You are on page 1of 3

EKLAMSIA

SOP

No. Documen
No. Revisi

:
:

Tgl. Terbit

Halaman

:
dr. Hj. Novita

PUSKESMAS
PEMURUS DALAM
Pengertian
Kode
Penyakit

Tujuan

Alat & Bahan


SOP

NIP.19761124 200501 2 011

Pengelolaan Eklampsia merupakan kasus akut pada penderita Pre-eklampsia,


yang disertai dengan kejang menyeluruh dan atau koma. eklampsia dapat
timbul pada ante, intra, dan post partum. Eklampsia post partum umumnya
hanya terjadi dalam waktu 24 jam pertama setelah persalinan.
No. ICPC II : W81. Toxaemia of pregnancy
No. ICD X : O15.9 Eclampsia, unspecified as to time period
Dokter dapat melakukan pengelolaan Eklampsia yang meliputi
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana
c. Penegakan diagnosis
d. Rencana penatalaksanaan
Alat
a. Oropharyngeal airway
b. Kateter urin
c. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan urin menilai kadar proteinuria
1. Anamnesa ( Subyektif )
Keluhan
Kejang yang diawali dengan gejala-gejala prodromal eklampsia, antara
lain:
a. Nyeri kepala hebat
b. Gangguan visus
c. Muntah-muntah
d. Nyeri epigastrium
e. Kenaikan progresif tekanan darah
Faktor Risiko
a. Faktor risiko meliputi kondisi-kondisi yang berpotensi menyebabkan
penyakit mikrovaskular (antara lain: diabetes melitus, hipertensi
kronik, gangguan pembuluh darah dan jaringan ikat)
b. sindrom antibody antiphospholipid, dan nefropati.
c. Faktor risiko lainya dihubungkan dengan kehamilan itu sendiri
d. faktor spesifik dari ibu atau ayah janin.
2. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang
Sederhana( Objektif )
Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan keadaan umum: sadar atau penurunan kesadaran
Glasgow Coma Scale dan Glasgow-Pittsburg Coma Scoring System.
b. Tentukan jenis kejang: tonik, klonik, umum.
c. Pemeriksaan tanda vital: adanya peningkatan tekanan darah
diastolik >110 mmHg
d. Sianosis
e. Skotoma penglihatan
f. Dapat ditemukan adanya tanda-tanda edema paru dan atau gagal
jantung
g. Pada pemeriksaan abdomen dapat ditemukan nyeri di epigastrium
atau nyeri abdomen pada kuadran kanan atas (akibat teregangnya
kapsula glisson)
Pemeriksaan Penunjang:
Proteinuria 2+

EKLAMSIA

SOP
PUSKESMAS
PEMURUS DALAM

No. Documen
No. Revisi

:
:

Tgl. Terbit

Halaman

:
dr. Hj. Novita
NIP.19761124 200501 2 011

3. Penegakan Diagnosa ( assessment )


Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasar
a. anamnesis
b. pemeriksaan fisik
c. penunjang.
Diagnosis Banding
Kejang pada eklampsia harus dipikirkan kemungkinan kejang akibat
penyakit lain, oleh karena itu sebagai diagnosis banding eklampsia antara
lain:
a. Hipertensi
b. Perdarahan otak
c. Lesi di otak
d. Meningitis
e. Epilepsi
f. Kelainan metabolik
4. Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
Perawatan dasar eklampsia yang utama adalah terapi supportif untuk
stabilisasi fungsi vital, dengan pemantauan terhadap Airway, Breathing,
Circulation (ABC).
a. Perawatan pada saat kejang
Masukan sudap lidah ke dalam mulut penderita.
Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trendelenburg untuk
mengurangi risiko
aspirasi.
Beri O2 4 liter permenit.
b. Penatalaksanaan farmakologis
MgSO4 diberikan intravena dengan dosis awal 4 g (10 ml MgSO4
40%, larutkan dalam 10 ml akuades) secara perlahan selama 20
menit, jika pemberian secara intravena sulit, dapat diberikan secara
IM dengan dosis 5mg masing bokong kanan dan kiri
Adapun syarat pemberian MgSO4 adalah tersedianya Ca Glukonas
10%, ada refleks patella, jumlah urin minimal 0,5 ml/kgBB/jam dan
frekuensi napas 12-16x/menit.
Sambil menunggu rujukan, mulai dosis rumatan 6 g MgSO4 (15 ml
MgSO4 40%, larutkan dalam 500 ml larutan Ringer Laktat / Ringer
asetat) 28 tetes/ menit selama 6 jam dan diulang hingga 24 jam
setelah persalinan atau kejang berahir.
Pada kondisi di mana MgSO4 tidak dapat diberikan seluruhnya,
berikan dosis awal (loading dose) lalu rujuk ibu segera ke fasilitas
kesehatan sekunder .
Diazepam juga dapat dijadikan alternatif pilihan dengan dosis 10
mg IV selama 2 menit (perlahan), namun mengingat dosis yang
dibutuhkan sangat tinggi dan memberi dampak pada janin, maka
pemberian diazepam
c. Stabilisasi selama proses perjalanan rujukan
Lakukan pemeriksaan fisik tiap jam, meliputi tekanan darah,
frekuensi nadi, frekuensi pernapasan, refleks patella.
Bila frekuensi pernapasan < 16 x/menit, dan/atau tidak didapatkan

EKLAMSIA

SOP

No. Documen
No. Revisi

:
:

Tgl. Terbit

Halaman

:
dr. Hj. Novita

PUSKESMAS
PEMURUS DALAM

NIP.19761124 200501 2 011

Unit Terkait

refleks tendon patella, dan atau terdapat oliguria (produksi urin


<0,5 ml/kg BB/jam), segera hentikan pemberian MgSO4.
Jika terjadi depresi napas, berikan Ca glukonas 1 g IV (10 ml larutan
10%) bolus dalam 10 menit hanya dilakukan apabila tidak tersedia
MgSO4.

Loket
Poliklinik
Laboratorium
Farmasi
Rumah Sakit

You might also like