You are on page 1of 7
Prosiding Pertemuan Itmiah nu Pengetahuan dan Teknologi Bahan 2008 Serpong, 4 Novensber 2008 ISSN 1411-2213 PRODUKSI LATEKS ALAM POLIMERISASI DAN SARUNG TANGANNYA DALAM SKALA INDUSTRI Marga Utama', Syamsul Azis', Yusman' dan Sunardi Ruslim* 'PT.Rel-ion Sterilization Services Kawasan Industri Gandamekar, Cibitung, Bekasi 17520 :PT.Laxindo Utama Cikande, Serang ABSTRAK PRODUKSI LATEKSALAM POLIMERISASI DAN SARUNG TANGANNYA DALAMSKALA INDUSTRI. Pengembangen hasil rset produks!skala indus lateks alam polimerisasi di PT: Rel-ion Stertizatfon Services, Cibitung-Bekasi, dan pabrik sarung tangan PT. Laxindo Utama Serang, Bantcn telah dilaksanakan sejak tahun 2007. Prosedur yang digunaken untuk produksi sarung tangan sama dengan prosedur yang biasa dilakukan oleh pabriktersebut. Beberapa parameter peating untuk memproduksi sarungtangan yang dilakukan antara lain: penampilan, kekenyalan dan kekuatan tarik telah dievaluasi Temyata penampilan sarung tangan dari lateks alam polimerisasi yang dihasikan lebih menarik dan tidak berbau menyengat seperti sarung tangan yang diproses dengan cara konvensional, serta kekenyalan, sifatfisik dan mekaniknya memenuhi standar ppemakaian menurut SNI atau ASTM dan bebas aergi ‘Kata Kunci : Vasil set produksi, Lateks karet alam polimerisasi, Sarung tangan, Skala industei ABSTRACT ‘THE PRODUCTION OF POLYMERIZED NATURAL RUBBER LATEX AND ITS GLOVE. Tiial production of polymerized natural rubber latex in industrial scale at Rel-ion Sterilization Services Ltd. Cibitune, ‘Bekasiand production of ts gloves at Laxindo Utama, Lid. hs been caried out since 2007. The procedure for production of gloves is quite the same with the ordinary procedure in the gloves factory. The parameters namely: performance, elasticity, and tensile stength were evaluated. The results show thatthe performance of sglovesmade of polymerized natural rubber latex have no bad smell and more beautiful than conventional gloves, ‘hile the elasticity, and tensile strength is satisfying the SNI or ASTM standard, and fre from allergenic. Key words : Product research result, Polymerized natural rubber latex, Gloves, Industrial scale PENDAHULUAN Industri kreatif adalah ide yang muncul dari pemikiran. Ide akan menjadi nilai tambah ika dimanfaatkan dan dilindungi HKI (Hak Kekayaan Intelektual). Yang harus dikembangkan ialah ‘bagaimana mengkomersialkan kreatif agar memiliki nila ekonomni dan sumber ekonomi. Seat ini sedikitnya terdapat sekitar 14 jenis industri kreatifdi Indonesia yaitu periklanan, arsitektur, pasar barang seni, kerajinan, desain, fashion, permainan interaktif, musik dan seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan ‘Komputer dan piranti lunak, radio dan televisi,perilman dan fotografi serta hasil rset (1) Salah satu hasilriset lateks alam yang bethasil rmenciptakan industri kreatif adalah produksi sarung tangan dari lateks alam polimeisasi. Latcks alam polimerisasi ini adalah lateks alam yang dipolimerisasi radiasi dengan sinar-y yang ternyata_langsung dapat digunakan untuk produksi barang jadi karet misalnya sarung tangan dan kondom dalam skala pabrik [2-3]. 136 Keunggulan proses produksi barang karet ini ialah disamping hemat energi panas juga tidak menggunakan bahan kimia yang bersifat karsinogen sehingga barang karet yang dihasilkan lebih higienis. Disamping itu akibat lateks atam diiradiasi dengan sinar-y maka protein penyebab alergi rusak dan tidak ‘menyebabkan alergi lagi [4-8] Berdasarkan data tersebut maka dalam makslah ini akan diinformasikan produksi lateks karet alam polimerisasi dan sarung tangannya yang dikembangkan dalam skala industri. Hipotesis yang akan dibuktikan ialah apakah has rset yang telah dikerjakan selama bertahun-tahun ‘dapat diaplikasikan dalam skala industri baik produksi Jateks alam polimerisasi, maupun sarung tangannya, ‘Oleh Karena hasil rise ini merupakan kajian skala industri, maka fokus bahasan yang disajikan meliputi produksi lateks alam polimerisasi dan spesifikasinya, serta produksi sarung tangan dan kualitasnya, Produlsi Lateks Alam Polimerisasi dan Sarung Tangara dalam Skala Indust (Manga Utama) METODE PERCOBAAN Bahan Lateks karet alam pekat dengan kadar karetkering (KKK) 60%, bahan pemeka, bahan penggumpal kalsium nitrat, debu silikat (silica foam) yang semuanya berkualitas teknis. Alat Iradiator sinar Gamma Co-60 skala industri dengan kapasitas produksi lateks polimerisasi sekitar 2.000 ton'tahun milik PT. Rel-ion Sterilization Services (PTRSS) Cibitung Bekasi Jawa Barat. Pabrik sarung, tangan milik PT. Laksindo Utama PT. LU) Serang Banten berskala industri kecil menengah dengan kapasitas S000 pasang per hari, dan peralatanujisifat lateks alam dan film karet yang sudah terakreditasi milik Balai Teknologi Karet Bogor. Cara Kerja ‘Ada dua tahap pekerjaan yang dilakukan yaitu; produksi lateks polimerisasi dan produksisarung tangan skala industri dengan uraian sebagai bei Produksi Lateks Alam Polimerisasi Gambar | menunjukkan cara memproduksi lateks alam polimerisasi di PT.RSS, yaitu lateks alam an i dam pabrik PT. Reson Steriizarion Serves, Cibitung, Bekast bat. (b) Diagram alr produkstlateks alam polimerisasiraias pekat dalam drum A2 dituangkan ke dalam tangki ppencampur (A3) dengan menggunakan pompa tekan A, falu dibubuhi monomer. vinil (A4 atau AS) sebagai bahan pemeka pada kadar tertemtu, diumpankan ke dalam wadah A6 lal diradiasi dengan sinar-y(A7) pada dosis tertentu pula, maka terjadilah lateks alam polimersasi(A8). i lateks alam polimerisasi dan film karet yang ihasitkandievaluasi dengan menggunakan standar SNI/ ASTM(9-10} Produksi Sarung Tangan Gambar2 menunjukkan lateks polimerisasi yang dlinasitkan dari PT.RSS langsung dapat digunakan untuk produksi sarung tangan secara industri tanpa melalui proses vulkanisasi yang secara garis besar caranya ccetakan sarung tangan dalam keadaan panas (50 °C hhingga 60 *C) dicelupkan ke bahan penggumpal, kemudian cetakan dikeringkan di udara bebas beberapa menit, dicelupkan ke dalam bahan penggumpal, dan ikeringkan di udara bebas selama beberapa menit, ccetakan dicelupkan ke dalam kompon lateks alam polimerisasi,sclanjutnya lapisan lateks yang menempel etakan tersebut dikeringkan di udara bebas beberapa ‘menit, alu dimasukkan dalam oven bersuhu antara 90 °C ssampai dengan 100°C selama 10 menithingga 15 menit ‘sampailapisan lateks yang menempel di cetakan kering, ‘maka terjadilah sorung tangan, sarung tangan yang menempel pada cetakan dikelupas dan prosesnya diteruskan ke point 6 yaitu diseleksi dan/atau dicuct, sedang cetakan yang masih panas diteruskan ke point 1, untuk dipakai produksi sarung tangan berikuinya, sarung tangan yang dihasilkan tersebut dipanaskan lagi dalam tumbler beberapa menit dan diseleksi kualitasnya, yang memenuhi kualitas dipasarkan Sak ase fat MRS th Ha dikomersialkan setelah diuji kualitasnya, antara lain: penampilan, kekenyalan serta sifat fisik dan mekanikannya yang prosedumya disesuaikan dengan standar ASTMISNI {9-10} Gambar 2. (a) Diagram alir produksi sarung tangan industri di PT Laksindo Utama Serang, Banten dan (b) kegiatn di alan park (kanan) 137 Prosiding Pertemuan Hmiah fHinu Pengetahuan dan Teknologi Bahan 2008 Serpong, 4 November 2008 ISSN 1411-2213, Tabet. Spesifkas kn menurut ISO 2004, latsks alan kualitas Kondon, am lates alarm polimerisasi Tipe PN. Sita 150 2004 1, | Latch alam poimerisast Stadar Kendo roa Rear Kart Rering (RRR) Koda uma padatan (KP) % KIP-KKK wo" Kadar amonia,% berat karet oe Seema me © Bilangan MST 650° ° pH ogee eee oa Soa a x 2 Bo rm aa aim, Wa Sip, Tabet 2. Spesifk bn are vlna Bloang teks Lateks Alam Polimerisasi prodokst PT. Rel-ion Sterilization Services aT Tipe KM, Tipe KS MBS | RWS0 | KMIS | RMIOO | KS2S_[-KSS0_[ KSIS | KSIO0 sae | 203s | x59 | aos | iso | aoas | asa0 | s0as Peri an vo | wm | too | om | mm | ow | oo | om gener et Suomen vo | om | coo | sm | om | sm | so | oo | om cownomies | wo | ioe | aoe | ioe | io | oe | io | im | oe ate ‘Spdomianc. | | ots | asaise | sos | sois0 | rsoiso | tsou | ros | so1 Emme | a | "igen | Neto | Me? | Ute) | “ear | “nar | ae | "ie wan’ | oS | ate | nak | nu | rate] se | rae | rate | se rem] gem | pee | ear | are | gee | gee | See | aa |e * Gas SPATIRBATAN HASIL DAN PEMBAHASAN Apabila bilangan VFA di atas 0,02 maka dikhawatirkan an kondom yang terjadi akan bocor, oleh sebab itu agar Produksi Lateks Polimerisasi lebih aman sebaiknya bilangan VFA harus serendah Bahan Setiap produk barang karet memiliki karakter yang berbeda-beda, maka langkah awal yang harus diperhatikan adalah mengetahui kualitas lateks alam sebelum diproses, agar sesuai dengan produk barang jadi karet apa yang diinginkan, Pada umumnya bila lateks karet alam memenuhi standar 1SO atau ASTM (11-12), maka pada tahap awal lateks dapat diproses, namun bila produk karet yang diinginkan memiliki sifat khusus misalnya pada produksi Kondom yang harus tipis tapi Kuat, maka kualitas lateks alam pekat sebelum diproses harus khusus puta Tabel | menyajikan spesifikasi teknis lateks pekat menurut ISO 2004 atau ASTM dan lateks pekat untuk kondom, dimana bilangan VFA lateks alam untuk pembuatan kondom maksimum 0,02 sedang pada standar ASTM maksimum 0,2. Dituntutnya bilangan VFA harus rendah, Karena kondom liarus tipis (maksimum 0,060 mm) dan kuat, serta tidak bocor. 138 rendahnya atau dengan kata lain makin rendah ‘makin baik [13]. Karena dalam uji produksi dalam makalah ini barang karet yang diinginkan adalah sarungtangan yang spesifikasi tidak terlalu ketat, maka spesifikasi teknis Iateks pekat yang akan diproses adalah lateks pekat yang ‘memenuhistandar 1$0 2004. Alat “Teknik proses radiasilateks alam yang diprodukst oleh PATIR-BATAN dalam skala semi pilot berbeda dengan yang diproduksi oleh PT RSS. ‘Adapun perbedaannya antara lain ila : di PATIR, BATAN lateks yang diiradiasi dalam keadaan teraduk secara terus menerus selama proses iradiasi dengan sistim batch, sedang di PL.RSS setelah lateks dicampur dengan bahan pemeka diaduk sampai rata lalu dituangkan dalam wadah untuk diiradiasi. Wadah tersebut digerakkan mengelilingi sumber gamma, agar dosis yang diserap oleh lateks sama (Gambar 1). Produksi Lateks Alam Polimerisasi dan Sarwng Tangannya datom Stale Indusiri (Marga Utama) Walaupun alat yang digunakan dan teknik iradiasi berbeda, ternyata tegangan putus, modulus, dan perpanjangan putus film karet dari lateks alam polimerisasi yang dihasilkan tidak berbeda nnyata dengan lateks yang di iradiasi di PATIR-BATAN (Tatel 2). Cara Kerja Diagram alir cara memproduksi lateks alam polinerisasi dalam skala industri di PT.RSS tertera pada Gamba 1. Lateks dalam drum dimasukkan ke dalam tangki pencampur, kemudian dibubuhi bahan pemeka, diaduk sampai rata, lau diumpankan ke dalam wadah dan diirediasi dengan sinar gamma Cobalt-60 pada dosis tertentu. Agar lateks alam polimerisasi yang dihasilkan berkualitas sesuai dengan yang diinginkan, maka dua faktor penting yang harus diperhatikan adalah; penambahan bahan pemeka ke dalam lateks sebelum diirediasi, dan homogenitas dosis radiasi yang akan dise-ap oleh lateks.. Bahan pemeka yang dipakai harus memenuhi ‘2syarat yaitu dapat masuik ke dalam partikel karct alam, dan arus memiliknilai G (G value = jurah radikal bebas yang terjadi akibat suatu bahan mendapat energi 100 eV) lebih besar dari lateks karet alam misalnya G stiren = 2, nilai G normal butyl akrilat = 17, nilai G karbon tetra klorida = 76, sementara itu nai G lateks karet alam di bawah 1. Jenis bahan pemeka yang ddigunakan ada beberapa macam antara lain : senyawa ‘Klororganik siklo[14], monomer polfungsional dan mono fungsional (15), dengan catatan bahwa sebaiknya bahan pemeka yang dipakai tidak toksik dan karsinogenik Hasil rise terdahulu menunjukkan bahwa lateks alam yang dipolimerisasi radiasi dengan menggunakan bahan pemeka monomer monofunsional yaitu monomer viii disamping tidak toksik, tidak karsinogenik juga tidak alergenik [15]. Dengan menggunakan formulasi yang sestai dengan data-data hasil riset tersebut maka dliyakini bahwva lteks alam polimerisasi yang diproduksi dalam skala industri ini tidak toksik dan karsinogenik, sehingga dapat dikatakan bahwa lateks polimer lebih higienis dibandingkan dengan kompon lateks konvensional yang biasa digunakan oleh pabrik barang jadikaret Spesifikasi Teknis Lateks Alam Polimerisasi yang Ditasilkan Secara garis besar ada 3 tipe lateks polimerisasi yang dapat diproduksi yaitu : lateks alam polimer ‘Typ: PV, KM dan KS (Tabel 2) dengan parameter pent ‘yang dievaluasi meliputisifat latcks, film karet dan sifat Taimya. Sifat Lateks Sifat lateks potimerisasitipe PV secara visual sama dengan lateks berkualitas ISO atau kondom (Tabe! 1), tetapi stelah diyji tegangan film karet lateks polimerisasi relatifsama dengan kompon lateks vulkanisasibelerang (Tabel 2) Karena lateks alam polimerisasi merupakan ompon lateks yang sifat film karetnya sama dengan kompon lateks vulkanisasi belerang dan langsung dapat digunakan untuk memproduksi barang jadi karet, maka kualitas yang dievaluasi hanyalah pH, kekemalan dan kadar padatan. ‘Nilai pH lateks bersifat basa yaitu antara 10 hingga 1 tergantung, pada pemakaian barang karet ‘yang diinginkan, Sementara itu kekentalan berilai antara 60 hingga 90 dengan kadar padatan berilai 57,5. ‘Oleh karena lateks alam polimerisasi dapat diencerkan dengan air yang sedikit basa, makanilai pH, kekentalan, dan kadar padatan dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Sifat Film Karet Film karet dari lateks karet alam polimerisasitipe PV berwarna coklat muda sampai ke coklat tu, sedang tipe KM75-100 atau KS75-100 berwarna coklat muda keputih-putian, Modulus 300% film karet tipe PV berkisar antara 1,0 hingga 1,5 sedang tipe KM dan KS ada kecenderungan meningkat dengan meningkatnya kadar M atau S, misalnya KM25 = 1,5 MPa hingga 2,0 MPa;_KMSO = 2,0 MPa hingga 2,5 MPa ; KM75 = 2,5 MPa hingga 3,0 MPa dan KM100 = 3,0 MPa hingga 5 MPa, Nitai tegangan putus tipe KM dan KS relatifsama, tetapi lebih rendah daripada nitai tegangan putus tipe PY. Hal ini discbabkan karena terjadinya pengikatan silang tipe PV lebih efektif, sehingga menghasilkan tegangan putus yang optimal Sifat Lain Dengan menggunakan alat DTG, maka dapat diketahui bahwa pada umumnya titik lunck semua opolimertersebut antara 150°C hingga 190°C. Hal ini ‘memungkinkan Kopolimer tersebut dapat dicetak pada suhu-suhu tersebut, Nila ttk gelastransisi yang diukur dengan alat DSC untuk semua tipe kare alam polimerisasi relatif sama. Hal ini menunjukkan bahwa ke tiga tipe latcks terscbut dapat disimpan pada suhu renda. Dengan menggunakan lat GC, maka pengukuran residu monomer yang berada dalam kopolimer karet alam-Stirena di bawah 150 ppm, sementaa itu karet alam-MMA ditbawah 100 ppm. Apabita kedua kopolimer tersebut direndam dalam air yang dihuni ikan zebr hasilnya menunjukkan bahwa IC,, diatas 10%, berart kandungan residu monomer sampai dengan 150 ppm, 139 Prosiding Pertemuan Iimiah Iimu Pengetahuan dan Teknologi Balan 2008 Serpong, 4 November 2008 ISSN 1411-2213, tmasih aman, karena persyaratan dari IMO menyatakan bahwa bahan diangeap berbabaya bila mempunyai IC, smaksimun 05% 16} Darike tge tipe ini maka pemaksianlateks alam polimerisasi untuk barang jadi karetnyapun akan berbeda-beda pula, misalnya pemakaian lateks alam polimerisasi untuk :sarung tangan, kondom, tensimeter dapat menggunakan lateks alam polimerisesi tipe PV, sedang untuk perekat sepatu kanvas dan panel kaytt dapat mengzunakan tipe KM atau KS. Oleh karena dalam Iaporan ini barang karet yang dihasilkan adalah sarung tangan, maka lateks alam polimerisasi yang diggunakan adalah tipe PV. ProduksiSarung Tangan Jeais barang karet misalnya kondom, sarung tangan, dot bayi, balon, karet untuk tensimeter yang berasal dari bahan lateks alam, dibuat dengan teknik pencelupan, ‘Ada dua cara teknik pencelupan yang biasa

You might also like