You are on page 1of 24

HEMATOLOGICAL SCORING

SYSTEM AS AN EARLY
DIAGNOSTIC TOOL FOR
NEONATAL SEPSIS
Fathia Meirina, Bidasari Lubis, Tiangsa Sembiring,
Nelly Rosdiana, Olga R. Siregar
Paediatr Indones, Vol. 55, No.6, November 2015

PENDAHULUAN

Sepsis:

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN
Australia HSS alat skrining untuk sepsis
dan sudah terstandarisasi global
Dhaka HSS membedakan bayi yang
terinfeksi dan tidak terinfeksi, HSS secara
signifikan mengarahkan ke sepsis
India HSS alat skrening yang simple, cepat,
efektif pada sepsis

Pada penelitian ini: Apakah HSS dapat


digunakan sebagai alat diagnosis dini untuk
sepsis pd Neonatal ?

METODE
Crossecsional study selama 3 bulan di RS H.Adam
Malik, Medan
Sample:
40 neonatus dgn suspek neonatal sepsis
(berdasarkan faktor resiko dengan atau tanpa
man.fes klinis)
Sampel darah diambil sebelum diberi terapi
antibiotik, or <48 jam setelah terapi diberikan
Semua subject sesuai kriteria inklusi: diperiksa DL,
kultur darah, Hapusan darah tepi, CRP, procalcitonin
Kultur darah dgn Metode BACTEC, identifikasi
bakteri alat VITECK 2
Hapusan darah tepi: pengecatan Giemsa

HASIL

HASIL

HASIL

DISKUSI

Angka kematian neonatus yang mengalami


sepsis di RS Haji Adam Malik Medan dari tahun
2008-2010 sebanyak 20%.
Sejak tahun 1974 banyak penelitian yang
dilakukan untuk mendapatkan tes diagnosis
berdasarkan parameter hematologik untuk dapat
membantu menegakkan diagnosis dari neonatal
sepsis

Hematologic parameter:
Leukosit

count
Platelet count
Neutrofil count
Rasio PMN
Kadar CRP
Toxic granul
Vacuoles sitoplasmik di hapusan darah tepi

Pada penelitian ini didapatkan 10 dari 40


neonatus (25%) dinyatakan sepsis berdasarkan
hasil kultur darah yang positif.
7 dari 10 neonatus yang sepsis berada pada
kondisi BBLR
Di RS medan dilaporkan penyebab tersering
terjadinya sepsis pada neonatus adalah bakteri
gram negatif (60%), dengan angka kematian
81,1%.

36 dari 40 neonatus yang sepsis menunjukkan


manifestasi klinis berupa:
Hipo/hipernatremia

(90%)
Defisit neurologi (67%)
Distress pernafasan (55%)
Takikardi/bradikardi (40%)
Hiper/hipoglikemia (22,5%)
Jaundice/hiperbilirubinemia (7,5%)

CRP

Kadar CRP tidak signifikan bila digunakan untuk


diagnosis awal pada sepsis.
CRP penanda inflamasi awal yang meningkat 4
sampai 6 jam setelah infeksi. Nilainya terus
meningkat selama 24 jam dan masih tinggi secara
konsisten hingga 2 sampai 3 hari.
Pengukuran kadar CRP akan lebih sensitif untuk
menilai adanya infeksi bakteri bila di kombinasi
dengan pemeriksaan lain ex: kombinasi kadar CRP
+ IL8
(penelitian di german)

Dibandingkan hitung leukosit dan kadar procalcitonin,


penilaian kadar CRP dan IL-8 lebih baik digunakan
pada awal diagnosis infeksi bakteri pada bayi baru lahir.

+ pemeriksaan procalcitonin Tingkat procalcitonin yang


tinggi bisa ditemukan selama infeksi, bahkan sebelum
sepsis terjadi.

Alat diagnosis yang digunakan pada penelitian


ini adalah hematologi sistem skor ( HSS )
yang dirumuskan oleh Rodwell et al pada tahun
1988 untuk menegakkan diagnosis dini sepsis.

Parameter hematologi pada HSS adalah:


jumlah

total leukosit
jumlah trombosit
Hitung total PMN
Immature PMN
I: M rasio PMN
I: T rasio PMN
dan perubahan degeneratif pada PMN ( toxic
granules dan vakuola sitoplasma ) di dalam hapusan
darah tepi

Intepretasi HSS terdiri dari 7 parameter


hematologi dengan nilai skor dari 1 sampai 8.
Penelitian ini menemukan bahwa I : T PMN
rasio memiliki sensitivitas 100 % dan spesifisitas
57 % dengan PPV dari 43 % dan NPV dari 100 %
Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya
di Australia dan Durham.

Perubahan degeneratif PMN dapat berupa toxic


granule atau vakuola sitoplasma di hapusan
darah tepi yang dapat ditemukan sejak pertama
kalinya infeksi dan secara signifikan
berhubungan dengan sepsis (bakteremia).
Perubahan degeneratif PMN terjadi karena
adanya rangsangan terus produksi neutrofil dan
neutrofil matang dalam bone marrow.

Pada penelitian ini ditemukan bahwa 8 dari 10


neonatus yang terbukti sepsis dan 3 dari 30
neonatus dengan sepsis belum terbukti memiliki
skor HSS 4
Skor HSS 4 memiliki sensitivitas 80% dan
spesifisitas 90 % dengan PPV 73% dan NPV 93%
Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yg
telah dilakukan di india yang melaporkan bahwa
skor HSS 4 bisa digunakan untuk alat
diagnosis pada awal neonatal sepsis.

Pada jurnal ini didapatkan bahwa ambang batas skor


HSS adalah skor 4 Karena jika bayi datang dengan
HSS skor 5 atau 6 itu menunjukkan bahwa bayi
datang terlambat atau dengan kondisi yang lebih
buruk.
Pemeriksaan penanda septik seperti CRP , sitokin ,
dan kadar procalcitonin dalam pembentukan diagnosis
dini sepsis neonatorum akan memberikan nilai yang
lebih baik jika hasilnya digabungkan satu sama lain
tapi tidak semua pemeriksaan dapat dilakukan
karena biaya yang mahal dan tidak tersedia di setiap
pusat kesehatan

Pemanfaatan HSS di diagnosis dini sepsis neonatal


lebih sederhana , lebih murah , dan lebih cepat
pemeriksaan dari septic lainnya dan tersedia di setiap
pusat kesehatan
Keterbatasan penelitian ini adalah kesulitan dalam
pengambilan sampel darah dari neonatus untuk darah
pemeriksaan kultur Hal ini disebabkan bahwa
semua subyek yang datang dengan manifestasi klinis
sepsis namun hasil kultur darahnya positif yang
ditemukan hanya dalam 10 neonatus .

Dalam penelitian kami serta di beberapa


penelitian sebelumnya, penggunaan HSS sebagai
alat diagnostik sepsis terbatas pada neonatus
saja.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk
menentukan pemanfaatan alat ini untuk usia
lainnya kelompok .
Kami menyimpulkan bahwa sistem penilaian
hematologi HSS 4 bisa digunakan untuk
penegakan diagnosis pada sepsis neonatal

TERIMA KASIH

You might also like