, perasaan ketat atau sempit
pada tenggorokan sehingga mengalami penurunan berat badan.
c. Riwayat penyakit dahulu
Untuk mengetahui apakah pasien mempunyai riwayat masuk RS atau
pernah mengalami penyakit ini sebelumnya.
d. Riwayat penyakit keluarga
Orang tua atau keluarga pasien pernah menderita gondok.
Disini dicantumkan Genogram
e. Riwayat Alergi
Pasien pernah mempunyai riwayat atau tidak ada alergi terhadap makanan
dan obat-obatan.
f. Riwayat psikososial
Pasien sangat sulit membina hubungan sasial dengan lingkungannya,
mengurung diri/bahkan mania. Keluarga mengeluh klien sangat malas
Page 14
beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari. Kajilah bagaimana konsep diri
klien mencakup kelima komponen konsep diri
3. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
Pada umumnya
keadaan
penderita
lemah
dan
kesadarannya
Page 15
II.
hidung.
Warna kulit apakah nampak pucat atau cianosis.
Suhu kulit khususnya daerah akral.
KU / kesadaran, apakah klien tampak gelisah atau tidak berdaya
Berat badan dan tinggi badan.
Kadar Hb
Kelembaban kulit dan teksturnya
Porsi makan yang dihabiskan
Turgor
Jumlah dan jenis cairan proral yang dikonsumsi
Kondisi mukosa mulut
Kualitas suara
Bagaimana ekspresi wajah, cara berkomunikasi dan gaya berinteraksi klien
ANALISA DATA
Data yang sudah terkumpul selanjutnya dikelompokan dan dilakuakan analisa
serta sintesa data. Dalam mengelompokan data dibedakan atas data subyektif dan
data obyektif. Data yang telah dikelompokan tadi dianalisa sehingga dapat
mengambil kesimpulan tentang masalah keperawatan kemungkinan penyebab atau
Page 16
III.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan
bersihan
jalan
napas
b.d
obstruksi
trakea,
Page 17
IV.
No
1
INTERVENSI
Diagnosa
Ketidakefektifan
bersihan jalan napas b.d
produksi mucus yang
NOC
NIC
NIC
Airway management:
Buka jalan napas, gunakan
NOC
Respiratory status :
Page 18
berlebihan
Defenisi:
Ketidakmampuan untuk
Ventilation
Respiratory status : Airway
patency
membersihkan sekresi
Kriteria Hasil:
Menunjukan jalan napas
atau obstuksi dari saluran
yang paten (klien tidak
pernapasan untuk
mempertahankan
tambahan
Perubahan frekwensi
napas
Perubahan irama
Napas
Sianosis
Kesulitan berbicara
yang berlebihan
Batuk yang tidak
efektif
Orthopneu
Gelisah
Mata terbuka lebar
memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perluna
pemasangan alatjalan napas
buatan
Lakukan fisioterapi dada jika
perlu
Auskultasi suara napas, catat
Faktor yang
berhubungan:
Obstruksi jalan napas
- Spasma jalan napas
- Materi asing dalam jalan
napas
atau mengeluarkan
suara
Dipsneu
Sputum dalam jumlah
Page 19
Ketidakseimbangan
2
NIC
Nutrition management:
- Kolaborasi dengan ahli gizi
NOC
kebutuhan tubuh
Defenisi : Asupan nutrisi
fluid intake
Weight control
memenuhi kebutuhan
metabolic
Batasan karakteristik:
Nyeri abdomen
Kurang makan
Ketidakmampuan
memakan makanan
Berat badan 20 %
atau lebih dibawah
Kriteria hasil :
Adanya peningkatan berat
badan sesuai dengan tujuan
Berat badan ideal sesuai
dengan tinggi badan
Mampu mengidentifikasi
menelan makanan
Ketidakmampuan
Nutrition Monitoring:
berhubungan:
Factor biologis
Ketidakmampuan
meningkatkan intake Fe
- Berikan makanan yang terpilih
kandungan kalori
kebutuhan nutrisi
- Kaji kemampuan pasien untuk
Menunjukan peningkatan fungi
mendapatkan nutrisi yang
pengecapan dari menelan
dibutuhkan
Tidak terjadi penurunan berat
Factor yang
dibutuhkan pasien
- Anjurkan pasien untuk
makan
Monitor mual muntah
untuk mengabsorbsi
nutrien
NIC
NOC
Anxiety Reductrion
Ansiety
Sleep deprivation
Comfort, readines for
enchanced
Kriteria hasil :
Mampu mengontrol kecemasan
Status lingkungan yang
nyaman
Mengontrol nyeri
Page 20
(penurunan kecemasan)
- Gunakan pendekatan yang
menenangkan
- Nyatakan dengan jelas harapan
terhadap pelaku pasien
- Jelaskan semua prosedur dan
apa yang dirasakan selama
prosedur
- Pahami perspektif pasien
Ketidakmampuan
untuk rileks
Iritabilitas
Merintih
Melaporkan merasa
panas
Melaporkan perasaan
tidak nyaman
Melaporkan gejala
yang menimbulkan
distress
Melaporkan kurang
untuk mengungkapkan
adekuat
Agresi pengendalian diri
Respon terhadap pengobatan
Control gejala
Status kenyamanan meningkat
Dapat mengontrol ketakutan
Support social
Faktor yang
berhubungan :
Gejala terkait
penyakit
Sumber yang tidak
adekuat
Kurang pengendalian
lingkungan
Kurarng privasi
perhatian
- Identifikasi tingkat kecemasan
- Bantu pasien mengenal situasi
tersebut
Gelisah
Berkeluh kesah
anak
- Lakukan back/ nek rub
- Dengarkan dengan penuh
Page 21
Pathway Askep
Masa pertumbuhan, pubertas, menstruasi,
Kehamilan, laktasi, menopause, infeksi, stress
Kebutuhan tiroksin
Hiperplasi dan involusi
kelenjar tyroid
Nodularitas kelenjar
tyroid
Sirkulasi darah
Iskemia
Page 22
Bersihan jalan
Obstruksi pada trakea
Terputusnya
kontinuitas
Resti
Resiko
napas tidak
Strumektomi/tiroidektomi
Hipokalsemia
Nyeri
infeksi jaringan
cidera/tetani
Saraf
laringeal/nervus
Resti
gangguan
recurrent
teramputasi
komunikasi
BAB III
PENUTUP
I.
Kesimpulan
Goiter adalah pembesaran kelenjar tiroid sebagai akibat pertambahan ukuran sel atau
jaringan.
Berbagai faktor sebagai penyebab terjadinya hipertropi kelenjar tiroid diantaranya
seperti defisiensi yodium, goitrogenik glikosida agent yang merupakan zat atau bahan
yang dapat mensekresi hormon tiroid) seperti ubi kayu, jagung, lobak, kangkung,
kubis bila dikonsumsi secara berlebihan, obat-obatan anti tiroid, anomali,peradangan
dan tumor/neoplasma.
Pencegahan Goiter dapat diberikan senyawa yodida di kawasan yang kandungan
yodiumnya buruk.
Penatalaksanaan : menekan kelenjar hipofisis untuk menstimulasi tiroid diberi
preparat yodium, seperti larutan jenuh kalium yodida dan dilakukan tindakan operatif.
II.
Saran
1. Untuk Perawat
Page 23
Perawat harus bisa memahami bagaimana cara menangani klien dengan penyakit
goiter, dan melakukan pengkajian.
2. Untuk Mahasiswa
Mahasiswa harus bisa mengetahui konsep dasar penyakit goiter dan asuhan
keperawatan untuk menangani dan mencegah.
3. Masyarakat
Agar masyarakat bisa memahami gejala dan pencegahan pada penyakit goiter.
4. Rumah sakit
Rumah sakit harus bisa melengkapi peralatan dan memenuhi kebutuhan klien
khusus dengan penyakit goiter
DAFTAR PUSATAKA
http://www.academia.edu/8945695/Asuhan_keperawatan_pada_pasien_Goiter
http://dr-medical.blogspot.co.id/2008/12/struma-gondok.html
http://pantrisater.blogspot.co.id/2013/01/asuhan-keperawatan-goitergondok.html
http://yancenk.blogspot.co.id/2012/03/askep-goiter.html
Page 24
Page 25