You are on page 1of 37

LAPORAN KASUS

SEORANG LAKI-LAKI 32 TAHUN DENGAN HEMOROID


INTERNA
Pembimbing: dr. Bambang Suhartanto, Sp.B

Oleh:
Annas Syahirul N, S.Ked
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH SURAKARTA
2016

IDENTITAS PASIEN :

Nama : Tn. T
Umur : 32 tahun
Jenis kelamin : Laki - Laki
Status Perkawinan: Belum Kawin
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ngrayun, Ponorogo
Agama : Islam
Nomor rekam medis : 35 42 - 37
Masuk RS : 25 Februari 2016

KELUHAN UTAMA

Benjolan di dubur

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien mengeluh terdapat benjolan di dubur. Benjolan
dirasakan sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu. Pasien
mengaku benjolan didubur makin lama makin
membesar. Pasien mengaku benjolan di dubur keluar
saat pasien mengejan waktu BAB. Benjolan awalnya
dapat masuk kembali setelah pasien beristirahat atau
tidak mengejan. Namun, sekarang benjolan kadang
tidak dapat masuk kembali ke dubur, harus
dimasukkan dengan tangan.
Pasien mengaku sebelum keluar benjolan dari dubur
pasien mengeluh kadang-kadang BAB mengeluarkan
darah. Darah keluar bersama kotoran, warna darah
merah segar. Pasien juga mengeluhkan nyeri di
sekitar pantat. Nyeri dirasakan terutama saat BAB.
Nyeri kemudian hilang beberapa saat setelah BAB.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat hipertensi
: disangkal
Riwayat diabetes melitus
: disangkal
Riwayat penyakit jantung/paru : disangkal
Riwayat alergi obat
: disangkal
Riwayat sakit serupa
: diakui

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Riwayat penyakit serupa : disangkal


Riwayat Diabetes Melitus : disangkal
Riwayat Hipertensi
: disangkal
Riwayat alergi obat
: disangkal

Riwayat Kebiasaan:
Pasien BAB dengan toilet jongkok, kadangkadang mengejan, dan kadang-kadang
kotoran sulit dikeluarkan. Pasien mengaku
kadang susah buang air besar. BAB kadang
teratur setiap hari kadang-kadang juga 2-3
hari sekali baru BAB.

C. Anamnesis Sistemik

Sistem serebrospinal
demam (-), pusing (-)
Sistem
kardiovaskuler

pucat (-), nyeri dada (-)

Sistem respirasi

sesak nafas (-),batuk (-), pilek (-)

Sistem digestivus

mual (-), muntah (-), BAB (+)

Sistem
muskuloskeletal

Nyeri sendi (-), myeri otot (-)

Sistem urogenital

BAK (+), nyeri berkemih (-),


mengejan (-), berkemih spontan (+).

PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN FISIK
FISIK STATUS
STATUS
GENERALISATA
GENERALISATA
Kesadaran : compos mentis GCS E4V5M6
Keadaan Umum: tampak sakit sedang
Tanda Vital :
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi
: 76x/menit
Suhu
: 36,1C
Pernapasan : 18x/menit
Tinggi Badan : 160 cm
Berat Badan : 55 Kg
IMT
: BB/ TB2 = 55/(1,60)2 = 21,48 (normal)

PEMERIKSAAN FISIK - 1

Kepala
Normocephali, jejas (-), ekskoriasi (-), nyeri tekan (-),
hematom (-)
Mata

Conjungtiva anemis -/Sklera ikterik -/Injeksi konjungtiva -/Pupil bulat isokor, Reflek cahaya +/+
Edema palpebra -/-.

Telinga
Normotia, Sekret yang keluar -/-, Nyeri tekan -/Hidung
Normal, Tidak ada deformitas, Septum simetris ditengah,
Perdarahan cavum nasi -/Leher, Mulut,Tenggorokan

PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN

PULMO

COR

Inspeksi

Dalam batas normal

Dalam batas normal

Palpasi

Dalam batas normal

Dalam batas normal

Perkusi

Dalam batas normal

Dalam batas normal

Auskultasi

Dalam batas normal

Dalam batas normal

PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN FISIK
FISIK
ABDOMEN
1. Inspeksi : dalam batas normal
2. Auskultasi : dalam batas normal
3. Perkusi : dalam batas normal
4. Palpasi : dalam batas normal
Rectal Toucher: massa (-), spincter ani menjepit kuat,
mucosa recti licin, sarung tangan lendir darah (-)
Ekstremitas :
Akral hangat pada keempat ekstremitas
Tidak terdapat oedem pada seluruh extremitas

STATUS LOKALIS
Regio Anus
Inspeksi: massa (-), jejas (-)
Palpasi : dari pemeriksaan RT didapatkan massa
(-), spincter ani menjepit kuat, mucosa recti
licin, sarung tangan lendir darah (-)
Pemeriksaan Anoskopi:
Didapatkan

benjolan sebanyak 3 buah pada jam 3, 7,


dan 11 dengan ukuran bervariasi sekitar 1 sampai 2
cm. Pada perabaan, didapatkan benjolan konsistensi
kenyal, permukaan halus, nyeri tekan (-). Benjolan
tampak tertutup mukosa, hiperemis, dan terdapat
sedikit darah pada permukaan benjolan.

Keterangan

PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Glukosa sewaktu

Hasil

Nilai normal

118

<200 mg%

Bleeding time

300

1-5

Clotting time

1000

5-11

Leukosit

12.000

5.000-10.000 /uL

Eritrosit

5.97

4,7-6,1 juta/mm3

Hemoglobin

12,5

12-16 g/dL

Hematokrit

39

38-46 %

Trombosit

478

150-400 ribu/mm3

SGOT

24

0-32 U/l

SGPT

15

Laboratorium
EKG:
dalam
normal

batas

UREA

15.65

0-40 U/l
10-50 mg/dl

CREATININ

1.16

0,7-1,4 mg/dl

TG

7.3

3.4-7

RESUME PEMERIKSAAN
- Seorang laki-laki berusia 32 tahun datang dengan keluhan terdapat benjolan
di duur sejak lebih dari 1 tahun, benjolan makin lama makin membesar,
keluar saat mengejan, tidak dapat masuk kembali kecuali dimasukkan dengan
tangan.
- Pasin juga mengeluh BAB mengeluarkan darah warna merah segar, nyeri di
sekitar pantat terutama saat BAB.
- Pada riwayat penyekit dahulu untuk riwayat penyakit serupa diakui.
- Pemeriksaan fisik : Ku : baik
- kesadaran : Compos Mentis
- TD : 110/80mmHg
- Nadi : 76X/menit
- RR : 18X/menit
- Status lokalis pada regio anus didapatkan pada pemeriksaan anoskopi
didapatkan 3 buah benjolan pada anus ukuran bervariasi, konsistensi kenyal,
permukaan halus, tertutup mukosa, hiperemis, terdapat sedikit darah pada
permukaan benjolan.
- Pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil
leukosit 12.000 u/L

DIAGNOSIS
Hemoroid interna grade III

DIAGNOSIS BANDING
Polip
Karsinoma kolorektal

PENATALAKSANAAN

Operatif
Dilakukan operasi hemoroidektomi
Post-operatif
Awasi

tanda vital: tekanan darah, nadi, napas, dan

suhu
Diet lunak
Infus RL diberikan selama 24 jam
Inj ceftriaxone 1 gr
Inj ketorolac
Inj ranitidin

PROGNOSIS

Ad Vitam
: ad bonam
Ad Fungsionam
: ad bonam
Ad Sanationam
: dubia ad bonam

Definisi
Hemoroid adalah pelebaran
vena di dalam pleksus
hemoroidalis yang tidak
merupakan kelainan
patologik. Hanya apabila
hemoroid menyebabkan
keluhan atau penyulit,
diperlukan tindakan.

ANATOMI REKTUM

FAKTOR RESIKO

PATOFISIOLOGI

Hemorhoid interna yang merupakan pelebaran


cabang-cabang v. rectalis superior (v. hemoroidalis)
dan diliputi oleh mukosa.
Cabang vena yang terletak pada colllum analis
posisi jam 3,7, dan 11 bila dilihat saat pasien dalam
posisi litotomi mudah sekali menjadi varises.
Penyebab hemoroid interna diduga kelemahan
kongenital dinding vena karena sering ditemukan
pada anggota keluarga yang sama.

PATOFISIOLOGI

Hemoroid eksterna adalah pelebaran cabangcabang vena rectalis (hemorroidalis) inferior waktu
vena ini berjalan ke lateral dari pinggir anus.
Keadaan klinik yang lebih penting adalah ruptura
cabang-cabang v. rectalis inferior sebagai akibat
batuk atau mengedan, disertai adanya bekuan
darah kecil pada jaringan submukosa dekat anus.
Pembengkakan kecil berwarna biru ini dinamakan
hematoma perianal.

MANIFESTASI KLINIS

KLASIFIKASI

DIAGNOSIS

PENATALAKSANAAN
1.

Hemoroid Eksterna
Trombosis Akut terjadi karena tekanan tinggi di vena
tersebut misalnya ketika mengangkat barang berat,
batuk, bersin, mengejan, atau partus.
Ditandai adanya benjolan di bawah kulit kanalis
analis yang nyeri sekali, tegang dan berwarna kebirubiruan.
Terapi: medikamentosa menggunakan salep
analgesik. Dengan mengeluarkan trombus atau
melakukan eksisi lengkap secara hemoroidektomi
dengan anestesi lokal.

HEMOROID INTERNA
Non Invasive treatment penderita dengan keluhan
minimal
1. Nasehat
jangan

mengedan terlalu lama


mengkonsumsi makanan yang berserat tinggi
membiasakan selalu defekasi, jangan ditunda
minum sekira 8 gelas sehari
2.

Obat- obat vasostopik


Obat Hydroksyethylen yang dapat diberikan
dikatakan dapat mengurangi edema dan inflamasi
Kombinasi Diosmin dan Hesperidin (ardium)

SURGICAL APPROACH

TERIMA KASIH

You might also like