You are on page 1of 5

10 JAWABAN TERBAIK JIKA DITANYA ALASAN RESIGN SAAT WAWANCARA

Apakah anda salah seorang yang suka pindah-pindah kerja? Jika iya tentunya anda pernah mengalami
kebingungan setiap kali ditanya alasan resign saat mengikuti wawancara kerja berikutnya. Nah, pertanyaan
seperti kenapa anda resign dari pekerjaan sebelumnya terkadang memang membingungkan untuk dijawab.
Jika terlalu jujur menjawab karena masalah gaji maka pihak pewawancara bisa saja menilai anda seseorang
yang mementingkan uang dan ini kesannya kurang baik dan bukan tidak mungkin anda urung mendapat
pekerjaan yang saat ini anda inginkan sehingga harus mencari loker lainnya.
Untuk memudahkan anda memberikan alasan resign yang pas setiap kali ditanya alasan resign saat wawancara
maka berikut ini ada rangkuman 10 jawaban terbaik jika ditanya alasan resign saat wawancara yang bisa anda
pelajari.
1. Saya resign karena kesempatan untuk maju di kantor lama sangat terbatas sementara saya ingin
mendapatkan karir terbaik.
2. Saya resign untuk mencari pekerjaan yang cocok dengan pendidikan dan pengalaman saya sebelumnya.
3. Jujur saja, saya resign karena posisi saya sebelumnya tidak sesuai harapan dan saya ingin fokus mengejar
karir yang sesuai harapan saya.
4. Saya resign karena pekerjaan saya sebelumnya hanya part time dan saat ini saya sudah memiliki banyak
waktu untuk bekerja full time.
5. Saya resign karena skill dan kemampuan saya tidak cocok dengan kebutuhan perusahaan dan pihak
perusahaan menginginkan yang lebih.
6. Saya resign karena saya tertarik akan tantangan dan kesempatan baru untuk menggunakan keterampilan
yang saya miliki di bidang lain berbeda dari bidang pekerjaan saya sebelumnya.
7. Saya resign karena keluarga saya pindah ke kota ini dan perusahaan dimana saya bekerja sebelumnya
tidak memiliki cabang di kota ini.
8. Saya resign karena di pekerjaan saya sebelumnya status saya hanya karyawan sementara/kontrak dan
saya ingin bekerja dengan status karyawan tetap.
9. Saya resign dari perusahaan sebelumnya karena alasan pribadi dan saat ini saya sudah siap untuk
mengejar karir impian saya.
10. Saya resign karena ingin mencari tantangan baru namun terkendala kesibukan pekerjaan sebelumnya yang
menyulitkan saya untuk bergerak.

BEBERAPA ALASAN BODOH UNTUK BERHENTI KERJA

Mulailah berpikir matang dalam setiap keputusan


Kendalikan ego dan emosi penting untuk jenjang karier seseorang.
Ada beberapa alasan yang memang tidak logis dan terdengar 'kekanak-kanakan' saat seseorang
mengajukan pendunduran diri. Apa saja kira-kira?
"Keputusan bodoh yang pernah gue buat adalah waktu gue memutuskan untuk resign dari kantor gue
waktu itu. Gue emang ada konflik sama atasan gue karena menurut gue sistem kerjanya bikin eksekusi
proyek jadi enggak efisien. Akhirnya gue mengalah dan gue resign, dan belakangan gue tau kalau
pekerjaan gue itu sebenernya key success buat gue, tapi cuma karena konflik sama atasan, akhirnya
gue kehilangan satu pekerjaan yang bisa jadi batu lompatan besar untuk karier gue ke depan..."
-Mr. X, 29 tahun, Completion EngineerPernah mengalami situasi seperti teman saya tadi? Untungnya saya pribadi belum pernah. Saat meniti karier,
sering kali seseorang tersandung dengan beberapa masalah di tempat kerja yang memang tak jarang
menyentuh area prinsip dan privasinya. Bagi sebagian orang, konflik internal dalam pekerjaan itu adalah hal
yang wajar sebagai bumbu profesi untuk dapat memacu kinerja masing-masing individu. Lantas, bagaimana jika
konflik berkepanjangan yang terjadi dalam lingkungan kerja itu berujung pada sikap pengalahan diri dan
berhenti dari pekerjaan? Jelas saja, tindakan ini dapat dipandang sebagai aksi salah langkah karena hanya
akan membuat Anda 'gigit jari' di esok hari.
Banyak faktor lain yang terkadang membuat orang gelap mata untuk kemudian mengambil keputusan
tanpa berpikir panjang, resign. Yang disesalkan, biasanya alasan-alasan pengunduran diri itu tidak diperkuat
dengan argumen dan latar belakang yang kuat. Apa yang sesungguhnya memotivasi orang untuk mengundurkan

diri dari tempat kerjanya? Apakah sekadar gaji yang tidak mencukupi, taraf hidup meningkat, ingin mencari
pengalaman di tempat lain, terlibat perselisihan di lingkungan kerja, hilangnya kenyamanan, atau... love affair?
Hal-hal tadi seharusnya menjadi perhatian pokok seorang pria sebelum ia membuat suatu keputusan besar.
Apakah dengan keluar dari pekerjaan akan menyelesaikan masalahnya? Apakah cadangan tabungannya
mencukupi untuk menghidupi dirinya (atau malah keluarga) selama ia menganggur?
Hati-hati, di zaman serba sulit seperti saat ini, pekerjaan adalah salah satu pundi uang yang sayang jika Anda
sia-siakan begitu saja. Anda boleh membenci atasan, tapi jangan pernah membenci pekerjaan Anda. Berikut ini
ada beberapa alasan yang menurut kalangan profesional tergolong alasan 'bodoh' untuk berhenti
kerja.Perhatikan, jangan sampai kredibilitas Anda jadi taruhannya!
The Boss Killer (The Boss Pembunuh/jahat)
Alasan yang satu ini cukup sering terlontar dari orang-orang yang memutuskan untuk berhenti dari
pekerjaannya. Anda mungkin lupa, saat tidak menyukai karakter dan attitude atasan, lantas setiap berangkat
ke kantor Anda lupa tugas sesungguhnya. Yang Anda tahu hanyalah bagaimana dapat menangkis atau bahkan
membalas saat atasan melancarkan serangan pada diri Anda. Sikap defensif Anda malah bisa menjadi
bumerang yang berbahaya saat posisi kurang beruntung, karena Anda sudah lebih dulu menjadikan diri
sebagai pasukanboss haters dari pada profesionalitas. Sekali lagi coba tekankan pada diri untuk mencintai
pekerjaan, bukan mencintai bos Anda! Hal serupa bisa jadi Anda alami saat mengemban posisi sebagai atasan,
apa yang dilakukan atasan Anda saat ini harusnya bisa menjadi cerminan untuk membentuk
karakter leadership yang akan Anda jalani.
How to Deal With Conflict (Cara Mengatasi Konflik)
Berbeda cara pandang, inisiatif, sampai urusan sikut-sikutan dengan kolega di tempat kerja rasanya sudah
biasa. Tetapi jika persaingan menjadi bibit perselisihan, maka saat itulah Anda harus hatihati. Beberapa orang berkata jangan pernah percaya pada siapa pun di tempat Anda bekerja, percaya pada
diri sendiri dan tunaikan pekerjaan Anda. Bagaimana menurut Anda? Rasanya pernyataan tadi ada benarnya
juga. Saat Anda mulai merasa tidak comfort dengan hubungan pertemanan di tempat kerja, maka usahakan
untuk tetap fokus pada profesionalitas Anda. Jangan sampai dengan adanya perselisihan itu Anda
menunjukkan sikap kekanan-kanakan seperti tidak mau kalah, balas membalas, atau saling menjatuhkan.
Berkonflik boleh, tapi buatlah konflik yang elegan, tetap bermain cantik, and keep it lay low (dan tetap
berbaring rendah)!
Conducive Working Environment (Lingkungan Kerja yang Kondusif)
Siapa tak suka bekerja dalam lingkungan yang nyaman, bersahabat, dan penuh 'kebebasan'? Jelas itu adalah
impian setiap orang. Makanya, mungkin Anda pernah mendengar seseorang berhenti dari pekerjaannya karena
ia tidak merasa nyaman dengan lingkungan tempatnya bekerja. Dapatkah itu dijadikan suatu alasan yang baik
saat mengundurkan diri? Sayangnya tidak. Saat Anda memutuskan untuk berhenti karena lingkungan
kerjanya menurut Anda tidak kondusif, maka orang lain akan menilai diri Anda masih dipenuhi ego dan
sikap idealis yang berlebihan. Percaya atau tidak, saat Anda mencari pekerjaan lain dan menemukan
lingkungan kerja yang lagi-lagi menurut Anda tidak kondusif, maka Anda sedang membuat daftar hitam bagi
diri sendiri. Tidak ada perusahaan yang sempurna, yang ada hanyalah kelihaian pribadi seseorang untuk dapat
beradaptasi dengan sistem dan lingkungan yang ada.
Nobody Cares About You? (Tidak ada yang Mempedulikan Anda)
Jelas saja, Anda sedang bekerja di sebuah tempat kerja yang masing-masing individu memiliki kepentingan,
kewajiban, hak, dan kebutuhannya masing-masing. Anda sedang tidak berada di Sekolah Dasar di mana saat
Anda tidak mengerti suatu materi, maka Bu Guru akan dengan senang hati mengajari. Beranikan diri untuk
menyampaikan inisiatif atau aspirasi saat ada kesempatan, tapi ingat, tetap dalam batasan-batasan yang
wajar.Kalau Anda merasa terpuruk karena tidak ada yang mempedulikan atau tidak menghargai
keberadaan Anda, jelas berarti kesalahan ada pada diri Anda. Itu semua akan semakin fatal jika rasa
tidak dipedulikan dan tidak dihargai tadi menjadi senjata pengunduran diri Anda. Atasan pasti akan menerima
pengunduran diri Anda, tapi dalam hati ia pasti tertawa. Saat itulah track hitam menjadi catatan dalam CV
Anda... be careful, bro!
Offended at Being Ignored (Tersinggung Menjadi Diabaikan)
Selalu merasa diabaikan. Apa jadinya saat Anda melamar pekerjaan pada saat sesi interview ada pertanyaan
seputar hal ini; apa yang membuat Anda berhenti dari pekerjaan sebelumnya? Saya tidak menyukai lingkungan

kerjanya karena saya merasa terasing dan diabaikan. Maaf, tapi pewawancara nampaknya membutuhkan
jawaban yang sifatnya lebih strategis dan profesional. Bukan urusan siapa-siapa saat Anda merasa terasing
atau diabaikan di tempat kerja. Anda lah yang harus menunjukkan eksistensi diri dengan kinerja yang
terus meningkat dari waktu ke waktu, bukan juga dengan saling menggunjingkan rekan kerja. Ketika
orang-orang di sekitar seperti acuh tak acuh dengan diri Anda, cobalah untuk introspeksi, siapa tahu ada
kesalahan yang mungkin tidak Anda sadari.
Always Feel Bored (Selalu Merasa Bosan)
Saat Anda melamar dalam suatu lapangan pekerjaan dan mendapatkannya, seharusnya Anda sudah memahami
betul seluk-beluk bidang pekerjaan yang akan digeluti. Beda-beda tipis dengan relationship, kebosanan
dalam pekerjaan dapat Anda atasi dengan mencari alternatif baru untuk menyegarkan ritme
bekerja. Jangan lantas putus asa saat kebosanan melanda dan memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan
Anda. Jika Anda melakukannya, pasti atasan akan melabeli diri Anda sebagai seorang quitter (orang yg
berhenti berusaha). Rasa bosan bisa timbul di mana saja dan kapan saja, tapi jangan jadikan hal itu sebagai
alasan untuk Anda berhenti berkarya. Alihkan kebosanan Anda pada hal lain untuk memberi pikiran distraksi
sementara sebelum kembali pada rutinitas sebelumnya. Dalam hal ini, diri Anda lah yang harus cerdik
mengakali agar tidak terjebak dalam rasa bosan yang berpotensi memupuskan segala kreatifitas Anda.

ALASAN LOGIS MENINGGALKAN PEKERJAAN LAMA

Melepaskan pekerjaan lama untuk memperoleh pekerjaan baru, apalagi ketika situasi di Indonesia, dengan
angka pengangguran terdidik cukup tinggi, mencapai 8.1 juta orang, (BPS, 2011) sepertinya bukan sesuatu
tindakan populer. Akan selalu ada alasan logis untuk meninggalkan pekerjaan, namun yang terpenting adalah
anda yakin dengan keputusan tersebut. Selain itu, jangan pernah meninggalkan pekerjaan hanya karena
suasana panas hati, yang kadang tidak berdasarkan keputusan logis.
Salah satu langkah, atau alasan untuk meninggalkan pekerjaan adalah jika anda sudah mengetahui kondisi
kesehatan perusahaan. Seperti halnya pekerja, perusahaan pun memiliki kondisi kesehatan, yang bila salah
satu tandanya sudah muncul, anda pun mesti bersiap-siap.
Selain itu, hendaknya anda melihat skenario-skenario dibawah, yang bisa menjadi alasan logis untuk keluar dari
tempat kerja lama.
Siap untuk loncatan baru.
Jika anda sudah memiliki usaha sampingan yang sudah menyita waktu kerja anda, memiliki prospektif cerah,
dan dapat menyediakan pendapatan memadai, mungkin inilah waktu anda menjadi boss bagi diri anda sendiri,
sebagai seorang wirausaha. Terlebih jika produk atau jasa yang anda tawarkan sudah terbukti laku di pasaran.
Lingkungan pekerjaan memberi dampak negatif berat
Setiap orang tentu mempunyai keluhan mengenai atasan, rekan kerja atau bawahan. Namun jika problem
tempat kerja anda sudah menunjukkan pengaruh buruk negatif yang berat pada kesehatan fisik, mental,
kejiwaan maupun aspek emosional-sosial anda, mungkin sudah saatnya anda meninggalkan tempat kerja
tersebut.
Ini bukanlah berarti lepas tangan terhadap masalah atau lingkungan pekerjaan. Tetapi jika lingkungan
pekerjaan memang benar memiliki dampak negatif berat seperti diatas, bisa jadi ini alasan yang logis. Cara
sederhana untuk mengetahui dampak pengaruh masalah pekerjaan adalah dengan memberi peringkat 1 s/d 10,
dimana angka 1 berarti OK, masalah tidak atau hanya sedikit memberi dampak negatif, dan 10 jika masalah
pekerjaan sudah memberikan dampak negatif total ke kesehatan, bisa berupa sakit perut, sakit kepala, sulit
tidur,sakit pernafasan/paru-paru, gangguan emosional, dan gangguan kejiwaan.
Biasanya hal ini terjadi, jika setelah konsultasi dengan dokter/psikiater, yang memang menyebutkan
lingkungan tempat kerja sudah tak sehat, dan menimbulkan dampak negatif kesehatan secara nyata bagi
tubuh/fisik maupun jiwa pekerja. Contoh lingkungan kerja yang bisa memberi dampak negatif, adalah
lingkungan kerja dengan polusi berat/banyak pollutant, lingkungan dengan tingkat radiasi tinggi, lingkungan
kerja yang rawan kejahatan dengan tingkat gangguan kriminalitas / premanitas yang tinggi bisa jadi alasan
terbaik anda keluar dari tempat kerja tersebut.
Karir Mentok

Jika anda memiliki motivasi tinggi, kompetensi memadai, namun sudah tidak ada ruang atau posisi di kantor
yang mampu menyerap ide-ide, strategi-strategi anda, mungkin ini saatnya anda perlu mencari tempat di luar.
Bukan merupakan hal yang menyenangkan, jika hanya duduk, berjalan ke sana sini, namun tidak ada lagi yang
bisa dilakukan. Kondisi ini umum terjadi pada perusahaan yang sudah mencapai tahap mapan, tidak ada strategi
ekspansif atau perluasan pasar atau pertumbuhan sudah stagnan.
Tidak sehati dengan kantor/perusahaan
Tidak setuju dengan visi, misi, nilai-nilai ataupun strategi perusahaan, bisa merupakan alasan tepat untuk
meninggalkan perusahaan tersebut. Jika anda berpikir bahwa kantor/perusahaan melakukan tindakan-tindakan
yang melanggar etika bisnis, nilai-nilai maupun standar moral atau hukum negara, maka sebaiknya memang anda
harus berpikir untuk meninggalkan perusahaan tersebut.
Sekali lagi, ketika meninggalkan perusahaan, harus memiliki rencana back-up .

TIGA ALASAN MENGAPA ANDA PINDAH PEKERJAAN


Kadang memang hidup ini tak ada puasnya, disaat orang lain lagi susah mencari pekerjaan, sebagian diantara
kita malah ingin meninggalkan pekerjaannya dan berganti dengan pekerjaan atau perusahaan baru. Bekerja
memang bukan soal uang atau gaji semata, ada beberapa faktor yang membuat diantara kita, walaupun dengan
berat hati, harus memilih keluar dari pekerjaannya. Meskipun sifatnya subyektif, setidaknya menurut sebuah
studi faktor manajemen perusahaan merupakan alasan utama kenapa seseorang berpindah pekerjaan. Selain
masalah gaji dan manajemen perusahaan, terkadang niat pindah pekerjaan disebabkan oleh pekerjaannya itu
sendiri.(gulfnews).
Gaji
Coba bayangkan bila anda yang sudah bertahun-tahun bekerja ternyata menerima jumlah gaji yang sama
dengan karyawan baru di perusahaan anda?. Di zamanoutsourcing seperti sekarang ini jangan harap anda dapat
bertahan lebih lama di perusahaan, kalaupun bisa mungkin hanya sekedar survival saja. Istilahnya dari pada
nganggur, nyangkul pun tak apalah. Walaupun kisaran jumlah gaji tidak pernah cukup untuk menutupi
pengeluaran anda , yang penting status bukan pengangguran tidak melekat pada diri anda. Bila merasa yakin
akan kemampuan dan keberuntungan anda, gaji yang pas-pasan menjadi faktor pendorong bagi anda untuk
mencoba peruntungan melamar pekerjaan lainnya.
Manajemen
Bila ada yang bertanya mengapa anda keluar dari perusahaan?, sebagian dari kita akan menjawab karena
buruknya hubungan antara anda dengan si boss atau dengan rekan sejawat anda. Siapa yang gak dongkol, kalau
ternyata si boss memperlakukan anda tidak fair dan kurang menghargai atau menghormati sumbangsih anda ke
perusahaan. Suasana kantor yang kurang mendukung keharmonisan hubungan antar karyawan dengan pihak
manajemen juga memberikan peran penting untuk dijadikan alasan seorang karyawan keluar dari perusahaan.
Ada hal-hal diluar materi semata yang membuat seseorang beralasan untuk loyal dan bertahan disebuah
perusahaan bertahun-tahun lamanya. Perasaan dihargai dan dibutuhkan oleh perusahaan salah satu faktor
yang membuat karyawan tinggal lebih lama karena merasa memiliki kesempatan untuk maju dan berkembang
dengan perusahaannya.
Disaat tidak stabilnya keadaaan perekonomian dewasa ini, kepemimpinan dan komunikasi adalah laksana raja.
Managemen dan kepemimpinan yang buruk akan meyebabkan kurangnya motivasi, arahan dan pemeberdayaan
bagi para karyawan sehingga menyebabkan timbulnya rasa ketidakpercayaan karyawan terhadap
perusahaannya. Salah satu faktor kunci yang menyebabkan mengapa seorang karyawan keluar dari
perusahaannya.
Pekerjaan
Rasa bosan kadang timbul bagi siapa saja, termasuk juga karyawan. salah satu faktor yang membuat para
karyawan meninggalkan perusahaannya juga dikarenakan mereka merasa bosan dengan pekerjaannya dan ingin
mencoba suasana dan tantangan pekerjaan baru lainnya. Selain itu faktor psikologis karyawan juga sangat
berpengaruh bagi kelangsungan karirnya dalam suatu perusahaan. Jarak tempuh yang jauh antara rumah
dengan tempat kerja karyawan terkadang juga memberikan suatu perasaan psikologis tertentu bagi seseorang
untuk memutuskan keluar dari perusahaan. Bayangkan bagi anda yang tinggal bertahun-tahun lamanya bekerja
di luar negeri, perasaan rindu dan kangen kepada keluarga terkadang menjadi salah satu faktor yang

mendorong anda untuk meninggalkan pekerjaan anda. Pepatah mangan ora mangan sing penting ngumpul kirakira bisa menggambarkan tentang adanya hubungan psikologis seseorang dengan pekerjaannya.
Nganggur gak enak, kerja juga gak betah, yang enak ngapain ya?..nyimak puisinya Khalil Gibran saja, yuk.
Kerja adalah wujud nyata cinta..
Bila kita tidak dapat bekerja dengan kecintaan, tapi hanya dengan kebencian,
lebih baik tinggalkan pekerjaan itu. Lalu, duduklah di gerbang rumah ibadat
dan terimalah derma dari mereka yang bekerja dengan penuh suka cita

You might also like