You are on page 1of 1

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi gas

melalui membrane pernapasan


Tebalnya membran pernapasan kadang meningkat. Contohnya, akibat cairan edema
dalam ruang interstitial membrane dan di dalam alveoli sehingga gas-gas pernapasan
kemudian harus bedifusi tidak hanya melalui membaran tetapi juga melalui cairan ini.
Demikian juga beberapa penyakit paru yang menyebabkan fibrosis paru, dapat menambah
ketebalan beberapa bagian membrane pernapasan. Karena kecepatan difusi melalui
membrane berbanding terbalik dengan ketebalan membrane lebih dari dua sampai tiga kali
normal dapat menghalangi pertukaran gas secara bermakna.
Luas permukaan membran pernapasan dapat sangat berkurang oleh beberapa
keadaan. Misalnya, pengangkatan satu paru seluruhnya mengurangi luas permukaan total
hingga sampai stengah dari normal. Juga, pada emfisema, beberapa alveoli bersatu, dengan
penghancuran sebagian dinding alveolus. Oleh karena itu, ruangan alveolus baru yang
terbentuk jauh lebih besar daripada alveoli yang asli, tetapi jumlah total permukaan membran
pernapasan seringkali berkurang sampai lima kali lipat akibat hilangnya dinding alveolus.
Bila jumlah total permukaan berkurang sampai mencapai sepertiga hingga seperempat
normal, pertukaran gas melalui membran tersebut sangat terganggu, bahkan dalam keadaan
istirahat, dan selama pertandingan olahraga dan latihan berat lainnya, bahkan penurunan luas
permukaan paru yang paling sedikit pun dapat mengganggu pertukaran gas pernapasan.
Koefisien difusi untuk memindahkan setiap gas melalui membran pernapasan
bergantung kepada kelarutan gas dalam membran dan, berbanding terbalik dengan akar
pangkat dua berat molekul gas. Kecepatan difusi dalam membran pernapasan hamper sama
dengan kecepatannya dalam air. Oleh karena itu, untuk perbedaan tekanan tertentu,
karbondioksida berdifusi kira-kira 20 kali lebih cepat dari oksigen. Oksigen berdifusi kirakira dua kali lebih cepat dari nitrogen.
Perbedaan tekanan di antara kedua sisi membran pernapsan adalah perbedaan antara
tekanan parsial gas dalam alveoli dan tekanan parsial gas dalam darah kapiler paru. Tekanan
parsial menyatakan suatu ukuran jumlah total molekul gas tertentu yang membentur suatu
satuan luas permukaan membran alveolus pada satu satuan waktu, dan tekanan gas dalam
darah menyatakan jumlah molekul yang berusaha keluar dari darah dalam arah yang
berlawanan. Oleh karena itu, perbedaan antara kedua tekanan ini adalah ukuran
kecendrungan netto untuk molekul gas bergerak melalui membran. Bila tekanan parsial gas
dalam alveoli lebih besar daripada tekanan parsial gas dalam darah, sepeti oksigen, terjadi
difsui netto dari alveoli ke dalam darah; bila tekanan gas dalam darah lebih besar daripada
tekanan parsial dalam alveoli, seperti karbon dioksida, terjadi difusi netto dari darah ke dalam
alveoli.
Guyton,Arthur C.& John E. Hall.2007.buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta:EGC.522.

You might also like