Professional Documents
Culture Documents
1|
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. karena atas
berkah, rahmat, taufik dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Laporan Farmakognosi II ini.
Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada
dosen pembimbing praktikum beserta asisten pembimbing yang telah
memberikan
bimbingannya
sehingga
penulis
dapat
melakukan
Penulis
sistematikanya,
maka
diperoleh
bahan
alam
berkhasiat obat. Jika bahan alam yang berkhasiat obat ini dikoleksi,
dikeringkan, diolah, diawetkan dan disimpan, akan diperoleh bahan
yang siap pakai atau yang disebut dengan simplisia, disinilah
keterkaitannya dengan farmakognosi.
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai
obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali
dinyatakan lain simplisia merupakan bahan yang dikeringkan.
Pemanfaatan
tumbuhan
sebagai
bahan
berkhasiat
obat
B. LANDASAN TEORI
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai
obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan
kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang telah dikeringkan.
Simplisia nabati adalah simplisia berupa tananman utuh, bagian
tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman adalah isi sel
yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel dengan
cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat
kimia murni. Simplisia hewani yaitu simplisia yang berupa hewan
utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh
hewan dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia mineral atau
pelican adalah simplisia yang berupa bahan mineral atau pelican
yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan
belum berupa zat kimia murni ( Depkes RI, 1979).
Simplisia nabati harus bebas dari serangga, fragmen, atau
kotoran hewan, tidak boleh menyimpang bau dan warnanya,
tidak boleh mengandung lendir dan cendawan atau menunjukkan
tanda-tanda pengotoran lain, tidak boleh mengandung bahan lain
yang beracun dan berbahaya. Simplisia hewani harus bebas dari
fragmen
hewan
asing
atau
kotoran
hewan,
tidak
boleh
dan
mikroskopik.
Anlisis
mikroskopik
dapat
prosedur yang
maka
harus dilakukan.
diperlukan
pengamatan
Untuk
mencegah
santai
hal
ini
sebesar-besarnya
dan
setajam-tajamnya.
Metode
C. BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
sebagai berikut:
1. Bunga kesumba (Carthami flos)
2. Bunga cengkeh (Syzygii Flos)
3. Buah ketumbar (CoriaIndri Fructus)
4. Buah merica (Piperi nigri fructus)
5. Biji kacang hijau (Phaseoli semen)
6. Daun belimbing wulu (Bilimbii folium)
7. Daun alpukat (Perseae folium)
8. Daun jambu mete (Anacardii folium)
9. Daun pepaya (Caricae folium)
10.Daun asam jawa (Tamarindi folium)
11.Daun jambu biji (Psidii folium)
12.Daun kembang sepatu (Hibisci rosa-sinensis folium)
13.Daun ubi jalar (Batatasae folium)
14.Daun mengkudu (Morindae fructus)
15.Daun kangkung air (Ipomoeae aquaticae folium)
16.Daun kelor (Moringae folium)
17.Daun kumis kucing (Orthosiphonis folium)
18.Daun jarak pagar (Jatrophae folium)
19.Rimpang jahe (Zingiberis rhizoma)
20.Rimpang lengkuas (Languatis rhizoma)
21.Rimpang kunyit (Curcumae domestica rhizoma)
22.Rimpang kencur (Kaempferiae rhizoma)
23.Rimpang temulawak (Curcumae rhizoma)
24.Kayu secang (Sappan lignum)
25.Kulit kayu manis (Cinnamoni cortex)
C. KLASIFIKASI TANAMAN
1. Tanaman Kesumba (Bixa orellana) (Prasetyo dan Entang,
2013)
Regnum
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Violales
Famili
: Bixaceae
Genus
: Bixa
Spesies
: Bixa orellana
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Myrtales
Famili
: Myrtaceae
Genus
: Syzigium
Spesies
: Syzigium aromaticum L.
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Apiales
Famili
: Apiaceae
Genus
: Coriandrum
Spesies
: Coriandrum sativum L.
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Piperales
Famili
: Piperaceae
Genus
: Piper
Spesies
: Piper nigrum L.
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Rosales
Famili
: Leguminasae
Genus
: Vigna
Spesies
: Vigna radiata L.
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Geraniales
Famili
: Oxalidaceae
Genus
: Averrhoa
Spesies
: Averrhoa bilimbi L.
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Ranales
Famili
: Lauraceae
Genus
: Persea
Spesies
8. Tanaman
Jambu
Mete
(Anacardium
: Plantae
occidentale
L.)
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Sapindales
Famili
: Anacardiaceae
Genus
: Anacardium
Spesies
: Anacardium occidentale L.
10.
Regnum
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Violales
Famili
: Caricaceae
Genus
: Carica
Spesies
: Carica papaya L.
Entang, 2013)
11.
Regnum
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Fabales
Famili
: Fabaceae
Genus
: Tamarindus
Spesies
: Tamarindus indica L.
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Myrtales
Famili
: Myrtaceae
Genus
: Psidium
Spesies
: Psidium guajava L.
12.
Tanaman
Kembang
Sepatu
(Hibiscus
rosa
13.
Regnum
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Malvales
Famili
: Malvaceae
Genus
: Hibiscus
Spesies
Entang, 2013)
14.
Regnum
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Solanales
Famili
: Covolvulaceae
Genus
: Ipomea
Spesies
: Ipomea batatas L.
Entang, 2013)
15.
Regnum
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Rubiales
Famili
: Rubiaceae
Genus
: Morinda
Spesies
: Morinda citrifolia L.
Entang, 2013)
Regnum
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Solanales
16.
Famili
: Convovulceae
Genus
: Ipomea
Spesies
: Ipomoea reptans
Tanaman
Kelor
(Moringa
oleifera
L.)
(Prasetyo
dan
Entang, 2013)
17.
Regnum
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
Famili
: Brassicales
: Moringaceae
Genus
: Moringa
Spesies
: Moringa oleifera L.
2009)
18.
Regnum
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Asteridae
Ordo
: Lamiales
Famili
: Lamiaceae
Genus
: Orthosiphon
Spesies
: Orthosiphon spicatus
Entang, 2013)
Regnum
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
19.
: Dicotyledonae
Ordo
: Euphorbiales
Famili
: Euphorbiaceae
Genus
: Jatropha
Spesies
: Jatropha curcas
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
20.
21.
Kelas
: Monocotyledoneae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberacea
Genus
: Zingiber
Spesies
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Alpiniae
Genus
: Alpinia
Spesies
: Alpinia galanga
Entang, 2013)
22.
Regnum
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Monocotyledoneae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberacea
Genus
: Curcuma
Spesies
Entang, 2013)
23.
Regnum
: Plantae
Divisi
: Tracheopyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae
Genus
: Kaempferia
Spesies
: Kaempferia galangal L.
Tanaman
Temulawak
(Rukmana, 1995)
(Curcuma
xantorrhiza
Roxb.)
24.
Regnum
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Monocotyledoneae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae
Genus
: Curcuma
Spesies
Entang, 2013)
25.
Regnum
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Fabales
Famili
: Fabaceae
Genus
: Caesalpinia
Spesies
: Caesalpinia sappan L.
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Laurales
Famili
: Lauraceae
Genus
Spesies
: Cinnamomum
: Cinnamomum burmannii
D. DESKRIPSI TANAMAN
1. Bunga kesumba (Carthami flos)
Carthami flos adalah bunga majemuk Carthamus tinctorius
L., anggota Asteraceae. Carthamus tinctorius L. merupakan
terna semusim, yang memiliki bau agak aromatik dengan rasa
agak pahit yang tumbuh tegak, tingginya sampai 130 m,
batangnya hijau pucat, berusuk, licin, percabangnya banyak.
Daun duduk atau bertangkai pendek, bersilang, bentuknya
lonjong hingga lonjong-lanset, bundar telur lonjong, atau elips
dengan ujung yang berbentuk jarum atau tumpul, tepinya
bergigi atau rata, licin pada kedua permukaannya. Ukuran
panjang 3-15 cm dan lebar 1-15 cm. Urat-urat daunnya nyata.
Bunga
bonggol,
keluar
diujung
cabang-cabangnya.
Secara
tidak
rata,
berbintik
dan
dengan
tonjolan
muda
bunga
cengkeh
berwarna
keungu-unguan,
apabila
buah
bertambah
masak,
saluran
menjadi
Fragmen
pengenal
adalah
serabut
sklerenkim
Ukuran
batang
bunga
berumah
satu
dan
merupakan
bunga
30-60
menyamping
cm,
pada
tergantung
bagian
varietasnya.
utama,
berbentuk
Cabangnya
bulat
dan
helaian
memanjang,
daun
bulat
berbentuk
telur
terbalik,
bulat
telur,
menjangat,
elips,
kedua
bulat
sisi
panjang 10-20 cm, lebar 3-10 cm, panjang tangkai 1,5-5 cm. Biji
alpukat satu berbentuk bola, garis tengah 2,5-5 cm (BPOM,
2007). Simplisia Persea americana Mill. secara mikroskopik
epidermis atas terdiri dari satu lapis sel berbentuk pipih, pada
penampang
tangensial
berbentuk
piligonal
dan
berdinding
dengan
sel
minyak,
rambut
berbentuk
kerucut
mirip
daun
duduk.
Tulang
daun
terlihat
kuning,
panjang
5-8,5
cm,
berdaging
yang
tua kekuningan,
bentuk
bundar telur,
lebar hingga
rapuh;
helaian
daun
berbentuk
kelabu atau
bundar
telur,
suku
Zingiberaceae.
Alpiniae
galanga
L.
merupakan
lengkap
dengan
helaian
daun.
Bunganya
terdiri dari sel yang lebih kecil dari sel parenkim, dinding sel
tipis, tidak berisi pati. Berkas pembuluh kolateral, tersebar
dalam parenkim, dikelilingi serabut. Serabut kecil memanjang,
dinding sel tebal, tidak berlignin, lebar lumen 20 m samapai 40
m,
bernoktah.
Xilem
umumnya
berupa
pembuluh
jala,
keunguan,
rimpang
terbentuk
dengan
sempurna,
bercabang-cabang, berwarna jingga. Setiap tanaman berdaun 38 helai, panjang tangkai daun berserta pelepah daun sampai 70
cm, tanpa lidah-lidah, berambut halus jarang-jarang, helaian
daun berbentuk lanset lebar, ujung daun lancip berekor,
keseluruhannya berwarna hijau atau hanya bagian atas dekat
tulang utama berwarna agak keunguan, panjang 28-85 cm, lebar
10-25 cm (Ditjen POM, 1980).
22. Kencur (Kaempferia galangal L.)
Terna yang hampir menutupi
rimpang
bercabang-cabang,
tanah,
tidak
berbatang,
berdesak-desakan,
akar-akar
atau
coklat gelap,
akar rimpang
terbentuk
dengan
kuning
kehijauan
dengan
banyak
lentisel
berwarna
bewarna
kelabu
kehijaaun
yang
tertekan
pada
NAMA
SIMPLISI
GAMBAR
PUSTAKA
GAMBAR
A
Daun
Jambu
Mete
KETERANGAN
1.Epidermis
1
1
Daun
1.Epidermis
Kangkung
Daun Ubi
atas
atas
1.Epidermis
atas dengan
jalar
stomata
1
4
Biji
1. Endokarp
Ketumbar
Rimpang
Kencur
Daun
6
Kumis
kucing
1.Parenkim
1.Epidermis
atas
Rimpang
Lengkuas
Daun
1.Parenkim
korteks
1.Fragmen
epidermis
Belimbing
Rimpang
bawah
1
1.Butir pati
Kunyit
Rimpang
10
11
1.Rambut
Temulawa
Biji Kacang
hijau
1
12
13
penutup
Daun Kelor
1.Epidermis
bawah
Kulit
Seppan
1.Endosperm
1.Serabut
xylem
14
15
16
17
18
Bunga
1.Epidermis
Cengkeh
Daun
1.Hablur
Jambu biji
kalsium oksalat
Bunga
Kesumba
Daun
Asam
1.Fragmen
tangkai sari
1.Epidermis
Daun
atas
Alpukat
1.Fragmen
epidermis atas
Daun
19
Kembang
1.Mesofil
sepatu
20
21
Daun
Pepaya
Daun
Mengkudu
1.Hablur kalsium
oksalat
1. Epidermis
atas
22
23
Rimpang
1.Amilum
Jahe
1.Epidermis
Daun Jarak
bawah
1
24
25
1.Fragmen
Biji Lada
epikarp berikut
hitam
hypodermis
1.Hablur
Akar
kalsium oksalat
Brotowali
berbentuk
prisma
26
Kulit Kayu
1.Sel batu
manis
2. Pembahasan
Farmakognosi merupakan cara pengenalan ciri-ciri atau
karakteristik obat yang berasal dari bahan alam. Farmakognosi
mencakup seni dan pengetahuan pengobatan dari alam yang
meliputi
tanaman,
hewan,
mikroorganisme,
dan
mineral.
atau
ekstrak
yang
tentu
akan
sulit
dilakukan
beberapa
parameter
yang
dilakukan
sebagai
penyiapan
preparat
untuk
identifikasi
secara
sel,
sehingga
kita
dapat
mengetahui
bentuk
spesifiknya.
Berdasarkan hal tersebut percobaan kali ini dilakukan
Pengamatan
menggunakan
secara
mikroskop
mikroskopik
yang
dilakukan
derajat
dengan
pembesarannya
epidermis
atas
dengan
stomata,
pada
tanaman
bawah,
pada
tanaman
seppan
yang
diamati
sepatu
yang
diamati
didapatkan
mesofil,
pada
amilum,
pada
tanaman
jarak
yang
diamati
yang
sering
ditemui
pada
saat
uji
simplisia
secara
mikroskopik
yaitu
untuk
F. PENUTUP
1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh berdasrkan percobaan yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa bentuk sel dan jaringan
masing-masing simplisia yang dilakukan dibawah mikroskopi
berbeda-beda antara bunga, buah, biji, daun, rimpang dan
batang (kulit kayu).
2. Saran
Saran dari percobaan
ini
yaitu
agar
alat
alat
sehingga
proses
pengamatan
dapat
dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Badan POM RI, 2008, Taksonomi Koleksi Tanaman Obat Kebun
Tanaman Obat Citeureup, Global Express, Jakarta.
Depkes RI, 1977, Materia Medika Indonesia, Jilid I, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Depkes RI, 1978, Materia Medika Indonesia, Jilid II, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Depkes RI, 1979, Materia Medika Indonesia, Jilid III, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Depkes RI, 1980, Materia Medika Indonesia, Jilid IV, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Depkes RI, 1989, Materia Medika Indonesia, Jilid V, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Depkes RI, 1995, Materia Medika Indonesia, Jilid VI, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Depkes
RI,
2009,
Farmakope
Herbal
Indonesia,
Edisi
Pertama,