You are on page 1of 5

BIOGRAFI UMAR BIN ABDUL AZIZ

Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz adalah seorang pemimpin yang saleh, kharimastik,
bijaksana, dan dekat dengan rakyatnya. Sosoknya yang begitu melegenda tentu membuat hati
penasaran untuk mengenalnya. Peristiwa-peristiwa pada pemerintahannya menimbulkan rasa
cinta untuk meneladaninya. Beliau merupakan khalifah Bani Umayyah yang berkuasa dari
tahun 717 (umur 3435 tahun) sampai 720 (selama 23 tahun). Tidak seperti khalifah Bani
Umayyah sebelumnya, ia bukan merupakan keturunan dari khalifah sebelumnya, tetapi
ditunjuk langsung, dimana ia merupakan sepupu dari khalifah sebelumnya, Sulaiman.
Ayahnya adalah Abdul Aziz bin Marwan, salah seorang dari gubernur Klan Umayah. Ia
seorang yang pemberani lagi suka berderma. Ia menikah dengan seorang wanita salehah dari
kalangan Quraisy lainnya, wanita itu merupakan keturunan Umar bin Khattab, dialah Ummu
Ashim binti Ashim bin Umar bin Khattab, dialah ibu Umar bin Abdul Aziz. Abdul Aziz
merupakan laki-laki yang saleh yang baik pemahamannya terhadap agama. Ia merupakan
murid dari sahabat senior Abu Hurairah. Ibunya Ummu Ashim, Laila binti Ashim bin Umar
bin Khattab. Bapaknya Laila merupakan anak Umar bin Khattab, ia sering menyampaikan
hadis nabi dari Umar. Ia adalah laki-laki dengan perawakan tegap dan jangkung, satu dari
sekian laki-laki mulia di zaman tabiin.
Kelahiran dan Wafatnya
Ahli sejarah berpendapat bahwa kelahiran Umar bin Abdul Aziz terjadi di tahun 61 H. Ia
dilahirkan di Kota Madinah An-Nabawiyah, pada masa pemerintahan Yazid bin Muawiyah.
Umar bin Abdul Aziz tidak memiliki usia yang panjang, ia wafat pada usia 40 tahun, usia
yang masih relatif muda dan masih dikategorikan usia produktif. Namun, di balik usia yang
singkat tersebut, ia telah berbuat banyak untuk peradaban manusia dan Islam secara khusus.
Ia dijuluki Asyaj Bani Umayah (yang terluka di wajahnya) sebagaimana mimpi Umar bin
Khattab.
Saudara-Saudara Umar bin Abdul Aziz
Abdul Aziz bin Marwan (bapak Umar), mempunyai sepuluh orang anak. Mereka adalah
Umar, Abu Bakar, Muhammad, dan Ashim. Ibu mereka adalah Laila binti Ashim bin Umar
bin Kahttab. Abdul Aziz mempunyai enam anak dari selain Laila, yaitu Al-Ashbagh, Sahal,
Suhail, Ummu Al-Hakam, Zabban dan Ummul Banin. Ashim (saudara Umar) inilah yang
kemudian menjadi kunyah ibunya (Laila Ummu Ashim).
Anak-Anak Umar bin Abdul Aziz
Umar bin Abdul Aziz mempunyai empat belas anak laki-laki, di antara mereka adalah Abdul
Malik, Abdul Aziz, Abdullah, Ibrahim, Ishaq, Yaqub, Bakar, Al-Walid, Musa, Ashim, Yazid,
Zaban, Abdullah, serta tiga anak perempuan, Aminah, Ummu Ammar dan Ummu Abdillah.
Istri-Istrinya

Istri pertamanya adalah wanita yang salehah dari kalangan kerajaan Bani Umayah, ia
merupakan putri dari Khalifah Abdul Malik bin Marwan yaitu Fatimah binti Abdul Malik. Ia
memiliki nasab yang mulia; putri khalifah, kakeknya juga khalifah, saudara perempuan dari
para khalifah, dan istri dari khalifah yang mulia Umar bin Abdul Aziz, namun hidupnya
sederhana. Istrinya yang lain adalah Lamis binti Ali, Ummu Utsman bin Syuaib, dan Ummu
Walad.
Kisah Pengangkatan Umar bin Abdul Aziz Menjadi Khalifah
Di antara kebaikan-kebaikan Sulaiman bin Abdul Malik adalah bahwa dia berkenan
menerima nasihat dari seorang ulama ahli fikih, Raja bin Haiwah al-Kindi, yang
mengusulkan ketika Sulaiman dalam keadaan sakit dan akhirnya wafat, agar mengangkat
Umar bin Abdul Aziz sebagai penerusnya. Akhirnya Sulaiman menetapkan surat wasiat yang
tidak memberi celah bagi setan sedikit pun (Ashr ad-Daulatain al-Umawiyah wa alAbbasiyah, Hal: 37). Ibnu Sirin mengatakan, Semoga Allah merahmati Sulaiman, dia
mengawali kekhalifahannya dengan menghidupkan shalat dan mengakhirinya dengan
menunjuk Umar bin Abdul Aziz sebagai penerusnya. Khalifah Sulaiman wafat tahun 99H,
Umar bin Abdul Aziz menshalatkan jenazahnya, tertulis dalam stempelnya, Aku beriman
kepada Allah dengan ikhlas. (Siyar Alam Nubala, 5: 11-12).
715 717: era Sulaiman
Umar tetap tinggal di Madinah selama masa sisa pemerintahan al-Walid I dan kemudian
dilanjutkan oleh saudara al-Walid, Sulaiman. Sulaiman, yang juga merupakan sepupu Umar
selalu mengagumi Umar, dan menolak untuk menunjuk saudara kandung dan anaknya sendiri
pada saat pemilihan khalifah dan menunjuk Umar.
Kedekatan Umar dengan Sulaiman
Sulaiman bin Abdul-Malik merupakan sepupu langsung dengan Umar. Mereka berdua sangat
erat dan selalu bersama. Pada masa pemerintahan Sulaiman bin Abdul-Malik, dunia dinaungi
pemerintahan Islam. Kekuasaan Bani Umayyah sangat kukuh dan stabil. Suatu hari, Sulaiman
mengajak Umar ke markas pasukan Bani Umayyah. Sulaiman bertanya kepada Umar
"Apakah yang kau lihat wahai Umar bin Abdul-Aziz?" dengan niat agar dapat membakar
semangat Umar ketika melihat kekuatan pasukan yang telah dilatih.
Namun jawab Umar, "Aku sedang lihat dunia itu sedang makan antara satu dengan yang lain,
dan engkau adalah orang yang paling bertanggung jawab dan akan ditanyakan oleh Allah
mengenainya". Khalifah Sulaiman berkata lagi "Engkau tidak kagumkah dengan kehebatan
pemerintahan kita ini?" Balas Umar lagi, "Bahkan yang paling hebat dan mengagumkan
adalah orang yang mengenali Allah kemudian mendurhakai-Nya, mengenali setan kemudian
mengikutinya, mengenali dunia kemudian condong kepada dunia". Jika Khalifah Sulaiman
adalah pemimpin biasa, sudah barang tentu akan marah dengan kata-kata Umar bin AbdulAziz, namun beliau menerima dengan hati terbuka bahkan kagum dengan kata-kata itu.
Menjadi khalifah

Umar menjadi khalifah menggantikan Sulaiman yang wafat pada tahun 716. Ia di bai'at
sebagai khalifah pada hari Jumat setelah salat Jumat. Hari itu juga setelah ashar, rakyat dapat
langsung merasakan perubahan kebijakan khalifah baru ini. Khalifah Umar, masih satu nasab
dengan Khalifah kedua, Umar bin Khattab dari garis ibu. Zaman pemerintahannya berhasil
memulihkan keadaan negaranya dan mengkondisikan negaranya seperti saat 4 khalifah
pertama (Khulafaur Rasyidin) memerintah. Kebijakannya dan kesederhanaan hidupnya pun
tak kalah dengan 4 khalifah pertama itu. Gajinya selama menjadi khalifah hanya 2 dirham
perhari atau 60 dirham perbulan. Karena itu banyak ahli sejarah menjuluki beliau
dengan Khulafaur Rasyidin ke-5. Khalifah Umar ini hanya memerintah selama tiga tahun
kurang sedikit. Menurut riwayat, beliau meninggal karena dibunuh (diracun) oleh
pembantunya.
Sebelum menjabat
Menjelang wafatnya Sulaiman, penasihat kerajaan bernama Raja bin Haiwah menasihati
beliau, "Wahai Amirul Mukminin, antara perkara yang menyebabkan engkau dijaga di dalam
kubur dan menerima syafaat dari Allah di akhirat kelak adalah apabila engkau tinggalkan
untuk orang Islam khalifah yang adil, maka siapakah pilihanmu?". Jawab Khalifah Sulaiman,
"Aku melihat Umar Ibn Abdul Aziz". Surat wasiat diarahkan supaya ditulis nama Umar bin
Abdul-Aziz sebagai penerus kekhalifahan, tetapi dirahasiakan dari kalangan menteri dan
keluarga. Sebelum wafatnya Sulaiman, beliau memerintahkan agar para menteri dan para
gubernur berbaiah dengan nama bakal khalifah yang tercantum dalam surat wasiat tersebut.
Naiknya Umar sebagai Amirul Mukminin
Seluruh umat Islam berkumpul di dalam masjid dalam keadaan bertanya-tanya, siapa khalifah
mereka yang baru. Raja Ibn Haiwah mengumumkan, "Bangunlah wahai Umar bin AbdulAziz, sesungguhnya nama engkaulah yang tertulis dalam surat ini". Umar bin Abdul-Aziz
bangkit seraya berkata, "Wahai manusia, sesungguhnya jabatan ini diberikan kepadaku tanpa
bermusyawarah dahulu denganku dan tanpa pernah aku memintanya, sesungguhnya aku
mencabut baiah yang ada dileher kamu dan pilihlah siapa yang kalian kehendaki". Umat
tetap menghendaki Umar sebagai khalifah dan Umar menerima dengan hati yang berat, hati
yang takut kepada Allah dan tangisan. Segala keistimewaan sebagai khalifah ditolak dan
Umar pulang ke rumah. Ketika pulang ke rumah, Umar berfikir tentang tugas baru untuk
memerintah seluruh daerah Islam yang luas dalam kelelahan setelah mengurus jenazah
Khalifah Sulaiman bin Abdul-Malik. Ia berniat untuk tidur. Pada saat itulah anaknya yang
berusia 15 tahun, Abdul-Malik masuk melihat ayahnya dan berkata, "Apakah yang sedang
engkau lakukan wahai Amirul Mukminin?". Umar menjawab, "Wahai anakku, ayahmu letih
mengurusi jenazah bapak saudaramu dan ayahmu tidak pernah merasakan keletihan seperti
ini". "Jadi apa engkau akan buat wahai ayah?", Tanya anaknya ingin tahu. Umar membalas,
"Ayah akan tidur sebentar hingga masuk waktu zuhur, kemudian ayah akan keluar untuk salat
bersama rakyat".
Apa pula kata anaknya apabila mengetahui ayahnya Amirul Mukminin yang baru Ayah,

siapa pula yang menjamin ayah masih hidup sehingga waktu zuhur nanti sedangkan sekarang
adalah tanggungjawab Amirul Mukminin mengembalikan hak-hak orang yang dizalimi
Umar ibn Abdul Aziz terus terbangun dan membatalkan niat untuk tidur, beliau memanggil
anaknya mendekati beliau, mengucup kedua belah mata anaknya sambil berkata Segala puji
bagi Allah yang mengeluarkan dari keturunanku, orang yang menolong aku di atas agamaku
Pemerintahan Umar bin Abdul-Aziz
Hari kedua dilantik menjadi khalifah, beliau menyampaikan khutbah umum. Dihujung
khutbahnya, beliau berkata Wahai manusia, tiada nabi selepas Muhammad saw dan tiada
kitab selepas al-Quran, aku bukan penentu hukum malah aku pelaksana hukum Allah, aku
bukan ahli bidah malah aku seorang yang mengikut sunnah, aku bukan orang yang paling
baik dikalangan kamu sedangkan aku cuma orang yang paling berat tanggungannya
dikalangan kamu, aku mengucapkan ucapan ini sedangkan aku tahu aku adalah orang yang
paling banyak dosa di sisi Allah Beliau kemudian duduk dan menangis "Alangkah besarnya
ujian Allah kepadaku" sambung Umar Ibn Abdul Aziz. Beliau pulang ke rumah dan menangis
sehingga ditegur isteri Apa yang Amirul Mukminin tangiskan? Beliau mejawab Wahai
isteriku, aku telah diuji oleh Allah dengan jawatan ini dan aku sedang teringat kepada orangorang yang miskin, ibu-ibu yang janda, anaknya ramai, rezekinya sedikit, aku teringat orangorang dalam tawanan, para fuqara kaum muslimin. Aku tahu mereka semua ini akan
mendakwaku di akhirat kelak dan aku bimbang aku tidak dapat jawab hujjah-hujjah mereka
sebagai khalifah kerana aku tahu, yang menjadi pembela di pihak mereka adalah Rasulullah
saw Isterinya juga turut mengalir air mata. Umar Ibn Abdul Aziz mula memerintah pada
usia 36 tahun selama 2 tahun 5 bulan 5 hari. Pemerintahan beliau sangat menakjubkan. Pada
waktu inilah dikatakan tiada siapa pun umat Islam yang layak menerima zakat sehingga harta
zakat yang menggunung itu diberikan kepada sesorang yang tidak memiliki biayavntuk
pernikahan dan lain-lain.
Surat dari Raja Sriwijaya
Tercatat Raja Sriwijaya pernah dua kali mengirimkan surat kepada khalifah Bani Umayyah.
Yang pertama dikirim kepada Muawiyah I, dan yang ke-2 kepada Umar bin Abdul-Aziz.
Surat kedua didokumentasikan oleh Abd Rabbih (860-940) dalam karyanya Al-Iqdul Farid.
Potongan surat tersebut berbunyi: Dari Rajadiraja...; yang adalah keturunan seribu raja ...
kepada Raja Arab yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan yang lain dengan Tuhan. Saya telah
mengirimkan kepada Anda hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu
banyak, tetapi sekedar tanda persahabatan; dan saya ingin Anda mengirimkan kepada saya
seseorang yang dapat mengajarkan Islam kepada saya, dan menjelaskan kepada saya hukumhukumnya.
Hari-hari terakhir Umar bin Abdul-Aziz
Umar bin Abdul-Aziz wafat disebabkan oleh sakit akibat diracun oleh pembantunya. Umat
Islam datang berziarah melihat kedhaifan hidup khalifah sehingga ditegur oleh menteri

kepada isterinya, "Gantilah baju khalifah itu", dibalas isterinya, "Itu saja pakaian yang
khalifah miliki". Apabila beliau ditanya Wahai Amirul Mukminin, tidakkah engkau mau
mewasiatkan sesuatu kepada anak-anakmu? Umar Abdul Aziz menjawab: "Apa yang ingin
kuwasiatkan? Aku tidak memiliki apa-apa" ."Mengapa engkau tinggalkan anak-anakmu
dalam keadaan tidak memiliki?" "Jika anak-anakku orang soleh, Allah lah yang menguruskan
orang-orang soleh. Jika mereka orang-orang yang tidak soleh, aku tidak mau meninggalkan
hartaku di tangan orang yang mendurhakai Allah lalu menggunakan hartaku untuk
mendurhakai Allah"
Pada waktu lain, Umar bin Abdul-Aziz memanggil semua anaknya dan berkata: "Wahai anakanakku, sesungguhnya ayahmu telah diberi dua pilihan, pertama : menjadikan kamu semua
kaya dan ayah masuk ke dalam neraka, kedua: kamu miskin seperti sekarang dan ayah masuk
ke dalam surga (karana tidak menggunakan uang rakyat). Sesungguhnya wahai anak-anakku,
aku telah memilih surga." (beliau tidak berkata : aku telah memilih kamu susah). Pada saat
Umar bin Abdul Aziz wafat, ia tidak meninggalkan harta untuk anak-anaknya kecuali sedikit.
Setiap anak laki-laki hanya mendapatkan jatah 19 dirham saja, sementara satu anak dari
Hisyam bin Abdul Malik (khalifah Bani Umayah lainnya) mendapatkan warisan dari
bapaknya sebesar satu juta dirham. Namun beberapa tahun setelah itu salah seorang anak
Umar bi Abdul Aziz mampu menyiapkan seratus ekor kuda lengkap dengan perlengkapannya
dalam rangka jihad di jalan Allah, pada saat yang sama salah seorang anak Hisyam menerima
sedekah dari masyarakat. Setelah kejatuhan Bani Umayyah dan masa-masa setelahnya,
keturunan Umar bin Abdul-Aziz adalah golongan yang kaya berkat doa dan tawakkal Umar
bin Abdul-Aziz.
Sumber:
Perjalanan Khalifah Yang Agung Umar bin Abdul Aziz, DR. Ali Muhammad Ash-Shallabi
http://kisahmuslim.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Umar_bin_Abdul-Aziz

You might also like