You are on page 1of 38

TARGET OBAT

By: Hasriani

Bagaimana Obat Berefek?

TARGET KERJA OBAT


Berdasarkan

strukturnya, target obat diklasifikasikan


sebagai berikut:
1. Kanal ion (voltage-gated, non-spesifik)
Kanal ion merupakan protein penyusun pori yang
mengontrol gradien voltage melintasi membran plasma
dengan memungkinkan aliran ion berdasarkan gradien
elektrokimia. Contoh : kanal Na+, kanal K+, kanal Ca++,
kanal anion.
2 . Molekul pembawa
Molekul pembawa membran merupakan protein membran
yang berfungsi membawa ion atau molekul masuk atau
keluar membran. Molekul pembawa meliputi pompa ion,
seperti pompa Na, pompa proton, pompa Ca, dan lain-lain,
serta transporter membran, seperti NaCl Cotransporter,
MDR-ABC transporter dan Na+/H+ exchanger.

3. Reseptor.
Komponen makromolekul sel (umumnya berupa protein)
yang berinteraksi dengan senyawa kimia endogen pembawa
pesan (hormon, nuerotransmiter, mediator kimia dalam
sistem imun, dll) untuk menghasilkan respon seluler.
Klasifikasi reseptor meliputi:
a. Reseptor terkopling dengan kanal ion intrinsik, contoh
reseptor nikotinik
b. Reseptor dengan aktivitas enzim intrinsik, contoh
reseptor faktor pertumbuhan
c. Reseptor terkopling dengan berbagai protein sitosolik,
contoh reseptor glukokortikoid.
d. Reseptor terkopling protein-G (GPCR), contoh reseptor
histamin
e. Reseptor nuklear

4. Enzim.
Enzim merupakan protein yang berperan sebagai
katalisator berbagai reaksi kimia dan biokimia dalam tubuh.
Enzim sebagai target molekuler kerja obat meliputi enzim

KANAL ION
Merupakan

tempat bagi ion-ion


tubuh untuk melakukan transport
pada membran sel
Kanal ion merupakan protein
membran yang terdapat pada
lapisan lipid membran sel
tersusun dari beberapa sub-unit
protein membentuk suatu
poripori

Kanal

ion terdapat pada hampir setiap sel


Fungsinya ?
Transport ion
Pengaturan potensial listrik melintasi membran sel
Signaling sel
Kanal ion penting dalam proses normal tubuh .Beberapa
penyakit terkait dengan disfungsi kanal ion misal aritmia
jantung, diabetes, epilepsi, hipertensi, cystic fibrosis, dll.
Kanal ion sebagian besar bersifat spesifik pada ion
tertentu
Pembukaan atau penutupan kanal ion diatur :
1. senyawa kimia (ligan)
2. sinyal listrik
3. kekuatan mekanik

Bagaimana kanal ion dapat menjaga


potensial sel dalam kondisi
istirahat ?
Istilah

istilah :
1. Depolarisasi :
- Peningkatan potensial listrik pada daerah intraseluler
dibandingkan
kondisi istirahat
- Berkurangnya perbedaan polaritas pada membran sel antara
daerah intra dan ekstra seluler
2. Repolarisasi :
- Kondisi kembalinya perbedaan polaritas membran sel
3. Hiperpolarisasi :
- Peningkatan perbedaan polaritas membran sel antara daerah
intra dan ekstra seluler
4. Resting Potensial :
- Kondisi dimana perbedaan potensial listrik intra-ekstraseluler :
60-80 mV, dan kondisi intrasel relatif lebih negatif dari
ekstraseluler.

Peran Macam kanal ion pada


mahluk hidup
Kanal

Na+ : berperan dalam


penyampaian impuls saraf/potensial
aksi depolarisasi
Kanal K+ :kekuatan penstabil
repolarisasi/hiperpolarisasi
Kanal Ca++ : penting dalam signaling
sel berbagai aksi: kontraksi,
eksositosis, pelepasan neurotransmitter
Kanal Cl- :aliran osmotik,
hiperpolarisasi

Contoh obat yang bereaksi pada


kanal ion Na

Kanal Ion Ca++

Bagaimana peranan Ca dalam


kontraksi otot ?

Contoh obat yang beraksi pada


kanal Ca
Antagonis

Ca (Nifedipin, verapamil,
diltiazem) antihipertensi,
anti angina

Kanal Ion K+
Peran

: sebagai kekuatan penstabil untuk


repolarisasi dan mengatur resting
potensial
Pembukaan kanal K+ menyebabkan aliran
K+ keluar ke ekstra sel hiperpolarisasi
hambatan transmisi potensial listrik
Malfungsi kanal ion K+ hambatan
terhadap hiperpolarisasi dapat
menyebabkan hipereksitabilitas jaringan :
misal penundaan repolarisasi ventrikel
aritmia jantung

Obat pada kanal ion Cl


Lubiproston

(Amitiza):
mengaktifkan kanal ClC-2
meningkatkan sekresi cairan ke
lumen usus mengatasi obstipasi
kronis idiopatik

ENZIM
Enzim

merupakan protein yang


berperan sebagai katalisator
berbagai reaksi kimia dan
biokimia dalam tubuh. Obat
dapat memproduksi efek
terhadap reaksi enzim, dengan
cara: kompetisi substrat dan
modifikasi enzim (reversibel atau
ireversibel).

ENZIM MANUSIA
A. Enzim Siklooksigenase
Enzim siklooksigenase disebut juga Prostaglandin H2
synthase (PGHS). Terdiri dari isoenzim COX-1 dan COX2. COX adalah enzim yang mengkatalisis konversi
asam arakhidonat menjadi mediator lipid yang sangat
aktif, yaitu prostaglandin (PG) dan tromboksan (TX).
PG dan TX terlibat dalam berbagai proses
patofisiologis, meliputi:
Induksi respon inflamasi vaskuler (yang merupakan
respon dari kerusakan jaringan atau infeksi);
demam dan persepsi nyeri,
Haemostatis
Sitoproteksi mukosa lambung
Regulasi ginjal

Angiotensin Converting Enzyme


(ACE)

ACE

inhibitor (captopril, lisinopril, dan lain-lain)


berguna untuk menurunkan tekanan darah pada
pasien hipertensi, meningkatkan kerja jantung
& mengurangi beban kerja jantung pada pasien
gagal jantung. ACE inhbitor merupakan analog
nonpeptida dari AT I. ACE inhibitor terikat kuat
pada sisi aktif ACE, dimana terjadi kompleks
dengan ion Zn dan berinteraksi dengan gugus
bermuatan positif dan kantong hidrofobik. Pada
pasien hipertensi ACE inhibitor menurunkan
tekanan darah dengan mekanisme :
Menurunkan resistensi vaskuler perifer
Menurunkan aktivitas simpatetik
Mengurangi retensi Na dan air

Enzim Asetikolin Esterase


Asetilkolin

(Ach) merupakan ester


asam asetat dan kolin dengan struktur
CH3COOCH2CH2N+(CH3)3. ACh
berfungsi sebagai senyawa transmiter
di sistem saraf perifer dan sistem
saraf pusat

Waktu

yang dibutuhkan untuk


menghidrolisis ACh di sambungan
neuromuskuler kurang dari
milidetik (150 s), 1 molekul
AChE dapat menghidrolisis 6
105 molekul ACh per menit. AChE
berada di neuron kolinergik dan
sel otot, terikat pada permukaan
bagian luar membran sel

Inhibitor AChEsterase
Contoh

obat-obat golongan inhibitor


asetilkolinesterase : neostigmin,
fisostigmin, takrin, donepezil,
rivastigmin dan galantamin. Obat ini
digunakan untuk meningkatkan
kadar Ach di tempat aksinya pada
penyakit-penyakit yang disebabkan
kurangnya aksi ACh seperti
glaucoma, myasthenia gravis dan
gangguan otot polos.

Enzim Xantin Oksidase


Enzim

Xantin oxidase (XOD) merupakan


enzim penting untuk katabolisme purin. XOD
mengkatalisis konversi hypoxanthine menjadi
xanthine, dan xanthine menjadi asam urat.
Asam urat terutama diekskresi via urin. Tidak
imbangnya laju ekskresi asam urat via urin
dan laju katabolisme purin menyebabkan
hiperurikemia (tingginya kadar asam urat
dalam darah) dan menjadi penyakit GOUT.
Alopurinol, suatu obat urikostatik dan
metabolit utamanya (alloxantin) bekerja
dengan menghambat XOD.

ENZIM
MIKROORGANISME
PATOGEN / SEL KANKER

A. Dihidrofolat reduktase (DHFR)

DHFR merupakan enzim yang mereduksi asam dihidrofolat


menjadi asam tetrahidrofolat, menggunakan NADPH
sebagai donor elektron.

DHFR berperan penting mengatur jumlah tetrahidrofolat


dalam sel. Tetrahirofolat dan turunannya penting untuk
sintesis purin dan timidilat, yang penting untuk proliferasi
sel dan pertumbuhan sel. DHFR berperan penting dalam
sintesis prekursor asam nukleat.

Inhibitor DHFR
Folat

dibutuhkan oleh sel yang membelah untuk


membentuk timin, sehingga penghambatan terhadap
DHFR banyak dimanfaatkan dalam terapi. Contohnya,
metotrexat digunakan dalam kemoterapi anti kanker
karena dapat mencegah pembelahan sel neoplastik.
Bakteri juga membutuhkan DHFR untuk tumbuh dan
berkembang biak sehingga senyawa yang selektif
menghambat DHFR bakteri dapat digunakan sebagai
antibakteri.
Berbagai obat yang bekerja sebagai inhibitor DHFR:
Trimetoprim (antibakteri)
Pirimetamin (antimalaria)
Metotrexat (antikanker). Metotrexat bekerja dengan
berikatan pada DHFR dengan kekuatan 1000x lebih kuat
dibanding folat itu sendiri.

B. Reverse transcriptase
Reverse

transcriptase, juga dikenal dengan RNA-dependent


DNA polymerase, merupakan polimerase DNA yang
mentranskripsikan RNA single-stranded menjadi DNA
double-stranded. Enzim ini juga membantu pembentukan
DNA dobel heliks. Transkripsi normal melibatkan sintesis
RNA dari DNA, sedangkan reverse transcription adalah
kebalikannya.
Inhibitor viral reverse transcriptase
Retrovirus membutuhkan enzim reverse transcriptase untuk
bereproduksi, dengan cara mengkopi material genetiknya
menjadi virus baru (bagian dari siklus proliferasi retrovirus).
Obat-obat yang dapat mengganggu siklus ini dapat
menekan pertumbuhan virus ini.
Contoh inhibitor viral reverse transcriptase adalah
zivovudin, lamivudin, tenofovir dan lain-lain.

C. DNA polymerase
DNA

polymerase merupakan enzim yang


membantu katalisis dalam polimerasi
deoksiribonukleotida menjadi rantai DNA.
Enzim ini penting dalam replikasi DNA karena
enzim ini bertugas membaca strand
(untaian) DNA utuh sebagai template dan
menggunakannya untuk sintesis strand DNA
baru.
Contoh inhibitor DNA polymerase : cytarabine
atau cytosine arabinoside, bekerja sebagai
senyawa kemoterapi dan digunakan untuk
terapi kanker sel darah putih dan leukemia
akut.

RESEPTOR
TO

BE CONTINUE

You might also like