You are on page 1of 22

LAPORAN KASUS

HMFD (Hand, Mouth, Foot Disease)

Disusun Oleh :
Anggi Purnamasari
2009730126

Dokter Pembimbing :
dr. Rahmini Shabariah, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA SUKAPURA
2013

KATA PENGANTAR

Laporan Kasus HMFD | 1

Alhamdulillah, puji syukur penyusun panjatkan kehadiran Allah SWT dan Shalawat
serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, serta para pengikutnya
hingga akhir zaman atas terselesaikan tugas laporan kasus yang berjudul HMFD (Hand,
Mouth, Foot Disease) .
Laporan kasus ini disusun untuk meningkatkan pengetahuan dan untuk memenuhi
tugas Co-Ass di bidang Stase Pediatri.
Terimakasih penyusun ucapkan kepada dr. Rahmini Shabariah Sp.A selaku dokter
pembimbing, orang tua yang selalu memberi dukungan dan doa keberhasilan penyusun,
teman-teman sejawat atas dukungan dan kerjasamanya yang telah membantu dalam
kelancaran pembuatan laporan ini.
Semoga dengan adanya tugas laporan kasus ini dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan kepada para pembaca umumnya.
Penyusun menyadari bahwa tugas laporan kasus ini masih jauh dari kata sempurna
oleh karena itu penyusun harapkan kritik dan saran

para pembaca untuk menambah

kesempurnaan tugas laporan kasus ini.

Jakarta, November 2013

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................... ii


Daftar Isi .............................................................................................................................. iii

Laporan Kasus HMFD | 2

Bab I Pendahuluan
1.1 Identitas Pasien.............................................................................................................. 1
1.2 Anamnesis...................................................................................................................... 1
1.3 Pemeriksaan Fisik.......................................................................................................... 4
1.4 Resume........................................................................................................................... 6
1.5 Diagnosis Kerja.............................................................................................................. 7
1.6 Rencana Pemeriksaan Penunjang................................................................................... 8
1.7 Rencana Penatalaksanaan............................................................................................... 9
1.8 Prognosis........................................................................................................................ 9
1.9 KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi).................................................................. 10
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 Definisi........................................................................................................................... 11
2.2 Etiologi............................................................................................................................ 11
2.3 Epidemiologi................................................................................................................... 12
2.4 Patogenesis...................................................................................................................... 13
2.5 Manifestasi Klinis........................................................................................................... 14
2.6 Diagnosis......................................................................................................................... 16
2.7 Diagnosis Banding.......................................................................................................... 17
2.8 Penatalaksanaan............................................................................................................... 19
2.9 Edukasi Kepada Penderita.............................................................................................. 20
2.10
Komplikasi.....................................................................................................................
20
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... .IV

BAB I
LAPORAN KASUS
I.1 Identitas
IDENTITAS PASIEN
Nama

: An. K

Tempat & tanggal lahir

: Jakarta, 25-09-2011
Laporan Kasus HMFD | 3

Usia

: 2 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Alamat

:Jl. Kramat Raya, Cakung

Nama orang tua


Ayah

: Tn. G

Ibu

: Ny. R

Tanggal masuk rumah sakit : 13 Oktober 2013


No. RMK

: xx.xx.xx

Kamar

: VI

I.2 Anamnesis
ANAMNESIS (alloanamnesis) 13/10-2013
Keluhan utama:
Demam sejak 2 hari yang lalu
Keluhan tambahan:
Mual, muntah, batuk, pilek dan bintik-bintik kecil kemerahan pada tangan dan kaki
Riwayat Penyakit Sekarang
2 hari SMRS
Ibu pasien mengeluh anaknya demam sejak 2 hari yang lalu, demam tinggi mendadak,
mencapai 38,0o C, menggigil (-), kejang (-), mual (+), muntah (+) 2X cair, aqua gelas,
ada sedikit ampas makanan, pusing (+), anak rewel (+), sakit kepala (+), mata merah (+/+),
batuk (+), nyeri tenggorok (+), pilek (+), sekret berwarna putih bening, mimisan (-), gusi
berdarah (-), bintik-bintik merah dikulit (-), sesak (-), nyeri perut (-), nafsu makan menurun
selama sakit, BAK biasa, BAB biasa, pasien telah diberi obat penurun panas sempat turun
namun panas naik kembali.
1 hari SMRS
Demam mencapai 38,0o C, disertai timbul bintik-bintik merah kecil awalnya ditelapak
tangan lalu timbul didaerah kaki juga disertai sariawan, bintik-bintik merah yang berisi cairan
berwarna bening, bintik-bintik merah ini tidak gatal, tidak bersisik, dan tidak terasa panas dan
Laporan Kasus HMFD | 4

nyeri, menggigil (-), kejang (-), mual (+), muntah (+) 1X cair, aqua gelas, ada sedikit
ampas makanan, pusing (+), anak rewel (+), sakit kepala (+), mata merah (+/+), batuk (+),
nyeri tenggorok (+), pilek (+), sekret berwarna putih bening, mimisan (-), gusi berdarah (-),
sesak (-), nyeri perut (-), nafsu makan menurun selama sakit, BAK biasa, BAB biasa.
Di IGD RSIJ
Demam mencapai 38,5o C disertai timbulnya bintik-bintik merah kecil di kedua
tangan dan ke kedua kaki semakin banyak, bintik-bintik merah yang berisi cairan berwarna
bening, bintik-bintik merah ini tidak gatal, tidak bersisik, dan tidak terasa panas dan nyeri,
bintik-bintik merah tidak menyebar ke badan, punggung, dan wajah, disertai sariawan, anak
sulit makan dan hanya mau minum teh manis hangat, menggigil (-), kejang (-), mual (+),
muntah (+) 1X cair, aqua gelas, ada sedikit ampas makanan, pusing (+), anak rewel (+),
lemas (+), sakit kepala (+), mata merah (+/+), batuk (+), nyeri tenggorok (+), pilek (+), sekret
berwarna putih bening, mimisan (-), gusi berdarah (-), sesak (-), nyeri perut (-), nafsu makan
menurun selama sakit, BAK biasa, BAB biasa, pasien telah diberi obat penurun panas sempat
turun namun panas naik kembali.
Riwayat Penyakit Dahulu

Belum pernah menderita sakit seperti ini.


Campak (-)
Dengue hemorragic fever (-)
Kesan : penyakit baru pertama kali dialami.
Riwayat Penyakit Keluarga :
- Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga tidak ada
- Riwayat alergi pada keluarga disangkal
Kesan : Tidak ada penularan dari keluarga
Riwayat Pengobatan:
Sudah diberi obat penurun panas, namun panas sempat turun dan demam timbul
kembali.
Riwayat Psikososial:
Ibu OS mengaku disekitar lingkungan rumahnya tidak ada yang menderita seperti ini,
anak sering bermain dengan teman sebayanya di lingkungannya.
Kesan : Tidak ada yang serupa mengalami seperti ini

Laporan Kasus HMFD | 5

Riwayat Kehamilan :
Ibu pasien rajin periksa kehamilan kebidan hampir setiap bulan, ibu tidak menderita
penyakit apapun saat hamil dan rutin minum vitamin penambah darah.
Riwayat Persalinan :
Pasien merupakan anak pertama, lahir pervaginam dibidan BB = 3500 gr, PB = 50
cm, tidak ada KPD, anak tidak terlilit tali pusat, tidak ada perdarahan selama hamil. Anak
menangis ketika lahir.
Kesan : Kehamilan & persalinan baik
Riwayat Imunisasi :
BCG = 1x
Hep B = 3x
Polio = 4x
DPT = 3x
Campak = 1x
Kesan : Imunisasi dasar lengkap
Imunisasi tambahan tidak dilakukan
Riwayat Perkembangan
Motorik Kasar : Anak dapat berlari, menaiki anak tangga, menendang bola.
Motorik Halus : Anak dapat mencoret-coret, menyusun kubus, mengambil manikBicara

manik
: Anak dapat menyusun kata sederhana 3-6 kata, mama papa, mamam,

Sosial

minum
: Anak dapat membuka pakaian, menggunakan sendok garpu, menyuapi

boneka
Kesan : tumbuh kembang sesuai usia

Riwayat Makan/minum :
ASI diberikan selama 6 bulan, setelah bulan ke 6 sudah makan bubur tim, sekarang
sudah makan nasi, sayur bayam, ikan, makan teratur 3x sehari.
Kesan : Kuantitas dan kualitas makan baik
Riwayat alergi :
Alergi obat, alergi makanan dan alergi udara disangkal.
kesan : Tidak ada alergi apapun.

I.3 Pemeriksaan Fisik


Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Tingkat Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
Suhu = 38,5 oc, per axilla
Laporan Kasus HMFD | 6

Nadi = 100 x/ menit, isi cukup, reguler, kuat angkat


Respiratory Rate = 30x/ menit, reguler
Antropometri
Berat Badan
:11,5 kg (P25 : CDC NCHS)
Tinggi Badan
: 85 cm (P25 : CDC NCHS)
Lingkar Kepala
: tidak dilakukan anak tidak kooperatif
Status Gizi
BB x 100% = 11,5x 100% = 91,2 % (gizi baik)
U
12,6
TB x 100% = 85 x 100% = 96,5% (tinggi baik)
U
88
Pengukuran yang digunakan :
BB x 100% = 11,5 x 100% = 95,8% (baik)
TB
12
Kesan : gizi anak baik
Status Generalis
Kepala

: Bentuk Normocephal, warna rambut hitam, distribusi rambut merata

Mata

dan lurus, tidak mudah rontok


: mata cekung (-/-), konjungtiva hiperemis, reflek pupil (+/+),

Telinga
Hidung
Mulut

isokhor, sklera Ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-)


: Normotia, membran timfani intak, sekret (-/-)
: Deviasi septum (-), sekret (+/+), darah (-/-)
: Bibir merah kering, lidah kering (-), sariawan (+), faring
hiperemis (+), tonsil T1/T1.

Leher

: Tidak teraba pembesaran KGB

Kulit

: Sawo matang, rash makulapapula (+), vesikel berdiameter 0,5


cm, dengan dinding yang tipis

dan tampak berisi air dengan

dasar kemerahan, dikedua ektremitas atas dan bawah.


Thorax
Paru
Inspeksi

: Dada simetris (+) , retraksi dinding dada (-) , bagian dada yang
tertinggal saat inspirasi (-), rash eritema(-)

Palpasi
Perkusi
Auskultasi

: Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan
: Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing ( -/- )

Jantung
Inspeksi
Palpasi

: Ictus cordis tidak terlihat


: Ictus cordis tidak teraba
Laporan Kasus HMFD | 7

Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi

: Tidak dilakukan
: BJ I & II normal (+), regular ( + ), murmur (-), gallop (-)

: kontur abdomen supel, datar, rash makuloeritema (-)


: bising usus ( + ) normal
: abdomen supel, turgor normal, nyeri tekan (-), hepatomegali (-),

splenomegali (-)
Perkusi
: Timpani di 4 kuadran abdomen
Ekstremitas Atas
Akral : hangat/hangat
CRT : 2 s/ 2 s
Edema : -/Rash

: +/+ makulapapula, vesikel berdiameter 0,5 cm, dengan dinding yang tipis
dan tampak berisi air dengan dasar kemerahan.

Ekstremitas Bawah
Akral : hangat/hangat
CRT : 2 s/ 2 s
Edema : -/Rash

: +/+ makulapapula, vesikel berdiameter 0,5 cm, dengan dinding yang tipis
dan tampak berisi air dengan dasar kemerahan.

Inguinal
Genitalia

: Pembesaran kelenjar inguinal (-)


: Perempuan, tidak ada kelainan.

I.4 Resume
Anamnesis :
Anak perempuan usia 2 tahun datang ke RS dengan keluhan. Demam sejak 2 hari sebelum
masuk rumah sakit, disertai timbulnya bintik-bintik merah kecil di kedua tangan dan ke kedua
kaki semakin banyak, bintik-bintik merah yang berisi cairan berwarna bening, disertai
sariawan 1 hari sebelum masuk RS, mual (+), muntah (+) 1X cair, ada sedikit ampas
makanan, pusing (+), anak rewel (+), lemas (+), sakit kepala (+), mata merah (+/+), batuk
(+), nyeri tenggorok (+), pilek (+), sekret berwarna putih bening, nafsu makan menurun
selama sakit dan hanya mau minum teh manis hangat, BAK biasa, BAB biasa.
Status Imunisasi

: Imunisasi dasar lengkap sesuai usia.

Status Tumbuh Kembang

: Tumbuh kembang sesuai dengan usianya.

Status Gizi

: Gizi baik.

Pemeriksaan Fisik
Laporan Kasus HMFD | 8

Tanda Vital

: 38,50C, di aksila
:100x/menit, irama teratur, kuat angkat
: 30x/menit, irama normal

Suhu
Denyut nadi
Frekuensi napas
Kulit

: rash makulapapula (+),vesikel berdiameter 0,5 cm, dengan


dinding yang tipis

dan tampak berisi air dengan dasar

kemerahan, dikedua ektremitas atas dan bawah.


Mata

: konjungtiva hiperemis

Hidung

: sekret (+/+)

Mulut

:sariawan (+), faring hiperemis (+)

Ekstremitas atas

: rash makulapapula (+),vesikel berdiameter 0,5 cm, dengan


dinding yang tipis

dan tampak berisi air dengan dasar

kemerahan.
Ektremitas bawah : rash makulapapula (+),vesikel berdiameter 0,5 cm, dengan
dinding yang tipis dan tampak berisi air dengan dasar
kemerahan.

1.5 Diagnosis Kerja


Diagnosis Utama
-

HMFD (Hand, FOOT, Mouth Disease)


ISPA

Diagnosis Banding

Varisela Zoster

1.6 Rencana Pemeriksaan Penunjang :

Pemeriksaan darah rutin

Hasil Laboratorium tanggal 13/10/2013


Pemeriksaan

Hasil

Satuan

Nilai normal

ELEKTROLIT

Laporan Kasus HMFD | 9

Natrium
Kalium

136
3.8

m Eq/L
m Eq/L

134-146
3,4-4,5, Newborn =4,5-

Chlorida

107

m Eq/L

7,7
96-108

29
11,2
13.600
32,6
510

Mm/1jam
g/dll
/mm3
%
Ribu/mm 3

0
0
4
53
35
8

HEMATOLOGI
DLK,Ht,Trmobo
Darah lengkap kecil
Laju endap darah
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Trombosit

L=O-15 P=0-20
L=13,8-17,0 P=11,3-15,5
L=4,5-10,8 P=4,3-10,4
L=40,0-54,0 P=38,0-47,0
L=185-402 P=132-440

DIFERENTIAL
Basofil
Eosinofil
Batang
N.Segmen
Limfosit
Monosit

0-0,3%
2-4%
1-5%
51-67%
20-30%
2-6%

1.7 Rencana Penatalaksanaan :


-

Infus Ringer Laktat

BB 11,5 kg 10 kg = 10 kg x 100 ml = 1000 ml


1,5 kg = 1,5 kg x 50 ml =

75 ml +
1075 ml

Kenaikan suhu 1oC = 12,5 % 1075 ml + (1075+12,5 %) = 1075 + 134,3 = 1209,3 ml


1209,3 : 24 jam : 60 mnt = 0,83 ml/mnt x 15 atau 20 tetes = 12-16 tetes makro
-

Paracetamol 10-15 mg/kgBB/kali 4 kali sehari


Min 11,5 kg x 10 = 115 mg/kali
Max 11,5 kg x 15 = 172,5 mg/kali
Paracetamol syrup 4X1 cth

Ambroxol 1,2 1,6 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis


Min 1,2 x 11,5 = 13,8 mg/hari : 3 = 4,6 mg/kali
Laporan Kasus HMFD | 10

Max 1,6 x 11,5 = 18,4 mg/hari : 3 = 6,13 mg/kali


Ambroxol syrup 3X1/3 cth
-

Kenalog salep (Triamsinolon asetonid) 3x1

Isoprinosine 50 100 mg/kgBB/hari terbagi dalam 4 dosis


Min 50 x 11,5 = 575 mg/hari : 4 = 143 mg/kali
Max 100 x 11,5 = 1150 mg/hari : 4 = 287 mg/kali
Isoprinosine syrup 4X1 cth

Kebutuhan kalori = 100-110 kkal/kgBB/hari


12 kg x 100 kkal = 1200 kkal/hari

1.8 Prognosis

Ad vitam

: Dubia ad bonam

Ad sanationam

: Dubia ad bonam

Ad fungsionam

: Dubia ad bonam

1.9 KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)


1. Virus masih dapat berada di dalam tinja penderita hingga 1 bulan.
2. Isolasi pasien sebenarnya tidak diperlukan, namun perlu istirahat untuk pemulihan

dan pencegahan penularan lebih luas.


3. Selalu mencuci tangan dengan benar untuk mengurangi resiko penularan.
4. Jangan memecah vesikel.
5. Mencegah kontak dengan cairan mulut dan pernafasan antara penderita dengan

anggota keluarga yang lain.


6. Meningkatkan kekebalan tubuh dengan sebisa mungkin makan makanan bergizi,

sayur-sayuran berkuah, jus buah, segera setelah rasa nyeri di mulut berkurang.
7. Mencegah dehidrasi dengan memasukkan cairan, untuk mengurangi rasa sakit sebisa

mungkin cairan yang isotonis dan isohidris (tidak terasa asam/terlalu manis).

Laporan Kasus HMFD | 11

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Penyakit Tangan Kaki dan Mulut (PTKM) atau Hand Foot and Mouth Disease
(HFMD) adalah penyakit yang di sebabkan oleh virus coxsackie dan enterovirus yang lain
dengan wujud kelainan yang khas yaitu enanthem dan vesikel di mulut, serta eksanthem dan
vesikel di tangan dan kaki. Manifestasi klinis sangat lebar dari asymtomatik, undifferentiated,
klasik sampai berat. Pada kasus yang berat terdapat mieloencefaliti.
Penyakit Tangan Kaki dan Mulut (PTKM) atau Hand Foot and Mouth Disease (HFMD)
adalah sejenis jangkitan virus tang disebabkan oleh beberapa kumpulan virus termasuk
enterovirus.

Laporan Kasus HMFD | 12

2.2 Etiologi

Virus coxsackie
Enterovirus
Taksonomi
Picornaviridae

2.3 Epidemiologi
Penyakit ini sangat menular dan sering terjadi dalam musim panas. PTKM adalah
penyakit yang kerap terjadi pada kelompok masyarakat yang padat dan menyerang anak-anak
usia 2 minggu sampai 5 tahun ( kadang sampai 10 tahun ). Orang dewasa umumnya lebih
kebal terhadap enterovirus, walau bisa juga terkena.
Orang yang belum pernah terinfeksi oleh virus yang menyebabkan HFMD beresiko
untuk terinfeksi, tapi tidak semua orang yang terinfeksi virus ini menderita HFMD.
HFMD paling banyak terjadi pada anak-anak berusia di bawah 10 tahun, tapi dapat
pula terjadi pada orang dewasa. Anak-anak lebih beeresiko untuk terkena penyakit ini karena
system imun dalam tubuh mereka masih lemah bila dibandingkan dengan orang dewasa.
Bila telah terinfeksi maka pasien akan mendapatkan immunitas terhadap virus yang
dapat menyebabkan HFMD ini. Tapi terdapat pula beberapa kasus dimana HFMD dapat
kembali muncul karena infeksi oleh virus golongan enterovirus lainnya.
Kasus HFMD terjadi di seluruh dunia. Pada daerah yang beriklim hangat/sejuk, kasus
lebih sering terjadi pada musim panas dan awal musim gugur. Sejak tahun 1997, kasus-kasus
HFMD yang disebabkan oleh enterovirus 71 telah dilaporkan terjadi di Asia dan Australia.
HFMD yang disebabkan oleh infeksi coxsackievirus A16 merupakan penyakit yang
ringan. Umumnya pasien dapat sembuh setelah 7-10 hari tanpa penanganan medis. HFMD
yang disebabkan oleh enterovirus 71 menunjukkan insiden penyakit neurologis (sistem saraf)
Laporan Kasus HMFD | 13

yang lebih tinggi. Kasus encephalitis yang fatal dapat terjadi pada penyakit yang disebabkan
oleh infeksi enterovirus 71.
Implantasi awal virus pada mukosa buccal dan ileum akan diikuti dengan penyebaran
ke kelenjar getah bening dalam 24 jam. Viremia cepat terjadi, meluas ke mukosa mulut dari
kulit. Hari ke 7 terjadi peningkatan neutralizing antibody kemudian terjadi eliminasi Virus.
Kasus HFMD

Tahun 1997
Tiga puluh empat anak meninggal di Sarawak, Malaysia.

Tahun 1998
Kasus HFMD dilaporkan terjadi di Taiwan. Sekitar 405 pasien mengalami
komplikasi akut, dan 78 anak meninggal. Jumlah total kasus epidemic yang terjadi
telah mencapai 1,5 juta.

Tahun 2006
7 orang meninggal karena penyakit HFMD di Kutching,
Sarawak (sumber New Straits Times, 14 Maret)

Tahun 2008
Dilaporkan 25.000 kasus infeksi HFMD dengan jumlah korban
meninggal 42 orang terjadi di Fuyang, Anhui, China pada awal
Maret. Hal yang serupa juga dilaporkan terjadi di Singapore (lebih
dari 2.600 kasus pada 20 April 2008), Vietnam (2.300 kasus dengan
11 kematian), Mongolia (1.600 kasus), dan Brunei (1053 kasus
selama bulan Juni-Agustus 2008).

Tahun 2009
Kasus lainnya dilaporkan terjadi pada bulan April 2009, di kota
Heze dan provinsi Shandong, bagian timur China, dengan jumlah
penderita yang meninggal mencapai 15 orang. Hingga saat ini Dinas
Kesehatan Provinsi Shandong melaporkan 5.770 kasus terjadi di
Laporan Kasus HMFD | 14

Heze,

Dari

5.770

kasus

tersebut

4.549

dilaporkan

sembuh

sedangkan 341 kasus lainnya hingga saat ini belum dapat diatasi.
Hingga 7 April 2009, lebih dari 115.000 kasus telah dilaporkan
dan 50 orang meninggal karena infeksi ini. Tetapi kebanyakan kasus
hanya terjadi di daerah pedesaan, di mana populasinya jarang dan
hamper 80% total kasus terjadi di 10 provinsi dan daerah otonomi
mencakup Henan, Shandong, Jiangsu, Guangxi, dan Zhejiang.
Di Indonesia terdapat laporan kasus infeksi ini di daerah
Jakarta dan sekitarnya. Kasus yang pertama dilaporkan terjadi pada
8 orang anak berusia satu sampai empat tahun. Dinas kesehatan
Jakarta pada bulan April mengeluarkan peringatan akan bahaya
HFMD dan larangan untuk bepergian ke Singapura.

2.4 Patogenesis
Penyakit tangan, kaki dan mulut ialah penyaki berjangkit yang sederhana. Ia merebak
melalui sentuhan atau kontak secara langsung dengan ingus atau droplet mereka yang telah
dijangkiti kuman ini. Penyakit ini amat mudah berjangkit pada minggu pertama pesakit
menghidapinya. Penyakit tangan,kaki dan mulut tidak boleh merebak kepada atau daripada
binatang peliharaan ataupun binatang-binatang lain.
Masa inkubasinya sekitar 2-5 hari. Sementara untuk waktu terekspos sampai terkena
patau droplet penyakit 3-7 hari Selepas seseorang itu dijangkiti kuman virus ini tempoh
pengeramannya adalah di antara 2 hingga 6 hari. Gejala seperti demam dan ketidakselesaan
pada mulut biasanya akan hilang pada hari ketiga atau keempat. Ulser mulut akan hilang pada
hari ke 5 hingga 7 tetapi lepuh dan bintik-bintik merah di tangan, kaki akan hanya hilang
dalam tempuh 10 hari. Teori masuknya virus padas sel, setelah virus masuk mulut, tempat
replikasi adalah di faring dan traktus gastrointestinal bagian bawah. Letak reseptor virus pada
sel epitel usus yaitu di daerah apical dan basolateral. Virion menempel pada reseptor sel dan
terjadi endositosis. Virus masuk vesikula di dalam sel dari vesikula virus ke inti sel untuk
membentuk virion baru. Dari usus kemudian akan menuju organ sasaran dan bereplikasi lagi.

Laporan Kasus HMFD | 15

2.5 Gambaran Klinis


MANIFESTASI KLINIS

Demam
Sakit tekak (pharingitis)
Tidak ada nafsu makan
Ulser pada tekak dan mulut
Pilek
Sakit kepala
Ruam pada mulut, tangan dan kaki dan mungkin di bagian popok
Kadang disertai muntah dan diare

Sebelumnya sekitar 50% 90% enterovirus tidak menimbulkan gejala. Sebagian hanya
menimbulkan demam yang tak spesifik. Jadi spectrum infeksi virus coxsackie dan
enterovirus. Seperti berikut :
Undifferentiated
- Demam 1 2hari
- Meriang / tidak enak badan
- Muncul merah di mulut mungkin tidak ada lalu sembuh
Gejala Klasik
- Masa inkubasi PTKM 4 6 hari
Laporan Kasus HMFD | 16

- Coxsackie virus A 16 adah penyebab utama


- Masa demam 1 2 hari enanthem dan eksanthem (90%)
- Rasa sakit di tenggorokan 67%
- Rasa lelah 61%
Gejala berat :
- Demam
- Sariawan
- Rash di tangan dalam bentuk papula vesikuler
- Tachycardia
- Sianosis
- Paru-paru krepitasi
- Takipnoe
- Distress respirasi

2.6 Diagnosis
1. Anamnesis
Anamnesis yang diperlukan adalah riwayat kontak dengan penderita atau baru saja
bepergian ke daerah endemis. Pada anak harus ditanyakan apakah ibu atau keluarga
dekat ada yang menderita panas non spesifik. 6
2. Pemeriksaan Fisik
HFMD dapat terjadi demam dengan suhu 37,5 0 C disertai lesi kulit papulovesikuler
di mukosa mulut, tenggorokan, tangan, kaki dan kadang di bokong. Lesi HFMD
Laporan Kasus HMFD | 17

kadang sulit untuk diidentifikasi sehingga diperlukan ketelitian dalam melihatnya.


Dari pemeriksaan mata dapat ditemukan konjungtivitis. Pada paru kemungkinan
ditemukan tanda-tanda bronchitis, bronchopneumonia, dypnea dan takipnea. Jantung
Kemungkinan miokarditis dan gagal jantung. Dari pemeriksaan neurologi didapatkan
anak tampak letargis dan paralysis nervi kranialis VI, VII, IX, X, XI, dan XII.
3. Pemeriksaan Laboratorium
Dari pemeriksaan laboratorium ditemukan leukosit berkisar 4000-16000 dengan
kenaikan persentase limfosit, disertai dengan peningkatan trombosit.11 dari 29 pasien
menunjukkan trombosit > 500.000/ml. Terjadi koagulopati dengan di tunjukkan
perpanjangan prothrombin dan partial thromboplastin time. Tes fungsi hati, ginjal, dan
elektrolit hasilnya tidak konsisten, kadang normal, kadang berubah. Kadar kreatinin
kinase tidak naik secara bermakna pada sebagian besar pasien. Kadar tersebut naik
pada pasien yang mendapat resusitasi kardiopulmoner atau kejang.
4. Kultur virus
Bahan yang diambil adalah tinja, usapan rektal, usapan tenggorok, serum darah,
vesikel di kulit, vesikel di mukosa mulut dan liquor serebrospinalis. Waktu yang
terbaik untuk pengambilan sampel adalah demam hari 1-2, dan sampel yang paling
definitif adalah darah. Bahan yang diambil untuk pemeriksaan sebaiknya segera
dikirim ke laboratorium.
2.7 Diagnosis banding
a. Primary Herpes Simplex Virus Infection / Herpetic Stomatitis (Primary)
Periode inkubasi biasanya 5-7 hari tetapi jangka waktunya 2-12 hari. Masa inkubasi
hingga 2 minggu. Pasien dengan primary oral herpes memiliki riwayat gejala prodromal
umum yang mendahului lesi lokal 1-2 hari. Gejala umum mencakup: fever, sakit kepala,
malaise, mual, dan muntah. 1-2 hari setelah prodromal symptom, muncul vesicle kecil pada
oral mucosa. Vesicle ini merupakan vesikel berdinding tipis yang dikelilingi oleh kulit yang
terinflamasi dan cepat rupture. Lesi ini terjadi di semua bagian mukosa. Ketika penyakit
progress, beberapa lesi akan menyatu dan membentuk lesi irregular yang lebih besar dan
dasar Ulkus kuning fibrinosa dengan halo eritematosa.
Kriteria diagnosis yang cukup penting untuk penyakit ini adalah adanya generalized
acute marginal gingivitis. Seluruh gingival edema dan terinflamasi. Terdapat beberapa ulcer
gingival kecil. Pemeriksaan posterior di faring menunjukkan inflamasi dan pembesaran
Laporan Kasus HMFD | 18

kelenjar getah bening di leher. Primary HSV pada anak-anak sehat merupakan self limiting
disease. Fever biasanya menghilang dalam waktu 3-4 hari dan lesi mulai sembuh dalam 7-10
hari meskipun HSV tetap ada dalam saliva dalam jangka waktu 1 bulan setelah onset
b. Varisela Zoster
Virus Varisela Zoster (VZ) merupakan suatu virus DNA yang mirip dengan virus
herpes simpleks dan menyebabkan suatu infeksi primer maupun infeksi rekuren, dan tetap
laten di dalam jaringan saraf. Virus varisela zoster merupakan virus penyebab dari dua infeksi
klinis yang utama pada manusia: chickenpox (varisela) dan shingles (herpes zoster).
Chickenpox merupakan infeksi primer yang sifatnya umum, yang terjadi pertama kali pada
individu yang berkontak dengan virus tersebut. Manifestasi klinis umumnya chickenpox ini
merupakan suatu penyakit pada masa kanak-kanak yang ditandai dengan gejala sistemik
ringan dan suatu erupsi lesi makulo papula yang gatal di seluruh tubuh dan akan berkembang
dengan cepat menjadi vesikel pada suatu dasar yang kemerahan.
Ruam dan bintil berair membuat HFMD kadang dianggap sebagai penyakit lain,
seperti cacar air. Pada HFMD biasanya ruam dan bintil berair hanya terdapat didaerah tangan,
kaki, dan mulut, sedangkan pada campak dan cacar air, ruam timbul mulai dari daerah tubuh
hingga ke wajah, tangan,dan kaki. Bila bintil berairnya pecah, setelah sembuh tidak
menimbulkan bekas, sedangkan pada cacar air setelah pecah bintil berair akan menjadi
keropeng. Selain ruam dan bintil berair, yang paling khas pada HFMD adalah luka di dalam
mulut, terutama lidah yang sangat nyeri, sedangkan pada cacar air tidak ada luka di dalam
mulut.
c. Herpangina
Sebagian besar kasus herpangina diakibatkan oleh coxsackievirus A4, akan tetapi tipe
A1-A10 dan tipe A16-A22 juga dapat terlibat. Dikarenakan banyak antigenic strains
coxsackievirus, herpangina dapat terjadi lebih dari sekali pada satu pasien. Kasus herpangina,
mayoritas, menyerang anak usia 3-10 tahun, tetapi infeksi pada orang dewasa juga dapat
terjadi.
Setelah masa inkubasi selama 2-10 hari, infeksi dimulai dengan gejala-gejala umum
seperti demam, menggigil, dan anorexia. Pasien mengeluhkan sakit tenggorokan, dysphagia,
dan terkadang mulutsakit. Lesi diawali dengan macula eritema yang dengan cepat
Laporan Kasus HMFD | 19

berkembang menjadi papul dan vesikel melibatkan posterior pharynx, tonsil, faucial pillars,
dan palatum lunak. Ditemukan lebih sedikit lesi pada mukosa bukal, lidah, dan palatum
keras. Dalam waktu 24-48 jam, vesikel akan pecah dan membentuk ulser sebesar 1-2 mm.
Penyakit ini umumnya akan membaik dan sembuh dengan perawatan selama 1 minggu.
Dari pemeriksaan laboratorium sebuah smear yang diambil dari basis vesikel dan
dilapisi

dengan

Giemsa,

tidak

akan

menunjukkan

ballooning

degeneration

atau

multinucleated giant cell. Hal ini akan membantu membedakan herpangina dengan herpes
simplex dan herpes zoster, yang akan menunjukkan perubahan ini.

2.8 Penatalaksanaan HFMD


Pada kondisi penderita dengan kekebalan dan kondisi tubuh cukup baik, biasanya
tidak diperlukan pengobatan khusus. Peningkatan kekebalan tubuh penderita dilakukan
dengan pemberian konsumsi makanan dan cairan dalam jumlah banyak dan dengan kualitas
gizi yang tinggi, serta diberikan tambahan vitamin dan mineral jika perlu. Jika didapati
terjadinya gejala superinfeksi akibat bakteri maka diperlukan antibiotika atau diberikan
antibiotika dosis rendah sebagai pencegahan.
Secara umum, untuk menekan gejala dan rasa sakit akibat timbulnya luka di mulut
dan untuk menurunkan panas dan demam, digunakan obat-obatan golongan analgetika dan
antipiretika. Dari aspek farmakoterapi, hal penting untuk diperhatikan dalam pengobatan
HFMD adalah bahwa beberapa golongan obat dapat menimbulkan sindroma StenvenJohnson yang menunjukkan gejala mirip dengan penyakit ini dan dapat memperparah ulkus.
Golongan obat tersebut adalah barbiturat, karbamazepin, diflusinal, hidantoin, ibuprofen,
penisilin, fenoftalein, fenilbutazon, propranolol, kuinin, salisilat, sulfonamida, sulfonilurea,
sulindac, dan tiazida.
Antiseptik oral digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi akibat jamur atau
bakteri. Beberapa golongan antasida dan pelapis mukosa lambung juga digunakan untuk
mengatasi ulkus di saluran cerna dan lambung.
Berikut adalah obat yang dapat mengatasi simptomatik HFMD
1. Antipiretika : digunakan untuk menurunkan demam, misalnya : asetaminofen. Perlu

diperhatikan bahwa penggunaan golongan NSAID (Non Steroidal Anti Inflammatory


Laporan Kasus HMFD | 20

Drugs) dapat menimbulkan gejala sindrom Stenven-Johnson yang menunjukkan


gejala mirip dengan penyakit ini dan dapat memperparah ulser sehingga disarankan
untuk digunakan dengan golongan antasida, atau jika ada dipilih golongan
antipiretika/analgetika yang lain.
2. Antiseptika : berbagai bentuk sediaan kumur, seperti : betadine, rebusan daun sirih,

dan tablet hisap


3. Antibiotika : lokal atau sistemik, digunakan untuk mengatasi infeksi sekunder karena

mikroba pada ulser di mulut dan kulit, ditentukan oleh dokter, seperti : neosporin
(lokal), klindamisin, eritromisin,dsb.
4. Antihistamin
5. Golongan Antasida dan Antiulser

2.9 Edukasi kepada penderita


8. Virus masih dapat berada di dalam tinja penderita hingga 1 bulan.
9. Isolasi pasien sebenarnya tidak diperlukan, namun perlu istirahat untuk pemulihan

dan pencegahan penularan lebih luas.


10. Selalu mencuci tangan dengan benar untuk mengurangi resiko penularan.
11. Jangan memecah vesikel.
12. Mencegah kontak dengan cairan mulut dan pernafasan antara penderita dengan

anggota keluarga yang lain.


13. Meningkatkan kekebalan tubuh dengan sebisa mungkin makan makanan bergizi,

sayur-sayuran berkuah, jus buah, segera setelah rasa nyeri di mulut berkurang.
14. Mencegah dehidrasi dengan memasukkan cairan, untuk mengurangi rasa sakit sebisa

mungkin cairan yang isotonis dan isohidris (tidak terasa asam/terlalu manis).
2.10 Komplikasi
jarang terjadi,tetapi apabila terjadi harus segera ditangani
Komplikasi penyakit ini adalah
aseptik meningitis (radang selaput otak)
Ensefalitis (radang otak)
myiocarditis (coxsackie virus karditis) atau perikarditis
acute flaccid paralysis/ lumpuh layu akut (polio like illnes)
hilangnya kuku jari tangan dan kaki, ini hanya bersifat sementara dan dapat sembuh
tanpa pengobatan

Laporan Kasus HMFD | 21

DAFTAR PUSTAKA

Behrman, Kliegman, & Arvin. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta: EGC.
Brad S Graham, MD, eMedicine, April 2010
CDC : Hand, Foot, & Mouth Disease (HFMD)

Departemen Kesehatan RI. 2008. Buku Panduan Manajemen Terpadu Balita Sakit. Jakarta:
Depkes RI.
GAR WHO, Enterovirus in China, May 2008

IDAI. 2010. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.


Matondang, Corry S, dkk. 2003. Diagnosis Fisis pada Anak. Jakarta: CV Sagung Seto.
Mediakom Litbang Depkes, Juni 2008
Nanda. 2010. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2010-2011: Definisi dan Klasifikasi,
Jakarta: EGC

Laporan Kasus HMFD | 22

You might also like