Professional Documents
Culture Documents
PR.ESTASI MESIN
c,auuctfonol view
Generator
Motor
,./
/,..-
, ..,Cenventlonal cycle
Le~bar Pengesahan
PENUNTUN PRAKTIKUM
PRESTASI MESIN
Halaman
M 0 D U L:
MOTOR DIESEL
1I 1
MOTOR OTTO
2/ 1
TURBIN PELTON
3/1
4/ 1
KOMPRESOR
POMPA AKSIAL
5/1
6/ 1
POMPA SENTRIFUGAL
7/ 1
8/ 1
HEAT PUMP
2014
M 0 T 0 R D I ES E L
1. TUJUAN PENGUJIAN
Tujuan Pengujian Motor Diesel adalah untuk mengetahui karakteristik dari
motor diesel yang diuji 1 kemudian hasilnya digambarkan dalam bentuk grafik
karateristik. Beberapa grafik karakteristik yang dapat dipergunakan untuk
menilai performance atau kemampuan suatu motor diesel antara lain:
C02
berbagai pembebanan
2. TEORI
2.1 Notasi
Satuan yang digunakan adalah lnternasional System Units.
SIMBOL
T
F
L
t
n
BHP
SATUAN
Nm
N
mm
s
rpm
kW
K1
2. 1. 2 Fuel Consumption
DfSKRIPSI
Fuel gauge calibrated volume
Fuel consumption
Specific fuel consumption
Density of fuel
Lower Calorifie Value
Motor Diesel
SIMBOL
Vg
BFC
BSFC
Xt
Ht
SATUAN
L
Llh
Lfkw-h
Kg/ L
J/ Kg
111
2. 1. 3 Engine Dimensions
Cylinder diameter
Piston stroke
Number of cylinders
Constant 2 - stroke
4 - stroke
Swept volume
Clearance volume
Compression ratio
SIMBOL
d
s.
N
K2
K2
Vs
Vc
r
SATUAN
mm
mm
1
2
l
SIMBOL
I
M
p
m
llmech
lla
11th
SATUAN
Kw
Kw
KN/m 2
KN /m 2
SIMBOL
D
Vs
K3
Ta
Pa
SATUAN
mm
M3
2. 1. 5 Air Consumption
DISKRIPSI
Diameter of measuring orifice
Volume of air box
Orifice coefficient
Temperatur of air
Barometric pressure
Density of air
Velocity of air flow
Head across orifice
Gas constant
Engine Volumetric efficiency
Pa
ho
R
K
KN/m 2
Kg/m 3
m/s
CmH20
J/kgK
llvol
Motor Diesel
SIMBOL
H1
H2
H3
Q1
SATUAN
J/s
J/s
J/s
J/s
1/2
Q2
Te
qw
T1
T2
2. Measurement of speed
3.
4.
5.
6.
7.
Torque:
dimana:
Power: BHP
= 27r n T
(kw)
10000.60
BHP = F.n
(Kw)
Kl
Motor Diesel
11;
K~
-6. 107
Dynamometer Constant
- --
27!L
= T .n
(Kw)
Kt
Dari rumus diatas dapat dianalisa karakteristik motor pada berbagai kecepatan
putaran.
Grafiknya : BHP, Brake Torque Vs Kecepatan putaran.
BFC
= 3600. V5
t
Motor Diesel
1/4
Dim ana
BSFC
= BFC
BHP
(L!Kw- h)
n =60.N
- - (rpm )
t
Dimana : .P
= bmep (kN/m2)
Dimana
Motor Diesel
1I 5
Electrical Dynamometers :
Hydraulic dynamometers :
77th =
3,6.106
v.p.f.H1
1/6
RUMUS :
Mechanical losses :
= F.n = T.n
K,
(Kw)
K.l.
Mechanical efficiency :
llmk
Motor Diesel
p
P+M
=p
I
; I
1/7
= IMEP
(kN/m2)
17mek
=i
IMEP
Jadi
llmek
Pli
Motor Diesel
1/8
Dari grafik BFC vs BMEP diketahui bahwa garis consumption atau Williams
Line merupakan garis lurus dari not sampai rated power output = 75 %
Mechanical Efficiency
fuel comsumption
spesifik
fuel consumption
in
100
200
300
400
500
600
bmep : KN/m2
Berkurangnya atau selisih power output engine pad a salah satu silinder
dihentikan pembakarannya terhadap pawer output total engine adalah
sama dengan indicated power output dari silinder yang
pembakarannya dihentikan.
Motor Diesel
1/9
* Motor Diesel : buka sambungan pada pipa bahan bakar antara fuel
pump dengan injektor. Selanj utnya uur torque output engine pada
puta ran konstan.
RUMUS :
Indicated power output of individual cylinder .
= 11
p - p2 = h
p - p) = 13
p - p1
p - p4 = 14
Dimana
- Mechanical Losses.
- Mechanical Efficiency
(p, p p
Motor Diesel
1AO
PaUl
= .;...::___
2
p = Pa.U
2
= 98,1h0
b. Density Udara.
103 Pa
Pa
=RT
0
u = 237,3
ho.Ta
3
10 Pa
Motor Diesel
Ul
dimana :
ma = 10
1t. Dl
8
h().P .1 03
.- .K3 0, 27. r-=:..._!!.._4
.
I;,
D
.,.
V, = 0,003536 0 2
m, = 0,00001232 0 2
Lisee
kg/sec
e. Volumetric Efficiency
11vol
dimana
n.V,
Motor Diesel
1A2
Dimana:
Semua harga tersebut diatas dinyatakan dalam : watt (Joule /sec). Sedangkan
masing-masing harga pada ruas kanan persamaan diatas adalah :
a.
H1
Dimana:
HL = lower calorific value of fuel, J/kg.
Pt = density of fuel, kg/ltr.
BFC = fuel consumption. 1/h
b. [ H3
m, . Cp. T, (Watt)
Dimana:
rna = massa rate of flow air at engine inlet kg/sec
Cp = specific heat of air at constan pressure J /kg
Ta = temperature of air at inlet; 0C.
c.
Dimana :
Pr.V) . Cp . Te
( ma + 3600
Te
1A3
d.~
Dimana:
INSTALASI.
3. 1 Skema lnstalasi
ENGINE TEST BED 100 HP/75 Kw -TE. 18
T
c
A
'\V
...._
..
I'
r-
KETERANGAN :
A. MOTOR DIESEL
B. HYDRAULI C DYNAMOMETER
C. FUEL CONSUMTION GAUGE
D. AI R CONSUMTION FLOW METER
E. ENGINE COOUNG WATER SYSTEM
F. TACHOMETER (DIGITAL)
Motor Diesel
TE18
DPX1
PE13
PE40
TE95
TTC105
1A4
e. Memasang kabel accu untuk start dan memanaskan glow plug selama
tidak lebih dari 15 menit.
f. Mulai menstart motor dan apabila sudah jalan maka kita harus segera
memutuskan saluran pemanas ke glow plug.
g. Membiarkan motor berjalan beberapa waktu ( minimal 15 menit ) pada
idling speed untuk pemanasan.
h. Memeriksa tekanan minyak pelumas minimal
mendengarkan apakah motor berjalan dengan baik.
300
kN / m2
dan
3. 3 Prosedur Pengukuran
Sebelum mengadakan pengamatan dan pengukuran mintalah kepada
assisten Individual test sheet dan main test sheet. Pengujian motor diesel
dilaksanakan oleh minimum 4 orang praktikan dengan pembagian sebagai
berikut:
Praktikan 1 :
Motor Diesel
HS
Praktikan 2 :
Praktikan 3 :
Praktikan 4 :
- Mengamati
termasuk
NOT E
-
Motor D;esel
H6
: 18/3970
Date
: 21 mei 1976
ENGINE
Type
: 4D - 56 MITSUBISHI DIESEL
Engine No.
Bore
: 91.1 mm
Stroke
:55 mm
Swept Volume
: 2477 cc
Compression Ratio : 23
: 1:21
Max.Speed
: 4000 rpm
Max. Power
lndikator Tappings
: in number 4 silinder
: 38 mm (1,5")
: 1 meter
Torque
DYNAMOMETER
Capacity
Motor o;esel
: 75 kW/100 HP
1/17
: DPX 1
Max. Speed
: 9000 rpm
Power Equation
Centre Height
: 381 mm
FUEL GAUG E
Number
:1
Capacity
: 50 - 100 - 200 cc
WATER FLOWMETER
Capacity
: 5 to 50 limen
AIR BOX
Drum Size
Orifice Size
: 56,00 mm
Coef. of Discharge
: 9,6
ADDITIONAL INSTRUMENTS
Oil Pressure Gauge
: Rotetherm 50 to 200 C
Techometer
Revolution Counter
: not supplied
: yes
LITERATURE
Foundation Plinth Engine Handbook
: 20038
: 506/ 4
: 6032./3
: BX 10000020AA
: T.E. 10 T.E.20/A E.E.O
Motor Diesel
1/18
MOTOR OTTO
1. TUJUAN PENGUJIAN
Tujuan pengujian motor otto adalah mengetahui karakteristik dari pada
motor otto yang diuji, dan kemudian hasilnya digambarkan dalam bentuk
"grafik-karakteristik".
Beberapa grafik karakteristik yang dapat dipergunakan untuk menilai
performance atau prestasi suatu motor otto antara lain :
2. TEORI
2.1 NOTASI
Satuan yang dipergunakan adalah lnternasional System Units. (S I)
SIMBOL
T
F
L
t
n
p
SATUAN
Nm
N
mm
s
rpm
kW
K1
Motor Otto
SIMBOL
Vg
v
v
f
H1
SATUAN
L
Llh
L/ kW - h
kg/ L
J/kg
2/ 1
2. 1. 3 Enggine Dimension
Dtskripsi
Cylinder diameter
Piston stroke
Number of cylinders
Constant 2 - stroke
4 - stroke
Swept volume
Clearance volume
Compression ratio
SIMBOL
d
.s
N
K2 = 1
K2 = 2
Vs
Vc
r
SATUAN
mm
mm
SIMBOL
I
M
SATUAN
kW
kW
-p
kN/m 2
kN/m 2
kN/m 2
m
llmech
lla
llth
2. 1. 5 Air Consumption
Diskripsi
Diameter of meansuring orifice
Volume of air box
Orifice coefficient
Temperatur of air
Barometeric pressure
Density of air flow
Velocity of air flow
Head acrossorifice
Gas constant
Volumetric flow rate
Mass flow rate
Volumetric efficiency of enggine
SIMBOL
D
Va
Ks
TA
Pa
Pa
ho
R
Va
rna
SATUAN
mm
13
K
kN/m 2
. kg/m 5
m/s
em H20
J/kgK
1/s
kg/s
l1 vol
Motor Otto
SIMBOL
H,
H2
H3
Q,
SATUAN
Jls
Jls
Jls
Jls
2/2
CU
Te
qw
T,
T2
qwc
T1c
T2c
To
J/s
C
1/s
C
C
1/s
C
C
C
a. Electrical Dynamometer
Torque: T
dimana:
= F.L
(N.m)
100
dimana :
Motor Otto
= Revolution
perminute
2/ 3
= 2tr
n . F. L
6 . 107
(kW).
Atau : P = F x n (kW)
Kl
7
Dimana:
K _ 6xl0
1
- 2trxL
= Dynamometer constant.
b. Hydraulic Dynamometers
Khusus untuk Hydrolic dynamometer dimana balance reading and added
weight dinyatakan langsung dalam satuan torque ( N . m ), maka :
RUMUS :
Txn
P = Kl(kW)
Dari rumus diatas dapat dianalisa karakteristik motor pada berbagai kecepatan
putaran.
Grafik :
Bhp, Brake Torque vs Kecepatan putaran.
Motor Otto
2/4
a. Fuel Consumption
V
Dimana
= 3600
t
vg (liters/hour)
Dimana:
60xN
t
(rpm)
Dimana
Motor Otto
215
maka
= 6 x 1o4 x K 2 x P
n x V5
a. Electrical dimanometer
p=
6x10 xK2 xF
K 1 xV5
b. Hydraulic dinamometers
p=
6 X 10 X K2
K 1 xV5
77th = -
Dimana:
bantalan - bantalan
( bearings ), dan bagian - bagian yang bergesekan
lainnya seperti : roda gigi, chamshaft, rocker arm dan sebagainya.
~ Keperluan daya
Motor Otto
2/6
F x n atau M
Kl
T x n (kW)
Kl
b. Mechanical Efficiency:
17mech
Dimana
Motor Otto
p
=p + M
=I
P, m.
21 7
p
17m = p + m
p
1
dimana :
1
-.
= 6
10
K2 X I
n x V5
_ 6x104 x K2 xi
m=
n X V5 X 7]ffi
RUMUS:
1. Indicated power output of individual cilinder.
p- p1
p. p2
Dimana :
Motor Otto
11
=h
P P3 = l3
p. p" = 14
2/ 8
3. Mechanical Losses.
4. Mechanical Efficiency
p
77mech
=I
4p (PJ + p2 + p3 + p4 )
- - -
17mech
= ~1
Caranya
Motor Otto
219
RUMUS :
a) . Hubungan antara beda tekanan dan kecepatan dad ekspansi bebas gas.
dimana:
Po.
= Pressure difference, N/ m2
= Pa . U2
= 98,1
ho
= 98,1 ho
dimana
b. Dens;ty Udara.
10 3 Pa
Pa
Dimana
= RTa
Motor Otto
ho Ta
I0 3x Pa
2110
dimana
Va
D
K3
rna = toa
.1l'
K3
0,827
~ho
Pa
Ta
10 3
{hOTa
e. Volumetric Efficiency
17vol =
60 x K2 xVa
V
nx s
dimana : K2
Vs
= constant,
=
1 untuk 2 stroke
2 untuk 4 sroke
swept volume, liters.
Dari
rumus diatas dapat diketahui karakteristik engine pada berbagai
kecepatan putaran
Grafik :
Motor Otto
2/11
C0 2 = - - - - x 100%
X
X - b
- - - - xlOO%
X
CO
=- - X
100%
Analisa gas buang dapat dilaksanakan baik pada putaran engine constant
dengan berbagai pembebanan ataupun pada berbagai putaran .
Grafik:
Dimana :
HLpfx V
(watt)
3600
Dimana :
Motor Otto
2/12
b). H3
= ma. Cp . Ta
Dimana:
c) . H2 -
(watt)
mo + pfxV X Cp X Te (watt).
Dimana:
3600
Te
Dimana:
Motor Otto
2/13
3. INSTALASI.
3.1 SKEMA INSTALASI.
ENGINE TEST BED 75 Kw (100 Hp) TE. 18/D
r-
'--
r-
Keterangan :
A. MOTOR OTTO
TE
18
B. HYDRAULIC DYNAMOMETER
DPX
TE
13
D. AIR CONSUMPTION
TE
40
E. AIR COMSUMPTION
TE
95
F. TACHOMETER (DIGITAL)
TTC
105
Motor Otto
2/14
Praktikan 2. :
Praktikan 3. : -
Praktikan 4. :
Motor Otto
pendingin,
termasuk
2/15
Motor Otto
2/16
Equitment
Serial
TE. 18/3968
Date
27.5.76
Supliet to
ENGINE
Type
Engine No
16V/860E/2549
Bore
76.2 mm
Sroke
88.9 mm
Swept Volume
1522c.c
Compression
7.2 to 1
5000 rev/min
4 sylinder
38 mm (1 Y2)
1 matre
DYNAMOMETER
Capacity
75kW
Type
DPX 1
Maxsimum speed ..
9000 rev/min
Serial No.
ZBX 33611/5
Power Equation
Centre Height
Watts
=- - - - - -
0,5 m
FUEL GAUGE
Number
Capacity
Motor Otto
2117
5 to 50 1/min
Serial No.
RA 123164
AIR BOX :
Drum Size
Oriffice Size
56.03
Cooficient of Discharge
0.6
ANDITIONAL INSTRUMENTS :
Oil pressure Gauge
Rotameter 50 to 200 C
Tachometer
Revolution Counter
Serial o.004
- 10 to + 110 (
Not Supplied
Yo S
Not suplied
Indicator
LITERATURE
Foundation Plinth
20038
Engine Handbook
Heenan & froude lntruction Book No.
: 506/4
10 TE.20/ A
Re. 0.
Motor Otto
2/18
Dimana: nt
T
D Efiseinsi Turbin :
BHP
WHP
(6)
1Jt = - - X 100%
D
(7)
ll = 0,8 + 0,88
Tergantung dari sudut \1' dan q> (datam perhitungan ll = 0,88)
a
= 67,5 = 67 30
d1
= 0,75 inch = 0,01905 meter
d2
= (1-k) . d1 (meter)
k
= Prosentase bukaan katup
2
g
= Percepatan grafitasi =9,81 mls
Ha
= Head actuallsebenarnya (m)
Dimana:
Gam bar Potongan penampang nozzle selengkapnya dapat dilihat sebagai berikut:
~-----
Effisiensi Nozzel :
Tla
Dimana:
Qa xlOO %
(8)
Qt
Qa
Qt
(m 3 I s)
"h
Turbin Pelton
3 11
ns
n..JN
= ----s/4
(rpm)
(9)
Ha
Dimana:
JENIS TURBI N
Turbin Pelton dengan 1 Nozzle
Turbin Pelton dengan 2 Nozzle
Turbin Pelton dengan 4 Nozzle
Turbin Francis Putaran Rendah
Turbin Francis Putaran normal/sedang
Turbin Francis Putaran Tinggi
Turbin Francis Putaran sangat Tinggi
Turbin Propeller atau kaplan
Turbin pelton dapat dikatakan turbin air dengan ns yang paling rendah
dan bekerja H yang paling tinggi. Turbin Francis dapat digolongkan sebagai
turbi n dengan ns menengah dan bekerja dengan H yang menengah pula. Turbin
propeller atau Kaplan tergolong t urbin dengan ns yang tinggi, bekerja dengan H
yang rendah dan Q yang tinggi.
3. ALAT - ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Tangki air yang terdiri dari 2 bagian. Bagian pengukur alirannya dilengkapi
dengan peredam gelombang, serta skala pengukur dalam inchi dan ft 3 /min.
2. Pompa sentrifugal dengan penggerak motor listrik yang dapat diatur
putarannya
3. Transformator untuk mengatur tegangan dan arus yang masuk ke motor,
yang digunakan untuk mengatur putaran motor listrik penggerak pampa.
4. Prony brake dengan panjang tangan 0,16 meter
5. Force Gauge untuk mengukur
6. Gaya yang terjadi pada ujung lengan prony brake
7. Gaya pada lengan dynamometer dari motor
8. Pressure gauge untuk mengukur tekanan discharge dari pampa pada
ketinggian yang sama dengan t inggi nozzle turbin.
3!3
pengukur
s pear valve ----;:::~~-.-?lL~---_,....c:::::::_--:_~==-~ali~
ra::.:_
n -,
: ~::-~
___________
...._
":::~
'-----~ ,.._---IT"- - - - - - - - - - - ..
variable
speed motor
:-::~:::-:=:-:-=-:=~=~~~=~
drain
4. JALAN PERCOBAAN
Sebelum percobaan dimulai :
>-
Periksa air dalam tangki, apakah sudah mencukupi atau belum (tinggi
level air pada ftVee notch" harus menunjukkan angka nol pada skala
pengukurannya)
>-
Periksa tinggi air raksa dalam tabung-tabung force gauge. Usahakan pada
posisi nol. Bila 'tidak mungkin lakukan kalibrasi dalam pencatatan data
data yang diperlukan.
>-
>-
Buka katup discharge dari pampa dan putar spear gear sampai membuka
penuh kemudian tekan tombol ON dan sebuah lampu merah kecil akan
menyala. Setelah itu naikkan kecepatan motor dengan cara memutar
speed regulator perlahan-lahan sampai tekanan discharge pampa
menunjukkan skala tertentu sesuai dengan instruksi asisten.
'
~.
Turbjn Pelton
3 /4
..
Praktikum Prestasi Mesin
Percobaan dilakukan dengan cara:
1. Putar rotary speed regulator sampai
menunjukkan head teoritis tertentu
tekanan
discharge
pompa
5. TUGAS-TUGAS
1. Buat suatu contoh perhitungan dari variabel-variabel yang diperlukan
untuk membuat grafik-grafik karakteristik
turbin.
Sedangkan
hasil
= constan
= constan
k = constant
4. Buat grafik Qa vs
5. Buat grafik H' vs
= constant
= constant
nt pad a Ht =constant ; k = constant
nt pad a Ht = constan
= constant
= constant ; k =constant
Buat Grafik Qa vs ns pada k = constan ; k = konstan
Buat Grafik 11t vs ns pada k = constan ; k = konstan
Turbin Pelton
3 !5
H. DAFTAR PUSTAKA
1. Streeter V.L.,Fluid Mechanics, Mc.Graw Hill Book Company, Tokyo, 1981.
2. Ramamrutham, Hidraulics Fluid Mechanics and Fluid Mechines, Dhanp~t Rai &.
sons, New delhi, 1982.
3. Norrie D.H., An Introduction to incompressible Flow Machines, American
Elsevier, New York, 1963.
4. Willicenus G. F., Fluid Mechanics of Turbomachinery, Me. Graw Hill, 1947.
Turbin Pelton
3 !6
KOMPRESSOR
1. TUJUAN PENGUJfAN
Pengujian terhadap sebuah Reciprocating Air Compresor (RAC)
dimaksudkan untuk membantu memberi pelajaran kepada praktikan untuk dapat
mendalami teori-teori termodinamika. Pengujian ini bertujuan untuk menyelidiki
sifat-sifat dari kompresor Udara Bertingkat Ganda atau lebih.
2. TEORI
Kompresor udara Bertingkat Ganda terdiri dari GT 102 (tingkat pertama)
dan GT 10212 (tingkat kedua) yang masing-masingnya terpasang pada sebuah Lori
yang terpisah.
Tingkat pertama dapat digunakan secara terpisah atau tersendiri tanpa
tingkat kedua, sedangkan bila diinginkan sebuah kompressor bertingkat ganda,
maka dengan pipa udara (hoses) tingkat pertama dapat dihubungkan pada
tingkat kedua secara tepat. Sehingga akan terbentuk sebuah kompressor
bertingkat ganda lengkap dengan intercooling.
TINGKAT PERTAMA (GT 102)
Tingkat pertama ini mempunyai dua sHinder dengan sistem pendinginan
udara. Digerakkan oleh DC Dynamometer Motor yang kecepatannya dapat diatur
untuk meneruskan putaran motor kepada kompressor V-belt dengan
perbandingan kecepatan 3,57 :1.
Kecepatan kompressor dapat diukur dengan tachometer listrik dan dapat
juga dibaca langsung pada panel insrumen. Suatu pegas pengimbang dipasang
untuk mengukur Momen Torsi Motor, sedang Daya Listrik dapat diukur dengan
instrument yang terpasang pada kontrol kabinet. Sebuah orifice dipasang untuk
mengukur jumlah aliran massa udara dairi kompressor.
Temperatur dapat diukur pada setiap titik yang dikehendaki dalam siklus
dengan menggunakanan
"multi point temperatur" dan "thermocouple". Temperatur tabung kering dan
tabung basah digunakan untuk mengukur kelembaban udara sebelum dan
sesudah kompresi.
TINGKAT KEDUA (GT 102/2)
Kedua ini juga digerakan oleh sebuah DC Dynamometer Motor yang
kecepatannya dapat diatur seperti pada tingkat pertama. Putaran motor
diteruskan kepada kompressor dengna menggunakan V-belt dengan perbandingan
kecepatan 3,57: 1.
Tingkat kedua ini mempunyai 2 (dua} silinder yang mempunyai ukuran
yang lebih kecil dari silinder tingkat pertama. Disini tidak dibutuhkan receiver.
Pemakaian daya tekanan dan temperatur pada setiap titik dalam siklus diukur
dengan peralatan yang sama dengan peralatan pada tingkat pertama.
Pada tingkat kedua ini dipasang sebuah intercooler dengan pendingin air.
Kompressor
4/1
.....
Temperatur:
Thermocouple dengan multi point indicator yang berfungsi sebagai
pemungut:
Temperatur dari udara yang akan masuk kedalam kompressor.
Temperatur dari udara yang kelaur
Temperatur udara yang masuk kedalam orifice.
Humidity:
delivery.
Kompr essor
4/2
c. Ammeter.
Kompressor : Electrical Tachometer.
Tekanan udara
Intercooler
Temperatur
Thermometer dengan multi point indicator yang berfungsi sebagai
pemungut:
Terperatur udara masuk intercooler.
Temperatur udara keluar intercooler.
Temperatur air masuk
Temperatur air keluar intercooler.
Temperatur udara masuk kompressor.
Temperatur udara keluar kompressor.
: 2 (dua)
: 66,7 mm (2 5/8")
: 63,5 mm ( 2 Y2")
: 374 Ltr /menit (13,2 ft 3/menit) pad a putaran 850 rfm
: 425 - 850 rpm
: 374 Ltr /menit (132ft3 /menit) pad a putaran 850 rpm.
: 10,3 bar (150 psig)
: 3,57: 1
:2,2 kW.
: 262 Ltr/menit (uP, to 9,25 ft 3 /menit)
: 107 liter (3,37 ft )
Kompressor
:
:
:
:
:
:
:
2 (dua)
50,8 mm (2")
50,8 mm (2")
156 ltr /menit (6,1 ft 3 /menit) pad a putaran 850 rpm
425-850 rfm
10,3 bar (150 psig)
3,57: 1
4/3
..
Motor power
Motor speed range
Free air delivery
Intercooler water flow
:2,2 kW
: 0 - 3000 rpm
: 106 ltr/menit (up to 4,3 ft 3/menit)
: 200 ltr/jam (44 gph)
Gambar 1
Keterangan gambar:
Kompressor
= langkah buang
Vc
= volume sis a
Vs
4 !4
= ~l = P2 V2 - P1V1
n -
(1)
p
External
De live~
(receiver)
Pressure
Gambar 2
~-------------------- v
Kerja yang ditunjukkan :
a
Ls
J (Ps - P1) Ap N dl
dimana:
Ataupun ditulis :
W1 = Pm Ap Ls N
(2)
Diagram ini memperlihatkan sebuah diagram P-V yang ideal dari sebuah
kompressor bertingkat ganda. Disini penekanan berlangsung dalam dua tingkat,
Kompressor
4/5
P2 .-
C B
leotherm81Compreeelon
Adisbstlc Compreeeslon
Area repreeent
power e~tved ~
t wo et~tggl ng
PI
PRE55URE
P1
)
VOLUME
Wp
= m'a RT,
Wp
....
(n/n -1) (Pt"" 11n -1) +rna RT1 (n/n-1) (P~ -l/n -1)
m'a RT, (n / n - 1)
(rpt 11n
-1) +T,
(rpf-11n-1 )
(3)
Va - Vd
11 vol =
Karena Vs
(4)
Vs
Va, maka persamaan (4) dapat juga ditulis sebag?i beri kut:
_ Va- Vd Vs + Vc - Vd _
11 YO l -
Karena :
Pd vS
Karena:
Pd
11 vol
Kompressor
Pc
Vs
= Yp
P,
Vs
v~ , Maka: ~ vol
Vc ( Vd )
1- - 1
Vs Vc
1-
~:[[:~i - l]
maka:
(5)
4 !6
= _V_a
Vv
dimana:
Bila dianggap uap air mempunyai sifat sebagai gas sempurna, kemudian
dengan hokum Dalton dari ttPartai Pressure" diketahui :
Pv
Untuk Ta
= mv
= Tv,
dimana:
. Rv . Tv
dan
Pa . V
= ma . Ra . Ta
maka:
= 0.622
= Pv
Ra
Rv
. Ra
Pa . R
R
Po-Pv
(6)
KJ/kg K
Kj/Kg K
Bila uap dalam keadaan jenuh, Pv hanya merupakan fungsi naik, maka
prosentasi kandungan uap air menjadi kurang, pengurangan didapat dari
pengembunan.
3.3 RELATIVE HUMIDITY (Q)
Kompressor
4 ;7
(Vv)sat
Vv
(7)
Tz.o~)
(8)
Tz.o~)
(9)
Karena thermocouple yang digunakan untuk mendapatkan harga-harga dari Tz3 dipasang dekat intercooler, maka akibatnya terdapat kehilangan panas yang
sangat kecil dan tidak dapat dihitung. Secara Umum :
Tz.o~
= Q'w
Q'a
+ Losses
(10)
Q'w
77th=--
Q'a
(11)
Dalam hal ini sangat sulit untuk menghitung jumlah panas yang
sebenarnya diberikan oleh udara, disebabkan oleh losses yang tidak dihitung.
Maka disini yang lebih pendting untuk diketahui dari . sebuah heat exchanger
adalah "thermal ratio" yang didefinisikan sebagai berikut :
=---~---....;:;_~-__;;_~--=-----
T23- T24
(12)
T23 - T25
Kompressor
4/8
25.4 mm
m'a =
6,574l~p p3
(kg/s)
T3
~P
P3
dimana:
(13)
oS.
= 918 1
P3 + p0
= Penunjukkan pada manometer (mmH20)
P3
Po
T3
= Pt2 =
P{2 + Po
P11
P{I +Po
(14)
Tingkat Kedua :
(15)
T12
YTI = =
Th + 273
T11
T{ 1 +273
(16)
Tingkat Kedua:
rrt
T22
= -
T21
T22 +
273
T21 + 273
(17)
P1 yn1
P2.
yn2
dan P, = (T2/T,t'n1 Pz
Dengan Cara menurunkan rumus diatas maka akan diperoleh harga n, yaitu :
n
Kompressor
logrp
logrp + IogrT
4/9
W l
P
= m'a Rt1
dimana:
m'a
R
T1
n
yp
(_E_)(r
/;;-l -1) (kW)
n-1
(18)
Index Politropis
Pressure Ratio
I')VOl = -
= 0,0091
. 103 N1 (kg/s)
(19)
1,1964 . 10 3 P21
T2,
N2 (kg/s)
(20)
77 vol =
m'a
x1 00%
0,0091 X 10"3 xN 1
(21)
77 vol =
m'a
x100%
1x, 1964 x 103 xP21 XN 1
(22)
Kompressor
410
= rna
. RT,, . In . y P1
(23)
= ma
. RT21 . In y P2
(24)
(25)
Untuk tingkat kedua :
(26)
Pm
.
d steam
= Ind1cate
Dengan:
k
Ad
Xs
k. Ad
pressure, d'1mana pm =Xs
21.N.Tq
Wmec h = --~
1000
dimana:
N
Tq
F
R
Jadi: Wmech1
= 0.0591
10' 3 N1 . F, (kW)
(27)
Wmech2
= 0.0591
10' 3 N2 . F2 (kW)
(28)
..
Kompressor
411
= -V. -A + _220.0,4
____;,_
1000
1000
Field power mempunyai nilai tetap, pada 220 Volt DC dan arus 0.4 Ampere.
Wis
11 is= - Wi
Wis
11 is.o =
Wmech
Wi
11 mech =
Wmech
(29)
(30)
(31)
rna
;;
Kompressor
412
To
VAPOUR PRESSURE
( OC)
10
12
14
16
18
20
(RIBUAN) (Pa)
15
80
61
44
27
13
1,704
16
81
63
46
30
15
1,817
17.
81
64
47
32
18
.
.
.
.
1,936
2,063
.
.
.
.
.
2,486
18.
82
65
49
34
20
.
.
19.
82
65
50
36
22
10
.
.
.
2,200
20.
83
66
51
37
24
12
21.
83
67
53
39
26
14
.
.
22.
83
68
54
40
28
17
23.
84
69
55
42
30
19
.
.
.
.
24.
84
69
56
43
31
20
10
,982
25.
84
70
57
44
33
22
12
3,166
26.
85
71
58
46
34
24
14
3,360
27.
85
71
58
47
36
26
16
3,564
28.
85
72
59
48
37
27
18
3,779
29.
86
72
60
49
38
28
19
11
4,004
30.
86
73
61
50
39
30
21
13
4,212
31.
86
73
61
51
40
31
22
14
4,491
32.
86
74
62
51
41
32
24
16
10
4,754
33.
87
74
63
52
43
33
25
17
11
5,029
34.
87
75
63
53
43
35
26
19
12
5,318
35.
87
75
64
54
44
36
28
20
13
5,622
Kompressor
2,337
2,642
2,808
413
'
Tingkat Pertama
5
Tingkat Kedua
5
Vc.10" m
Vc.10" m3
2,294
1,691
2,307
1,704
2,319
1,717
2,331
1,730
2,345
1,743
2,360
1,757
2,373
1,770
2,388
1,783
2,401
1,796
2,414
1,810
10
2,425
1,822
v1
v2 =
v, . 60
(35)
Nl
V2
60
(36)
Nz
Sehingga dengan demikian diagram P-V untuk compressor tingkat ganda dapat
digambar
Kompressor
414
Kompressor
415
Kompressor
416
Diagram
Diagram
Diagram
Diagram
...
Kompressor
417
POMPA AKSIAL
1. TUJUAN PENGUJIAN.
2. TEORI.
Pompa aksial adalah salah satu alat yang berfungsi untuk mengalirkan
fluida dari potensial rendah ke potensial yang lebih tinggi dengan menggunakan
gerak putaran dari bledas dan mempunyai arah aliran yang sejajar dengan sumbu
porosnya.
Persamaan-persamaan dasar teoritis dalam menganalisa Karakteristik pampa
aksial adalah
1. persamaan kontinuitas
2. persamaan energi
3. persamaan momentum
4. persamaan sirkulasi
5. persamaan teori Kutta- Zhukowsky
Dengan menguraikan dan mensubtitusikannya dari persamaan itu akhirnya akan
didapat karekteristik pompa aksial.
Pompa aksial ini dapat juga digolongkan sebagai salah satu dari kinetik
pump, karena perpindahan fluida disini tidak disebabkan oleh perpindahan dari
alat-alat yang digerakkan oleh tenaga kinetis yang berasal dari tenaga penggerak
tersebut. Pada umumnya pampa aksial mempunyai dua bagian yang penting yaitu
: yang meliputi rumah dan bantalan poros utama.
: yang terdiri dari runner blades (yang berputar ) dan
diffuser blades (blades yang diam).
Runner blades : berfungsi menaikan energi potensial fuida , karena dari
sinilah terjadi perpindahan energi, dari energi mekanik
menjadi energi fluida, dengan cara memberikan energi
di kinetiknya kepada fluida.
Diffuser Blades (Guide Vane)
berfungsi merubah energi kinetik
menjadi energi potensial fluida, dengan cara
memberikan aliran fluida yang helical menjadi aliran
yang lurus (straight flow) sepanjang sumbu pampa.
Casing
Blades
;;
Pompa Aksial
5 /1
SJCfon
HP = 12,6 h
1000 ljJ
dengan:
hp : Perbedaan tekanan antara suctian dengan discharge yang terlihat
pada manometer (mmHg) (lihat gambar 2).
Pompa Aksial
5I 2
Hp
Gambar 2
Perbedaan Tekanan pad a Manometer
3.2.
dengan
A2
Hv
= Heat Venturi ( m )
= dz/d,
d,
dz
cd
=
=
0. 9858 - ( 0.196)
If
1000
d1
= 132 mm
dz
hv
85 mm
(12,6/1000). hv
Hv
.,
Coeffisient of discharge
= 12,6 hv
dengan
(mm)
'
Pompa Aksial
5I 3
Gambar 3
Perbedaan Tekanan pada Venturimeter
3.3.
= 2.1r.n.F1
60
dengan
= 0,2381
dengan
3.5.
Q
Hp
=
=
dengan
Pompa Aksial
=
Nm =
Np
5/4
Gam bar 4
Sudut Ali ran Fluida pada Blades
..
..'
Pompa
Jenis
Tinggi kenaikan (head)
Kapasitas
Putaran
Daya motor
Panjang lengan
Stroboscope :
1. Runner blades
2. Diffuser blades
e'
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pompa Aksial
5/5
11
12
Gambar 5
lnstalasi Pengujian Pompa Asial
5. CARA PENGUJIAN
1. Persiapkan alat-alat yang dibutuhkan, yaitu :
1. Stroboskop
2. Tachometer
2. Periksalah kondisi peralatan pompa , apakah ada kebocoran-kebocoran
yang terjadi bila ada perbai.kan.
3. Periksa kedudukan katup-katup, pada kondisi awal posisi katup pada
kedudukan open (0).
4. Atur permukaan air raksa pada manometer,venturi dan pompa pada posisi
nol dalam skala.
5. Atur permukaan air raksa pada manometer blades pada sudut yang telah
ditentukan .
6. Atur setting dari diffuser dan runeer blades pada sudut yang telah
ditentukan.
7. Atur skala setter penunjuk gaya pada kondisi nol.
8. Atur fuction selektor pada posisi motor,input voltage controller pada
kedudukan nol lalu putar sakelar utama pada posisi on.
Catatan :
Motor listrik akan berputar hanya apabUa input voltage controller mulai
dari nol.
9. Setelah motor jalan, kemudian atur pada putaran yang telah ditentukan
dengan cara memutar "input voltage controller " .
Pompa Aksial
5 /6
Praktikum Prestasi Mesin
7. DAFTAR PUSTAKA
1. V.M . Cherhasshy, Pump Fans Compressors, Mir Publisher, Moscow, 1980.
"
e'
Pompa Aksial
5/7
Ta
J<ondensor
Katup ekspansi
Kompers~or
Win
Evaporator
6/ I
Dimana :
me
Cp
6T
t1ref
toref
ta
t 1u
tou
Qe
O.C
[watt]
Qc =me . Cp . 6T
(watt)
v" Hukum I thermodinamika , W = Qe +Qc
W=Q
v" Kerja kopresor :
W= _r
(Pi.Vsl)[(p~)r;
-1]
y- 1
Pz
dimana : W = kerja spesifik (J/kg)
Pi
Po
w=
1,4 + 1,s
mref. w
(bar)
(bar)
(watt) .
Untuk kondensor :
= (trtfln- t.J -
/lt
k
Ln(
(t rtfout - l a )
rtfln
-t
u )
I rtfout - f a
6/ 2
L-@i~~HS1W :,v
1
TXV
~Pg
....
p9 Out
HP1
Tin
.~
I '
HP2
- -~HP4
~HP3
,,...,
ACB
f
ACO
Tout
~
.'\...../
Pg IN
6/ 3
...
=
=
AXV
TXV
Pg
Tin
To
./ FMB
./ ISG
=
=
./
EV
=
c
=
=
=
./ RCB
./ RCV
./ HP1
./ HP2
./ HPJ
./ HP4
./ ACB
./ ACI
./ ACO
=
=
=
=
=
=
3.1 Kompresor
Kompresor adalah bagian yang terpenting dari suatu proses refrigerasi ,
tidak hanya melakukan kompresi yang masuk pada tekanan gas yang tinggi tapi
juga menimbulkantekanan rendah yang masuk ke kompresor atau bekerja
membuat perbedaan tekanan, sehingga bahan pendingin dapat mengalirdari satu
bagian ke lain bagian dari system. Karena adanya perbedaan tekanan antara sisi
tekanan tinggi dan sisitekanan rendah, maka bahan pendingin cair dapat
mengalir melalui alat pengukur bahan pendingin ke evaporator.
Kompresor pada system refrigerasi gunanya untuk :
1 Menurunkan tekanan di dalam evaporator, sehingga bahan pendingin
cair di evaporator dapat meriguap pada suhu yang lebih rendah dan
menyerap kalor lebih banyak dari ruang di dekat evaporator.
2 Menghisap bahan pendingin gas dari evaporator dengan suhu rendah
dan tekanan rendah lalu memampatkan gas tersebut sehingga menjadi
gas suhu tingi dan tekanan tinggi. Kemudian mengalirkannya ke
kompresor, sehingga gas tersebut dapat memberikan kalornya kepada
zat yang mendinginkan, maka di dalam kondensor terjadi
pemgembunan.
Sistem refrigeration ini memakai kompresor hermatik, dimana motor dan
kompresor menjadi satu kesatuan.
Kelebihan kompresor hematik:
a. Tidak memakai seal pada porosnya, sehingga jaran terjadi
kebocoran bahan pendingin.
6/ 4
60mm
65mm
432 mm
2,83. 10"5 m2
3. 3 Evaporator
Mempunyai konstruksi sama dengan kondensor, yang mana fungsinya
kebalikan dari kondensor, tidak untuk membuang kalor kepada udara
disekitarnya tetapi untuk mengambil kalor dari udara sekitarnya . Evaporator
tempatnya di antara katup ekspansi dan kompresor, jadi pada sisi tekanan
rendah dari system.
Evaporator merupakan ruangan tempat bahan pendingin cair menguap,
bahan pendingin gas ditampung di akumulator lalu mengalir ke kompresor,
evaporator memberikan kalor kepada bahan pendingin cair sebagai kalor latent
penguapan,sehingga bahan pendingin menguap. Berdasarkan prinsip kerjanya
evaporator di unit ini memakai evaporator kering (Dry or Direct expansion
evaporator) .
3.4 Katup ekspansi
Didalam percobaan unit ini memakai 3 macam :
a. AXV (Automatic Expansion Valve)
b. TXV (Thernal Expansion Valve).
c. CTV (Caplliray Tube Valve)
6/5
TXV
CTV
.
\
6/6
6/7
(0 C).
Oe :
6/8
POMPA SENTRIFUGAL
1. MAKSUD DAN TUJUAN
Setiap pompa mempunyai karakteristik tersendiri, sesuai dengan apa yang
telah direncanakan oleh pabrik pembuat atau siperencananya (designer).
Praktikum ini bertujuan mengetahui karakteristik dari pompa air sentrifugal,
sehingga para praktikan dapat langsung membandingkan antara hasil pengujian
dengan teori yang pernah di dapat. Praktikum pengujian ini juga bertujuan
memberikan pengalaman praktis kepada setiap praktikan bagaimana
mengoperasikan dan melakukan pengukuran terhadap parameter-parameter dari
suatu pompa air sentrifugal.
Pengujian dilakukan untuk mengetahui :
1. Karakteristik pompa pada putaran motor yang konstan.
2. Karakteristik pompa dengan perubahan putaran motor.
2. TEORI
Pompa adalah suatu alat yang dipakai untuk memberikan atau menambah
tenaga dinamis (kinetis) dan tenaga potensial pada cairan. Cairan diisap melalui
tengah impeller dan ke luar secara radial dengan kecepatan (absolute) yang
merupakan kecepatan putar (tangensial) dan kecepatan air yang meluncur
inengikuti impeller (relative).
Di dalam volute (rumah pompa), kecepaan air berkurang karena luas bidang yang
dilalui bertambah besar dan tenaganya berubah menjadi tenaga tekanan, maka
cairan akan mengalir ke luar dari pompa. Pompa dapat dijalankan bila rumah
pompa dan pipa isap telah terisi penuh dengan air. Pada pelaksanaannya, cairan
masuk impeller dengan kecepatan resultante V1 paada radius R1 dan
meninggalkan impeller dengan kecepatan resultante V2 pada radius R2.
Kecepatankecepatan yang terjadi mempunyai komponen-komponen yang
arahnya tegak lurus satu dengan yang lain :
1. Aksial atau parallel dengan sumbu perputaran impeller.
2. Radial atau meronial tegak lurus dengan sumbu perputaran impeller (m)
3. Tangensial tegak lurus pada arah radial dan aksial (t)
Gambar 1. Resultante
Pompa Sentrifugal
71 1
momentum
per-unit
masa
M = V2,R1 -~; R1
Berdasarkan Hukum Newton II, besaran tersebut akan sama dengan tors pada
impeller untuk stedy flow, maka :
Persamaan ini bias a disebut sebgai "Euler quat; on", untuk pampa yang
menggambarkan besarnya energi yang ditransfer dari impeller ke cairan/fluida.
Persamaan ideal di atas didasarkan atas asumsi-asumsi tertentu, yakni tidak
terjadi aliran yang turbulen, tidak terjadi gesekan dan aliran fluida mengalir
dengan arah yang sempurna.
Energi maksimum yang dapat dirubah adalah saat momentum sudut pada inlet =
0, sehingga V1t =0, persamaannya menjadi :
E
= V ,U
2
= U 2 (U2 -V2mCotg/32
g
u; -U VmCotgf3
2
Pompa Sentrifugal
7/2
-----
--- .... --
~~ < ooo
... . . ~
vr g
L.________
Sudutsudul yang mambengkok
ka belakang 11 =goo
(a)
Sudul-sudut .radiall}
'* goo
(b)
118
Gambar 2. Impeller
Pompa Sentrifugal
71 3
Head Total
Dalam istilah yang lain biasanya juga disebut head manometrik yang berarti
head actual yang harus diatasi pampa supaya air dapat mengalir. Besarnya harga
ini akan diterangkan saat briefing laporan akhir.
WHP dan BHP
WHP atau water horse power merupakan daya yang dihasilkan pompa
besarnya sangat tergantung kapasitas pampa tersebut. BHP atau brake horse
merupakan daya masukkan ke pampa yaitu daya yang dibangkitkan oleh motor
penggerak. Besarnya harga ini akan diterangkan saat briefing laporan akhir.
Efisiensi Pompa
Efisiensi pomp a adalah perbandingan WHP dengan BHP.
'
Putaran
Pompa Sentrifugal
7/ 4
Jenis
Daya
Putaran
Ampere
Voltage
Rating
Date
9kW
300 GPM
28 meter
283 mm
Pompa Sentrifugal
7I 5
6.KEPUSTAKAAN
1.
2.
3.
4.
5.
...
Kesan - kesan apa yang saudara dapatkan selama praktikum dan pesan apa yang
ingin saudara sampaikan mengenai praktikum ini.
Pompa Sentrifugal
716
..
I. TUJUAN PERCOBAAN
Memahami prinsip-prinsi p termodinamika dari mesin pendingin/heat pump
);> Mengetahui prinsip kerja pampa kalor
.
);> Mengetahui fungsi komponen utama mesin pendingin/pompa kalor
);> Mengetahui hublingan antara tekanan, entalpi, entropi, dan temperatur serta
karakteristik penggunaan pampa kalor
);>
Heat Pump
8I 1
p [bar]
abs
deerah
cal ran
bawah
jenuh
isoentalpl
litlk KriUs
lsoentropl
Isobar
daerah
campuran
cair& uap
'sokhorik
uap
panas
lanjut
h (kJ/kgK]
..
isoentropi
isobar
ISOI'ei'Tn:S
s [kJ~gK)
Kedua diagram di atas digunakan untuk mengetahui keadaan dan sifat
refrigeran pada tiap titik dari siklus refrigerasi yang akan kita amati.
Heat Pump
8I 2
alat
ekspansi
kompresor
2. Siklus air
Air yang menjalani siklus terbuka dialirkan terus-menerus oleh pompa air
dengan suhu Ts ke dalam tangki evaporator dan kondenser. Besar laju masa
Heat Pump
8/3
Pada tangki kondenser aliran air berfungsi untuk menerima sebagiarl kalor
dari uap refrigeran sehingga didapat temperatur yang lebih tinggi (TH). Demikian
pula sebaliknya pad a tangki evaporator, atiran air berfungsi untuk melepaskan
kalornya untuk menguapkan refrigeran sehingga didapat suhu .air yang lebih
rendah (Tc).
V. PROSEDUR PERCOBAAN
. Cara menjalankan Unit Percobaan Pompa Kaler
1. Unit percobaan diletakkan pad a permukaan yang keras dan datar serta 1ebih
tinggi dari sumber air yang digunakan.Tempat pembuangan air proses harus
lebih rendah dari letak unit percobaan supaya pembuangan air (drajnase)
dapat berjalan dengan baik.
2. Persiapkan dan pasanglah selang karet atau plastik (dia. = 15 mm) pada
tempat pembuangan ai r tangki evaporator dan kondenser. Kencangkantah
selang ini dengan menggunakan kawat atau klem untuk mencegah kebocoran.
3. lsilah tangki -suplai air yang tersedia hingga penuh.
4. Pasangkanlah kabel listrik kompresor dan pampa air pada stop kontak yang
tersedia. Janganlah dihidupkan unit pada saat ini.
5. Hidupkan pampa sirkulasi air.
6. Bukalah kran air yang terdapat pada water flow meter dan aturlah laju ali ran
air masuk tangki evaporator dan kondenser sesuai dengan yang telah
ditentukan asisten dengan jalan memutar-mutar knob kran.
7. Pasanglah termometer yang tersedia pada dudukannya dan periksa serta
sesuaikan skala termometer dengan temperatur yang. akan diukur.
8. Hidupkanlah motor penggerak kompresor.
9. Bukalah katup pada re{r;gerant flow meter hingga penuh.
10. Biarkanlah unit ini bekerja selama kurang lebih 30 menit agar keadaan yang
stabil telah tercapai.
11. Bila terjadi pembentukan es pada bagian luar pipa tembaga di atas tangki
evaparator, maka keadaan ini adalah normal, hanya dijaga agar jangan
terlalu berlebihan.
12. Setelah melakukan pengamatan (pengambilan data), maka terlebih dahulu
ditunggu sekitar 2 - 3 menit untuk pengambilan data berikutnya sehingga
keadaan stabil terwujud dan hasil pengamatan cukup teliti.
..
\
8/4
mH (kg/h), yaitu laju massa aliran air yang masuk ke kondenser (telah
ditentukan oleh asisten).
Ts (0 C), yaitu temperatur air pada bak penampung (suplai air).
Tc (0 C), yaitu temperatur air pada tangki evaporator.
0
TH ( C), yaitu temperatur air pada tangki kon"denser.
P1 (kPa), yaitu tekanan uap refrigeran sebelum masuk kompresor (suction
pressure).
T1 (0 C), yaitu temperatur cairan refrigeran setelah melewati katup ekspansi
(sebelum memasuki evaporator).
T2 ( 0 C), yaitu temperatur uap refrigeran setelah melewati evaporator
(sebelum masuk ke kompresor).
p2 (kPa), yaitu tekanan uap refrigeran setelah ditekan oleh kompresor
(tekanan kompresor).
T3 ( 0 C), yaitu temperatur uap refrigeran setelab ditekan oleh kompresor.
T4 (0 C), yaitu temperatur cairan refrigeran setelah melalui kondenser.
s (s/rev), yaitu waktu sekali putar dari piringan watt-hour meter.
Heat Pump
8/ 5
..
2. Alat Ukur
- Stop Watch: untuk mengukur waktu putar piringan watt-hour meter
- Pressure Gage (alat ukur t ekanan) : untuk mengukur tekanan uap
refrigeran panas lanjut. Perhatikan batas-batas maksimum pengukuran
(garis merah pada skala penunjukan).
- Termometer: untuk mengukur temperatur air maupun refrigeran pada
setiap kondisi tertentu dalam skala derajat Celcius.
I.
Heat Pump
8I 6
.I
Heat Pump
8I 7
ct .. ..... ..
""
...
,..
Heat Pump
8I 8
.......
.g
MO
TEMPERATURE -
ENTROPY DIAORlloN
IN S. l. UIUT S- F OR
DI CHLOROif"lUORONETHAHE..(C C iz Fz)
'
-- -
- --.-4 -...
I"
-----J--:f-.,....::--r+--,,..--f"'::-ir-r-r-r+-----:1
,.0
G.A.HEWEn
Mo f -
fVIIUSIIU
_..___
YWti'S
er:
....
_ . , . . . .,
-.&.
'"ts ._....._.
f--1 =:::n~-:~t ~~
:::=
IMC
1 ---------+------
~
N
~~~-~J.I-;t~~~~~~~b==-~~-\
~--~~-----------t-------------1----------
.
! .. ----- u
"~~~----------t----------;------~-
r~
~ k
!"
>;
-
,.,
~-.
'b
a
,.,.
~
.___,+---.....;_-
.. ,,
c::
a
8'
t:--4----..:...,4-h-~-\---,l{-----\,t---r-,~~=-rr---:-i~ ~1:~~~~-4~::~~~~~~~~~-=~~iF==~~------~--~-----:~t--:~
-- -------.
i-"'
Oo
'()
"'~-
~
s
\-~;:.,__~r---~------_j~~---------1--~-w----~i J''
.......
~.,., rtn~
...
r.tn notY
~ Jillq
.....
~
-.----
....
_,,
11
--
-.,.-r - - --
f r
V.., l
Torque
' '\
I'IJ
f\
0
., 0
f:\
::7
"0
c:
,...
,...
'\
~-
1\ j I
0 0
.,
Vl
Vl
.,
0
(ZI
I-
=: o
0
,...
,...
VI
()
.,
"0
~
VI
VI
.,
s=
0,0
.,
0
0
()
:J'
0
-.
0
n
,...
.,1'\
-
,...
i\\
'JI
("'
VI
1\
g~
Q)
v~
IIJ
I \ ..
o,
()o'"0
IIJ
v
I
1/
'\.
1-
1\
"0
IIJ
P.
0, .
llo.
Nm
..
..\.
,\
....
113
c;,
Q'l
Sp~ed
..,
0
revfs
..
Heat Pump
8 I 10
,...,.
.g
MC:H
-s~-
PIIUWOI4
IZI
-
.....,.,,.
,
l l . ...........(
Ia
........
lO
cxnAN
JI.OOUI': rttt
mil
C~MIIJfC
T - .
...,,.
II
n.o.
1D
""""
n.o.
a8'
CONniOt.
'-vt:
_,
I
....,.
Wl.Y
Oo
........
,...
~
~~~t t u
~""
C~fti<K.
~n"
'LOW
fU)Ir
..,
II)
:t
~
PA H ILTON l TD
._.,., ,." 1. .........., .....4rtftet Hntt....-..
\. ....,._Af ()IIIY 1(K,.t41NC ,AI-...AAfUS
:;
~.,.,;