Professional Documents
Culture Documents
dokter dengan pasien, timbulnya hubungan hukum menurut J. Guwandi yang dikutip oleh Y.A Triana
Ohoiwutun adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan perjanjian (ius contractu)
Hubungan hukum antara dokter dengan pasien disini terbentuk dalam suatu perjanjian yaitu,
perjanjian atau kontak terapeutik secara sukrela berdasarkan kehendak bebas. Gugatan dapat
dilakukan apabila diduga terjadi wanprestasi, yaitu penginkaran atas apa yang diperjanjikan. Dasar
gugatan adalah melakukan kesalahan atau salah melakukan terhadap apa yang telah diperjanjikan
2. Berdasarkan hukum (ius delicto)
Timbulnya hubungan hukum antara dokter dengan pasien karena adanya kewajiban yang dibebankan
pada dokter yang ditentukan dalam Undang-Undang atau adanya ketentuan peraturan perundangundangan yang mengatur hubungan hukum antara subyek hukum.Dalam hal ini gugatan dapat
dilakukan atau dasar perbuatan melawan hukum, dimana terhadap suatu tindakan yang dilakukan oleh
dokter yang mengandung kesalahan dan merugikan pasien dapat dimintakan sejumlah ganti rugi
sesuai dengan Pasal
1365 KUHPerdata.
Pada hakikatnya, ada dua bentuk pertanggungjawaban dokter di bidang hukum perdata, yaitu
pertama hubungan hukum yang disebabkan oleh suatu kesepakatan dan apabila kesepakatan
ini dilanggar akan menyebabkan wanprestasi (contractual liability) sebagaimana diatur dalam
Pasal 1239 KUHPerdata dan yang kedua berdasarkan perbuatan melanggar hukum
(onrechmatigedaad) sesuai dengan ketentuan Pasal
1365 KUHPerdata.
c. Pengaturan Tanggung Jawab Dalam Hukum Administrasi
Aspek hukum administrasi menyatakan bahwa tenaga kesehatan yang akan melakukan praktik baik di
institusi kesehatan maupun mandiri wajib memiliki izin yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hal ini
sesuai dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 23 ayat 3 yang
berbunyi Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan wajib memiliki izin dari
pemerintah. Pada dasarnya untuk menjalankan pekerjaan sebagai dokter dikenal ada beberapa jenis
surat izin. Berdasarkan Undang-undang Nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran, syarat
administrasi agar dokter berwenang menjalankan praktiknya antara lain:
1. Memliki Surat Tanda Registrasi (STR) dokter atau dokter gigi
yang diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (Pasal 29).
2. Lulus evaluasi dan harus memiliki izin kerja di Indonesia untuk
dokter lulusan luar negeri (Pasal 30).
3. Surat Izin Praktik (SIP), yaitu izin yang dikeluarkan oleh pejabat
kesehatan yang berwenang di kabupaten atau kota tempat praktiknya
(Pasal 36 sampai 38). Apabila terjadi kesalahan yang dilakukan oleh
seorang dokter dalam perawatan yang menimbulkan kerugian bagi
pasien dan keluarganya, dapat dilihat sebagaiamana dinyatakan dalam
Peraturan Pemerintah, yakni:Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil LN. Tahun 2010 No. 74 dan
TLN No. 5135
Bab III (Hukuman Disiplin) Pasal 7 menyebutkan bahwa:
1. Tingkat hukuman disiplin terdiri dari: