Professional Documents
Culture Documents
Navigasi darat merupakan teknik menentukan posisi dan arah lintasan di peta maupun pada medan
sebenarnya (khususnya di daratan). Keahlian ini sangat mutlak dimiliki oleh penggemar kegiatan
alam terbuka karena akanmemudahkan perjalanan kita ke daerah yang khususnya belum kita kenal
sama sekali Disamping itu, keahlian ini sangat berguna dalam usaha pencarian korban kecelakaan
tersesat atau bencana alam Untuk itu dibutuhkan pemahaman kompas dan peta serta teknik
penggunaannya.
A. Peta
HAKEKAT PETA
Peta adalah gambaran permukaan bumi diatas bidang datar dalam ukuran diperkecil yang
kebenaranya dapat dipertanggung jawabkan secara visual atau matematis yang menyajikan informasi
tentang bumi.
MACAM PETA
Secara menyeluruh peta dapat digolongkan berdasarkan skala/kedar tujuan penggunaan cakupan
daerah proyeksi gambar tanda dan simbol peta kecocokan informasi tingkat ketelitian survei proses
terjadinya dan isi/ informasinya.
Dari sudut pandang isi/informasi yang dimuat suatu peta terdapat 2
jenis peta berdasar golongan ini, yakni :
1. Peta Topografi
Topografi merupakan gabungan kata topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti menggambar
yang berasal dari bahasa yunani kuno Jadi peta topografi berarti peta yang menggambarkan posisi
mendatar dan posisi tegak dari semua benda yang membentuk atau berada di permukaan bumi.
Isinya terdiri dari 4 ciri, yakni : relief (ketinggian), perairan (seperti Sungai danau), Tumbuhan
( Hutan ,semak, kelapa) dan hasil budaya manusia (jalan raya, bangunan, jembatan). Peta ini biasa
disebut peta umum karena isinya yang lebih lengkap.
KETERANGAN TEPI PETA
1. Judul peta pada margin atas tengah, yang di ambil dari salah satu nama Geografi atau tempat
yeng terbesar/terkenal dari daerah pada peta tersebut.
2. Nama daerah yang dipetakan pada margin atas kiri , yang diambil dari nama daerah tingkat I
(tergantung pada versi peta)
3. Nomor helai peta pada margin atas kanan.
4. Petujuk letak peta pada margin bawah kiri, yang menunjukan letak peta tersebut dari peta
keseluruhan
5. Pembagian daerah pada mergin bawah kanan yang menjelaskan pembagian daerah dari propinsi
hingga kecamatan.
6. Utara pada margin bawah kiri , yang menunjukan utara peta, utara megnetis, serta utara
sebenarnya.
7. Legenda pada margin bawah tengah yang menyajikan keterangan/penjeklasan arti simbol yang
ada.
ARAH PETA
Untuk mengetahui arah peta yang perlu diperhatikan adalah arah utara peta dengan cara
memperhatikan arah huruf-huruf tulisan pada peta yang juga berarti arah utara peta. Pada tandatanda peta juga terdapat penunjuk arah utara peta, utara sebenarnya serta utara magnetis
1. Utara sebenarnya (US) adalah arah ke kutub utara bumi yang dilalui oleh garis bujur/meridian.
2. Utara magnetis (UM) adalah arah kekutub utara megnet yang ditunjukan oleh jarum kompas
3. Utara Grid (UG/UP) adalah garis utara yang ditunjukan oleh garis vertikal pada peta yang juga
disebut Utara Peta.
Karena pengaruh rotasi bumi, letak kutub megnetis bergeser dari
tahun ke tahun yang menyebabkan terjadinya variasi magnetis. Untuk tujuan praktis variasi magnetis
dan iktilaf (Penyimpangan arah utara) dapat kita abaikan. Tetapi untuk kepentingan yang
membutuhkan ketelitian yang tinggi, kondisi diatas harus ikut kita perhitungkan juga.
1. Iktilaf Peta adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara peta, yang terjadi karena
perataan jarak paralel geris bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal yang di gambarkanpada
peta, atau sudut antara US dan UP.
2. Iktilaf Magnetis adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara megnetis. IM kebarat
apabila ujung jarum kompas ada di sebelah barat US Sebaliknya IM ketimur apabila ujung jarum
kompas ada di sebelah timur US
3. Iktilaf Peta-Magnetis, adalah beda sudut utara peta dengan utara magnetis
4. Variasi Magnetis, adalah perubahan/ pergeseran sudut utara megnetis dari waktu ke waktu.
Pergeseran positif menunjukan pergeseran kearah timur sedang negatif berarti pergeseran kearah
barat.
SKALA
Skala atau kedar adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak mendatar di medan. Terdapat 2
jenis skala pada peta, yakni skala angka dan skala garis. Untuk skala angka, perbandinagan
langsung ditunjukan dalam satuan yang sama (cm) sedang pada skala garis terdapat beberapa ruas
garis yang masing-masing menunjukan jarak tertentu (km).
JARAK DI PETA x SKALA = JARAK DI MEDAN
Misalnya Skala 1:25.000, berarti 1 cm di peta sama dengan 25 m di medan yang sebenarnya.
KONTUR
Adalah garis khayal diatas permukaan bumi yang menghubungkan titik-titik yang tingginya sama.
Sifat dari kontur adalah :
1. Pebedaan tinggi antara 2 kontur adalah setengah dari angka ribuan pada skala yang dinyatakan
dalam satuan meter.
2. Kontur yang rendah selalu mengelilingi kontur yang lebih tinggi, kecuali pada kawah/depresi
3. Antar kontur tidak akan saling berpotongan
4. Kontur yang menjorok kedalam merupakan lembahan dan bisa terdapat sungai
5. Kontur yang menjorok keluar merupakan punggungan.
6. Kontur terputus-putus menyatakan ketinggian setengah atau lebih dari perbedaan tinggi antara 2
buah kontur berurut.
7. Makin rapat kontur menunjukan daerah yang makin terjal/curam.
MENGENAL TANDA MEDAN
Disamping legenda sebagai pengenal tanda medan, bentukan-bentukan alam yang cukup mencolok
dan mudah dikenali dapat kita pergunakan juga sebagai tanda medan. Tanda medan harus kita
ketahui dan kita cocokan pada peta sebelum kita memulai pengembaraan.Tanda Medan yang cukup
mudah untuh di amati dapat berupa :
1. Puncakan gunung atau bukit dan bentukan-bentukan tonjolan lain yang cukup ekstrim,
2. Punggungan merupakan rangkaian kontur yang menyerupai huruf
3. Menjorok menjauhi puncak
4. Lembahan merupakan rangkaian kontur yang menyerupai huruf V menjorok mendekati puncak.
5. Saddle, daerah pertemuan 2 ketinggian
6. Belokan kujalan sungai jembatan ujung jalan
7. Garis batas pantai muara sungai, tanjung, dan teluk yang mudah kita kenali
2. Peta Tematik
Peta tematik adalah peta yang menyajikan unsur-unsur tertentu dari permukaan bumi sesuai dengan
topik atau tema dari peta bersangkutan. Umumnya peta ini digunakan sebagai data analisis dari
beberapa unsur permukaan bumi didalam pengambilan suatu keputusan untuk pembangunan.
B. Kompas
Kompas adalah alat penunjuk arah, yakni arah utara maknetis bumi yang disebabkan oleh sifat
kemagnetisannya karena sifat ini maka jauhkan kompas terutama pada saat mempergunakannya dari
pengaruh benda=benda yang terbuat dari baja atau besi, karena akan menyebabkan penunjuk yang
salah pada jarumnya.
Bagian-bagian Kompas :
1. Badan, tempat komponen lain berada dan terlindungi
2. Jarum, yang selalu menunjukan arah utara magnetis bumi
3. Skala penunjuk, Menunjukan Pembagian derajat/mil sebagai sistem satuan arah mata angin.
Jenis Kompas
Terdapat banyak jenis kompas yang ada yang dapat kita pergunakan dalam perjalanan secara garis
besarnya dapat kita bedakan sebagai berikut :
1. Kompas orienterring untuk tujuan praktis tetapi mempunyai akurasi yang kurang baik. Sering
disebut sebagai kompas Silva (nama merk)
2. Kompas bidik membutuhkan peralatan navigasi lain untuk kelengkapanya, tetapi akurasinya sangat
tinggi. Kompas bidik ini dapat kita bedakan berdasar kaca pembacanya : kompas lensa, kompas
Prismatik, kompas Optik .
CARA PEMAKAIN KOMPAS
Dalam pemakainya, usahakan dalam keadaan Horisontal dengan arah garis utara megnetis bumi.
Hindarkan bende-benda yang terbuat dari besi/baja agar tidak terjadi penyimpangan dalam
penunjukan jarum kompas.
BUSUR DERAJAT ATAU PROTAKTOR
Busur derajat atau protaktor terdapat beberapa bentuk derajat yang dapat kita gunakan yakni
lingkaran setengah lingkaran segi empat dari bujur sangkar, tetapi untuk kepraktisan dan
kelengkapannya, protaktor lebih menjanjikan, karena disamping pembagian arah mata angin dalam
derajat dan mil juga tersedia skala pengukuran panjang dan tali pusat untuk memperpanjang
pengikiran dan pempermudah perhitungan azimuth dan back azimuth.
KRIDA MOUNTAINEERING
Secara bahasa arti kata Mountaineering adalah teknik mendaki gunung. Ruang lingkup kegiatan
Mountaineering sendiri meliputi kegiatan sebagai berikut :
1. Hill Walking/Hiking
Hill walking atau yang lebih dikenal sebagai hiking adalah sebuah kegiatan mendaki daerah
perbukitan atau menjelajah kawasan bukit yang biasanya tidak terlalu tinggi dengan derajat
kemiringan rata-rata di bawah 45 derajat. Dalam hiking tidak dibutuhkan alat bantu khusus, hanya
mengandalkan kedua kaki sebagai media utamanya. Tangan digunakan sesekali untuk memegang
tongkat jelajah (di kepramukaan dikenal dengan nama stock atau tongkat pandu) sebagai alat bantu.
Jadi hiking ini lebih simpel dan mudah untuk dilakukan.
Level berikutnya dalam mountaineering adalah scrambling. Dalam pelaksanaannya, scrambling
merupakan kegiatan mendaki gunung ke wilayah-wilayah dataran tinggi pegunungan (yang lebih
tinggi dari bukit) yang kemiringannya lebih ekstrim (kira-kira di atas 45 derajat). Kalau dalam hiking
kaki sebagai alat utama maka untuk scrambling selain kaki, tangan sangat dibutuhkan sebagai
penyeimbang atau membantu gerakan mendaki. Karena derajat kemiringan dataran yang lumayan
ekstrim, keseimbangan pendaki perlu dijaga dengan gerakan tangan yang mencari pegangan. Dalam
scrambling, tali sebagai alat bantu mulai dibutuhkan untuk menjamin pergerakan naik dan
keseimbangan tubuh.
Berbeda dengan hiking dan scrambling, level mountaineering yang paling ekstrim adalah climbing!
Climbing mutlak memerlukan alat bantu khusus seperti karabiner, tali panjat, harness, figure of eight,
saling, dan sederetan peralatan mountaineering lainnya. Kebutuhan alat bantu itu memang sesuai
dengan medan jelajah climbing yang sangat ekstrim. Bayangkan saja, kegiatan climbing ini
menggunakan wahana tebing batu yang kemiringannya lebih dari 80 derajat!.
Peralatan dasar kegiatan alam bebas seperti ransel, vedples (botol air), sepatu gunung, pakaian
gunung, tenda, misting (rantang masak outdoor), kompor lapangan, topi rimba, peta, kompas,
altimeter, pisau, korek, senter, alat tulis, dan matras mutlak dibutuhkan selain alat bantu khusus
mountaineering seperti tali houserlite/kernmantel, karabiner, figure of eight, sling, prusik, bolt,
webbing, harness, dan alat bantu khusus lainnya yang dibutuhkan sesuai level kegiatannya.
2. Wall Climbing
Climbing adalah olah raga panjat yang dilakukan di tempat yang curam atau tebing. Tebing atau
jurang adalah formasi bebatuan yang menjulang secara vertikal. Tebing terbentuk akibat dari erosi.
Tebing umumnya ditemukan di daerah pantai, pegunungan dan sepanjang sungai. Tebing umumnya
dibentuk oleh bebatuan yang yang tahan terhadap proses erosi dan cuaca.Di dalam arti yang
sebenarnya memang climbing itu panjat tebing. Tetapi banyak pula orang mengartikan bukan hanya
panjat saja dalam kegiatan climbing ini melainkan juga Repling (turun tebing), Pursiking (naik tebing
dengan menggunakan tali pursik) dan lain-lain.
3. Rock Climbing
Rock Climbing adalah olah raga fisik dan mental yang mana selalu membutuhkan kekuatan,
keseimbangan, kecepatan, ledakan-ledakan tenaga yang didukung dengan kemampuan mental para
pelakunya. Ini adalah kegiatan yang sangat berbahaya dan dibutuhkan pengetahuan dan latihan.
Olah raga ini juga menggunakan alat-alat panjat yang sangat krusial dan rawan, tetapi dengan teknik
dan pengetahuan yang benar, olah raga ini sangat aman untuk dilakukan.
Ice and Snow Climbing adalah olah raga fisik dan mental yang mana selalu membutuhkan kekuatan,
keseimbangan, kecepatan, ledakan-ledakan tenaga yang didukung dengan kemampuan mental para
pelakunya. Ini adalah kegiatan yang sangat berbahaya dan dibutuhkan pengetahuan dan latihan.
Olah raga ini juga menggunakan alat-alat panjat yang sangat krusial dan rawan, tetapi dengan teknik
dan pengetahuan yang benar, olah raga ini sangat aman untuk dilakukan.
ALAT CLIMBING
1. Tali Pendakian
Fungsi utamanya dalam pendakian adalah sebagai pengaman apabila jatuh.Dianjurkan jenis-jenis tali
yang dipakai hendaknya yang telah diuji oleh UIAA, suatu badan yang menguji kekuatan peralatanperalatan pendakian. Panjang tali dalam pendakian dianjurkan sekitar 50 meter, yang memungkinkan
leader dan belayer masih dapat berkomunikasi. Umumnya diameter tali yang dipakai adalah 10-11
mm, tapi sekarang ada yang berkekuatan sama, yang berdiameter 9.8 mm.
SAR
Sejarah SAR Nasional
Lahirnya organisasi SAR di Indonesia yang saat ini bernama BASARNAS diawali dengan adanya
penyebutan ?Black Area? bagi suatu negara yang tidak memiliki organisasi SAR
Dengan berbekal kemerdekaan, maka tahun 1950 Indonesia masuk menjadi anggota organisasi
penerbangan internasional ICAO (International Civil Aviation Organization). Sejak saat itu Indonesia
diharapkan mampu menangani musibah penerbangan dan pelayaran yang terjadi di Indonesia.
Sebagai konsekwensi logis atas masuknya Indonesia menjadi anggota ICAO tersebut, maka
pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun 1955 tentang Penetapan Dewan
Penerbangan untuk membentuk panitia SAR. Panitia teknis mempunyai tugas pokok untuk
membentuk Badan Gabungan SAR, menentukan pusat-pusat regional serta anggaran pembiayaan
dan materil.
Sebagai negara yang merdeka, tahun 1959 Indonesia menjadi anggota International Maritime
Organization (IMO). Dengan masuknya Indonesia sebagai anggota ICAO dan IMO tersebut, tugas
dan tanggung jawab SAR semakin mendapat perhatian. Sebagai negara yang besar dan dengan
semangat gotong royong yang tinggi, bangsa Indonesia ingin mewujudkan harapan dunia
international yaitu mampu menangani musibah penerbangan dan pelayaran.
Dari pengalaman-pengalaman tersebut diatas, maka timbul pemikiran bahwa perlu diadakan suatu
organisasi SAR Nasional yang mengkoordinir segala kegiatan-kegiatan SAR dibawah satu komando.
Untuk mengantisipasi tugas-tugas SAR tersebut, maka pada tahun 1968 ditetapkan
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor T.20/I/2-4 mengenai ditetapkannya Tim SAR Lokal Jakarta
yang pembentukannya diserahkan kepada Direktorat Perhubungan Udara. Tim inilah yang akhirnya
menjadi embrio dari organisasi SAR Nasional di Indonesia yang dibentuk kemudian.
Hasil survey akhirnya dituangkan pada ?Preliminary Recommendation? yang berisi saran-saran yang
perlu ditempuh oleh pemerintah Indonesia untuk mewujudkan suatu organisasi SAR di Indonesia.
Berdasarkan hasil survey tersebut ditetapkan Keputusan Presiden Nomor 11 tahun 1972 tanggal 28
Februari 1972 tentang pembentukan Badan SAR Indonesia (BASARI). Adapun susunan organisasi
BASARI terdiri dari :
1. Unsur Pimpinan
2. Pusat SAR Nasional (Pusarnas)
3. Pusat-pusat Koordinasi Rescue (PKR)
4. Sub-sub Koordinasi Rescue (SKR)
5. Unsur-unsur SAR
B. FUNGSI
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Badan SAR Nasional menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan potensi SAR dan pembinaan operasi SAR;
2. Pelaksanaan program pembinaan potensi SAR dan operasi SAR;
3. Pelaksanaan tindak awal;
4. Pemberian bantuan SAR dalam bencana dan musibah lainnya;
5. Koordinasi dan pengendalian operasi SAR alas potensi SAR yang dimiliki oleh instansi dan
organisasi lain;
6. Pelaksanaan hubungan dan kerja sama di bidang SAR balk di dalam maupun luar negeri;
7. Evaluasi pelaksanaan pembinaan potensi SAR dan operasi SAR
8. Pelaksanaan administrasi di lingkungan Badan SAR Nasional.
PERALATAN SAR
Peralatan SAR adalah merupakan bagian penting bagi res cuer ketika melaksanakan pertolongan
terhadap korban musibah dilapangan, sehingga dengan dukungan peralatan yang memadai akan
membantu proses pertolongan dan selanjutnya akan meningkatkan prosentasi keberhasilan operasi.
Peralatan SAR ini diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu:
1. Peralatan perorangan
Terdiri atas Peralatan pokok perorangan dan Peralatan pendukung perorangan;
2. Peralatan beregu.
Terdiri atas Peralatan pokok beregu dan Peralatan pendukung beregu;
PERALATAN KOMUNIKASI
Salah satu komponen pfasilitas SAR yang memegang kunci peranan penting dalam pelaksanaan
kegiatan SAR adalah Sistem Komunikasi SAR. Sistem komunikasi ini tidak lepas dari semua jenis
peralatan komunikasi yang digunakan sebagai sarana pertukaran informasi balk berupa voice
maupun data dalam kegiatan SAR. Sistem komunikasi yang digelar mempunyai fungsi:
1. Jaringan Penginderaan Dini
Komunikasi sebagai sarana penginderaan dini dimaksudkan agar setiap musibah pelayaran dan/atau
penerbangan dan/ atau bencana dan/ atau musibah lainnya dapat dideteksi sedini mungkin, supaya
usaha pencarian, pertolongan dan penyelamatan dapat dilaksanakan dengan cepat. Oleh karena itu
setiap informasi/musibah yang diterima harus mempunyai kemampuan dalam hal kecepatan,
kebenaran dan aktualitasnya. Implementasi sistem komunikasi harus mengacu path peraturan
internasional yaitu peraturan IMO untuk memonitor musibah pelayaran dan peraturan ICAO untuk
memonitor musibah penerbangan.
2. Jaring Koordinasi
Komunikasi sebagai sarana koordinasi, dimaksudkan untuk dapat berkoordinasi dalam mendukung
kegiatan operasi SAR baik internal antara Kantor Pusat BASARNAS dengan Kantor SAR dan antar
Kantor SAR, dan eksternal dengan instansi/ organisasi berpotensi SAR dan RCCs negara tetangga
secara cepat dan tepat.
3. Jaring Komando dan Pengendalian
Komunikasi sebagai sarana komando dan pengendalian, dimaksudkan untuk mengendalikan unsurunsur yang terlibat dalam operasi SAR.
4. Jaring Pembinaan, Administrasi dan Logistik
Jaring ini digunakan oleh BASARNAS untuk pembinaan Kantor SAR dalam pelaksanaan pembinaan
dan administrasi perkantoran.
PMK
Sejarah Pemadam Kebakaran
Pemadam Kebakaran Dibentuk Pada Zaman Romawi
Pada hakekatnya manusia sangat membutuhkan api dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan
terhadap api itu tak bisa dihindari, karena manusia memerlukan penerangan ketika datang kegelapan
malam. Begitu juga api diperlukan manusia sebagai alat untuk menghangatkan badan dari cuaca
dingin, dan alat perlindungan dari binatang buas. Dan tentunya manusia menghadapi masalah
sebelum mampu menciptakan api. Seolah-olah unsur panas yang dilihat dan dirasakan manusia pada
waktu itu sebagai akibat letusan gunung berapi atau sambaran petir. Keadaan ini mendorong
manusia untuk berpikir agar dapat mengontrol api, sehingga api dapat bermanfaat bagi
kehidupannya.
Dalam perkembangan selanjutnya, penggunaan api di masa itu memberi pengaruh dalam mengakhiri
masa nomaden. Hal ini juga berdampak terhadap perkembangan sosial dan politik seiring dengan
perkembangnya pemukiman penduduk yang menetap. Akan tetapi, api yang sudah diketahui dapat
bermanfaat bagi kehidupan manusia, tetap dipandang sebagai elemen suci dan hebat. Banyak
mitologi yang menganalogikan api menjadi sifat atau karakter manusia.
Adapun satuan jaga tersebut merupakan organisasi (pemadam kebakaran) yang pertama.
Dibentuknya satuan ini bertujuan untuk melindungi manusia terhadap bahaya kebakaran. Tugas
utama mereka adalah melakukan patroli dan pengawasan pada malam hari (dilakukan oleh
Nocturnes). Dalam perkembangan selanjutnya, setiap anggota pasukan mempunyai tugas khusus
bila terjadi kebakaran. Contohnya, beberapa anggota (aquarii) membawa air dalam ember ke lokasi
kebakaran. Kemudian, dibangun pipa air (aquaducts) untuk membawa air ke seluruh kota, dan pompa
tangan dikembangkan guna membantu penyemprotan air ke api. Siponarii adalah sebutan bagi
pengawas pompa, dan komandan pemadam kebakaran dinamakan Praefectus Vigilum yang memikul
seluruh tanggung jawab Satuan Siaga.
Marco Polo mencatat tentang tata negara belahan timur pada abad 13, yakni pasukan rakyat dari
pasukan pengawas dan pasukan kebakaran yang mempunyai tugas pencegahan kebakaran telah
terbentuk di Hangchow. Mereka dalam melaksanakan tugasnya dapat mengerahkan satu sampai dua
ribu orang untuk memadamkan api. Ribuan pasukan itu dibagi menjadi kelompok yang terdiri dari 10
orang, 5 orang berjaga pada siang, dan selebihnya berjaga pada malam hari.
Peraturan Tentang Proteksi Kebakaran
Ketika kerjaan Romawi jatuh, sangat sedikit dan hampir tidak ada usaha untuk membentuk organisasi
yang melindungi dan mengontrol kebakaran. Hal ini berlangsung dalam waktu yang cukup lama.
Ketika itu hanya ada peraturan tentang proteksi kebakaran yang bernama Curfew (bahasa Perancis:
mengatasi kebakaran) yang mengharuskan rakyat memadamkan api pada jam tertentu di malam hari.
Selain Curfew, peraturan hampir serupa dibuat di Oxford Inggris pada tahun 872.
Pengawas Kebakaran
Pengawas kebakaran malam hari dibentuk di kota besar Amerika pada zaman kolonial. Pada tahun
1654 di Boston, seorang bellman ditugaskan bekerja dari pukul 10 malam hing-ga pukul 5 pagi. Tiga
tahun kemudian, terjadi pembaharuan di New York. Sipir kebakaran dibantu delapan orang
sukarelawan, pengawas kebakaran bertugas malam hari. Sukarelawan ini disebut sebagai pengawas
berderak karena setiap jaga mereka selalu membunyikan alarm yang bunyinya berderak-derak.
Pengawas kebakaran malam, merupakan lembaga masyarakat sebelum terbentuknya kesatuan polisi
warga yang dibentuk di New York pada tahun 1687. Lembaga ini pertama kali dibentuk mengingat
besarnya kerugian harta benda yang diasuransikan, dan dipandang sangat penting. Lembaga
masyarakat ini mempunyai tugas penting, yaitu melakukan patroli guna membantu lembaga asuransi
yang baru terbentuk agar dapat diterima masyarakat.
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda mudah terbakar berupa cairan, misalnya bensin,
solar, minyak tanah, spirtus, alkohol dan lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini
berupa: pasir dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering. Dilarang
memakai air untuk jenis ini karena berat jenis air lebih berat dari pada berat jenis bahan di atas
sehingga bila kita menggunakan air maka kebakaran akan melebar kemana-mana
3. Kelas
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: Alat
Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering. Matikan dulu sumber listrik agar
kita aman dalam memadamkan kebakaran.
Pencegahan Kebakaran
Setelah kita mengetahui pengklasifikasian, prinsip pemadaman dan perlengkapan pemadaman suatu
kebakaran maka kita harus bisa mengelola kesemuanya itu menjadi suatu sistem manajemen
/pengelolaan pencegahan bahaya kebakaran.
KIMIA API
Kita semua tahu bahwa untuk dapat menghadapi dan mengalahkan musuh, kita harus tahu segala
hal tentang musuh kita kekuatan, kelemahan, strategi perang, dan lainnya. Memiliki gambaran
tentang kemungkinan aksi yang akan dilakukan oleh musuh, membuat kita dapat membuat rencana
untuk menga-tasi aksi tersebut, dan lebih baik lagi melakukan pencegahan agar aksi tersebut tidak
dapat berjalan. Demikian juga apabila kita mengahadapi masalah kebakaran, kita harus tahu tentang
bagaimanakah api dapat terjadi, bagaimana api dapat menyebar, apa yang dapat menimbulkan api,
bagaimana mencegah api timbul, dan banyak lagi, sehingga kita siap menghadapi musuh kita semua,
yaitu kebakaran.
A. PEMBAKARAN
Pembakaran dan api adalah dua kata yang akan selalu berhubungan dan dalam ilmu kebakaran dua
kata tersebut sudah menjadi tak terpisahkan.
Pembakaran/api adalah peristiwa proses reaksi oksidasi cepat yang biasanya menghasilkan panas
dan cahaya (energi panas dan energi cahaya).
Selanjutnya apakah reaksi oksidasi itu?; Dalam konteks masalah kebakaran dapat dikatakan bahwa
reaksi oksidasi adalah reaksi pengikatan unsur oksigen oleh reduktor/pereduksi (bahan bakar).
Sedang dalam konteks lebih luas, dalam ilmu kimia, reaksi oksidasi didefinisikan sebagai reaksi
pemberian elektron oleh oksidator/pengoksidasi kepada reduktor/pereduksi.
B. NYALA API
Selama ini api, umumnya, selalu identik dengan nyala api, sesungguhnya ini adalah salah satu dari
bentuk api. Nyala api sesung-guhnya adalah gas hasil reaksi dengan panas dan cahaya yang
ditimbulkannya. Warna dari nyala api ditentukan oleh bahan-bahan yang bereaksi (terbakar). Warna
yang dihasilkan oleh gas hidrokarbon, yang bereaksi sempurna dengan udara (oksigen) adalah biru
terang. Nyala api akan lebih mudah terlihat ketika karbon dan padatan lainnya atau liquid produk
antara dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna naik dan berpijar akibat temperatur dengan warna
merah, jingga, kuning, atau putih, tergantung dari tem-peraturnya.
C. BARA API
Bara api memiliki cirri khas yaitu tidak terlihatnya nyala api, akan tetapi adanya bahan-bahan yang
sangat panas pada permukaan dimana pembakaran terjadi. Contoh yang baik untuk bara api adalah
batu bara. Warna dari bara api pada permukaan benda berhubungan dengan temperaturnya.
Beberapa warna yang terlihat dan tempe-raturnya ditampilkan seperti di tabel 1.
D. SEGITIGA API
Dari bahasan sebelumnya kita telah tahu bahwa pembakaran/api adalah suatu reaksi oksidasi, jadi
harus ada oksidator/pengoksidasi dan reduktor/ pereduksi/bahan yang dioksidasi. Dari sini kita telah
men-dapatkan dua komponen peristiwa/reaksi pembakaran/api, yaitu oksidator yaitu oksigen dan
reduktor di sini adalah bahan bakar. Lalu selain itu apa lagi? Dalam kehidupan sehari-hari kita
mengetahui bahwa suatu benda yang dapat terbakar (bahan bakar) dalam kondisi normal tidaklah
terbakar, baru apabila kita panaskan untuk beerapa lama dia akan dapat terbakar. Ini juga berarti kita
telah mendapatkan satu lagi komponen pembakaran/api, dari apa yang sudah umum kita ketahui.
E. OKSIGEN
Pada sisi pertama dari segitiga adalah oksigen. Oksigen adalah gas yang tidak dapat terbakar
(nonflam-meable gas) dan juga merupakan satu kebutuhan untuk kehidupan yang sangat mendasar.
Di atas permukaan laut, atmosfir kita me-miliki oksigen dengan konsentrasi sekitar 21%. Sedang
untuk ter-jadinya pembakaran/api oksigen dibutuhkan minimal 16%. Kembali lagi, oksigen itu sendiri
tidak terbakar, ia hanya mendukung proses pembakaran.
F. PANAS
Sisi kedua adalah panas. Panas adalah suatu bentuk energi yang dibutuhkan untuk meningkatkan
temperatur suatu benda/ bahan bakar sampai ketitik dimana jumlah uap bahan bakar tersebut
tersedia dalam jumlah cukup untuk dapat terjadi penyalaan.
a. Sumber-sumber Panas
Sumber-sumber panas/energi panas sangatlah beragam, dapat disebutkan disini adalah:
1. Arus listrik
2. Kerja mekanik
3. Reaksi kimia
4. Reaksi nuklir
5. Radiasi matahari
TETRAHEDRON API
Pada perkembangan selanjutnya,ditemukan bahwa selain ketiga komponen seperti yang dimaksud
dalam segitiga api ada lagi komponen keempat dalam proses pembakaran yang dibutuhkan oleh
proses pembakaran untuk mendukung kesinambungannya dan juga untuk bertambah besar, yaitu
rantai reaksi kimia antara bahan bakar dengan bahan pengoksidasi/oksidator. Seiring dengan
menyalanya api, molekul bahan bakar juga berkurang berubah menjadi molekul yang lebih
sederhana. Dengan berlanjutnya proses pembakaran, naiknya temperatur menyebabkan oksigen
tambahan terserap ke area nyala api. Lebih banyak molekul bahan bakar akan terpecah, bergabung
ke rantai reaksi, mencapai titik nyalanya, mulai menyala, menyebabkan naiknya temperatur, menyeap
oksigen tambahan, dan melanjutkan rantai reaksi. Proses rantai reaksi ini akan berlanjut sampai
seluruh substansi/bahan yang terkait mencapai area yang lebih dingin dinyala api. Selama tersedia
bahan bakar dan oksigen dalam jumlah yang cukup, dan selama temperatur mendukung,reaksi rantai
akan meningkatkan reaksi pembakaran. Sehingga dengan demikian segitiga api tadi dengan adanya
faktor rantai reaksi kimia, yang juga termasuk komponen pembakaran, berubah menjadi satu bangun
tiga dimensi segitiga piramida (tetrahedron).
(MAGMA). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan
mendekati permukaan bumi.
Bahaya Letusan Gunung Api di bagi menjadi dua berdasarkan waktu kejadiannya, yaitu
1. Bahaya Utama (Primer)
a. Awan Panas
b. Lontaran Material (pijar)
c. Hujan Abu lebat
d. Lava
e. Gas Racun
f. Tsunami
2. Bahaya Ikutan (Sekunder)
Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelah proses peletusan berlangsung.
Bila suatu gunung api meletus akan terjadi penumpukan material dalam berbagai ukuran di puncak
dan lereng bagian atas. Pada saat musim hujan tiba, sebagian material tersebut akan terbawa oleh
air hujan dan tercipta adonan lumpur turun ke lembah sebagai banjir bebatuan, banjir tersebut disebut
lahar.
Persiapan Dalam Menghadapi Letusan Gunung Berapi
1. Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi.
2. Membuat perencanaan penanganan bencana.
3. Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.
4. Mempersiapkan kebutuhan dasar
Jika Terjadi Letusan Gunung Berapi
1. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar.
2. Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan diri untuk
kemungkinan bencana susulan.
3. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang, celana panjang, topi
dan lainnya.
4. Jangan memakai lensa kontak.
5. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
6. Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.
Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi
1. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
2. Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau meruntuhkan atap
bangunan.
3. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin
Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
1. Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi
2. Aktivitas sesar di permukaan bumi
3. Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah
4. Aktivitas gunung api
5. Ledakan nuklir
Tips Penanganan Jika Terjadi Gempa Bumi
Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang dapat dijadikan
pegangan di manapun anda berada.
a. Di dalam rumah
Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus mengupayakan
keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah kebawah meja untuk melindungi tubuh anda dari
jatuhan benda-benda. Jika anda tidak memiliki meja, lindungi kepala anda dengan bantal. Jika anda
sedang menyalakan kompor, maka matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.
b. Di sekolah
Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku, jangan panik, jika gempa
mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh ke pintu, carilah tempat lapang, jangan
berdiridekat gedung, tiang dan pohon.
c. Di luar rumah
Lindungi kepada anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran atau kawasan
industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepala
anda dengan menggunakan tangan, tas atau apapun yang anda bawa.
d. Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mall
Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari petugas atau
satpam.
e. Di dalam lift
Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika anda merasakan getaran
gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah,
lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan
menggunakan interphone jika tersedia.
f. Di kereta api
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta
dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah
mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.
g. Di dalam mobil
Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda mobil anda gundul. Anda akan
kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan
mobil anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka
keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.
h. Di gunung/pantai
Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman. Di pesisir
pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami
tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
i. Beri pertolongan
Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempa bumi besar. Karena
petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian,
maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang yang berada disekitar anda.
j. Dengarkan informasi
Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untukmencegah kepanikan,
penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar.
Anda dapat memperoleh informasi yag benar dari pihak yang berwenang atau polisi. Jangan
bertindak karena informasi orang yang tidak jelas.
KRIDA PIONEERING
2. Ikatan tiang
Gunanya untuk mengikat sesuatu sehingga yang diikat masih dapat bergerak leluasa misalnya untuk
mengikat leher binatang supaya tidak tercekik.
3. Ikatan jangkar
Gunanya untuk mengikat jangkar atau benda lainnya yang berbentuk ring.
4. Ikatan tambat
Gunanya untuk menambatkan tali pada sesuatu tiang/kayu dengan erat, akan tetapi mudah untuk
melepaskannya kembali. Ikatan tambat ini juga dipergunakan untuk menyeret balik dan bahkan ada
juga dipergunakan untuk memulai suatu ikatan.
5. Ikatan tarik
Gunanya untuk menambatkan tali pengikat binatang pada suatu tiang, kemudian mudah untuk
membukanya kembali. Dapat juga untuk turun ke jurang atau pohon.
6. Ikatan turki
Gunanya untuk mengikat sapu lidi setangan leher
7. Ikatan palang
8. Ikatan canggah
9. Ikatan silang
10. Ikatan khaki tiga
Untuk gambar macam-macam ikatan dapat dilihat di bawah ini.
Macam-macam Ikatan
KRIDA SURVIVAL
Dalam melakukan perjalanan di Alam terbuka, seorang Petualang perlu membekali diri dengan
pengetahuan SURVIVAL. Survival berasal dari kata survive yang berarti mampu mempertahankan diri
dari keadaan tertentu .dalam hal ini mampu mempertahankan diri dari keadaan yang buruk dan kritis.
Survivor adalah orang yang sedang mempertahankan diri dari keadaan yang buruk.
Mengapa Ada Survival ?
Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang
dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain : Keadaan alam (cuaca dan medan), Keadaan mahluk
hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan), Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan),
Banyaknya kesulitan-kesulitan tsb biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita sendiri.
Dalam keadan tersebut ada beberapa faktor yang menetukan seorang Survivor mampu bertahan atau
tidak., antara lain : mental ,kurang lebih 80% kesiapan kita dalm survival terletak dari kesiapan mental
kita. Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang
dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain :
a. Keadaan alam (cuaca dan medan)
b. Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan)
c. Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)
Banyaknya kesulitan-kesulitan tersebut biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita sendiri
Definisi Survival
Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas di sini hanyalah menurut
versi pencinta alam.
S
U
R
V
I
V
A
L
Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival tsb, agar dapat membantu
anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah STOP yang
artinya :
S : Stop & seating / berhenti dan duduklah
T : Thingking / berpikirlah
O : Observe / amati keadaan sekitar
P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan
Kebutuhan survival
Yang harus dipunyai oleh seorang survivor
1. Sikap mental
a. Semangat untuk tetap hidup
b. Kepercayaan diri
c. Akal sehat
d. Disiplin dan rencana matang
e. Kemampuan belajar dari pengalaman
2. Kondisi yang fit dan kuat
3. Pengetahuan
a. Cara membuat bivak