Professional Documents
Culture Documents
1PSAK
No. 25
2(Revisi 2009)
15 Desember 2009
3
4
5
6
7
8
PERNYATAAN
10STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
9
11
12
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
1
2
3
PERNYATAAN
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
4
KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHANESTIMASI
5
AKUNTANSI, DAN KESALAHAN
6
7
Hak cipta 2009, Ikatan Akuntansi Indonesia
8
9Sanksi Pelanggaran Pasal 44:
10Undang-undang Nomor 7 tahun 1987 tentang
11Perubahan atas Undan-undang Nomor: 6 tahun 1982
12Tentang Hak Cipta
131. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau
14 memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana
15 dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda
16 paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
172. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,
18 mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau
19 barang hasil pelanggaran HAk Cipta sebagai mana dimaksud
20 dalam ayat (1), dipidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
21 dan/atau denda paling banyak Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta
22 rupiah).
23
24
25Dikeluarkan Oleh
26Dewan Standar Akuntansi Keuangan
27Ikatan Akuntansi Indonesia
28Jalan Sindanglaya No.1
29Menteng
30Jakarta 10310
31Telp: (021) 3190-4232
32Fax : (021) 724-5078
33Email: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaiglobal.or.id
34
35
36Desember 2009
1
2PSAK 25 (revisi 2009) tentang Kebijakan Akuntansi, Perubahan
3Estimasi Akuntansi, Dan Kesalahan telah disahkan oleh Dewan
4Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal Desember 2009
5
6PSAK 25 (revisi 2009) merevisi PSAK 25 tentang Laba atau Rugi
7Bersih, untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar, dan Perubahan
8Kebijakan Akuntansi yang telah dikeluarkan pada 7 September 1994.
9
10Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak
11material.
12
13
14
Jakarta, 15 Desember 2009
15
Dewan Standar Akuntansi Keuangan
16
17Rosita Uli Sinaga
Ketua
18Roy Iman Wirahardja
Wakil
19Ketua
20Agus Edy Siregar
Anggota
21Etty Retno Wulandari
Anggota
22Merliyana Syamsul
Anggota
23Meidyah Indreswari
Anggota
24Riza Noor Karim
Anggota
25Setiyono Miharjo
Anggota
26Saptoto Agustomo
Anggota
27Jumadi
Anggota
28Ferdinand D. Purba
Anggota
29Irsan Gunawan
Anggota
30Budi Susanto
Anggota
31Ludovicus Sensi Wondabio
Anggota
32Eddy R. Rasyid
Anggota
33Liauw She Jin
Anggota
34Sylvia Veronica Siregar
Anggota
35
36
37
38
39
2
3
1
2PERBEDAAN DENGAN IFRSs
3
4PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
5Akuntansi, dan Kesalahan mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS
68 Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors
7per 1 Januari 2009, kecuali:
8
9 1. IAS 8 Paragraf 05 yang menjadi PSAK 25 paragraf 07 tentang
10
definisi Standar AKuntansi Keuangan dengan adanya tambahan
11
pengaturan regulator pasar modal, sesuai dengan definisi yang
12
digunakan PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan
13
Keuangan.
14 2. IAS 8 paragraf 54 yang menjadi PSAK PSAK 25 paragraf 54
15
tentang tanggal efektif.
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
2
3
DAFTAR ISI
2
3
4PENDAHULUAN
5Tujuan
6Ruang Lingkup
7Definisi
8
9KEBIJAKAN AKUNTANSI
10Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi
11Konsistensi Kebijakan Akuntansi
12Perubahan Kebijakan Akuntansi
13
Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi
14
Penerapan Retrospektif
15
Keterbatasan Penerapan Retrospektif
16
Pengungkapan
17
18PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI
19
Pengungkapan
20
21KESALAHAN
22Keterbatasan Penyajian Kembali Retrospektif
23Pengungkapan Kesalahan Periode Lalu
24
25KETIDAKPASTIAN PENERAPAN
26
RETROSPEKTIF DAN PENYAJIAN
27
KEMBALI RETROSPEKTIF
28
29TANGGAL EFEKTIF
30
31PENARIKAN
32
33
34
35
36
37
2
3
Paragraf
01-04
01
01-02
02-04
04-11
04-05
05-06
06-11
07
07-08
08-09
09-11
11-13
13
13-15
14-15
15
15-17
17
17
2
3
2
3
2
3
2
3
1yang bukan bagian tidak terpisahkan dariSAK tidak berisi pengaturan untuk
2laporan keuangan.
3
10.4Dalam hal tidak ada PSAK yang secara spesifik berlaku untuk transaksi,
5peristiwa atau kondisi lain, maka manajemen menggunakan
6pertimbangannya dalam mengembangkan dan menerapkan suatu
7kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi yang:
8(a) relevan untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi
9
pengguna; dan
10(b) andal, dalam laporan keuangan yang:
11
(i)
menyajikan secara jujur posisi keuangan, kinerja keuangan,
12
dan arus kas;
13
(ii)
mencerminkan substansi ekonomi transaksi, peristiwa, atau
14
kondisi lainnya, dan bukan hanya bentuk hukum;
15
(iii)
netral, yaitu bebas dari bias;
16
(iv)
pertimbangan sehat; dan
17
(v)
lengkap dalam semua hal yang material.
18
11.
19Dalam membuat pertimbangan yang dijelaskan di paragraf 10,
20manajemen mengacu, dan mempertimbangkan keterterapan dari,
21sumber-sumber berikut ini sesuai dengan urutan menurun:
22(a) persyaratan dan panduan dalam SAK yang berhubungan dengan
23
masalah serupa dan terkait; dan
24(b) definisi, criteria pengakuan, dan konsep pengukuran untuk aset,
25
liabilitas, penghasilan, dan beban dalam Kerangka Dasar
26
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.
27
12.
28Dalam membuat pertimbangan yang dijelaskan di paragraph 10,
29manajemen juga mempertimbangkan standar akuntansi terkini yang
30dikeluarkan oleh badan penyusun standar akuntansi lain yang
31menggunakan kerangka dasar yang sama untuk mengembangkan
32standar akuntansi, literature akuntansi lain, dan praktik akuntansi
33industry yang berlaku, sepanjang tidak bertentangan dengan sumber di
34paragraph 11.
35
36Konsistensi Kebijakan Akuntansi
37
13.
38Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten
39untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lain yang serupa, kecuali suatu
40PSAK secara spesifik mengatur atau mengizinkan pengelompokan pos41pos dengan kebijakan akuntansi yang berbeda adalah hal yang tepat.
42Jika suatu PSAK mengatur atau mengizinkan pengelompokan tersebut,
43maka kebijakan akuntansi yang tepat dipilih dan diterapkan secara
44konsisten untuk setiap kelompok.
45
2
3
2
3
1(b)
jika entitas mengubah kebijakan akuntansi untuk
2
penerapan awal suatu PSAK yang tidak mengatur
3
ketentuan transisi untuk perubahan tersebut, atau
4
perubahan kebijakan akuntansi secara sukarela, maka
5
entitas menerapkan perubahan tersebut secara retrospektif.
6
7
20. Untuk tujuan Pernyataan ini, penerapan dini suatu PSAK
8bukan penerapan perubahan kebijakan akuntansi yang bersifat
9sukarela.
10
11
21. Dalam hal PSAK tidak secara spesifik diterapkan untuk
12transaksi, peristiwa atau kondisi lain, maka manajemen, sesuai
13dengan paragraf 12, menerapkan suatu kebijakan akuntansi terkini
14yang dikeluarkan oleh badan pembuat standar akuntansi lain yang
15menggunakan kerangka dasar yang sama dalam mengembangkan
16standar akuntansi. Jika, selanjutnya pengaturan (pronouncement)
17tersebut diamandemen, dan entitas memilih untuk mengubah suatu
18kebijakan akuntansi, maka perubahan tersebut dicatat dan
19diungkapkan sebagai perubahan kebijakan akuntansi yang bersifat
20sukarela.
21
22Penerapan Retrospektif
23
24
22. Bergantung pada paragraf 23, ketika perubahan
25kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif sesuai dengan
26paragraf 19 (a) atau 19 (b), maka entitas menyesuaikan saldo awal
27setiap komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode sajian
28paling awal dan jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk
29setiap periode sajian seolah-olah kebijakan akuntansi tersebut
30sudah diterapkan sebelumnya.
31
32
33Keterbatasan Penerapan Retrospektif
34
35
23. Ketika penerapan retrospektif disyaratkan oleh paragraf
3619 (a) atau 19 (b), maka perubahan kebijakan akuntansi
37diterapkan secara retrospektif kecuali sepanjang tidak praktis
38untuk menentukan dampak spesifik periode atau dampak
39kumulatif perubahan tersebut.
2
3
1
2
24. Ketika tidak praktis untuk menentukan dampak
3spesifik-periode akibat perubahan kebijakan akuntansi dalam
4informasi komparatif untuk satu lebih periode sajian, maka entitas
5menerapkan kebijakan akuntansi baru untuk jumlah tercatat aset
6dan liabilitas pada awal periode paling awal dimana penerapan
7retrospektif adalah praktis, mungkin periode berjalan, dan
8membuat penyesuaian saldo awal setiap komponen ekuitas yang
9terpengaruh untuk periode itu.
10
11
25. Ketika tidak praktis untuk menetukan dampak kumulatif
12dari, pada awal periode berjalan, penerapan kebijakan akuntansi
13baru untuk seluruh periode lalu, maka entitas menyesuaikan
14informasi komparatif dengan menerapkan kebijakan akuntansi
15baru secara prospektif sejak tanggal praktis paling awal.
16
17
26. Ketika entitas menerapkan kebijakan akuntansi baru
18secara retrospektif, maka entitas menerapkan kebijakan akuntansi
19baru tersebut untuk informasi komparatif untuk periode lalu sejauh
20mungkin ke belakang selama hal itu praktis. Penerapan retrospektif
21untuk periode lalu adalah tidak praktis kecuali praktis untuk
22menetukan dampak kumulatif atas jumlah awal dan akhir laporan
23posisi keuangan untuk periode itu. Jumlah yang dihasilkan dari
24penyesuaian terkait dengan periode sebelum periode sajian laporan
25keuangan, menyesuaikan saldo awal setiap komponen ekuitas yang
26yang terpengaruh dari periode sajian paling awal. Biasanya
27penyesuaian dilakukan atas saldo laba. Namun, penyesuaian dapat
28dilakukan ke komponen ekuitas lainnya (misalnya, untuk mematuhi
29suatu PSAK). Informasi lain mengenai periode lalu, seperti ringkasan
30data keuangan historis, juga disesuaikan ke belakang sejauh mungkin
31dapat dilakukan dengan praktis.
32
33
27. Ketika tidak praktis bagi entitas untuk menerapakan
34kebijakan akuntansi baru secara retrospektif karena entitas tidak dapat
35menentukan dampak kumulatif penerapan kebijakan untuk semua
36periode lalu, maka entitas sesuai dengan paragraf 25 menerapkan
37kebijakan baru secara retrospektif dari periode praktis paling awal.
38Oleh karena itu, porsi penyesuaian kumulatif atas aset, liabilitas, dan
39ekuitas yang timbul sebelum tanggal itu diabaikan. Perubahan
2
3
38
2
3
1
29. Ketika perubahan kebijakan akuntansi sukarela
2memiliki dampak pada periode berjalan atau periode lalu, akan
3memiliki dampak terhadap periode tersebut kecuali tidak praktis
4praktis untuk menentukan jumlah penyesuaian, atau mungkin
5memiliki dampak pada periode mendatang, maka entitas
6mengungkapkan:
7(a)
8(b)
9
10(c)
11
12
13
14
15
16(d)
17
18(e)
19
20
21
22
34
35
31. Sesuai dengan paragraf 30, entitas mempertimbangkan
36untuk mengungkapkan:
37(a)
38(b)
39
2
3
10
1(c)
2(d)
3
4(e)
5
6
7
8
9PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI
10
11
32. Sebagai akibat ketidakpastian yang melekat dalam
12aktivitas bisnis, banyak pos dalam laporan keuangan tidak dapat
13diukur tepat tetapi hanya dapat diestimasi. Estimasi melibatkan
14pertimbangan berdasarkan informasi terkini yang tersedia dan andal.
15Misalnya, estimasi mungkin diperlukan untuk:
16(a)
17(b)
18(c)
19(d)
20
21
22(e)
23
24
33. Penggunaan estimasi rasional merupakan bagian mendasar
25dalam penyiapan laporan keuangan dan hal tersebut tidak mengurangi
26keandalan laporan keuangan.
27
28
34. Estimasi mungkin perlu direvisi jika terjadi perubahan
29keadaan yang menjadi dasar estimasi atau akibat informasi baru atau
30tambahan pengalaman. Sesuai sifatnya, revisi estimasi estimasi tidak
31terkait dengan periode lalu dan bukan koreksi suatu kesalahan.
32
33
35. suatu perubahan dalam menjadi dasar pengukuran yang
34digunakan merupakan perubahan kebijakan akuntansi. Ketika sulit
35untuk membedakan suatu perubahan kebijakan akuntansi dengan
36perubahan estimasi akuntansi, maka perubahan tersebut diperlukan
37sebagai perubahan estimasi akuntansi.
38
2
3
11
1
36. Dampak perubahan estimasi akuntansi, selain
2perubahan penerapan paragraf 37, diakui secara prospektif dalam
3laporan laba rugi pada:
4(a)
5
6(b)
7
8
9
37.
Sepanjang
perubahan
estimasi
akuntansi
10mengakibatkan perubahan aset dan liabilitas, atau terkait dengan
11suatu pos ekuitas, perubahan estimasi akuntansi tersebut diakui
12dengan menyesuaikan jumlah tercatat pos aset, liabilitas, atau
13ekuitas yang terkait pada periode perubahan.
14
15
38. Pengakuan secara prospektif dampak perubahan estimasi
16akuntansi berarti bahwa perubahan diterapkan untuk transaksi,
17peristiwa dan kondisi lain sejak tanggal perubahan estimasi. Suatu
18perubahan estimasi akuntansi dapat berakibat hanya pada laba atau
19rugi periode berjalan, atau laba atau rugi periode berjalan dana
20periode mendatang. Misalnya, suatu perubahan estimasi akuntansi
21piutang tidak tertagih berdampak hanya pada laba atau rugi periode
22berjalan dan oleh karena itu diakui pada periode berjalan. Namun,
23suatu perubahan estimasi umur manfaat dari, atau ekspektasi pola
24konsumsi manfaat ekonomi masa mendatang yang melekat pada,
25suatu aset tersustukan berdampak pada beban penyusutan untuk
26periode berjalan dan setiap periode mendatang selama sisa umur
27manfaat. Dalam kedua kasus tersebut, dampak perubahan yang terkait
28dengan periode berjalan diakui sebagai penghasilan atau beban pada
29periode berjalan. Dampak pada periode mendatang diakui sebagai
30penghasilan atau beban pada periode mendatang, jika ada.
31
32Pengungkapan
33
34
39. Entitas mengungkapkan sifat dan jumlah perubahan
35estimasi akuntansi yang berdampak pada periode berjalan atau
36diperkirakan akan berdampak pada periode mendatang, kecuali
37untuk pengungkapan dampak pada periode mendatang ketika tidak
38praktis untuk mengsetimasi dampak tersebut.
2
3
12
1
2
40. Jika jumlah dampak periode mendatang tidak dapat
3diungkapkan
karena estimasinya tidak praktis, maka
4entitasmengungkapkan fakta tersebut.
5
6KESALAHAN
7
8
41. Kesalahan dapat timbul dalam pengakuan, pengukuran,
9penyajian, atau pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan.
10Laporan keuangnan tidak sesuai dengan SAK jika mengandung
11keslahan material atau tidak material yang disengaja untuk mencapai
12suatu penyajian laporan posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus
13kas tertentu. Poetnsi keslahan periode berjalan yang ditemukan pada
14periode tersebut dikoreksi sebelum laporan keuangan diselesaikan.
15Namun, keslahan material yang kadangkala tidak ditemukan sampai
16suatu periode kemudian, dan keslahan periode lalu dikoreksi pada
17informsi komparatif sajian pada laporan keuangan periode
18selanjutnya tersebut (lihat paragraf 42-47).
19
20
42. Bergantung pada paragraf 43, entitas mengkoreksi
21kesalahan material periode lalu secara retrospektif pada laporan
22keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah ditemukannya
23dengan:
24(a)
25
26(b)
27
28
2
3
13
2
3
paragraf
42,
entitas
14
(i)
12
13KETIDAKPRAKTISAN PENERAPAN RETROSPEKTIF DAN
14PENYAJIAN KEMBALI RETROSPEKTIF
15
16
50. Dalam beberapa keadaan adalah tidak praktis untuk
17menyesuaikan informasi komparatif untuk satu atau lebih periode lalu
18untuk mencapai daya banding dengan periode berjalan. Misalnya,
19data belum diperoleh pada periode lalu dengan suatu cara yang
20memungkinkan baik penerapan retrospektif suatu kebijakan akuntansi
21baru (termasuk, untuk tujuan di paragraf 51-53, penerapan
22retrospektif untuk periode lalu) maupun penyajian kembali untuk
23mengoreksi kesalahan periode lalu, dan tidak praktis untuk mencipta
24ulang informasi tersebut.
25
26
51. Seringkali diperlukan membuat estimasi dalam
27menerapkan suatu kebijakan akuntansi untuk unsur laporan keuangan
28yang diakui atau disajikan atas transaksi, peristiwa atau kondisi lain.
29Estimasi secara melekat bersifat subyektif, dan estimasi mungkin
30dikembangkan setelah periode pelaporan. Mengembangkan estimasi
31berpotensi lebih sulit ketika menerapkan kebijakan akuntansi atau
32penyajian kembaliretrospektif untuk mengoreksi kesalahan periode
33lalu, karena periode waktu yang lebih lama telah berlalu sejak
34terjadinya transaksi, peristiwa, atau kondisi lain. Namun, tujuan
35estimasi periode lalu adalah sama dengan estimasi yang dilakukan
36pada periode berjalan, yaitu agar estimasi dapat mencerminkan
37keadaan yang ada ketika terjadinya transaksi, peristiwa atau kondisi
38lain.
2
3
15
1
2
52. Oleh karena itu, penerapan retrospektif kebijakan
3akuntansi baru atau koreksi kesalahan periode lalu mensyaratkan
4pembedaan informasi yang:
5(a)
6
7(b)
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
53. Peninjauan ke belakang tidak digunakan ketika
19menerapkan kebijakan akuntansi baru atau kreksi jumlah pada
20periode lalu. Entitas juga tidak membuat asumsi maksud manajemen
21yang terjadi di periode lalu atau estimasi jumlah yang diakui, diukur,
22atau diungkapkan pada periode lalu. Misalnya, ketika entitas
23mengoreksi kesalahan periode lalu dalam pengukuran aset keuangan
24sebelumnya diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo
25sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan:
26Pengakuan dan Pengukuran, entitas tidak mengubah dasar
27pengukuran untuk periode lalu jika manajemen memutuskan
28kemudian untuk tidak memiliki instrumen keuangan hingga jatuh
29tempo. Sebagai tambahan, ketika entitas mengoreksi kesalahan
30periode lalu dalam perhitungan liabilitas atau cuti sakit terakumulasi
31pegawai sesuai dengan PSAK 24 (revisi 2004): Imbalan Kerja, maka
32entitas mengabaikan informasi musim influenza akut tidak noramal
33selama periode mendatang yang informasinya tersedia setelah tanggal
34penyelesaian laporan keuangan periode lalu. Fakta bahwa estimasi
35signifikan adalah sering disyaratkan ketika mngubah informsi
36komparatif sajian untuk periode lalu tidak mencegah penyesuaian
37atau koreksi yang andal atas informasi komparatif.
38
2
3
16
1TANGGAL EFEKTIF
2
3
54. Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun
4buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011.
5
6
7
8PENARIKAN
9
10
55. Pernyataan ini menggantikan PSAK 25 (1994): Laba atau
11Rugi Bersih untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar, dan
12Perubahan Kebijakan Akuntansi.
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27PEDOMAN IMPLEMENTASI
28
29Pedoman implementasi ini melemngkapi, tetapi bukan merupakan
30bagian dari PSAK 25.
31
32CONTOH
1-PENYAJIAN
33KESALAHAN
KEMBALI
RETROSPEKTIF
34
2
3
17
1
1.1. Selama 20X2, PT Beta menemukan beberapa produk
2yang telah dijual pada 20X1 salah tercatat pada persedian per 31
3Desember 20X1 sebesar Rp. 6.500.
4
5
1.2. Catatan akuntansi PT Beta untuk 20X2 menunjukkan
6penjualan Rp. 104.00, harga pokok penjualan Rp. 86.500 (termasuk
7kesalahan Rp. 6.600 pada saldo awal persediaan), dan pajak
8penghasilan Rp. 5.250.
9
10
11
Rp
73.500
(53.500)
20.000
(6.000)
14.000
12 Penjualan
13 Beban pokok penjualan
14 Laba sebelum pajak
Pajak Penghasilan
15
Laba
16
17
18
1.4. Saldo laba awal 20X1 adalah Rp. 20.000 dan saldo laba
19akhir adalah Rp. 34.000
20
21
PT BETA
Disarikan dari laporan laba rugi komprehensif
22
Disajikan
23 Kembali
20X2
24 20X1
25
Rp
Rp
26
Penjualan
27 73.500
Beban pokok penjualan
104.000
(80.000)
28
1.5. Tarif pajak sebesar 30% untuk 20X2 dan 20X1. Tidak ada
29penghasilan dan beban lainnya.
30
PT Beta
31
1.6. PT Beta
memiliki
modal saham
Laporan Perubahan
EkuitasRp. 5.000 dan tidak ada
32komponen ekuitas lainnya kecuali saldo laba. Saham perusahaan
Modal
Saldo
Total
33tidak diperdagangkan secara publik dan
tidak
mengungkapkan
laba
Saham
Laba
34per saham.
35
Rp
5.000
Rp
20.000
Rp
25.000
5.000
20.000
25.000
5.000
20.000
25.000
18
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13Disarikan dari catatan atas laporan keuangan
14 1. Beberapa produk telah terjual pada 20X1 tercatat
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Dampak pada
20X1
Rp
(Peningkatan) dalam harga pokok penjualan
(6.500)
Penurunan beban pajak penghasilan
1.950
(Penurunan) dalam laba
(4.550)
26CONTOH
2-PENERAPAN
PROSPEKTIF
27PERUBAHAN
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
28PENERAPAN RETROSPEKTIF TIDAK PRAKTIS
UNTUK
KETIKA
29
30
2.1 Selama 20X2, PT Delta mengubah kebijakan akuntansi
31penyusutan aset tetap, sehingga menerapkan lebih banyak pendekatan
32komponen secara penuh, dan pada saat yang sama menerapakan
33model revaluasi.
34
35
2.2 Pada tahun sebelum 20X2, catatan PT Delta tidak cukup
36detail untuk menerapkan pendekatan komponen secara penuh. Pada
2
3
19
21
2
3
20
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
2
3
21