You are on page 1of 7

ESTIMASI POPULASI GASTROPODA DAN MAKROBENTOS

Aryochepridho
14/365092/PN/13668
Manajemen Sumberdaya Perikanan
Intisari

Gastropoda merupakan kelas dari filum moluska. Pencemaran perairan


dapat diketahui dengan keanekaragaman organisme yang hidup pada
lingkungan tersebut. Kerapatan (densitas) dari gastropoda, dapat
dijadikan sebagai indikator apakah perairan tersebut tercemar atau tidak.
Tujuan dari praktikum estimasi gastropoda adalah mempelajari penerapan
metode plot (makrobentos) plotless (gastropoda) untuk mengestimasi
populasi gastropoda dan makrobentos serta mempelajari korelasi beberapa
parameter lingkungan dengan populasi makrobentos (Gastropoda).
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 9 Maret 2015 pukul 13.30 WIB
dan berlokasi di Sungai Tambak Bayan, Sleman. Dari praktikum yang telah
dilakukan pada stasiun satu yaitu untuk parameter fisik pengukuran suhu
air 27,5C, suhu udara 29,5C, kecepatan arus 0,62 m/s, debit air 0,707
m3/s. untuk parameter kimia, hasil pengukuran DO 5,9 ppm, CO 2 10,2
ppm, alkalinitas 104 ppm, dan pH 7,25. Sedangkan untuk parameter
biologi, hasil pengamatan densitas gastropodanya yaitu 10671,46 indv/m.
Dari hasil pengamatan diperoleh densitas gastropoda terendah berada
pada stasiun tiga.
Kata kunci : densitas, gastropoda, parameter, plotless, sungai
PENDAHULUAN
Sungai

merupakan

habitat

lotik

(mengalir)

yang

memperoleh

masukan unsur-unsur hara yang terkikis dari hulu ke hilir. Organismeorganisme yang hidup di sungai bermacam-macam, baik di dasar air,
badan air atupun di sekitar sungai. Makrobentos (gastropoda) termasuk
hewan yang hidup di dasar air. Pada ekosistem sungai, keberadaan
makrobentos sangat penting sebagi indikator pencemaran sungai. Di
daerah yang sudah tercemar limbah industri dan limbah rumah tangga,
seringkali populasi gastropoda dan organisme lainnya menurun.
Gastropoda merupakan kelas dari mollusca yang paling sukses dalam
siklus hidupnya, hal ini dapat dilihat dari variasi habitatnya yang sangat
beragam dimana spesies-spesies gastropoda yang hidup di laut maupun

untuk hidup dalam berbagai tipe substrat dasar perairan (Barnes, 1987).
Gastropoda ini bergerak dengan menggunakan perutnya. Tubuhnya
memiliki cangkang yang melingkar, ada yang melingkar ke kanan ada
pula yang melingkar ke kiri (Afghanaus, 2012). Kecepatan arus dan
kemiringan mempengaruhi tekanan dan meteri dalam air yang nantinya
sebagai sumber makanan (Effendi,2003). Terdapat 2 siput air tawar yang
dikenal berdasarkan pernapasannya yakni dengan insang atau dengan
peru-paru.

Selain

itu,

gastropoda

dalam

menghancurkan

makanan

menggunakan lidah parut (Etik, 2010). Tujuan dari praktikum ini adalah
mempelajari penerapan metode plot (makrobentos) plotless (gastropoda)
untuk mengestimasi populasi gastropoda dan makrobentos serta mempelajari

korelasi beberapa parameter lingkungan dengan populasi makrobentos


(Gastropoda).
METODE
Pelaksanaan praktikum ekologi perairan acara estimasi populasi
gastropoda dilaksanakan pada hari Senin, 9 Maret 2015 pada pukul 13.30
WIB. Praktikum dilakukan di sungai Tambak Bayan, Yogyakarta dengan
dibagi dalam 4 stasiun. Metode yang digunakan dalam praktikum estimasi
populasi gastropoda adalah metode plotless sedangkan metode yang
digunakan dalam menentukan estimasi makrobentos yaitu metode plot.
Praktikum ini mempelajari tentang : parameter fisika yang meliputi
suhu udara dan air, kecepatan arus, serta debit air pada sungai;
parameter kimia meliputi kandungan oksigen (DO), CO 2 bebas, Alkalinitas
dan pH; dan parameter biologi meliputi estimasi makrobentos dan
gastropoda.
Pada praktikum kali ini, alat yang digunakan yaitu tongkat, bola
pingpong, stopwatch, rollmeter, penggaris, thermometer, botol oksigen,
erlenmeyer, gelas ukur, pipet ukur, pipet tetes, kertas label dan pensil.
Sedangkan bahan yang digunakan yaitu pH meter, larutan MnSO 4, larutan
reagen oksigen, larutan H2SO4, larutan 1/40 N Na2S2O3, larutan 1/44 N
NaOH, larutan 1/50 N H2SO4, larutan 1/50 N HCL, larutan Indikator Amilum,

larutan indikator Phenolphphtalein (PP), larutan indikator Methyl Orange


(MO), dan larutan 4% formalin.
Metode dalam estimasi populasi gastropoda yaitu plotless, yaitu
dengan cara menentukan 20 titik random, lalu menancapkan tongkat ke
dalam dasar perairan, dan mengukur jarak terdekat gastropoda dari
tongkat tersebut. Dari data seluruh titik pengamatan, dihitung kerapatan
(densitas) gastropoda dengan menggunakan rumus :
D=

( S2)

( s2)
Y

Y = Yi
i=1

2
; Yi= ( Xi)

Y merupakan luas daerah kajian; merupakan destimasi kerapatan


(densitas) gastropoda; S merupakan jumlah titik cuplikan yang diambil; X
merupakan jarak terdekat Gastropoda dengan tongkat.
HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL PENGAMATAN ESTIMASI GASTROPODA DAN


MAKROBENTOS
Parameter
Suhu Udara (C)
Suhu Air (C)
Arus Air (m/s)
Debit Air (m/s)
DO (ppm)
Co Bebas (ppm)
Alkalinitas (ppm)
pH
Densitas
Gastropoda
(indv/m2)
Densitas
Makrobentos
(indv/m2)
Diversitas
Makrobentos
Vegetasi

Stasiun
1
29,5
27,5
0,622
0,707
5,9
10,2
104
7,25

2
28,25
28,5
0,252
0,672
4,57
9,3
105
7,1

3
30
28,65
0,55
2,89
5,7
8,1
71
7,3

4
29
26
1,19
2,48
3,4
11,3
116
7,15

10671,46

3171,45

54973,7

2303,97

193,75

106,25

18,75

43,75

0,099226
Rimbun
(Bambu)

0,1595
Rimbun (Pisang,
Eceng Gondok)

1,2159
Rimbun (pohon,
semak)

0,91
Rimbun
(Bambu)

Pada acara praktikum estimasi populasi gastropoda ini dilakukan di


sungai Tambak Bayan, Sleman, Yogyakarta, sungai Tambak Bayan adalah
sungai yang berhilir di embuk tambak boyo. Sungai ini sering sekali
dipergunakan oleh warga sekitar untuk aktivitas rumah tangga dan
keperluan sehari-hari, seperti mandi, cuci, minum, dan terkadang sungai
ini sering dugunakan oleh anak-anak untuk bermain , karena cuaca di
sungai ini cukup sejuk dan rindang. Selain itu air suungai tergolong bersih
dan jernih. Tidak seperti kebanyakan sungai yang udentik dengan hal-hal
kotor.

Memang

di

sungai

ini

terdapat

sampah,

namun

kuantitas

sampahnya tidaklah banyak.


Dari data hasil pengamatan estimasi populasi yang kami
peroleh densitas gastropoda di sungai ini beragam kuantitasnya. Pada
stasiun 2 dan 4, densitas gastropoda tergolong rendah yaitu pada stasiun
2 sebesar 3171,45 indv/m2 dan pada stasiun 4 sebesar 2303,97 indv/m2 ini
dikarenakan pada stasiun 2 dan 4, dominan berlumpur sehingga
gastropoda yang ada di stasiun 2 dan 4 tidak sebanyak pada stasiun 1
dan 3. Pada stasiun 1, di peroleh data identitas gastropoda sebesar
10671,46 indv/m2. Dan data densitas gastropoda yang diperoleh di stasiun

3 adalah sebesar 54973,7 indv/m2, ini karena pada stasiun 1 dan 3, kondisi
lingkungan sungainya dominan berpasir sehingga banyak terdapat
gastropoda.
Berdasarkan data densitas gastropoda pada setiap stasiun, nilai
densitas tertinggi yaitu pada stasiun 3 (54973,7 indv/m2) yang terletak
pada daerah hulu, sedangkan nilai densitas gastropoda terendah yaitu
pada stasiun 4 (2303,97 indv/m2). Penyebab utama terjadinya perbedaan
nilai densitas ini disebabkan oleh kondisi fisik yakni kecepatan arus pada
daerah sungai di hulu dan hilir. Kecepatan arus semakin cepat ke arah
hulu karena kemiring daerah yang semakin ekstrim dan semakin lambat
ke arah hilir karena kemiringan yang rendah. Arus air membawa tekanan
dalam aliran materi yang ada dalam air (Effendi,2003).
. Grafik diversitas makrbentos berdasarkan masing-masing stasiun

Densitas Gastropoda
60000

54973.7

50000
40000

densitas gastropoda (indv/m) 30000


20000

10671.46

10000

0 1
1

3171.45
2
3
3

2303.97
4

stasiun

Grafik densitas gastropoda berdasarkan stasiun masing-masing

Diversitas Makrobentos
1.4
1.2
1 1
0.8
diversitas makrobentos 0.6
0.4
0.0992
0.2
0
1

1.2159
0.9100

0.1595
2

stasiun

Grafik densitas makrobentos berdasarkan masing masing stasiun

Densitas Makrobentos
250
200 193.75
150

densitas makrobentos (indv/L) 100

106.25

50

43.75
18.75

0 1.00 2.00 3.00 4.00


1
2
3
4

stasiun

Dari data hasil pengamatan estimasi populasi yang diperoleh,


densitas makrobentos di sungai ini beragam jumlahnya. Pada stasiun 3
dan 4 densitas makrobentos tergolong rendah yakni pada stasiun 3
sebesar 18,75 indv/m. Dan pada stasiun 4 sebesar 43,75 indv/m. Faktorfaktor yang mempengaruhi bisa berupa kandungan oksigen terlarut yang
rendah di stasiun. Kandungan oksigen yang tinggi disebabkan adanya
populasi fitoplakton yang mengubah bahan organik menjadi energi
melalui proses fotosintesis yang menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut
digunakan untuk proses metabolisme sel dan respirasi serta pertumbuhan
makrobentos, sehingga makrobentos di stasiun tersebut jumlahnya
melimpah.
Kandungan

oksigen

yang

tinggi

disebabkan

adanya

populasi

fitoplakton yang mengubah bahan organic menjadi energy melalui proses


fotosintesis yang menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut digunakan
untuk proses metabolism sel dan respirasi serta pertumbuhan gastropoda,
sehingga gastropoda di stasoiun tersebut jumlahnya melimpah. Stasiun
yang masih dalam kondisi baik yakni stasiun tiga.
KESIMPULAN
Pengambilan data estimasi gastropoda dengan menerapkan metode
plotless (tanpa plot) yaitu dengan cara menancapkan tongkat ke dasar
perairan secara acak sebanyak 20 kali. Korelasi antara parameter
lingkungan dengan populasi gastropoda contohnya yaitu kandungan DO
yang tinggi menyebabkan densitas gastropoda juga tinggi sedangkan
kecepatan arus serta kadar CO2 yang tinggi menyebabkan densitas
gastropoda menjadi rendah.

DAFTAR PUSTAKA
Afghanus. 2012. Makrobentos. Institute Pertanian Bogor. Bogor
Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air
Daratan. USU press. Medan
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius. Yogyakarta
Etik. 2010. Pengelolaan Sumberdaya Air. Sekolah Tinggi Teknik
Lingkungan. Yogyakarta
Hutabarat, S. 1985. Pengantar Oceanografi. UI press. Jakarta.

You might also like