Professional Documents
Culture Documents
FRAKTUR KLAVIKULA
DI RSPAD GATOT SOEBROTO
DISUSUN OLEH :
TRI PUSPITO WINARTI
1510721034
FRAKTUR KLAVIKULA
A. Anatomi dan Fisiologis
sedikit melengkung,
sehingga ke depan cembung di depan medial 2/3, dan cekung dalam lateral
1/3.Permukaan inferior beralur longitudinal di pertengahan 1/3.
Sternal Ekstremitas (extremitas sternalis, ekstremitas internal).sternum
ekstremitas klavikula segitiga dalam bentuk, diarahkan medial, dan sedikit ke bawah
dan ke depan. Ini menyajikan sebuah segi artikular, cekung dari sebelum mundur,
dari atas ke bawah cembung, yang artikulasi dengan manubrium sterni melalui
intervensi disk artikular. Bagian bawah dari segi dilanjutkan ke permukaan inferior
tulang sebagai daerah semi-oval kecil untuk artikulasi dengan tulang rawan dari
tulang rusuk pertama. Lingkar permukaan artikular kasar, untuk lampiran dari
berbagai ligamen, sudut atas memberikan lampiran ke disk artikular.
Acromial Ekstremitas (extremitas acromialis, ekstremitas luar).-Acromial
ekstremitas menyajikan kecil, pipih, oval permukaan diarahkan miring ke bawah,
untuk artikulasi dengan akromion skapula. Lingkar segi artikular kasar, terutama di
atas, untuk lampiran ligamen akromioklavikularis.
Pada perempuan, klavikula umumnya lebih pendek, tipis, kurang
melengkung, dan halus daripada pada pria. Pada orang-orang yang melakukan kerja
manual yang cukup menjadi lebih tebal dan lebih melengkung, dan pegunungan
untuk lampiran otot yang jelas ditandai.
ligament
coracoclavicular
gerakan di daerah patah tulang. Tujuan penanganan adalah menjaga bahu tetap
dalam posisi normalnya dengan cara reduksi tertutup dan imobilisasi. Modifikasi
spika bahu (gips klavikula) atau balutan berbentuk angka delapan atau strap
klavikula dapat digunakan untuk mereduksi fraktur ini, menarik bahu ke belakang,
dan mempertahankan dalam posisi ini. Bila dipergunakan strap klavikula, ketiak
harus diberi bantalan yang memadai untuk mencegah cedera kompresi terhadap
pleksus brakhialis dan arteri aksilaris. Peredaran darah dan saraf kedua lengan harus
dipantau. Fraktur 1/3 distal klavikula tanpa pergeseran dan terpotongnya ligamen
dapat ditangani dengan sling dan pembatasan gerakan lengan.
Bila fraktur 1/3 distal disertai dengan terputusnya ligamen korakoklavikular,
akan terjadi pergeseran, yang harus ditangani dengan reduksi terbuka dan fiksasi
interna. Selama imobilisasi pasien diperkenankan melakukan latihan gerakan tapi
harus menghindari aktivitas yang berat. Tindak lanjut perawatan dilakukan dengan
pemantauan yang dijadwalkan 1 hingga 2 minggu setelah cedera untuk menilai
gejala klinis dan kemudian setiap 2 hingga 3 minggu sampai pasien tanpa gejala
klinis. Pemeriksaan foto rontgen tidak perlu selama proses perawatan, tetapi akan
lebih baik dilakukan pada saat proses penyatuan tulang yang biasanya dapat dilihat
pada minggu ke 4 sampai minggu ke 6 (pada saat fase remodeling pada proses
penyembuhan tulang). Tanda klinis penyatuan tulang adalah berkurangnya rasa
sakit atau rasa sakit hilang, dapat melakukan gerakan bahu secara penuh, dan
kekuatan kembali normal. Tidakan pembedahan dapat dilakukan apabila terjadi halhal berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Fraktur terbuka.
Terdapat cedera neurovaskuler.
Fraktur comminuted.
Tulang memendek karena fragmen fraktur tumpang tindih.
Rasa sakit karena gagal penyambungan (nonunion).
Masalah kosmetik, karena posisi penyatuan tulang tidak semestinya (malunion).
Pemberian obat pada kasus patah tulang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa
nyeri. Obat-obat yang dapat digunakan adalah obat kategori analgesik antiinflamasi
seperti acetaminophen dan codeine dapat juga obat golongan NSAIDs seperti
ibuprofen.
H. Komplikasi
Komplikasi fraktur klavikula meliputi trauma saraf pada pleksus brakhialis,
cedera vena atau arteria subklavia akibat frakmen tulang, dan malunion
(penyimpangan penyatuan). Malunion merupakan masalah kosmetik bila pasien
memakai baju dengan leher rendah.
Komplikasi akut:
a. Cedera pembuluh darah
b. Pneumouthorax
c. Haemothorax
Komplikasi lambat :
a. Mal union: proses penyembuhan tulang berjalan normal terjadi dalam waktu
semestinya, namun tidak dengan bentuk aslinya atau abnormal.
b. Non union: kegagalan penyambungan tulang setelah 4 sampai 6 bulan
I. Pemeriksaan penunjang:
Laboratorium :
Pada fraktur test laboratorium yang perlu diketahui: Hb, hematokrit sering
rendah akibat perdarahan, laju endap darah (LED) meningkat bila kerusakan
jaringan lunak sangat luas. Pada masa penyembuhan Ca dan P meengikat di dalam
darah.
Radiologi :
X-Ray dapat dilihat gambaran fraktur, deformitas dan metalikment.
Venogram/anterogram menggambarkan arus vascularisasi. CT scan untuk
mendeteksi struktur fraktur yang kompleks.
Pemeriksaan rontgen: Untuk menentukan lokasi, luas dan jenis fraktur.
mungkin
meningkat,
menurun
pada perdarahan;
DIAGNOSA
TUJUAN
DAN
KEPERAWATAN
KRITERIA HASIL
Pola nafas tidak Setelah
dilakukan
efektif berhubungan tindakan
dengan
keperawatan,
gangguan
pola
pernafasan
muskuloskeletal
yang
INTERVENSI
1. Pantau pola pernafasan
2. Kaji tanda-tanda vital
3. Atur posisi klien senyaman
mungkin
4. Kolaborasikan
pemberian
therapy
akan
mengatakan
sesak
berkurang
Klien tampak tenang
RR
dalam
batas
normal
2.
setelah
diberikan
analgetik
sesuai
dengan program.
1. Monitor
dan
catat
kekuatan
otot
dan
kemampuan sendi.
3. Latih ROM 2 kali sehari
optimal
Mengatakan
4. Konsultasi
untuk bergerak
dengan
stocking
elastis
mencegah
trombo
nutrisi
yang
emboli
6. Berikan
mendukung
kesembuhan
infeksi
trauma,
4.
tubuh
menurun,
invasive
1.
primer
prosedur
dalam
3.
terjadi
batas normal
laporkan
bila
peningkatan
suhu
Catat
dan
Kaji
warna,
kelembaban,warna,tekstur
dan turgor kulit sekitar luka.
6.
Pertahankan diet
seimbang: Tinggi protein
dan Tinggi kalori.
7.
Pertahankan
intake cairan yang adekuat
8.
Ikuti
standar
precaution
ketika
melakukan prosedur.
9.
Cuci
sebelum
tangan
dan
sesudah
tindakan perawatan.
10.
Pertahankan
balutan tetap bersih dan
kering.
11.
5.
teratur
denga
keluarga
memperhatrikan
teknik
meningkat
tentang
perawatan
dan
kondisi fraktur
memahami
perawatan
yang
dibutuhkan pasien.
keluarga
berpartisipasi
perawatan.
dapat
dalam
12.
Berikan antibiotik
sesuai program.
tentang
kondisi
pasien.
2. Jelaskan semua prosedur
yang akan dilakukan dan
alasannya.
3. Ajarkan
pasien
dan
adekuat
terutama
DAFTAR PUSTAKA
A Graham Appley, 1995, Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Applay Edisi 7, Widya
Medika, Jakarta.
Black, J.M, et al, Luckman and Sorensens Medikal Nursing : A Nursing Process
Approach, 4 th Edition, W.B. Saunder Company, 1993.
Chairuddin Rasjad, 2007, Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, Yarsif Watampone, Jakarta.
Jeffrey
A.
Housner,
John
E.
Kuhn,
2003,
Clavicle
http://www.physsportsmed.com/issues/2003/1203/housner.
Kevin
J
Eerkes,
2008,
http://www.emedicine.com/sports/TOPIC25.HTM
Joseph
Rubino,
2006,
http://www.emedicine.com/orthoped/topic50.htm.
Clavicle
Clavicle
Fractures,
Injuries,
Fractures,
Mansjoer, Arif, et al, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid II, Medika Aesculapius FKUI,
Jakarta, 2000.
Reeves CJ, Roux G and Lockhart R, 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Buku I,
(Penerjemah Joko Setyono), Jakarta : Salemba Medika
Richard S. Snell, 2006, Anatomi Klinik Edisi 6, EGC, Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah dari Brunner &
Suddarth, Edisi 8. EGC : Jakarta.