Professional Documents
Culture Documents
Glaukoma
Glaukoma mencangkup beberapa penyakit dengan etiologi yang
berbeda dengan tanda umum adanya neuropathy optik yang memiliki
karakteristik adanya kelainan pada nervus optikus dan
gambaran
gangguan lapang pandang yang spesifik. Penyakit ini sering tapi tidak
selalu berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokular (Ilyas,
Sidartha, dkk. , 2002).
Glaukoma terjadi karena peningkatan tekanan intraokuler
yang dapat disebabkan oleh bertambahnya produksi humor akueus oleh
badan siliar ataupun berkurangnya pengeluaran humor akueus di daerah
sudut bilik mata atau di celah pupil. Tekanan intraokuler adalah
keseimbangan antara produksi humor akueus, hambatan terhadap aliran
akueous dan tekanan vena episklera. Ketidakseimbangan antara ketiga hal
tersebut dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler, akan tetapi
hal ini lebih sering disebabkan oleh hambatan terhadap aliran humor
akueus (Gerhard KL, Oscar, Gabriele, Doris, Peter., 2007).
Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan
antara saraf optikus dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya
pasokan darah ke saraf optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati.
Karena saraf optikus mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik
buta pada lapang pandang mata. Yang pertama terkena adalah lapang
pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang sentral. Jika tidak diobati,
glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan(Ilyas, Sidartha, dkk.
, 2002).
2. Ambliopia
Ambliopia adalah berkurangnya tajam penglihatan yang terjadi
karena tidak normalnya perkembangan visus yang dialami sejak usia dini,
yaitu sejak lahir hingga usia 10 tahun. Kepekaan perkembangan yang
abnormal dari visus terutama terjadi pada usia beberapa bulan dan
menurun sesudahnya, dapat mengenai 1 ata 2 mata, pada umumnya
disebabkan oleh pengenalan kurang terhadap bayangan-bayangan detail
terfokus (Gerhard KL, Oscar, Gabriele, Doris, Peter., 2007).
kelainan
kongenital
atau
didapat
akibat
kecelakaan,