You are on page 1of 5
ry _| MEDICINUS @@ Dedicatione pro Humanitate = Ed.1Th. 2015 Hari Senin, 9 November 2015 medicinus - Dedicatio pro Sustainable Development Goals. (Dedicasikepada #MenyambutEraBaruKesehatan paska 2015 Kemanusiaan) Sejak tahun 2000, sebanyak 189 negara telah berkomitmen cae dalam MDGs untuk mencapai berbagai pencapaian positif Segala PujibagiTuhan hingga tahun 2015. Banyak hasil positif sudah bisa dirasakan. te karena san Dee Tidak terhenti di tahun 2015, PBB melanjutkan serta me- ae ee ae Be ngembangkan komitmen yang sudah terbentuk menjadi SDGs. prea ain Jika dibandingkan MDGs, SDGs berusaha mencapai penca- yang kami milki paian yang lebih universal dan pendayagunaan berjangka panjang. SDGs dengan paradigma barunya yang tidak hanya Tentu masih banyak hal berfokus pada manusia, ekonomi, namun juga lingkungan. yang perlu perbaiki dan kami berharap masukan Sudah lima belas tahun sejak tahun 2000, pelaksanaan dari pembaca sekalian. Millenium Development Goals (MDGs). 189 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa_bersepakat untuk Terima Kasih yang amat melaksanakan paradigma pembangunan global yang di- besar untuk Ikatan deklarasikan dalam konferensi Tingkat Tinggi Millenium Keluarga Alumni Unpad pada September 2000 di New York. Tahun ini, tepat 2015, komisariat Fakultas menjadi tahun terakhir MDGs. Beberapa hasil dari komit- Kedokteran atas men ini telah dituai dukungannya sehingga eae a Oleh MDGs, secara global, telah tercapai banyak sekali semua. pencapaian positif. Jika melihat di bidang kesehatan secara global, terjadi penurunan Angka Kematian Ibu sebanyak 45% dibandingkan tahun 1990. Pada tahun 2000 hingga 2013, angka pengidap baru Infeksi HIV turun hingga 40% dan sudah ada 37 jiwa terselamatkan dari kematian akibat tuberculosis. Angka Kematian pada bayi di bawah lima tahun telah turun hingga 50% sejak 1990. Melalui komitmen bersama dalam MDGs, pemimpin seluruh dunia memahami akan pentingnya kerjasama dalam membangun dunia yang lebih baik. Hasil positif ini mendorong PBB melanjutkan agenda kerjasama. Ide mengenai pentingnya kerjasama terutama menjelang 1 berakhimya MDGs mulai diangkat di konfe- rensi PBB di Rio de Janeiro pada tahun 2012 Melalui pertemuan di Rio, menghasilkan doku- men berjudul “The Future We Want” yang kemu-dian diintergrasikan dalam Agenda PBB paska tahun 2015. Ide ini terangkum dalam agenda berjudul “Transforming our World” Agenda ini terangkum dalam beberapa sasaran yang disebut sebagai Sustainable Development Goals (SDGs). Dalam pertemuan Majelis Umum PBB di tanggal 25 September 2015, terdapat 193 negara yang siap mengadopsi agenda tersebut. Dari ke 17 sasaran dalam SDGs terdiri atas 169 target yang terintegrasi dan tidak bisa _saling dipisahkan. Seluruh sasaran dan target yang tercantum dalam SDGs akan efektif sejak 1 Januari 2016 dan akan memandu kebijakan - kebijakan yang diambil oleh PBB dalam 15 tahun THE GLOBAL GOALS For Sustainable Development memenuhi kebutuhannya mereka. Dengan pola perkembangan seperti ini, PBB serta pihak -pihak yang ikut bekerjasama dan berkomitmen memastikan menciptakan kehidupan yang layak untuk generasi saat ini dan yang akan datang. SDGs melibatkan pihak - pihak yang jauh lebih luas dan beragam. karena agendanya yang luas. Berbeda dengan MDGs yang terkesan lebih menekankan tanggungjawab pada negara- negara berkembang, © SDGs ‘menuntut peran negara - negara = maju untuk terlibat. Pada SDGs, negara -negara maju dituntut keterlibatannya terutama pada agenda terkait energi, pola perkembangan —_yang inklusif, industri, ketidakmerataan _lintas negara, —_pemmiagaan termasuk konsumsi dan es produksi, serta mwas #GLOBALGOALS petadilan ke depan hingga 2030. Kampanye dari Global Goals sebagainama Pada target yang ingin lain dai Sustainatle Develompment Goats dicapai, SDGs jauh feserta 7 simbol hile 17 poi menitikberatkan pada eae pol menuntaskan masalah Antara MDGs dan SDGs yang dihadapi. Terdapat perubahan paradigma antara MDGs dan SDGs. Bila dibandingkan MDGs yang menitikberatkan pada kemiskinan dan kemanu- siaan, pada SDGs, perkembangan berkelanjutan (Sustainable development) menjadi kata kunci utama. Definisi dari perkembangan berkelanjut- an yang dimaksud adalah perkembangan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi masa depan untuk Pada MDGs, usaha yang dilakukan cenderung pada masalah - masalah yang lebih mudah untuk diselesaikan. Dalam MDGs, target ditentukan dalam persentase. Sedangan SDGs menekankan menuntaskan masalah hingga mencapai angka nol. Akibatnya mendorong usaha -usaha yang lebih luas, menyeluruh, serta tidak bisa berkompromi Target yang dicapai dalam SDGs juga menekankan pada kualitas, tidak hanya pada Kuantitas seperti pada MDGs. Pada SDGs, terdapat poin baru berupa perdamaian. Berdasarkan hasil observasi, perdamaian dalam suatu daerah menentukan tingkat kesejahteraan. Disimpulkan dengan mengupayakan —perdaiaman, _tingkat Kesejahteraan ikut dimajukan. Oleh karenanya perlu sekali dilibatkan dalam SDGs terutama sebagai komitment global. (/Oki) Indonesia dl Akhir Tahun 2015: Pencanaian Indonesia terhadap Millenium Development Goals di Bidang Kesehatan. Tahun 2015 ini akan menjadi tahun terakhir dari komitmen global dan nasional terhadap Millenium Development Goals (MDGs) yang dicanangkan sejak tahun 2000 dalam Konferensi Tingkat Tinggi Milenium di New York. Melalui MDGs, diharapkan akan mencapai kesejahteraan dan pembangunan masyakarat, termasuk mengentaskan masalah kesehatan. Selama 15 tahun ini, MDGs menjadi acuan dari pemerintah dalam mengambil keputusan. Sudah sejauh apa pencapaian negara Indonesia ccciehiiiinmheniees eel MDGs? Sudah 15 tahun sejak keterlibatan Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium yang diadakan pada oe september 2015 di New York. Atas —keputusan kesamaan tujuan dan sasaran pembangunan Siem Indonesia, Indonesia ikut menandatangi Deklarasi Seen imal yang mas Milenioum bersama Fes “eu Dadopme Gel (49) (i dengan 189 negara lainnya Sian ehiatan memititi peran langoung pada pain nomen 1, 4,5, dan 6 Di tahun 2015 ini, oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) di bawah Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Indonesia telah menerbitkan Laporan Pencapaian Tujuan Pemba- ngunan Milenium di Indonesia 2014. Memang belum ada laporan terakhir yang benar - benar menunjukan pencapaian akhir karena masih berjalannya tahun 2015. Capaian tujuan MDGs dikelompokan menjadi tiga. Pertama adalah tujuan yang telah tercapai Kedua untuk yang diharapkan tercapai di tahun 2015. Dan yang terakhir untuk yang diperlukan kerja keras untuk mencapainya. Seluruh informasi yang ada dalam walan ini bersumber langsung dari Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenkium ke 9 yang menggambarkan pencapaian MDGs di tahun 2014 Walana ini khusus melaporkan di bidang kesehatan. (/Oki) Tujuan 1: Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Upaya dalam menanggulangi kelaparan di Indonesia masih belum menunjukan perbaikan, Walaupun tidak terjadi perubahan yang signifikan, terdapat pertam- bahan proporsi penduduk yang menderita kelaparan dari tahun 1990 ke tahun 2014. Kondisi ini ditunjukan dengan naiknya proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi 1400 kkal/ kapita/ hari dari 17.00 persen di tahun 1990 menjadi 17,39 persen di tahun 2014 Tujuan 4 : Menurunkan Angka Kematian Anak Usaha untuk menurunkan angka kematian anak masih memerlukan kerja keras untuk mencapainya di tahun 2015. Hal ini ditunjukan dengan penurunan angka kematian balita dari 97 (tahun 1991) menadi 40 per seribu kelahiran hidup (tahun 2012), penurunan angka kematian bayi dari 68 menjadi 32 per seribu kelahiran, dan angka kematian neonatal dari 32 menjadi 19 per seribu kelahiran. Sedangkan proporsi anak usia | tahun yang diimunisasi campak meningkat dari 44.50 persen (tahun 1991) menjadi 89,42 persen (tahun 2014). Tujuan 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih telah berhasil ditingkatkan dari 40,70 persen (tahun 1992) menjadi 83,10 persen (tahun 2012), namun disisi lain angka kematian ibu baru dapat ditekan dari 390 (tahun 1991) menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup (tahun 2012). Sementara itu angka pemakaian kontrasepsi bagi perempuan menikah usia 15 - 49 tahun dengan cara modem meningkat dari 47,10 persen (tahun 1991) menjadi 57,90 persen (tahun 2012) Tujuan 6 : Memerangi HIV dan AIDS, Malaria, dan Penyakit Menular Lainnya Upaya mengendalikan penyebaran, menurunkan jumlah kasus baru dan mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV dan AIDS masih memerlukan upaya keras, inovatif, dan kreatif untuk mencapainya. Prevalensi HIV dan AIDS masih cukup tinggi yaitu 0.46 persen pada tahun 2014. Selain itu akses terhadap ARV sudah mencapai 96,01 persen (tahun 2014) dari penduduk terinfeksi HIV dan AIDS lanjut. Angka kejadian malaria menurun pesat dari 4,68 (tahun 1990) menjadi 0.99 per 1.000 penduduk pada tahun 2014. Sementara itu, angka kejadian Tuberkulosis sudah berhasil mencapai target MDGs 2015 yaitu dari 343 (tahun 1990) menjadi 183 kasus per 100.000 / tahun (tahun 2013). 5

You might also like