Strategi Pengembangan
Industri Kreatif untuk
Meningkatkan Daya Saing Pelaku Ekonomi Lokal
Dias Satria
Ayu Pram
Fakullas Ekonomi Universitas Brawijaya
Abstract: Creative industries are currently growing rapidly in supporting local economic competitiveness.
In the course of ihe development of creative industries are very dependent on the 4 strategie aspects,
namely: interrelated industries, supporting the institution, consumers and government policy. In this frame-
work, the research on the state of creative indkstries hecame very urgent 10 be dane to create economic
competitiveness and strategic influence in employment. The study found that government policy in the
creative indusiries are still not optimal in supporting the advancement of creative industries 30 that neces-
sary arrangements are needed i this aspect.
Keywords: interrelated industry, supporting institution
‘Tuntutan akan perckonomian yang lebih efisien
‘menyebabkan Kebutuhan akan inovasi semakin besar,
sehingga dikembangkanlah konsep ekonomi kreatif
untuk menjawab tuntutan tersebut. Ekonomi kreatif
adalah konsop ekonomi yang mengandalkan kreatifitas,
individu dalam mengoptimalkan daya saing yang
dlimilki. Wiko (2010-22) menjelaskan bahwa landasan
dasar dari konsep ckonomi kreatif ini adalah dimana
ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan input,
vutama dalam mendorong pembangunan ekonomi dan
‘meneiptakan pertumbuhan ekonomi yang baik.
Mendukung tereiptanya iklim kreatif yang lebih
baik di Indonesia, pemerintah terus berupaya
‘menelurkan produk kebijakan yang bertujuan untuk
‘mengembangkan ekonomi kreatiftersebut. Salah satu
produk kebijakon yang dikeluarkan adalah pemetaan
industri kreatif pada tahun 2007 oleh Departemen
Perdagangan RI. Dalam pemetaan tersebut, industri
Kxeatif dibagi menjadi 14 sub sektor, dimana diantara
14 subscktor industri kreatif yang dipetakan, sektor
fesyen merupakan yang paling dominan dalam segi
Alamat Korespondensi:
Faludtas Fkonom Unwverstas Browyayedl. MT. Haryono 165
Malang, HP.055731506788
301
n, goveniment policy and creative industries.
kontribusinya pada pendapatan negara dan penye~
tapan tenaga kerja. Scktorfesyen saat ini telah mema-
suki fase yang sangat berkembang, dengan peman-
faatan teknologi tinggi sesuai dengan era teknologi
saat ini
Di kota Malang, salah satu industri fesyen yang,
sangat berkembang adalah industri Distro Clothing.
Mengusung konsep indie, Distro Clothing dapat
diterima di kalangan penduduk berusia muda di Kota
‘Malang, Hal ini dapat dibubtiikan dengan menjamur-
nya Distro Clothing teratama di wilayah sekolah atau
universitas.
Distro clothing merupakan salah satu industri
kecil berkonsep kreatif yang maulai diunggulkan diban-
ding industri kreatif yang telah terlebih dahulu ada di
Kota Malang, yaitu: industri keramik yang berpusat
di dacrah Dinoyo, kemudian industri gerabah yang
bespusat dil. Mayjend Panjaitan, industri saniter yang
berpusat di Jl, Candi, industri perkayuan yaitu mebel
dan rotan yang berpusat di JI. Simpang Teluk, dan
beberapa industri lainnya (Disperindag kota Malang
2010), Industri-industri tersebut terkesan mengalami
kemunduran, baik dar sisi penjualan maupun pengem-
bbangannya, Salah satu alasan kermundurannya adalah
urangnya penggunaan teknologi dan inovasi dalam
produksi produk-produlkerajinan tersebut. Selain itu,has Satris, Ayu Pramesw
produ kerajinan tersebut bukan merupakan kebutuh-
anulama masyarakal, schingga terjadi kondisi dimana
petmintaan dan penawaran produk menjadi tidak
seimbang. Berbeda dengan distro clothing yang me-
nyeiakan kebutuhan sandang yaitu kebutuan utara
masyarakat. Di samping itu, industri distro clothing
‘menggunakan tenologi yang maju dalam proses pen-
ciptaan produknya. Schingea, distro clothmg dapat
dikatakan memiliki keungeulan nyata dibandingkan
industri kreatif lain di Kota Malang.
Beberapa modal lain pengembangan disiro
‘clothing ini adalah kondisi perekonomian kota Malang
cukup stabil, dengan tingkat pertumbuban ekonomi
ala-rata meneapai 6% sctiap tahunnya (BPS Kota
Malang, 2010). Sementara itu, pendapatan kota
‘Malang yang ditunjulskan dalam PDRB menunjukkan
jumlah kenaikan setiap tahunnya, Sektor Industri
Pengolahan serta Perdagangan, Hotel dan Restoran
merupakan sektor yang memberiksan kontribusi ter-
‘besar pada PDRB kota Malang. Hal ini menunjukkan
alia terjadi arus perdagangan dan industri yang
bosar di Kota Malang,
Adanya industri distro clothing di kota Malang
diharapkan dapat meningkatkan perekonomian lokal
Sesuai dengan teori pengembangan ekonomi loksl
(PEL). maka peningkatan perckoiomian lokal dalam
hal ini adalah penyerapan fonaya kerja dan pertuasan
hhubungan industri tersebut terhadap industri Jain.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang
telah di jelaskan scbclumnya, dapat ditarik suatu
ramusan permesalahan yang di antaranya adalah (1)
‘bagaimana kondisi industri kreatif (istro clothing)
«li kota Malang? (2) bagaimana pengaruh industri
Kreatif (disiro clothing) terhadap perckonomian
Jokal? dan (3) strateei apakah yang dapat dilakukan
pelaku usaha distro clothing dan pemerintah kota
Malang dalam mengembangkan usaha distro
clothing di kota Malang?
Danicl H. Phink (4 Whole New Mind. 2008)
seperti dijelaskan kembali oleh Departemen
Perdagangan Rl mengatakan bahiwa di era kreativitas,
bila ingin maju kita harus melengkapi kemampuan
teknologi kita (hi-tech) dengan hasrat untuk meneapai
fingkat high concept dan high touch. High concept
adalah kemampuan meneiptakan keindahan artistik
dan emosional, mengenali pols-pola dan peluang,
‘meneiptakan narasi yang indah dan menghasitkan
temuan-temuan yang belum dissdari orang lain, Agi
touch adalah kemampuan betempati, memahami
sensi intyraksi manusia, dan menemukan makna.
Howard Gardnet dengan bukunya Five Minds
of The Future menyatakan bahwa terdapat 5 pola
pikirutama yang diperlukan di masa yang akan datang.
yaitu: Pola pikir disipliner (The Disciplinary Mind),
yaitu pola pikir yang dipclajari di bangku sckolah.
Dahulu yang dianggap sebagai disiplin imu adalah
imu-ilm seperti sains, matematika, dan sejarah, Saat
ini, sekolali-sekolah harus menambahkan untuk me
ngajarkan paling tidak satu bidang seni secara serins
seperti halnya disiplinilmu lainnys: Pola pikirmensin-
tesa (The Synthetising Mind), yaitu kemampuan
menggabungkan ide-ide dar berbagaidisipfin lmu atau
menyatukannya ke dalam satu kesatuan dan kemam-
pum menyampaikan hasit integrasi itu kepada orang
banyak. Pola pikir sintesa melatih kesabaran untuk:
berpikir luas don Neksibel, bersedia menerima sudut
pandang dari multi disiplin. Dalam konteks Iuas,
dengan semakin banyaknya orang sepert ini di dalam
suatu komunitas, maka komunitas itu akan menjadi
semakin produktif dan kreatif: Dalam konteks bisnis..
ide-ide baru tersebut akan lebih mudah diterima oleh
Konsumen, Dalam hal memperkenalkan produk atau
jasa baru, strategi Komunikasi dan pencitraan
(branding) yang diperkuat dengan kemampuan
sintesa akan meningkatkon kesuksesan di pasar; Pola
pikit kreasi (Tee Creating Mord), yaitu kemampuan
uuntukemengungkapkan dan menemukan jawaban dari
suatu permasalahan dari fenomena yang ditermuinya,
Dalam konteks desain, proses kreasi sclalu diawali
dengan pengumpulan permasalahan-permasalahan
yang ada yang harus dipecahkan, Di. akhir proses,
akan dihasilkan desain-desain baru yang tidak lain
adalah hasil pemecahan suatu masalah, Dalam kon
teks bisnis, kemampuan ini bisa menggerakkou
perusahaan-perusahaan untuk lebih proaktif, tidak
hanya mengikuti irerd, tetapi juga menciptakan
trend; Pola pikir penghargaan (The Respectful
Mind), yaitu kesadaran untuk mengapresiasi perbe-
daan diantara kelompok-kelompok manusia, Pola pikir
seperti ini sangat dibutubkan dalam meneiptakan
‘kcharmonisan di dalam fingkungan
‘Sementara itn, Wiko (20110:22) menjelaskan ha
Wa landasan dasar dari konsep ckonomi kreatif ini
adalah dimana ilmu pengetahuan dan teknologi
EORTC eeemerupaken input utama dalam mendorong peraba
ngunan ckonomi dan menciptakan pertumbuhan
ckonomi yang haik. ’konomai kreatif menjadi agenda
dan dasar dari suatu negara dalam membangun ckono-
rminya. dnvestment of human captal menjadi pro-
gram dan kebijakan dalam menetapkan pertumbuhan
ekonomi, Ini telah merubah paradigma pembangunan
ckonomi global yang menganut prinsip bahwa keka-
yaan alam merupakan kunci bagi pembangunan dan
portumbuhan ekonomi suatu bangsa untuk betsaing
dalam pembangunan global. ‘erbukti saat ini, newara-
negara dengan sumber kekayaan alam yang sangat
minim seperti Singapura, Swiss, Finlandia dan bebe
rapa negara lainnya mampu bersaing dengan ketahan-
an ekonomi yang kuat dalam perekonomian global
‘Kunei dari Keberhasitan tersebut adalah pada peman-
faatan sumber daya manusia yang menguasai imu
pengetahuan dan teknologi. Sumber daya ini yang
torus dipacu dan didorong untuk menghasilkan indwasi
dan produktivitas agar ckonomi dapat tumbuh dan
kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan,
Ekonomi reat pada prinsipnya adalah pengem-
bangan sumber daya manusia yang bermutu tinggi
don didayagunakan sepenuhnya dalam pembangunan.
Dalam ekonomi kreatif, tenaya kerja dam teknologi
merupakan dua faktor ulama yang harus dimanfaat-
‘an semaksimal mungkin dalam menciptakan produ
tivitas tinggi dan secaca agrogatif nantinya akan men-
dorong pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Dari aspek tenags kerja, konsep ekonomi kreatit
adalah menciptakan tenaya kerja yang memiliki shill
dan ihnu pengetahuan yang baik schingga dalam pro-
ses pokerjaan dapat memberikan cvvtput yang baik
dibandingkan tenaga kerja dengan still dan ilmy
pengetahuan yang rendah, Sumber daya manusia
yng lebih terdidik dengan skill yang dapat dihandalkan.
{ebih bisa melakukan inovasi-inovasi dalam bekerja.
Dari aspek teknologi. perkembangan tcknologi
‘yang semakin pesat merupakan efok dari peningkatan
kualitas pendidikan socara global, telah mampu men
ciptakan nilai tambab (value added) yang sangat
besardalam output produksi, Teknologi mempercepat
proses produksi, dengan teknologi terjadi efisiensi
biaya produksi dan menuju kepada daya sing prodtuk
Penelitian tentang peran industri kreatif dalam
mempengaruhi performa inovasi ekonomi pernah
dilakukan oleh Kathrin Muller, Christian Rammer, dan
Johannes Truby (2008) di Eropa, Penelitian tersebut
berupaya menganalisis tiga peran utama industri krea-
tif terhadap inovasi ekonomi, Yang pertama adalah
industri kreatif adalah sumber utama dari ide-ide ino-
vatif potensial yang berkontribusi terhadap pemba~
‘uan/inovasi produlcbarang dan jasa. Yang kedua,
stif menawarkan jasa yang dapat digunakan
input dari aktivitas inovalif perusshaan dan
organisasi baik yang herada di dalam lingkwngan
industri kreatif maupun yang berada di Iuar industri
Aveatif. Yang terakhir adalah, industri kreatif meng
gunakan teknologi secara intensif, schingga dapat
mendorong inovasi dalam bidang teknologi tersebut
Industri kreatif dalam jumal ini digambarkan
sebagai kegiatan ekonomi yang berkeyakinan penuh
pada krcativitas individu. Dalam mengklasifikasikan
perusalaan-petusahaan dalam bidang industri kreatil,
Muller dan rekan-rekannya menggunakan analisis
derajat kreativitas, Analisis derajat kreativitas ini di
gimenjadi tiga, yaitu: kreativitas pegawai, kreativitas
produ. dan kreativitas dalam proses produksinya.
Penclitian lain yang digunakan scbagai bahan
rujukan adalah adalah jumal penekitian yang ditulis
oleh Lynnette Claire (2009), Claire menulis tentang
bagaimana menumbubkan ekonomi kreatif-dalaum
penclitian ini adalah di Tacoma, USA. Dalam pencli-
tiannya, Clains meneliti dengan mengeunakan sebuah
eksperimen yang diberi nama "Tacoma Experi-
ment”. Dalam eksperimen ini, direkrut 30 orang
dengan latat belakang profesi dari berbagai bidang.
Diantavanys adatah, dari bidang bisnis, pemeriniahan,
pendidikan, pekerja seni, dan bidang non-profit untuk
bokerja selama setahun dalam eksperimen ini Proses
proyek cksperimen inj lebih kepada bagaimana 30
orang fersebut saling menjags komunikasi antara sats
dengan Isinnya schingga tereipta hubungan yang baik
antara masing-masing orang,
Dengan komunikasi terscbut, diyakin nilai kreatit
seseotang, akan meningkat. Hal int sesuai dengan
ujuan penelitian tersebut yang ingin menunjukkan,
bagaimana sebuah kota dapat menyatukan orang-
orang dari berbagai bidang profes, pebisnis, dan pe-
merintal, serta sektor-sektor non profit, dalam men
ciptakan ekonomi kreatif yang lebih kuat. Inti dari
penelitian terschut adalah sharing atau saling bortu-
karidedan informasi antar individ dapat meningkat-
kan nilai kreativitas seseorang,
SN: 1695281Ekstemal
Internal Opportunity ‘Treaths
Comparative advantage Mobilization
ate (80) (ST)
Divesmentinvesment Damage Control
vas (wo) ory
‘Gambar2. Mairiks SWOT Kearns
(Sumber Hasyarn 1998)
Keterangam
Sal A: Compauiive Advantages ($0)
‘Sela snap portamnman ha clomen kskatan din plans sshingga meniberikas kesnargkin eo sty expanises wk
bisa erkeabang ebilteepat
Sal Metilization (ST)
i era
‘ata organs
pala
Divestinent/nvestinent (WO)
‘Solin emarugakia tas ant Keema
sits yang kbar
sac
sans dn pl
unr yang tersediasangot mevakinkat nari tidak: dapat dimanaatcs
eras nfo acon dn kekuatan.Disini hares dilakuan pay etalisas sunterdaya yang mesa
tsk memperhinak-ancaman dan ac tersebut, balan
smadisn meniboh sncamanitu nenjad sii
ng dail Sinus sect in emborikun sua iin pada
wlccknston yang alia
ccukup unuk cnenggnrupnye. Piihan kepunsaa yang daub adalah fmelopaspelaang yang ada uncak dima orgauusast
Jain) atau memakssan riengaarap pefaane im (invsstasi
Sal. Damage Cosatol (WT)
‘anetan das Tus, da kaerunyy haps
Se] i marupaka Kowwis yang paling lena dt son sel Karen menapakan ports as
ah akan yeaa Dencana yang best ba
kslemehan organisisi dengan,
nisast Sua ya hae
lige adalah Daag Contr dmengendalian kerugian)seungga ida mena lebih para avi yang perkieakn
Penelitian Clairre cukup memberikimn wawasan.
‘mengenai pengembangan ekonomi kreatif. Bahwa,
‘meskipun kreativitas sescorang cenderung merupakan
nilai individual orang tersebut, namumn perkembsngan-
‘ya memerlukan pengaruh dari ingkungan fuar atau
dalam hal ini orang lain. Masing-masing pihak dalam
penelitian Claire, yaitu pebisnis, pemerintah, dan
Jemba; wofit,berkedudukan sepadan dan saling
‘mempengaruhi satu sama lain dalam hal perubahan
nilai kreativitasnya,
Untuk kasus Indonesia, penelitian Togar R,
Simatupang (2007) layak untuk disimak. Dr. Togar
‘menjelaskan kondisi industri kreatif di Finlandia,
Singapura, Malaysia, dan Bangalore sebagai aban.
sumber inspirasi arah kebijakan pengembangan
industri kreatif di Jawa Barat. Dr. Togar mengatakan,
bahwa industri kreatifmerupakan pilar utama ekono-
mii kreatif yang memberikan dampak positif bagi
‘kehidupan berbangsa dan bemegara, Dr. Togar kemu-
dian menganalisis potensi dan tantangan Jawa Barat
dalam mengembangkan industri kreattinya, Di dalam.
penelitian tersebut dijelaskan peran dar tiga pemegang,
kepentingan ekonomi kreatif, yaitu pemerintah,
perusahaan pengusaha, dan mas¥arak:
METODE.
Dalam penelitian ini digunakan analisis data
kualitatif dengan langkah-langkah teknik analisis
SWOT. Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal
‘maupun ckstemnal suatu organisasi yang selanjutnya
akan digunakan sebagai dasar untuk merancang stra
tegi dan program kerja. Analisis internal meliputi peni-
laian terhadap faktor kekualan (Sirength) dan kele~
mahan (Weakness). Sementara, analisis eksternal
mencakup foktor peluany (Opportunity) dan
tantangan (Threats).
Penclitian ini menggunakan pendckatan kualitatif
Matrikss SWOT, Pendckatan kualitaiifmatriks SWOT
sebagaimana dikembangkan oleh Kearns menampil~
kan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah Kotak:
faktor ekstemal (Peluang dan Tantangan) sedangkan
dua kotak sebelah kiri adalah fxktor internal (Kekual-
an dan Kelemahan). Empat kotak lainnya merupakan
SO ATE A OEEkotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil title
pertemuan antara faktor-faktor intemal dan ckstemal
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dengan menggunakan analisix SWOT dalam
penentuan strategi yang tepat untuk pengembangan
distro clothing dikota Malang, maka terlebih dahulu
hans diketahui kekuatan, Kelemahan, peluang. dan
ancaman dalam industri distro clothing Malang
Schingga, apabila dipetakamn dari penelitian yang telah
dilakukan, mak akan didspatkan hasil pemetaan
sebagai berikeut:
Kekuatan Distro Clothing Serenght)
Beberapa kekustan atau Kelehihan dari industri
distro corhing di Kota Malang dapat difihat dari poin-
poin berikul ini: a) Distro clothing bukan merupakan
industri padat modal sehingga industri ini merupakan
evil yang tidak memerlukan biaya besar
‘modal awalnya dan semua orang, yang memi-
‘emampuan dalam bidang kreatif khususnya dx
lum bidang disema clothing akan mampu untuk dapat
memulai dan menjalankan usaha ini. Distro clothing
sehagai industri padat karya terbukti mampu mense-
Jjahteraksn masyarakat kota Malang melalui penyerap-
an tenaya kerja dengan gajt yang cukup. b) Industri
distro clothing merupakan industri kreatif yang
mampu mengadaptasi teknologi dengan baik sesuai
dengan perkembangan cra kreatif saat ini Teknologi
tersehut lebih banyak berupa aplikasi-aplikasi kom
puter yang digunakan untuk penciptaan produk:yaitu
desain produk. e) Industri disira clothing di kota
Malang memiliki kekuatan dalam modal sosial yang
besar yang menguntungkan dalam pendistribusion
barang. Kekuatan modal sosial terscbut berupa
hhubungan antarmasing-masing distro di Kota Malang,
difuar hubungan formal, yang memberikan iruspada
pelaku usaha distro untuk saling menitip barang
dengan sistem konsinyasi.d) Distio clothing Malang
rmemiliki unifikasi desain kreatif yang lebih baik
daripada dacrah fain, Unifikasi desain krcatif tersebut
diantaranya adalah inovasi dalam produkesi yang kini
tidak hanya menggunakan sablon tetapi juga hand
writing dam print-cut yang akan memberikan efek
berbeda pada desain yang dihasitkan, ¢) Distro
clothing Malang memilki efek pengeanda (maduiplier
effect) yang besar terhadap industri lain yang terkuit
dalam ranah industri kreatif
Kelemahan Distro Clothing (Weakness)
Beberapa kelemahan dari industri distro clothing
di Kota Malang dapat dilihat dari poin-poin bsrikut
inj: a) Bandung merupakan penyuplai tama bahan
produksi distro clothing Malang schingga proses
produksi menjadi tidak efisien. Hal ini dapat terjadi
ea Bandung memiliki pabrik-pabrik kain dengan
ualitas baik yang tidak terdapat di Malang. b) Tidak
adanya dukungan dari pemerintah kota Malang dan
Jembaga lain terhadap perkemhangan industri kreatif
Khususnya distro clothing di kola Malang, c) Kurang
nya promosi keluar dacrah menyebabkan perkem=
bangan distro clothing menjadi terhambat, Kurang
nya promosi fersebut baik dari pemerintah, maupun
dari pelaku usaha distro clothing sendiri.d) Rendah-
nya daya beli masyarakat Malang dibanding kota besar
Jain menyebabkan pen alan produls tidak dapat maksi-
mal, Rendalmnya daya bel juga tergantng dari UMK
‘masyarakat kota Malang, ¢) Adanya produk bajakan
oleh distro-distro keeil yang dijual tidak sesuai stamdar
rebabkan kerugian pada beberapa distro
i produ asli pads harga yang lebih tings
ketidakpedulian masyarakat sehagai konsumen distro
clothing yang lebih memilih untuk membeli produk
yang lebih murah meskipun merupakan produk bajak~
an, dibandingkan membsli produ yang asi.
Peluang Distro Clothing (Opportunities)
Beberapa peluang yang dimiliki industri distro
clothing di Kola Malang dapat dilihat dari poin-poin
brikut ini: a) Status kota Malang sebagai kota pendi-
dikan menyebabkan banyaknya pendatang baru
(dengan tyjuan belajar) yang menguntungkan bagi
penjualan distro clothiny dt kola Malang. Karena,
pendatang pada usia remaja yang umnmnya berstatus
mahasiswa adalah target pasar utama bagi setisp
distro, Datangnya pendatang akan menycbabkan
naiknya kebutuhan akan sandang di Kota Malang.
yang pads akhirnya akan menycbabkan kenaikan pen-
jualan distro clothing yang tersebar di berbagai wila-
yah di Kota Malang, dan sebagian mengelompok di
aerah pendidilain.b) Kemitraan distro elothing dalamrangka kerja sama antar distro di kota Malang aksn
membetikan modal sosial yang besar dan sangat b
guna dalam rangka pengembangan usaha tersebut
) scktor kreatif di Kota Malang memberikan
keuntungan dalatn proyeksi kerjasama disiro clothing
Malang. Perkembangan sektor kreatiftersebut dapat
menycbabkan semakin kuatnya media promosi dan
distribusi produk distro clothing. Misalnya semaki
kuatnya industri musik akan menyebabkan distro
clothing yang merupakan sponsor utama wardrobe
atau pakaian dari musisi tersebut akan menjadi sema-
kin lebih dikenal masyarakst.
‘Tantangan Distro Clothing (Threats)
Pembangunan toko dan mill yang masif'selama
pemerintahan Peni S, menyebabkan bertambahnya
saingan bagi usaha distro clothing di kota Malang.
Sehingga, distra clothing harus berupaya keras agar
produk mereka terscbut lebih diberadaksn dan lebih
berkualitas dibandingkan produk masal yang dijual di
dalam mall maupun toko-toko yang ada di kota
Malang,
Distro clothing harus berupaya untuk dikenal di
rmasyarakat luas, disamping maraknya merk-merk lain
yang berasal dari kota Bandung dan Jakarta yang
umumnya lebih dipercaya kualitasnya. ‘Tantangan
terseburt termasuk bagaimana menguasai pasar di Iuar
dactal,
Strategi Pengembangan Distro Clothing
Setelah memetakan data kekuatan (Strenght),
Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunities) dan
Ancaman atau ‘Tantangan (Treaths) pada Matriks
SWOT, maka diperoleh beberapa alternatif strategi
sebagai berikut:
SO (Strengh-Opportnitios): a) Pes
rintsh harus dapat menguatkan dan mengoptimalisasi
seklor pendidikan yang merupakan alasan lama
datangnya pendatang ke Kota Malang. Alternatif
tindakin yang dapat dilakukam adalalt: Meningkatkan
‘kualitas berbazai lembaga pendidikan di Kota Malang
dengan sertifikasi minimal sesuai standar nasional.
Peningkatan kualitas lembaga pendidikan terscbut
diwali dengan peningkatan kualitas guru dan tenaga
‘pendidik lain, sarana pendidikan, serta manajemen dan
organisasi sekolah’Perguruan Tinggi. Dengan
meningkatnya kualitas pendidikan, maka ditiaraphan
sctiap tahun akan ferjadi pertumbuhan penduduk yang
merupakan pendatang dengan tujuan belajar yang
berasal dari berbagai dacrah, Meningkatkan penda-
fang akan meningkatkan kebutuhan akan sandams,
dan akhimya akan meningkatkan penjualan produ
distro clothing Malang b) Pelaku usaha distro clothing
i Kota Malang harus menguatkan hubungan komuni=
tas distro clothing Malang, Penguatan fersehut dapat
dilakukan dengan adanya pertemuan rutin, dimana di
dalamnya dibahas berbagai isu-isu terkini tentang
permasalshan yang sedang dihadapi oleh industri
distro clothing, dan penemuan solusi yang tepat untuk:
pomecahan masalah terscbut. c} Pelakw usaha distro
clotting Malang, harus mempertahankan unifikas
desain kreatif has Malang, schinga, produk Malang
akan lebih mudah di kernal oleh berbaga daerah tujuan
penjualannya. Desain kreatif khas Malang tersebut
disesuaikon dengan sekior kreatif yang ada di kota
Malang, misalnya dspat berupa desain logo beberapa
hand lokal yang felal terkenal di berbagai kota. d)
Pelaku usaha distro cfothing dan pemerintah. kota
Malang harus bekerja sama dalam inovasi teknologt
tepat guna yang digunakan untuk mengembangkan
kreatifitas distro clothing Malang
Strategi ST (Sirenght-Treaths): a) Pelaku usaha
distro clothing Malang hares mempertahankan kualitas
desain agar tidak “murahan’ schingga memiliki daya
saing tinggi apabila dibandingkan dengan produk-
produk distro clothing dari berbagai mer: ternama
yang sebelumnya telah menguasai pasar.b) Peme-
rintah Kota Malang sebaiknya mulai mengarahkan
pombangunan toko dan mai atau pusat perbetanjaan
lain sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat
Schingga, tidak terjadi kelebihian penavvaran yang akan
membuat harga-harga (khususniya dalam hal ini hares
pakaian) jatuh. Pengarahan pembangunian tersebut
juga berfungsi agar pembangunan toko atau mall tidak
mmematikan industri keeil warga, termasuk industri
krcatif khususnya industri distro clothing.
Strategi WO (Weakness-Opportuntties): a)
Pemerintah Kota Malang dan Pelaku usaha distro
clothing harus bekerja sama dalam pengembangan
sektor kreatif di kota Malang, Beberapa cara yang
dapat dilakukan adalah: Memberikan pelatihan dan
pembinaan pada beberapa industri kreatif potensial
i kota Malang, serta memberikan insentil industri
TORTI OTM ee eRpada industri kreatif. b) Pelaku usaha kreatif harus
meningkatkan kemitraan antar scktor kreatif, arena
ppeningkatan pada satu sektor kreatifakan meningkat-
kan sektor yang lain, Misalnya apabila terjadi pening
katan pada distra clothing, maka kebuluban akan
‘media promosi semakin besar.seliingga tejadi pening
katan pada industri periklanan atau advertising.
Strategi WT (Weakness-Treaths), a) Pemerintah
hharus turut sexta mendukung industri kreatif dalam
meningkatkan promosi ke berbagai daerah, selain
agar produk lokal Malang dapat lebih dikenal di
masyarakat hias, peningkatan promosi akan mening
katkan kesadaran scakeholders akan peluang-
peluang yang di miliki olch industri distro clothing di
kota Malang.6)Pemerintah Kota Malang, harus
‘menetapkan peraturan dacrah yang metindungi desain
produk lokal, untuk meminimatisasi pembajakan dan
‘mengurangi kerugian yang dialami pelakw usaha distro
clothing akibat pembajakan produk tersebut
Beberapa poin strategi yang dihasitkan tersebut
diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkin
industri disiro clothing di Kota Malang. Sckali lagi
berdasarkan PEL, keberhasilan pengembangan distro
cTorhing maupun industri kreatif Lain ergantung pada
‘kerjasama pelaku usaha tersebut dan pemerintah sex
tapihak ketiga yaitu stakeholders. Adanya kerjasama
‘yang solic akan melancarkan misi-misi pongembang-
an industri kreatif' dan Khususnyo industri distro
clothing di Kota Malang.
Kondisi industri distro clothing Malang terbukti
layak untuk dikembangkan, berdasarkan pefuang dan
Kelebihan yanur dimiliki. Selain itu, distro clothing
Malang memilii dampak khusus pada perekonomian
lokal dari sisi ketcnagakerjaan dan perluasan industri
pendukung. Oleh karenanya, pengembangan distro
clothing Malang akan meningkatkan perckonomian
Tokal tersehut, Sasaran-sasaran kebijakan pengem-
bangan harus ditujukan untuk menscjahterakan
berbagai clemen masyarakat yang telibat, khususnya
pelaku. usaha disiro clothing Malang
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Industri aisira clothing di kota Malang. tidak
‘mendapatkan perhatian dan dukungas dari pemerintah
ota Malang dan lembaga lain schingea pengembangan
Te
DENI
industri kreatif tersobut sampai sat ini belum dapat
ddimaksimatkan untuk peningkatan perckonomian fokal
‘masyarakat Malang. Hal in tidak sejalan dengan teort
Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) yang meny
{akan baliwa diperlukannya peran pemerintah, pelaku
usaha dan stakeholders dalam pengembangan suatu
industri keel
Industri distro clothing dan industri kreatif lain
smemiiki peran padla peningkatan nila kreatiftas yang
dimiliki pekexja kreati yang dapat meningkatkan daya
saing individu tersebut dibandingkan pekerja lain,
Industri distro clothing Malang memiliki efek:
pengganda atau muluplier effect yang besar thadap
industri sejenis dan industri lain yang merupakan
industripendukungnya, yang terhubung dalam proses
produksi,distribusi dan pemasavan. Penguatan industci
distra clothing akan menguatkan industri pendukung
tersebut, demikian pola sebaliknya, penguatan industi
pendukung akan mengustkan basis distro cfadhing
Malang.
ran
Pemerintah perlu memberikan perhatian khusus
pada pengembangan industri distra clothing di kota
Malang. Berbagai cara yang dapat dilakukan adalah:
memberikan insentif industri pada industri kreatif
Khnsusnya industri distra ofathing, pembinaan dalam
rangka peningkatan kapabilitas pekeyja kreatif yang
dapat dilakukan dengan kerjasama antara pemerintah
pelaku usaha distro clothing atau usaha kreatif lain
dan stakeholders atau lembaga lain, serta pengklas
asian industri kreatif pada pos-pos pendapatan kota
Malang yang akan memudahkan pemantauan
perkembangan industri reatif di kota Malang,
Industri distra clothing perlu meningkatkan
kemitraan baik pada industri sejenis, pada industri
zeatif Jain maupun pada industri lain diluar ronah
industri kreatif, Kemitraan dibutubkan untuk mening~
katkan peluang dalam mempromosikan dan mema-
sarkan produk-produk disira clothing agar lebih dike-
nal masyarakal luas dan pada akhimya akan mening~
katkan penjualan
DAFTAR RUJUKAN
Buai Santosa, $2008. Dialektika Kinvxja ab Era Sevba
Elekevoniker bua Lintaaan Ekonomi, val 2, (NOT).
SESBurgin, B 2007, Penelition Kuatatif Jakarta: Prenada
Media Group.
Cerio. S.C. 1992. Modern Management: fifth edition
‘Noedhan Heights: Allyn and Bacon.
ire, Le, 2009, Growing a Creative Heonomy-One x=
periment, University of Paget Sound, tip wswssim.
‘som/abstract=141497
‘Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2007, Stat
Pemeiaan Indusiri Kreaif. Jakarta: Departemen
Perdagangan Republik Indonesia
Departemen Perdagangan Republik Indonesia, 2008
Pengembungan Ekonomi Kreatif Indonesia 2023,
Jakarta: Departemen Perdagangan Republik Indone:
sia
Fitri, PIN. 2009. Kompetensi Orgamsasi dan Performa
“Inoveest (Studi Kasus pada Inchisir Distro dan Clath
ing di Kota Banding). (VB. bitos/tigilib toca
gl.php2mod-browsedtop-res9 seul bptithpp-gal-
friprima HAN
Florida, R. 2004. The Rise of The Creative Class, Basic
Books,
Friedman, LT. 2005, The Worlidis Plat N0Y- Farrar. Stross
and Giro,
‘Gardner, H, 2009. Five Minds of The Future. Harvard Busi-
‘ness School Publishing
‘Koontz, HD. COS Weilarch, H. 1989, Intisari mangjemen.
Jakarta. Bina aksara,
‘Kuncaro. M. 2007, Ekonomi Industri Drdbmesia. Vouya:
Anil,
Moelyono. M. 2010: Menggeratkan Ekonomi Kreatif
Antara Tustutan dan Kebutuhan. Jakarta: Rajawalt
Pes
Moleong, LJ 2004. Metodologi Penelition Kualitatif
(Bdisi Revs) Jaksita:PT Remaja Roskadays,
Mubaramad, 1.R. 2008, Formulas strategt pengembangan
nisaha clothing, studi kasus: Rabinet Clothing
Institut Telnologi Bandung.
‘
hitp/elibrary:mb ipbrac.id/gdl. php? mods browse &op=
real Sid-mbipb-12312421421421412-mubummasi-
on,
Moller, K. Rammer. Christian, and Trby, J 2008. The Role
Of Creative indistries in industrial Imovation, Cene
tre OF Buropan Economie Research, Discussion Pa-
per No 08-109. hita/ssmn.com abstract 1328878
Munir 1, dan Fitanto, B, 2008, Pengembangan Ekonon
Lokal Paritsipanf: Masalah, Kebjiakan dan Pan-
duan Peloksioraan Kegtatan Jakarta: .GSP- USAID
Phink, DL 2008, whole Newdina Penguin U.K.
Robinson, T. 2005. Ekonomt Regtonal Teori dan
Aptikasi Jakarta: Bum Aksara
Saputra, W. 2010, Indira Kreatif Padang: Basuose Me-
lia
Simatupang. TR. 2007. Ekonomi Kreatif: Menyju Era
Kompetist dan Persaingan Usaha Ekonomi
Gelombang I. Institut Teknologi Bandung. hiip2!
sabat
Steiner, and George. A. Miner, John. B. 1988. Kebjjakan
dan Strategi Managemen. Jakarta. Erlangga
Sugiyons, 2005. Memahami Peneluian Kualitaif
Bandang: Alfabeta
Universitas Brawijaya, Fokultas Ekonomi, 2006. Pedeman
Penutisan Skrips, Artikel dan Makaiah, Malang,
Universitas Negeri Malang. UM Press, Edisi ke, 2000)
Pedoman Fenulisan Karya [niah, Malang
Woheelen, and Thomas, L,, Hunger, 3D, 2002, Sralegic
Management & Business Policy, New Jersey: Pearson
Education, Ine
Biro Puss Statistik 2004, Profil Kota Malar, Malang: BPS,
2007 Kota Malang dalam Angka, Malang: BPS
2008. Kota Malang dalam Angka. Malang: BPS.
2009, Kota Malang dalam Angks. Malang. BPS,
2010, Kota Malang dalam Angka, Malang: BPS
TEVATRON Tee eR