You are on page 1of 26

1

1PSAK

No. 25
2(Revisi 2009)

15 Desember 2009

3
4
5
6
7
8

PERNYATAAN
10STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
9

11
12

KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN


14ESTIMASI AKUNTANSI, DAN KESALAHAN
13

15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

1
2
3

PERNYATAAN
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

4
KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHANESTIMASI
5
AKUNTANSI, DAN KESALAHAN
6
7
Hak cipta 2009, Ikatan Akuntansi Indonesia
8
9Sanksi Pelanggaran Pasal 44:
10Undang-undang Nomor 7 tahun 1987 tentang
11Perubahan atas Undan-undang Nomor: 6 tahun 1982
12Tentang Hak Cipta
131. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau
14 memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana
15 dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda
16 paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
172. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,
18 mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau
19 barang hasil pelanggaran HAk Cipta sebagai mana dimaksud
20 dalam ayat (1), dipidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
21 dan/atau denda paling banyak Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta
22 rupiah).
23
24
25Dikeluarkan Oleh
26Dewan Standar Akuntansi Keuangan
27Ikatan Akuntansi Indonesia
28Jalan Sindanglaya No.1
29Menteng
30Jakarta 10310
31Telp: (021) 3190-4232
32Fax : (021) 724-5078
33Email: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaiglobal.or.id
34
35
36Desember 2009

1
2PSAK 25 (revisi 2009) tentang Kebijakan Akuntansi, Perubahan
3Estimasi Akuntansi, Dan Kesalahan telah disahkan oleh Dewan
4Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal Desember 2009
5
6PSAK 25 (revisi 2009) merevisi PSAK 25 tentang Laba atau Rugi
7Bersih, untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar, dan Perubahan
8Kebijakan Akuntansi yang telah dikeluarkan pada 7 September 1994.
9
10Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak
11material.
12
13
14
Jakarta, 15 Desember 2009
15
Dewan Standar Akuntansi Keuangan
16
17Rosita Uli Sinaga
Ketua
18Roy Iman Wirahardja
Wakil
19Ketua
20Agus Edy Siregar
Anggota
21Etty Retno Wulandari
Anggota
22Merliyana Syamsul
Anggota
23Meidyah Indreswari
Anggota
24Riza Noor Karim
Anggota
25Setiyono Miharjo
Anggota
26Saptoto Agustomo
Anggota
27Jumadi
Anggota
28Ferdinand D. Purba
Anggota
29Irsan Gunawan
Anggota
30Budi Susanto
Anggota
31Ludovicus Sensi Wondabio
Anggota
32Eddy R. Rasyid
Anggota
33Liauw She Jin
Anggota
34Sylvia Veronica Siregar
Anggota
35
36
37
38
39

2
3

1
2PERBEDAAN DENGAN IFRSs
3
4PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
5Akuntansi, dan Kesalahan mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS
68 Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors
7per 1 Januari 2009, kecuali:
8
9 1. IAS 8 Paragraf 05 yang menjadi PSAK 25 paragraf 07 tentang
10
definisi Standar AKuntansi Keuangan dengan adanya tambahan
11
pengaturan regulator pasar modal, sesuai dengan definisi yang
12
digunakan PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan
13
Keuangan.
14 2. IAS 8 paragraf 54 yang menjadi PSAK PSAK 25 paragraf 54
15
tentang tanggal efektif.
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44

2
3

DAFTAR ISI

2
3
4PENDAHULUAN
5Tujuan
6Ruang Lingkup
7Definisi
8
9KEBIJAKAN AKUNTANSI
10Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi
11Konsistensi Kebijakan Akuntansi
12Perubahan Kebijakan Akuntansi
13
Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi
14
Penerapan Retrospektif
15
Keterbatasan Penerapan Retrospektif
16
Pengungkapan
17
18PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI
19
Pengungkapan
20
21KESALAHAN
22Keterbatasan Penyajian Kembali Retrospektif
23Pengungkapan Kesalahan Periode Lalu
24
25KETIDAKPASTIAN PENERAPAN
26
RETROSPEKTIF DAN PENYAJIAN
27
KEMBALI RETROSPEKTIF
28
29TANGGAL EFEKTIF
30
31PENARIKAN
32
33
34
35
36
37

2
3

Paragraf
01-04
01
01-02
02-04
04-11
04-05
05-06
06-11
07
07-08
08-09
09-11
11-13
13
13-15
14-15
15

15-17
17
17

1PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 25


2
3KEBIJAKAN
AKUNTANSI,
PERUBAHAN
ESTIMASI
4AKUNTANSI, DAN KESALAHAN
5
6Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 25 (revisi 2009):
7Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
8Kesalahan terdiri dari paragraf 1-55. PSAK 25 (revisi 2009)
9dilengkapi dengan Pedoman Implementasi yang bukan merupakan
10bagian dari PSAK 25 (revisi 2009). Seluruh paragraf tersebut
11memiliki kekuatan mengatur yang sama. Paragraf yang dicetak
12dengan huruf tebal mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK 25
13(revisi 2009) harus dinaca dalam konteks prinsip-prinsip utama
14dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
15Keuaangan. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur16unsur yang tidak material.
17
18PENDAHULUAN
19
20Tujuan
21
1.22Tujuan pernyataan ini adalah menentukan kriteria dalam pemilihan
23dan perubahan kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan
24akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi,
25perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan. Pernyataan ini
26dimaksudkan untuk meningkatkan relevansi dan keandalan laporan
27keuangan entitas, daya banding laporan keuangan sepanjang waktu,
28dan daya banding laporan keuangan entitas dengan laporan keuangan
29entitas lainnya.
30
2.31Pengungkapan yang diisyaratkan untuk kebijakan akuntansi, kecuali
32perubahan kebijakan akuntansi, diatur dalam PSAK 1 (revisi 2009):
33Penyajian Laporan Keuangan
34
35Ruang lingkup
36
3.37Pernyataan ini diterapkan dalam pemilihan dan penerapan
38kebijakan akuntansi, serta pencatatan perubahan kebijakan

2
3

1akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan


2periode lalu.
4. 3Dampak pajak dari koreksi kesalahan periode lalu dan penyesuaian
4retrospektif untuk perubahan kebijakan akuntansi diperlukan dan
5diungkapkan sesuai dengan PSAK 46: Akuntansi Pajak Penghasilan.
6
7Definisi
8
5. 9Berikut ini pengertian istilah yang digunakan dalam pernyataan
10ini:
11
12Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, peraturan,
13dan praktik tertentu yang diterapkan entitas dalam penyusunan
14dan penyajian laporan keuangan.
15
16Kesalahan periode lalu adalah kelalaian untuk mencantumkan,
17dan kesalahan dalam mencatat, dalam laporan keuangan entitas
18untuk satu atau lebih periode lalu yang timbul dari kegagalan
19untuk menggunakan, atau kesalahan penggunaan, informasi andal
20yang:
21(a) tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan untuk periode
22
tersebut; dan
23(b) secara rasional diharapkan dapat diperoleh dan dipergunakan
24
dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
25Kesalahan tersebut termasuk dampak kesalahan perhitungan
26matematis, kesalahan penerapan kebijakan akuntansi, kekeliruan
27atau kesalahan interpretasi fakta, dan kecurangan.
28
29Material. Kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam
30mencatat pos-pos laporan keuangan adalah material jika, baik
31secara sendiri maupun bersama, dapat mempengaruhi keputusan
32ekonomi pengguna laporan keuangan. Materialitas bergantung
33pada ukuran dan sifat dari kelalaian untuk mencantumkan atau
34kesalahan dalam mencatat tersebut dengan memperhatikan kondisi
35terkait. Ukuran atau sifat dari pos laporan keuangan, atau
36gabungan dari keduanya, dapat menjadi faktor penentu.
37

2
3

1Penerapan retrospektif adalah penerapan kebijakan akuntansi


2baru untuk transaksi, peristiwa, dan kondisi lain seolah-olah
3kebijakan tersebut telah diterapkan.
4
5Penerapan prospektif suatu perubahan kebijakan akuntansi dan
6pengakuan dampak perubahan estimasi akuntansi, masing-masing
7adalah:
8(a) penerapan kebijakan akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa
9
dan kondisi lain yang terjadi setelah tanggal perubahan
10
kebijakan tersebut; dan
11(b) pengakuan dampak perubahan estimasi akuntansi pada periode
12
berjalan dan periode mendatang yang dipengaruhi oleh
13
perubahan tersebut.
14
15Penyajian kembali retrospektif adalah koreksi pengakuan,
16pengukuran, dan pengungkapan jumlah unsur-unsur laporan
17keuangan seolah-olah kesalahan periode lalu tidak pernah terjadi.
18
19Perubahan estimasi akuntansi adalah penyesuaian jumlah tercatat
20aset atau liabilitas, atau jumlah pemakaian periodic aset, yang
21berasal dari penilaian status kini dari, dan ekspektasi manfaat
22masa depan dan kewajiban yang terkait dengan, aset dan liabilitas.
23Perubahan estimasi akuntansi dihasilkan dari informasi baru atau
24perkembangan baru dan, oleh karena itu, bukan dari koreksi
25kesalahan.
26
27Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan
28Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi
29Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan regulator
30pasar modal untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya.
31
32Tidak praktis Penerapan suatu pegaturan adalah tidak praktis
33ketika entitas tidak dapat menerapkannya setelah seluruh usaha
34yang rasional dilakukan. Untuk suatu periode lalu tertentu, tidak
35praktis untuk menerapkan suatu perubahan kebijakan akuntansi
36secara retrospektif atau menyajikan kembali secara retrospektif
37utuk mengoreksi kesalahan jika:
38(a) dampak penerapan retrospektif atau penyajian kembali retrospektif
39
tidak dapat ditentukan;

2
3

1(b) penerapan retrospektif atau penyajian kembali retrospektif


2
memerlukan asumsi mengenai maksud manajemen yang ada pada
3
periode lalu tersebut; atau
4(c) penerapan retrospektif atau penyajian kembali retrospektif
5
memerlukan estimasi signifikan atas jumlah dan tidak mungkin
6
untuk membedakan secara obyektif informasi mengenai estimasi
7
yang:
8
(i)
menyediakan bukti atas keadaan yang ada pada tanggal di
9
saat jumlah tersebut diakui, diukur atau diungkapkan; dan
10
(ii)
tersedia ketika laporan keuangan periode lalu diselesaikan
11
dengan informasi lain.
12
6.13Penilaian apakah suatu kelalaian untuk menantumkan atau kesalahan dalam
14mencatat dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna, dan menjadi
15material, memerlukan pertimbangan karakteristik pengguna tersebut.
16Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf
1725 menyatakan pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang
18memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan
19untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Oleh karena
20itu, penilaian tersebut perlu mempertimbangkan bagaimana pengguna yang
21dimaksud diperkirakan terpengaruh secara rasional dalam pengambilan
22keputusan ekonomi.
23
24KEBIJAKAN AKUNTANSI
25
26Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi
27
7.28Ketika suatu PSAK secara spesifik berlaku untuk suatu transaksi,
29peristiwa atau kondisi lain, kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk
30pos tersebut menggunakan PSAK tersebut.
31
8.32SAK menentukan kebijakan akuntansi untuk menghasilkan laporan
33keuangan yang berisi informasi relevan dan andal atas transaksi, peristiwa
34dan kondisi lain. Kebijakan akuntansi tersebut tidak perlu diterapkan ketika
35dampak penerapannya tidak material. Namun, adalah tidak tepat untuk
36membuat, atau membiarkan ketidaktepatan, penyimpangan dari SAK untuk
37mencapai suatu penyajian tertentu atas posisi keuangan, kinerja keuangan,
38atau arus kas.
39
40
9.41SAK dilengkapi dengan panduan untuk membantu entitas dalam
42menerapkan persyaratan dalam SAK. Panduan yang merupakan bagian
43tidak terpisahkan dari SAK bersifat wajib diterapkan. Sementara panduan

2
3

1yang bukan bagian tidak terpisahkan dariSAK tidak berisi pengaturan untuk
2laporan keuangan.
3
10.4Dalam hal tidak ada PSAK yang secara spesifik berlaku untuk transaksi,
5peristiwa atau kondisi lain, maka manajemen menggunakan
6pertimbangannya dalam mengembangkan dan menerapkan suatu
7kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi yang:
8(a) relevan untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi
9
pengguna; dan
10(b) andal, dalam laporan keuangan yang:
11
(i)
menyajikan secara jujur posisi keuangan, kinerja keuangan,
12
dan arus kas;
13
(ii)
mencerminkan substansi ekonomi transaksi, peristiwa, atau
14
kondisi lainnya, dan bukan hanya bentuk hukum;
15
(iii)
netral, yaitu bebas dari bias;
16
(iv)
pertimbangan sehat; dan
17
(v)
lengkap dalam semua hal yang material.
18
11.
19Dalam membuat pertimbangan yang dijelaskan di paragraf 10,
20manajemen mengacu, dan mempertimbangkan keterterapan dari,
21sumber-sumber berikut ini sesuai dengan urutan menurun:
22(a) persyaratan dan panduan dalam SAK yang berhubungan dengan
23
masalah serupa dan terkait; dan
24(b) definisi, criteria pengakuan, dan konsep pengukuran untuk aset,
25
liabilitas, penghasilan, dan beban dalam Kerangka Dasar
26
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.
27
12.
28Dalam membuat pertimbangan yang dijelaskan di paragraph 10,
29manajemen juga mempertimbangkan standar akuntansi terkini yang
30dikeluarkan oleh badan penyusun standar akuntansi lain yang
31menggunakan kerangka dasar yang sama untuk mengembangkan
32standar akuntansi, literature akuntansi lain, dan praktik akuntansi
33industry yang berlaku, sepanjang tidak bertentangan dengan sumber di
34paragraph 11.
35
36Konsistensi Kebijakan Akuntansi
37
13.
38Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten
39untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lain yang serupa, kecuali suatu
40PSAK secara spesifik mengatur atau mengizinkan pengelompokan pos41pos dengan kebijakan akuntansi yang berbeda adalah hal yang tepat.
42Jika suatu PSAK mengatur atau mengizinkan pengelompokan tersebut,
43maka kebijakan akuntansi yang tepat dipilih dan diterapkan secara
44konsisten untuk setiap kelompok.
45

2
3

1Perubahan Kebijakan Akuntansi


2
14.3Entitas mengubah suatu kebijakan akuntansi hanya jika perubahan
4tersebut:
5(a) disyaratkan oleh suatu PSAK; atau
6(b) menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi yang
7
andal dan lebih relevan tentang dampak transaksi, peristiwa atau
8
kondisi lainnya terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan, atau
9
arus kas entitas.
10
15.
11Pengguna laporan keuangan perlu untuk mampu membandingkan laporan
12keuangan entitas sepanjang waktu untuk mengidentifikasikan
13kecenderungan dalam posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kasnya.
14Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang sama diterapkan pada setiap
15periode dan dari suatu periode dengan periode berikutnya, kecuali suatu
16perubahan kebijakan akuntansi memenuhi criteria di paragraf 14.
17
16.
18Berikut ini bukan merupakan perubahan kebijakan akuntansi:
19(a) penerapan suatu kebijakan akuntansi untuk transaksi, peristiwa atau
20
kondisi lain yang berbeda secara substansi daripada yang terjadi
21
sebelumnya; dan
22(b) penerapan suatu kebijakan akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa
23
atau kondisi lain yang tidak pernah terjadi sebelumnya atau tidak
24
material.
25
17.
26Penerapan awal suatu kebijakan untuk menilai kembali aset dengan
27PSAK 16 (revisi 2007): Aset Tetap atau PSAK 19: Aset Tidak Berwujud
28adalah suatu perubahan dalam kebijakan akuntansi yang berhubungan
29dengan suatu revaluasi sesuai dengan PSAK 16 (revisi 2007) atau PSAK
3019, bukan sesuai dengan Pernyataan ini.
18.
31Paragraf 19-31 tidak diterapkan untuk perubahan kebijakan akuntansi yang
32dijelaskan di paragraph 17.
33
34
35
36Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi
37
38
19. Bergantung pada paragraf 23:
39(a)
entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat
40
dari penerapan awal suatu PSAK sebagaimana yang diatur
41
dalam ketentuan transisi dalam PSAK tersebut, jika ada;
42
dan

2
3

1(b)
jika entitas mengubah kebijakan akuntansi untuk
2
penerapan awal suatu PSAK yang tidak mengatur
3
ketentuan transisi untuk perubahan tersebut, atau
4
perubahan kebijakan akuntansi secara sukarela, maka
5
entitas menerapkan perubahan tersebut secara retrospektif.
6
7
20. Untuk tujuan Pernyataan ini, penerapan dini suatu PSAK
8bukan penerapan perubahan kebijakan akuntansi yang bersifat
9sukarela.
10
11
21. Dalam hal PSAK tidak secara spesifik diterapkan untuk
12transaksi, peristiwa atau kondisi lain, maka manajemen, sesuai
13dengan paragraf 12, menerapkan suatu kebijakan akuntansi terkini
14yang dikeluarkan oleh badan pembuat standar akuntansi lain yang
15menggunakan kerangka dasar yang sama dalam mengembangkan
16standar akuntansi. Jika, selanjutnya pengaturan (pronouncement)
17tersebut diamandemen, dan entitas memilih untuk mengubah suatu
18kebijakan akuntansi, maka perubahan tersebut dicatat dan
19diungkapkan sebagai perubahan kebijakan akuntansi yang bersifat
20sukarela.
21
22Penerapan Retrospektif
23
24
22. Bergantung pada paragraf 23, ketika perubahan
25kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif sesuai dengan
26paragraf 19 (a) atau 19 (b), maka entitas menyesuaikan saldo awal
27setiap komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode sajian
28paling awal dan jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk
29setiap periode sajian seolah-olah kebijakan akuntansi tersebut
30sudah diterapkan sebelumnya.
31
32
33Keterbatasan Penerapan Retrospektif
34
35
23. Ketika penerapan retrospektif disyaratkan oleh paragraf
3619 (a) atau 19 (b), maka perubahan kebijakan akuntansi
37diterapkan secara retrospektif kecuali sepanjang tidak praktis
38untuk menentukan dampak spesifik periode atau dampak
39kumulatif perubahan tersebut.

2
3

1
2
24. Ketika tidak praktis untuk menentukan dampak
3spesifik-periode akibat perubahan kebijakan akuntansi dalam
4informasi komparatif untuk satu lebih periode sajian, maka entitas
5menerapkan kebijakan akuntansi baru untuk jumlah tercatat aset
6dan liabilitas pada awal periode paling awal dimana penerapan
7retrospektif adalah praktis, mungkin periode berjalan, dan
8membuat penyesuaian saldo awal setiap komponen ekuitas yang
9terpengaruh untuk periode itu.
10
11
25. Ketika tidak praktis untuk menetukan dampak kumulatif
12dari, pada awal periode berjalan, penerapan kebijakan akuntansi
13baru untuk seluruh periode lalu, maka entitas menyesuaikan
14informasi komparatif dengan menerapkan kebijakan akuntansi
15baru secara prospektif sejak tanggal praktis paling awal.
16
17
26. Ketika entitas menerapkan kebijakan akuntansi baru
18secara retrospektif, maka entitas menerapkan kebijakan akuntansi
19baru tersebut untuk informasi komparatif untuk periode lalu sejauh
20mungkin ke belakang selama hal itu praktis. Penerapan retrospektif
21untuk periode lalu adalah tidak praktis kecuali praktis untuk
22menetukan dampak kumulatif atas jumlah awal dan akhir laporan
23posisi keuangan untuk periode itu. Jumlah yang dihasilkan dari
24penyesuaian terkait dengan periode sebelum periode sajian laporan
25keuangan, menyesuaikan saldo awal setiap komponen ekuitas yang
26yang terpengaruh dari periode sajian paling awal. Biasanya
27penyesuaian dilakukan atas saldo laba. Namun, penyesuaian dapat
28dilakukan ke komponen ekuitas lainnya (misalnya, untuk mematuhi
29suatu PSAK). Informasi lain mengenai periode lalu, seperti ringkasan
30data keuangan historis, juga disesuaikan ke belakang sejauh mungkin
31dapat dilakukan dengan praktis.
32
33
27. Ketika tidak praktis bagi entitas untuk menerapakan
34kebijakan akuntansi baru secara retrospektif karena entitas tidak dapat
35menentukan dampak kumulatif penerapan kebijakan untuk semua
36periode lalu, maka entitas sesuai dengan paragraf 25 menerapkan
37kebijakan baru secara retrospektif dari periode praktis paling awal.
38Oleh karena itu, porsi penyesuaian kumulatif atas aset, liabilitas, dan
39ekuitas yang timbul sebelum tanggal itu diabaikan. Perubahan

2
3

1kebijakan akuntansi bahkan diizinkan, jika tidak praktis, untuk


2menerapkan kebijakan secara prospektif untuk periode lalu manapun.
3Paragraf 50-53 memberikan panduan ketika tidak praktis untuk
4menerapkan kebijakan akuntansi baru untuk satu atau lebih periode
5lalu.
6
7Pengungkapan
8

28. ketika penerapan awal suatu PSAK memiliki


10dampak pada periode berjalan atau periode lalu, akan
11memiliki dampak terhadap periode tersebut kecuali tidak
12praktis untuk menentukan jumlah penyesuaian, atau
13mungkin memiliki dampak pada periode mendatang, maka
14entitas mengungkapakan:
15(a)
Judul PSAK;
16(b)
Bahwa perubahan kebijakan akuntansi dilakukan sesuai
17
dengan ketentuan transisinya, ketika dapat diterapkan ;
18(c)
Sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;
19(d)
Penjelasan ketentuan transisi, ketika dapat diterapkan;
20(e)
Ketentuan transisi yang mungkin memiliki dampak pada
21
periode mendatang, ketika dapat diterapkan;
22(f)
untuk periode berjalan dan setiap periode lalu sajian,
23
sepanjang praktis, jumlah penyesuaian:
24
(i)
untuk setiap pos laporan keuangan yang
25
terpengaruh; dan
26
(ii)
laba per saham dasar dan dilusian, jika PSAK 56:
27
Laba per Saham diterapkan atas entitas,;
28(g)
jumlah penyesuaian terkait dengan periode-periode sebelum
29
periode tersebut disajikan, sepanjang praktis; dan
30(h)
jika penerapan retrospektif disyaratkan oleh paragraf 19 (a)
31
dan 19 (b) tidak praktis untuk suatu periode lalu tertentu,
32
atau periode-periodesebelum periode tersebut disajikan,
33
keadaan yang mendorong ke keberadaan kondisi itu dan
34
pnjelasan bagaimana dan mulai kapan perubahan
35
kebijakan akuntansi diterapkan.
36Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu
37Mengulang pengungkapan di atas.
9

38

2
3

1
29. Ketika perubahan kebijakan akuntansi sukarela
2memiliki dampak pada periode berjalan atau periode lalu, akan
3memiliki dampak terhadap periode tersebut kecuali tidak praktis
4praktis untuk menentukan jumlah penyesuaian, atau mungkin
5memiliki dampak pada periode mendatang, maka entitas
6mengungkapkan:
7(a)
8(b)
9
10(c)
11
12
13
14
15
16(d)
17
18(e)
19
20
21
22

sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;


alasan karena penerapan kebijakan akuntansi baru
memberikan informsi yang andal dan lebih relevan;
jumlah penyesuaian untuk periode berjalan dan setiap
periode lalu sajian, sepanjang praktis:
(i)
penyesuaian untuk setiap pos laporan keuangan
yang terpengaruh; dan
(ii)
penyesuaian laba per saham dasar dan dilusian jika
PSAK 56: Laba Per Saham diterapkan atas entitas;
jumlah penyesuaian yang terkait dengan periode-periode
sebelum periode tersebut disajikan, sepanjang praktis; dan
keadaan yang membuat keberadaan kondisi itu dan
penjelasan bagaimana dan sejak kapan perubahan
kebijakan akuntansi diterapkan, jika penerapan retrospektif
tidak praktis untuk suatu periode tertentu, atau untuk
periode-periode sebelum periode-periode tersebut disajikan.
23Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu mengulang
24pengungkapan ini.
25
26
30. Ketika entitas belum menerapkan suatu PSAK baru
27yang telah diterbitkan tetapi belum efektif berlaku, maka entitas
28mengungkapkan:
29(a)
30(b)
31
32
33

fakta tersebut; dan


informasi relevan yang dapat diestimasi secara wajar atau
dapat diketahui untuk menilai dampak yang mungkin atas
penerapan PSAK baru tersebut pada laporan keuangan
pada periode awal penerapannya.

34
35
31. Sesuai dengan paragraf 30, entitas mempertimbangkan
36untuk mengungkapkan:
37(a)
38(b)
39

2
3

judul PSAK baru;


sifat dari perubahan yang belum berlaku efektif atau
perubahan kebijakan akuntansi;

10

1(c)
2(d)
3
4(e)
5
6
7

tanggal dimana penerapan PSAK disyaratkan;


tanggal di saat entitas berencana untuk menerapkan PSAK
kali pertama; dan
apakah: (i) suatu pembahasan mengenai dampak penerapan
awal PSAK atas laporan keuangan; atau (ii) jika dampak tidak
dapat diketahui atau diestimasi secara wajar, maka suatu
pernyataan atas hal itu.

8
9PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI
10
11
32. Sebagai akibat ketidakpastian yang melekat dalam
12aktivitas bisnis, banyak pos dalam laporan keuangan tidak dapat
13diukur tepat tetapi hanya dapat diestimasi. Estimasi melibatkan
14pertimbangan berdasarkan informasi terkini yang tersedia dan andal.
15Misalnya, estimasi mungkin diperlukan untuk:
16(a)
17(b)
18(c)
19(d)
20
21
22(e)

piutang tak tertagih;


persediaan yang usang;
nilai wajar aset keuangan atau liabilitas keuangan;
umur manfaat dari, atau ekspektasi pola konsumsi dari
manfaat ekonomi masa depan yang melekat pada, aset
tersusukan; dan
kewajiban garansi.

23
24
33. Penggunaan estimasi rasional merupakan bagian mendasar
25dalam penyiapan laporan keuangan dan hal tersebut tidak mengurangi
26keandalan laporan keuangan.
27
28
34. Estimasi mungkin perlu direvisi jika terjadi perubahan
29keadaan yang menjadi dasar estimasi atau akibat informasi baru atau
30tambahan pengalaman. Sesuai sifatnya, revisi estimasi estimasi tidak
31terkait dengan periode lalu dan bukan koreksi suatu kesalahan.
32
33
35. suatu perubahan dalam menjadi dasar pengukuran yang
34digunakan merupakan perubahan kebijakan akuntansi. Ketika sulit
35untuk membedakan suatu perubahan kebijakan akuntansi dengan
36perubahan estimasi akuntansi, maka perubahan tersebut diperlukan
37sebagai perubahan estimasi akuntansi.
38

2
3

11

1
36. Dampak perubahan estimasi akuntansi, selain
2perubahan penerapan paragraf 37, diakui secara prospektif dalam
3laporan laba rugi pada:
4(a)
5
6(b)
7

periode perubahan, jika dampak perubahan han ya pada


periode itu; atau
periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan
berdampak pada keduanya.

8
9
37.
Sepanjang
perubahan
estimasi
akuntansi
10mengakibatkan perubahan aset dan liabilitas, atau terkait dengan
11suatu pos ekuitas, perubahan estimasi akuntansi tersebut diakui
12dengan menyesuaikan jumlah tercatat pos aset, liabilitas, atau
13ekuitas yang terkait pada periode perubahan.
14
15
38. Pengakuan secara prospektif dampak perubahan estimasi
16akuntansi berarti bahwa perubahan diterapkan untuk transaksi,
17peristiwa dan kondisi lain sejak tanggal perubahan estimasi. Suatu
18perubahan estimasi akuntansi dapat berakibat hanya pada laba atau
19rugi periode berjalan, atau laba atau rugi periode berjalan dana
20periode mendatang. Misalnya, suatu perubahan estimasi akuntansi
21piutang tidak tertagih berdampak hanya pada laba atau rugi periode
22berjalan dan oleh karena itu diakui pada periode berjalan. Namun,
23suatu perubahan estimasi umur manfaat dari, atau ekspektasi pola
24konsumsi manfaat ekonomi masa mendatang yang melekat pada,
25suatu aset tersustukan berdampak pada beban penyusutan untuk
26periode berjalan dan setiap periode mendatang selama sisa umur
27manfaat. Dalam kedua kasus tersebut, dampak perubahan yang terkait
28dengan periode berjalan diakui sebagai penghasilan atau beban pada
29periode berjalan. Dampak pada periode mendatang diakui sebagai
30penghasilan atau beban pada periode mendatang, jika ada.
31
32Pengungkapan
33
34
39. Entitas mengungkapkan sifat dan jumlah perubahan
35estimasi akuntansi yang berdampak pada periode berjalan atau
36diperkirakan akan berdampak pada periode mendatang, kecuali
37untuk pengungkapan dampak pada periode mendatang ketika tidak
38praktis untuk mengsetimasi dampak tersebut.

2
3

12

1
2
40. Jika jumlah dampak periode mendatang tidak dapat
3diungkapkan
karena estimasinya tidak praktis, maka
4entitasmengungkapkan fakta tersebut.
5
6KESALAHAN
7
8
41. Kesalahan dapat timbul dalam pengakuan, pengukuran,
9penyajian, atau pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan.
10Laporan keuangnan tidak sesuai dengan SAK jika mengandung
11keslahan material atau tidak material yang disengaja untuk mencapai
12suatu penyajian laporan posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus
13kas tertentu. Poetnsi keslahan periode berjalan yang ditemukan pada
14periode tersebut dikoreksi sebelum laporan keuangan diselesaikan.
15Namun, keslahan material yang kadangkala tidak ditemukan sampai
16suatu periode kemudian, dan keslahan periode lalu dikoreksi pada
17informsi komparatif sajian pada laporan keuangan periode
18selanjutnya tersebut (lihat paragraf 42-47).
19
20
42. Bergantung pada paragraf 43, entitas mengkoreksi
21kesalahan material periode lalu secara retrospektif pada laporan
22keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah ditemukannya
23dengan:
24(a)
25
26(b)
27
28

menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode lalu


sajian dimana kesalahan terjadi; atau
jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling
awal, maka menyajikan kembali saldo awal aset, liabilitas,
dan ekuitas untuk periode lalu sajian paling
29Keterbatasan Penyajian Kembali Retrospektif
30
31
43. Kesalahan periode lalu dikoreksi dengan menyajikan
32kembali secara retrospektif kecuali sepanjang tidak praktis untuk
33menentukan dampak spesifik periode atau dampak kumulatif
34kesalahan.
35
36
44. Ketika tidak praktis untuk menentukan dampak spesifik
37periode dari keslahan pada informasi komparatif untuk satu atau
38lebih periode sajian, maka entitas menyajikan kembali saldo

2
3

13

1pembuka aset, liabilitas, dan ekuitasuntuk periode paling awal di


2saat penyajian kembali retrospektif adalah praktis (mungkin
3periode berjalan).
4
5
45. Ketika tidak praktis untuk menentukan dampak
6kumulatif, pada awal periode berjalan, dari kesalahan pada semua
7periode berjalan, dari keslahan pada semua periode lalu, maka
8entitas menyajikan kembali informasi komparatif untuk
9mengoreksi kesalahan secara prospektif dari tanggal paling awal.
10
11
46. Koreksi kesalahan periode lalu tidak termasuk dari laba
12atau rugi pada periode dimana kesalahan ditemukan. Setiap
13informasi sajian atas periode lalu, termasuk ringkasan data
14keuangan historis, disajikan kembali sejauh mungkin ke belakang
15selama hal itu praktis.
16
17
47. Ketika tidak praktis untuk menentukan jumlah kesalahan
18(misalnya kesalahan penerapan kebijakan akuntansi) untuk semua
19periode lalu, maka entitas, sesuai dengan paragraf 45, menyajikan
20kembali informasi komparatif secara prospektif sejak tanggal praktis
21paling awal. Hal ini mengabaikan porsi kumulatif penyajian kembali
22aset, liabilitas, dan ekuitas yang timbul sebelum tanggal itu. Paragraf
2350-53 memberikan panduan kapan menjadi tidak praktis untuk
24mengoreksi kesalahan dalam satu atau lebih periode itu.
25
26
48. Koreksi kesalahan berbeda dengan perubahan estimasi
27akuntansisesuai dengan sifatnya merupakan perkiraan yang perlu
28direvisi akibat tambahan informsi yang diketahui kemudian.
29Misalnya, keuntungan atau keruigian yang diakui akibat hasil suatu
30kontijensi adalah buka koreksi kesalahan.
31
32Pengungkapan Keslahan Periode Lalu
33
34
49.
Dalam
menerapkan
35mengungkapkan hal-hal berikut:
36(a)
37(b)
38

2
3

paragraf

42,

entitas

sifat dari kesalahan periode lalu;


jumlah koreksi untuk setiap periode sajian, sepanjang
praktis:

14

untuk setiap pos-pos laporan keuangan yang


terpengaruh; dan
(ii)
laba per saham dasar dan dilusian, jika PSAK 56:
Laba Per Saham diterapkan atas entitas;
jumlah koreksi pada awal periode sajian paling awal; dan
Jika penyajian kembali retrospektif tidak praktis untuk
suatu periode lalu tertentu, keadaan yang membuat
keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaiman dan sejak
kapan kesalahan telah dikoreksi.
10Laporan keuangan periode berikutnya tidak perlu mengulang
11pengungkapan ini.
1
2
3
4
5(c)
6(d)
7
8
9

(i)

12
13KETIDAKPRAKTISAN PENERAPAN RETROSPEKTIF DAN
14PENYAJIAN KEMBALI RETROSPEKTIF
15
16
50. Dalam beberapa keadaan adalah tidak praktis untuk
17menyesuaikan informasi komparatif untuk satu atau lebih periode lalu
18untuk mencapai daya banding dengan periode berjalan. Misalnya,
19data belum diperoleh pada periode lalu dengan suatu cara yang
20memungkinkan baik penerapan retrospektif suatu kebijakan akuntansi
21baru (termasuk, untuk tujuan di paragraf 51-53, penerapan
22retrospektif untuk periode lalu) maupun penyajian kembali untuk
23mengoreksi kesalahan periode lalu, dan tidak praktis untuk mencipta
24ulang informasi tersebut.
25
26
51. Seringkali diperlukan membuat estimasi dalam
27menerapkan suatu kebijakan akuntansi untuk unsur laporan keuangan
28yang diakui atau disajikan atas transaksi, peristiwa atau kondisi lain.
29Estimasi secara melekat bersifat subyektif, dan estimasi mungkin
30dikembangkan setelah periode pelaporan. Mengembangkan estimasi
31berpotensi lebih sulit ketika menerapkan kebijakan akuntansi atau
32penyajian kembaliretrospektif untuk mengoreksi kesalahan periode
33lalu, karena periode waktu yang lebih lama telah berlalu sejak
34terjadinya transaksi, peristiwa, atau kondisi lain. Namun, tujuan
35estimasi periode lalu adalah sama dengan estimasi yang dilakukan
36pada periode berjalan, yaitu agar estimasi dapat mencerminkan
37keadaan yang ada ketika terjadinya transaksi, peristiwa atau kondisi
38lain.

2
3

15

1
2
52. Oleh karena itu, penerapan retrospektif kebijakan
3akuntansi baru atau koreksi kesalahan periode lalu mensyaratkan
4pembedaan informasi yang:
5(a)
6
7(b)
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Menyediakan bukti keadaan yang ada pada tanggal terjadinya


transaksi, peristiwa, atau kondisi lainnya, dan
Tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan periode lalu,
dari informasi lainnya. Untuk beberapa jenis estimasi
(misalnya estimasi nilai wajar yang tidak didasarkan pada
harga atau input yang diobservasi), maka menjadi tidak
praktis untuk membedakan jenis-jenis informasi ini. Ketika
penerapan retrospektif atau penyajian kembali retrospektif
memerlukan estimasi signifikan sehingga tidak mungkinuntuk
membedakan kedua jenis informasi ini, maka menjadi tidak
praktis untuk menerapkan kenijakan akuntansi baru atau
koreksi kesalahan periode lalu secara retrospektif.

17
18
53. Peninjauan ke belakang tidak digunakan ketika
19menerapkan kebijakan akuntansi baru atau kreksi jumlah pada
20periode lalu. Entitas juga tidak membuat asumsi maksud manajemen
21yang terjadi di periode lalu atau estimasi jumlah yang diakui, diukur,
22atau diungkapkan pada periode lalu. Misalnya, ketika entitas
23mengoreksi kesalahan periode lalu dalam pengukuran aset keuangan
24sebelumnya diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo
25sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan:
26Pengakuan dan Pengukuran, entitas tidak mengubah dasar
27pengukuran untuk periode lalu jika manajemen memutuskan
28kemudian untuk tidak memiliki instrumen keuangan hingga jatuh
29tempo. Sebagai tambahan, ketika entitas mengoreksi kesalahan
30periode lalu dalam perhitungan liabilitas atau cuti sakit terakumulasi
31pegawai sesuai dengan PSAK 24 (revisi 2004): Imbalan Kerja, maka
32entitas mengabaikan informasi musim influenza akut tidak noramal
33selama periode mendatang yang informasinya tersedia setelah tanggal
34penyelesaian laporan keuangan periode lalu. Fakta bahwa estimasi
35signifikan adalah sering disyaratkan ketika mngubah informsi
36komparatif sajian untuk periode lalu tidak mencegah penyesuaian
37atau koreksi yang andal atas informasi komparatif.
38

2
3

16

1TANGGAL EFEKTIF
2
3
54. Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun
4buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011.
5
6
7
8PENARIKAN
9
10
55. Pernyataan ini menggantikan PSAK 25 (1994): Laba atau
11Rugi Bersih untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar, dan
12Perubahan Kebijakan Akuntansi.
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27PEDOMAN IMPLEMENTASI
28
29Pedoman implementasi ini melemngkapi, tetapi bukan merupakan
30bagian dari PSAK 25.
31
32CONTOH
1-PENYAJIAN
33KESALAHAN

KEMBALI

RETROSPEKTIF

34

2
3

17

1
1.1. Selama 20X2, PT Beta menemukan beberapa produk
2yang telah dijual pada 20X1 salah tercatat pada persedian per 31
3Desember 20X1 sebesar Rp. 6.500.
4
5
1.2. Catatan akuntansi PT Beta untuk 20X2 menunjukkan
6penjualan Rp. 104.00, harga pokok penjualan Rp. 86.500 (termasuk
7kesalahan Rp. 6.600 pada saldo awal persediaan), dan pajak
8penghasilan Rp. 5.250.
9

1.3. Dalam 20X1, PT Beta melaporakan:

10
11

Rp
73.500
(53.500)
20.000
(6.000)
14.000

12 Penjualan
13 Beban pokok penjualan
14 Laba sebelum pajak
Pajak Penghasilan
15
Laba
16
17

18
1.4. Saldo laba awal 20X1 adalah Rp. 20.000 dan saldo laba
19akhir adalah Rp. 34.000
20
21

PT BETA
Disarikan dari laporan laba rugi komprehensif

22

Disajikan

23 Kembali

20X2

24 20X1
25

Rp

Rp
26
Penjualan
27 73.500
Beban pokok penjualan

104.000
(80.000)

28
1.5. Tarif pajak sebesar 30% untuk 20X2 dan 20X1. Tidak ada
29penghasilan dan beban lainnya.
30

PT Beta
31
1.6. PT Beta
memiliki
modal saham
Laporan Perubahan
EkuitasRp. 5.000 dan tidak ada
32komponen ekuitas lainnya kecuali saldo laba. Saham perusahaan
Modal
Saldo
Total
33tidak diperdagangkan secara publik dan
tidak
mengungkapkan
laba
Saham
Laba
34per saham.
35

Saldo per 31 Desember 20X0

36 Laba untuk tahun yang berakhir


31 Desember 20X1 disajikan-kembali
Saldo per 31 Desember 20X0
Laba untuk tahun yang berakhir
31 Desember 20X2

2 Saldo per 31 Desember 20X2


3

Rp
5.000

Rp
20.000

Rp
25.000

5.000

20.000

25.000

5.000

20.000

25.000

18

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13Disarikan dari catatan atas laporan keuangan
14 1. Beberapa produk telah terjual pada 20X1 tercatat
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

salah sebesar Rp6.500 per 31 Desember 20X1.


Laporan keuangan 20X1 disajikan kembali untuk
membetulkan kesalahan ini. Dampak dari penyajian
kembali laporan keuangan tersebut diringkaskan
berikut ini. Tidak ada dampak pada 20X2.

Dampak pada
20X1
Rp
(Peningkatan) dalam harga pokok penjualan
(6.500)
Penurunan beban pajak penghasilan
1.950
(Penurunan) dalam laba
(4.550)

26CONTOH
2-PENERAPAN
PROSPEKTIF
27PERUBAHAN
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
28PENERAPAN RETROSPEKTIF TIDAK PRAKTIS

UNTUK
KETIKA

29
30
2.1 Selama 20X2, PT Delta mengubah kebijakan akuntansi
31penyusutan aset tetap, sehingga menerapkan lebih banyak pendekatan
32komponen secara penuh, dan pada saat yang sama menerapakan
33model revaluasi.
34
35
2.2 Pada tahun sebelum 20X2, catatan PT Delta tidak cukup
36detail untuk menerapkan pendekatan komponen secara penuh. Pada

2
3

19

1akhir 20X1, manajemen membuat survei teknis, yang mana


2menyediakan informsi tentang komponen yang dimiliki dan nilai
3wajar, umur manfaat, nilai residu estimasian, dan jumlah
4tersusutkannya pada awal 20X2. Namun, survei tersebut tidak
5menyediakan dasar yang cukup untuk mengestimasi secara andal
6biaya untuk komponen yang sebelumnya tidak dicatat secara terpisah,
7dan catatan yang ada sebelum survei tidak mengizinkan informasi ini
8direkontruksi.
9
10
2.3 Manajemen mempertimbangkan bagaiman mencatat untuk
11setiap dua aspek perubahan akuntansi. Mereka menentukan bahwa
12tidak praktis untuk mencatat perubahan tersebut dengan pendekatan
13komponen yang lebih penuh secara retrospektif, atau mencatat
14perubahan secara prospektif dari tanggal yang lebih awal daripada
Tarif pajak
30 persen. dari model biaya ke model revaluasi
15awal
20X2.adalah
Juga, perubahan
Rp manajemen
16diisyaratkan berlaku prospektif. Oleh karena itu,
Aset tetap pada akhir 20X1
17menyimpulkan menerapkan kebijakan baru secara prospektif mulai
Biaya perolehan
18dari 20X2.
Penyusutan
19

Nilai buku neto


Beban
penyusutan
prospektif untuk 20X2
20
(dasar lama)

21

22 Beberapa hasil survei rekayasa:


23 Penilaian
24
25

Nilai residu estimasian


Sisa umur aset rata-rata (tahun)

26 Beban penyusutan untuk aset tetap yang ada


20X2
(dasar baru)
27 Untuk 2.4
Informasi
tambahan:

28 Disarikan dari catatan atas laporan keuangan


29 1. Mulai dari 20X2, PT Delta mengubah kebijakan
akuntansi untuk penyusutan aset tetap, sehingga
30
31
32
33
34
35
36
37

2
3

menerapkan pendekatan komponen yang lebih


penuh, dan pada saat yang sama menerapkan
model revaluasi. Manajemen berpendapat kebijakan
ini menyediakan informasi andal dan lebih relevan
karena komponen aset tetap menjadi lebih akurat
dan didasarkan pada nilai kini. Kebijakan ini
diterapkan secara prospektif mulai 20X2 karena
tidak praktis untuk mengestimasi dampak
penerapan kebijakan baik secara retrospektif, atau
secara prospektif dari tanggal yang lebih awal. Oleh
karena itu, penerapan kebijakan baru tidak
mempunyai dampak atas periode sebelumnya.
Dampak tahun berjalan adalah meningkatkan
jumlah tercatat aset tetap pada awal tahun sebesar
Rp6.000; meningkatkan provisi pajak tangguhan
awal sebesar Rp1.800; menghasilkan surplus
revaluasi pada awal tahun sebesar Rp4.200;
meningkatkan beban penyusutan sebesar Rp.500;

20

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

2
3

21

You might also like