Professional Documents
Culture Documents
TULI
Disusun oleh:
KELOMPOK 5B
Herawati Tjongi
Asnita
Berry Erida Hasbi
Nurliah
Handayani
Rosmainar Agus
Jumriah
Ayu Merdekawaty Putri
Nur Azizah
Cindy Permata Sari
Dian Permatajaya Rimi
Titien SaPang
Ade Ulfa
110.206.126
110.206.127
110.206.128
110.206.129
110.206.130
110.206.131
110.206.132
110.206.133
110.206.134
110.206.135
110.206.136
110.206.137
110.206.138
Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
Makassar
2009
MODUL TULI
SKENARIO
Seorang anak laki- laki, 12 tahun. Datang ke Puskesmas dengan keluhan
pendengaran berkurang sejak 2 tahun yang lalu, disertai dengan perasaan
pusing bila kepala dipalingkn dengan tiba- tiba. Nilai rapor menurun seiring
dengan bertambah beratnya penurunan pendengaran. Si A juga akhir-akhir
ini sering menarik diri dari pergaulan. Riwayat keluar cairan dari dalam
telinga sejak usia 7 tahun.
KATA KUNCI
laki-laki 12 tahun
Pendengaran berkurang sejak 2 thn yg lalu
Pusing bila kepala dipalingkan tiba-tiba
Penurunan nilai rapor seiring dgn bertambahnya ketulian
Menarik diri dari pergaulan
Riwayat otore sejak 7 thn yg lalu
PERTANYAAN:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
JAWABAN
PERTANYAAN 1. Fisiologi pendengaran dan keseimbangan
FISIOLOGI PENDENGARAN
Labirin
Air Conduction
Lintasan lain :
- Bone Conduction
Telinga luar
: Fs. Konduksi
Telinga tengah
Telinga dalam
: Proses neurofisiologi
JARAS PENDENGARAN
FISIOLOGI KESEIMBANGAN
GANGGUAN PENDENGARAN :
Berkurangnya
kemampuan
mendengar
baik
sebagian
atau
seluruhnya pada salah satu atau kedua telinga, derajat ringan atau
lebih berat dengan angka pendengaran lebih dari 26 dB pada frekuensi
500, 1000, 2000, dan 4000 Hz. (WHO)
KETULIAN:
Hilangnya kemampuan mendengar pada salah satu atau kedua telinga
merupakan gangguan pendengaran sangat berat dengan ambang
pendengaran rata-rata lebih dari 81 dB pada frekuensi 500, 1000, 2000
dan 4000 Hz (WHO)
ETIOLOGI
1. tuli konduktif:
a. Benda asing dalam MAE
b. Kongenital
c. Trauma
d. Tumor
e. Radang
f. Otosklerosis
2. Tuli sensorineural
a. Kongenital
b. Trauma
c. Radang
d. Ototoksik
e. Tumor
f. Penyakit SSP
PERTANYAAN 3. Apa yang menyebabkan pusing?
Vertigo terdiri dari 3 macam:
1. Vetigo spontan
2. Vertigo posisi
3. Vertigo kalori
Dari gejala klinis di atas, termasuk tipe posisi akibat perubahan posisi
kepala. Vertigo timbul karena perangsangan pada kupula kanalis
semisirkularis oleh debris atau pada kelainan servikal.
3. Penderita
Tehnik pelaksanaan
Jarak pendengaran
: Normal
5 meter
4 meter
: Ketulian ringan
TES AUDIOMETRI
TES KESEIMBANGAN
Tes posturografi
dari
meatus
auditoris
eksternal
termasuk
staphylococcus,
menjadi
awal
penyebab
OMSK
yang
merupakan
hasil
invasi
ini
lebih
berdasarkan
waktu
dan
stadium
daripada
perforasi
dari
20
membrane
%
luas
timpani
membrane
dibagian
sentral,
ukuran
timpani
sampai
seluruh
sehingga
ukuran
besar tipe sentral dengan membrane mukosa yang berbentuk garis pada
rongga timpani merupakan diagnosa khas pada omsk tipe benigna.
OMSK TIPE MALIGNA DENGAN KOLESTEATOM
Sekret pada infeksi dengan kolesteatom beraroma khas, sekret yang
sangat bau dan berwarna kuning abu-abu, kotor purulen dapat juga terlihat
keeping-keping kecil, berwarna putih mengkilat.
Gangguan pendengaran tipe konduktif timbul akibat terbentuknya
kolesteatom bersamaan juga karena hilangnya alat penghantar udara pada
otitis media nekrotikans akut. Selain tipe konduktif dapat pula tipe campuran
karena kerusakan pada koklea yaitu karena erosi pada tulang-tulang kanal
semisirkularis akibat osteolitik kolesteatom.
PENATALAKSANAAN
Prinsip terapi OMSK tipe benigna ialah konstervatif atau dengan medika
mentosa. Bila sekret yang keular terus-menerus, maka diberikan obat
pencuci telinga, berupa larutan H2o2 3 % selama 3 5 hari. Setelah sekret
berkurang terapi dilanjutkan dengan obat tetes telinga yang mengandung
antibiotic
dan
perencanaan
kortikosteroid,
terapi
karena
kultur
dapat
dan
tes
terjadi
resisten
strain-strain
penting
untuk
baru
seperti
tipe
benigna
tidak
menyerang
tulang
sehingga
jarang
akut
dapat
menimbulkan
komplikasi
dengan
terjadinya
tromboplebitis vaskuler.
Prognosis dengan pengobatan local, otorea dapat mongering. Tetapi sisa
perforasi sentral yang berkepanjangan memudahkan infeski dari nasofaring
atau bakteri dari meatus eksterna khususnya terbawa oleh air, sehingga
penutupan membrane timpani disarankan.
OMSK tipe maligna :
Komplikasi dimana terbentuknya kolesteatom berupa :
1. erosi canalis semisirkularis
2. erosi canalis tulang
3. erosi tegmen timpani dan abses ekstradural
4. erosi pada permukaan lateral mastoid dengan timbulnya abses
subperiosteal
media
supuratif
akut
(OMA)
adalah
otitis
media
yang
yaitu
Hemofilus
Proteus
vulgaris,
influenza,
Escheria
Pseudomonas
colli,
Streptokokus
aerugenosa.
Hemofilus
influenza merupakan bakteri yang paling sering kita temukan pada pasien
anak berumur dibawah 5 tahun.
otitis media adalah infeksi pada rongga telinga tengah , sering diderita
oleh bayi dan anak-anak, penyebabnya infeksi virus atau bakteri. Pada
penyakit bawaan spt down syndrome dan anak dgn alergi sering terjadi.
Terapi antibiotika dan kunjungan ke dr. tht dalam proses perbaikan sangat
disarankan.
Komplikasi yang bisa timbul jika otitis media tidak segera diobati
adalah mastoiditis, perforasi gendang telia dgn cairan yang terus menerus
keluar. Komplikasi lebih lanjut seperti infeksi ke otak walau jarang masih
mungkin terjadi, sumbatan pembuluh darah akibat tromboemboli juga bisa
terjadi.
Disarankan segera bawa anak anda bila rewel dan memegang-megang
telinga, tidak nyaman merebah demam dan keluar cairan pada telinga. Bila
anda
memeriksakan
secara
dini
otitis
media
bisa
dicegah
sebelum
Perforasi.
Resolusi.
1. Stadium Oklusi Tuba Eustachius
Stadium oklusi tuba Eustachius terdapat sumbatan tuba Eustachius
yang ditandai oleh retraksi membrana timpani akibat tekanan negatif
dalam telinga tengah karena terjadinya absorpsi udara. Selain retraksi,
membrana timpani kadang-kadang tetap normal atau hanya berwarna
keruh pucat atau terjadi efusi. Stadium oklusi tuba Eustachius dari
otitis media supuratif akut (OMA) sulit kita bedakan dengan tanda dari
otitis media serosa yang disebabkan virus dan alergi.
2. Stadium Hiperemis (Pre Supurasi)
Stadium hiperemis (pre supurasi) akibat pelebaran pembuluh darah di
membran timpani yang ditandai oleh membran timpani mengalami
hiperemis, edema mukosa dan adanya sekret eksudat serosa yang sulit
terlihat.
3. Stadium Supurasi
Stadium supurasi ditandai oleh terbentuknya sekret eksudat purulen
(nanah). Selain itu edema pada mukosa telinga tengah makin hebat
dan sel epitel superfisial hancur. Ketiganya menyebabkan terjadinya
bulging (penonjolan) membrana timpani ke arah liang telinga luar.
Pasien akan tampak sangat sakit, nadi & suhu meningkat dan rasa
nyeri di telinga bertambah hebat. Anak selalu gelisah dan tidak bisa
tidur nyenyak. Stadium supurasi yang berlanjut dan tidak tertangani
dengan baik akan menimbulkan ruptur membran timpani akibat
timbulnya nekrosis mukosa dan submukosa membran timpani. Daerah
nekrosis terasa lebih lembek dan berwarna kekuningan. Nekrosis ini
masih utuh, daya tahan tubuh baik, dan virulensi kuman rendah.
Stadium ini didahului oleh sekret yang berkurang sampai mengering.
Apabila stadium resolusi gagal terjadi maka akan berlanjut menjadi
otitis media supuratif kronik (OMSK). Kegagalan stadium ini berupa
membran timpani tetap perforasi dan sekret tetap keluar secara terusmenerus atau hilang timbul.
Otitis media supuratif akut (OMA) dapat menimbulkan gejala sisa
(sequele) berupa otitis media serosa. Otitis media serosa terjadi jika
sekret
menetap
di
kavum
timpani
tanpa
mengalami
perforasi
membran timpani.
Gejala Klinik Otitis Media Supuratif Akut (OMA)
Gejala klinik otitis media supuratif akut (OMA) tergantung dari stadium
penyakit dan umur penderita. Gejala stadium supurasi berupa demam tinggi
dan suhu tubuh menurun pada stadium perforasi. Gejala klinik otitis media
supuratif akut (OMA) berdasarkan umur penderita, yaitu :
Bayi dan anak kecil. Gejalanya : demam tinggi bisa sampai 390C (khas), sulit
tidur, tiba-tiba menjerit saat tidur, mencret, kejang-kejang, dan kadangkadang
memegang
telinga
yang
sakit.
Anak yang sudah bisa bicara. Gejalanya : biasanya rasa nyeri dalam telinga,
suhu tubuh tinggi, dan riwayat batuk pilek.
Anak lebih besar dan orang dewasa. Gejalanya : rasa nyeri dan gangguan
pendengaran (rasa penuh dan pendengaran berkurang).
Terapi Otitis Media Supuratif Akut (OMA)
Terapi otitis media supuratif akut (OMA) tergantung stadium penyakit, yaitu :
Oklusi tuba Eustachius. Terapinya : obat tetes hidung & antibiotik.
tahun
dan
orang
dewasa.
dalam
dosis
pada
pasien
anak.
banyak
setelah
kita
berikan
antibiotik
selama
minggu.
supurasi.
Lakukan
jika
membran
timpani
masih
utuh.
Keuntungannya yaitu gejala klinik lebih cepat hilang dan ruptur membran
timpani
dapat
kita
hindari.