You are on page 1of 9

Politeknik Enjinering Indorama

POLITEKNIK ENJINERING INDORAMA


LAPORAN PRAKTIKUM
SISTEM SAMBUNGAN TRAFO 3 FASA
Nama
NIM
I.

II.

PEI
Laporan
praktikum 1
: IRPAN
: 201303011

TUJUAN
Membuktikan sistem sambungan dalam trafo 3 fasa.
Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja sistem sambungan trafo 3 fasa.
TEORI SINGKAT
Transformator 3 fasa pada dasarnya merupakan Transformator 1 fasa yang disusun menjadi 3
buah dan mempunyai 2 belitan, yaitu belitan primer dan belitan sekunder. Ada dua metode
utama untuk menghubungkan belitan primer yaitu hubungan segitiga dan bintang (delta dan
wye). Sedangkan pada belitan sekundernya dapat dihubungkan secara segitiga, bintang dan
zig-zag (Delta, Wye dan Zig-zag). Ada juga hubungan dalam bentuk khusus yaitu hubungan
open-delta (VV connection)
1. Trafo 3 fasa Hubung Bintang Bintang (Y-Y)
Pada jenis ini ujung ujung pada masing masing terminal dihubungkan secara bintang. Titik
netral dijadikan menjadi satu. Hubungan dari tipe ini lebih ekonomis untuk arus nominal yang
kecil,pada transformator tegangan tinggi

Gambar 6 Trafo Hubungan Bintang Bintang

Mesin AC

Politeknik Enjinering Indorama


2. Trafo Hubung Segitiga-Segitiga ( - )
Pada jenis ini ujung fasa dihubungkan dengan ujung netral kumparan lain yang secara
keseluruhan akan terbentuk hubungan delta/ segitiga. Hubungan ini umumnya digunakan
pada sistem yang menyalurkan arus besar pada tegangan rendah dan yang paling utama saat
keberlangsungan dari pelayanan harus dipelihara meskipun salah satu fasa mengalami
kegagalan.

Gambar 7 Trafo Hubungan Delta Delta

3. Trafo Hubung Bintang Segi tiga ( Y - )


Pada hubung ini, kumparan pafa sisi primer dirangkai secara bintang (wye) dan sisi
sekundernya dirangkai delta. Umumnya digunakan pada trafo untuk jaringan transmisi
dimana tegangan nantinya akan diturunkan (Step- Down).Perbandingan tegangan jala- jala
1/3 kalinperbandingan lilitan transformator. Tegangan sekunder tertinggal 300 dari
tegangan primer.

Mesin AC

Politeknik Enjinering Indorama

Gambar 8 Trafo Hubungan Bintang Delta

4. Trafo Hubungan Segitiga Bintang ( - Y)


Pada hubung ini, sisi primer trafo dirangkai secara delta sedangkan pada sisi sekundernya
merupakan rangkaian bintang sehingga pada sisi sekundernya terdapat titik netral. Biasanya
digunakan untuk menaikkan tegangan (Step -up) pada awal sistem transmisi tegangan tinggi.
Dalam hubungan ini perbandingan tegangan 3 kali perbandingan lilitan transformator dan
tegangansekunder mendahului sebesar 30 dari tegangan primernya.

Mesin AC

Politeknik Enjinering Indorama

Gambar 9 Trafo Hubungan Delta Bintang

5. Hubungan Zig Zag


Kebanyakan transformator distribusi selalu dihubungkan bintang, salah satu syarat yang
harus dipenuhi oleh transformator tersebut adalah ketiga fasanya harus diusahakan seimbang.
Apabila beban tidak seimbang akan menyebabkan timbulnya tegangan titik bintang yang
tidak diinginkan, karena tegangan pada peralatan yang digunakan pemakai akan berbedabeda.Untuk menghindari terjadinya tegangan titik bintang, diantaranya adalah dengan
menghubungkan sisi sekunder dalam hubungan Zigzag.
Dalam hubungan Zig-zag sisi sekunder terdiri atas enam kumparan yang dihubungkan secara
khusus (lihat gambar)

Gambar 10 Trafo Hubungan Zig Zag

Mesin AC

Politeknik Enjinering Indorama

Ujung-ujung dari kumparan sekunder disambungkan sedemikian rupa, supaya arah aliran
arus didalam tiap-tiap kumparan menjadi bertentangan. Karena e1 tersambung secara
berlawanan dengan gulungan e2, sehingga jumlah vektor dari kedua tegangan itu menjadi
:
eZ1 = e1 e2
eZ2 = e2 e3
eZ3 = e3 e1
eZ1 + eZ2 + eZ3 = 0 = 3 eb
Tegangan Titik Bintang
eb = 0
e1 = e/2
nilai tegangan fasa
ez = e/2 3
sedangkan tegangan jala jala
Ez = ez 3 = e/2 3
6. Transformator Tiga Fasa dengan Dua Kumparan
Selain hubungan transforamator seperti telah dijelaskan pada sub-bab sebelumnya, ada
transformator tiga fasa dengan dua kumparan. Tiga jenis hubungan yang umum digunakan
adalah :

V - V atau Open
Open Y - Open
Hubungan T T

Hubungan Open Delta


Ini dimungkinkan untuk mentransformasi sistem tegangan 3 fasa hanya menggunakan 2 buah trafo
yang terhubung secara open delta. Hubungan open delta identik dengan hubungan delta delta tetapi
salah satu trafo tidak dipasang. Hubungan ini jarang digunakan karena load capacity nya hanya
86.6 % dari kapasitas terpasangnya.

Gambar 11 Trafo Hubungan open Delta / V V

Mesin AC

Politeknik Enjinering Indorama

Kekurangan Hubungan ini adalah :

Faktor daya rata-rata, pada V - V beroperasi lebih kecil dari P.f beban, kira kira 86,6%
dari faktor daya beban seimbang.
Tegangan terminal sekunder cenderung tidak seimbang, apalagi saat beban bertambah.

Gambar 13 Trafo hubungan Open Y open Delta

Hubungan Open Y - Open diperlihatkan padaGambar diatas, ada perbedaan dari hubungan V V karena penghantar titik tengah pada sisi primer dihubungkan ke netral (ground). Hubungan ini
bisa digunakan pada transformator distribusi.
Hubungan Scott atau T T
Hubungan ini merupakan transformasi tiga fasa ke tiga fasa dengan bantuan dua buah
transformator (Kumparan). Satu dari transformator mempunyai Centre Taps pada sisi primer
dan sekundernya dan disebut Main Transformer. Transformator yang lainnya mempunyai
0,866 Tap dan disebut Teaser Transformer . Salah satu ujung dari sisi primer dan sekunder
teaser Transformer disatukan ke Centre Taps dari main transformer . Teaser
Transformer beroperasi hanya 0,866 dari kemampuan tegangannya dan kumparan main
transformer beroperasi pada Cos 30 = 0,866 p.f, yang ekuivalen dengan main transformer
bekerja pada 86,6 % dari kemampuan daya semunya

Mesin AC

Politeknik Enjinering Indorama

Gambar 12 Hubungan Scott atau T-T

Kesimpulannya adalah Transformator 3 fasa banyak di aplikasikan untuk menangani listrik dengan
daya yang besar. Terdapat berbagai macam hubungan pada trafo tiga fasa yang dalam
penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan rating tegangan yang akan dipikulnya.
Salah satu hubungan pada trafo tiga fasa yang sering di pakai adalah Hubungan Delta Bintang dan
Bintang Delta, kedua jenis hubungan ini biasanya dipakai dalam sistem tenaga listrik khususnya
pada bagian transmisi listrik untuk menaikkan tegangan (-Y) dan menurunkan tegangan (Y -
). Untuk suatu keadaan darurat, trafo hubung delta dapat dibuat menjadi open delta namun dengan
kapasiatas hanya 86.6 % dari kapasitas terpasangnya.

III.

DATA PENGUJIAN / PRAKTIKUM


1. Gambar Rangkaian Pengujian

L1

L1

L2

L2

L3

L3
N
Gambar 1. Sistem sambungan segitiga - bintang

Mesin AC

Politeknik Enjinering Indorama

L1

L1

L2

L2

L3

L3

Gambar 2. Sistem sambungan segitiga - segitiga


L1

L1

L2

L2

L3
N

L3
N
Gambar 2. Sistem sambungan bintang

1.

Peralatan Yang Digunakan


a. Kumparan 150 lilitan
b. Kumparan 500 lilitan
c. Kumparan 1000 liltan
d. Luminasi inti besi
e. Kabel jumper

2. Petunjuk
1. Periksalah semua peralatan sebelum digunakan, apakah berfungsi (beroperasi)
dalam keadaan baik atau tidak.
2. Pada saat merangkai semua peralatan harus dalam keadaan tidak aktif (OFF).
3. Hati-hatilah dalam menggunakan peralatan Labor, dan tanyakan pada Dosen atau
Teknisi apabila anda ragu menggunakannya.

3.

Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Rangkailah peralatan sesuai dengan yang telah di tentukan.
3. Selesai merangkai, periksa kembali! Pastikan bahwa rangkaian sudah benar.
4. Analisalah gambar.
5. Gambarlah sistem sambungan tiga fasa yang telah di rangkai.
6. Buatlah laporan hasil pengujian anda.

Mesin AC

Politeknik Enjinering Indorama


IV.

KESIMPULAN
Kesimpulannya yaitu menghubungkan trafo dengan sistem sambungan segitiga dan bintang
(delta dan wye). Segitiga dan segitiga (delta dan delta), bintang dan bintang (wye dan wye).
Dan Mahasiswa diharapkan bisa menyambungkan sambungan tersebut.

Mesin AC

You might also like