Professional Documents
Culture Documents
4) Ikterus/hiperbilirubinemia
5) Masalah pemberian nutrisi
6) Asfiksia pada bayi
7) Gangguan nafas
8) Kejang pada bayi baru lahir
9) Infeksi neonatal
10) Rujukan dan transportasi bayi baru lahir
10. FAKTOR PENDUKUNG KEBERHASILAN PONED PUSKESMAS ANTARA LAIN
a. Adanya Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JKRS, Jamkesmas)
b. Sistem rujukan yang mantap dan berhasil
c. Peran serta aktif bidan desa
d. Tersedianya sarana/prasarana, obat dan bahan habis pakai
e. Peran serta masyarakat, LSM, lintas sektoral dan Stage Holder yang harmonis.
f. Peningkatan mutu pelayanan perlu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan tekhnologi serta kebutuhan masyarakat dan sesuai dengan standart pelayanan minimal.
B. PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPERHENSIF (PONEK)
1. Pengertian PONEK
PONEK adalah Pelayan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif di Rumah Sakit,
meliputi kemampuan untuk melakukan tindakan :
a) seksia sesaria,
b) Histerektomi,
c) Reparasi Ruptura Uteri, cedera kandung/saluran kemih,
d) Perawatan Intensif ibu dan Neonatal,
e) Tranfusi darah.
2. RS PONEK 24 Jam adalah RS yang memiliki kemampuan serta fasilitas PONEK siap 24
jam untuk meberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir dengan
nkomplikasi baik yang datang sendiri atau atas rujukan kader/masyarakat, bidan di desa,
Puskesmas dan Puskesmas PONED.
3. Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan
permaslahan setiap kasus komplikasi kebidanan.
1.
Pengertian
PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar) merupakan pelayanan untuk
menggulangi kasus-kasus kegawatdaruratan obstetric neonatal yang meliputi segi :
Kebijaksanaan
Ketersediaan pelayanan kegawatdaruratan untuk ibu hamil beserta janinnya sangat
menentukan kelangsungan hidup ibu dan bayi baru lahir. Misalnya, perdarahan sebagai sebab
kematian langsung terbesar dari ibu bersalin perlu mendapat tindakan dalam waktu kurang
dari 2 jam, dengan demikian keberadaan puskesmas mampu PONED menjadi sangat
strategis.
3.
Kriteria
Puskesmas mampu PONED yang merupakan bagian dari jaringan pelayanan obstetric
dan neonatal di Kabupaten/ Kota sangat spesifik daerah, namun untuk menjamin kualitas,
perlu ditetapkan beberapa criteria pengembangan :
1.
Melayani sekitar 50.000 100.000 penduduk yang tercakup oleh puskesmas (termasuk
penduduk di luar wilayah puskesmas PONED).
Jarak tempuh dari lokasi pemukiman sasaran, pelayanan dasar dan puskesmas biasa ke
puskesmas mampu PONED paling lama 1 jam dengan transportasi umum setempat,
mengingat waktu pertolongan hanya 2 jam untuk kasus perdarahan.
4. Jumlah dan jenis tenaga kesehatan yang perlu tersedia, sekurang-kurangnya seorang dokter
dan seorang bidan terlatih GDON dan seorang perawat terlatih PPGDON. Tenaga tersebut
bertempat tinggal di sekitar lokasi puskesmas mampu PONED.
5. Jumlah dan jenis sarana kesehatan yang perlu tersedia sekurang-kurangnya :
a.
Penanggung jawab
Penanggung jawab puskesmas mampu PONED adalah dokter.
5.
6.
Distribusi PONED
Untuk satu wilayah kabupaten/ kota minimal ada 4 puskesmas mampu PONED, dengan
sebaran yang merata. Jangkauan pelayanan kesehatan diutamakan gawat darurat obstetric
neonatal (GDON) di seluruh kabupaten/ kota.
7.
Kebijaksanaan PONED
Pada lokasi yang berbatasan dengan kabupaten/ kota lain, perlu dilakukan kerjasama kedua
kabupaten/ kota terebut.
8.
Pelaksanaan PONED
Persiapan pelaksanaan
Dalam tahap ini ditentukan :
Biaya operasional PONED
Rujukan
Sosialisasi
Dalam pemasaran social ini yang perlu diketahui oleh masyarakat antara lain adalah jenis
pelayanan yang diberikan dan tariff pelayanan. Pemasaran social dapat dlaksanakan antara
lain oleh petugas kesehatan dan sector terkait, dari tingkat kecamatan sampai ke desa, a.l
dukun/ kader dan satgas GSI melalui berbagai forum yang ada seperti rapat koordinasi
tingkat kecamatan/ desa, lokakarya mini dan kelompok pengajian dan lain-lainnya.
Alur pelayanan di puskesmas mampu PONED
Setiap kasus emergensi yang datang ke puskesmas mampu PONED harus langsung ditangani,
setelah itu baru pengurusan administrasi (pendaftaran, pembayaran alur pasien.
Pelayanan gawat darurat obstetric dan neonatal yang diberikan harus mengikuti prosedur
tetap (protap).
9.
PENCATATAN
Dalam pelaksanaan PONED ini, diperlukan pencatatan yang akurat baik ditingkat
Kabupaten/ Kota (RS PONED) maupun di tingkat puskesmas.
Format-format yang digunakan adalah yang sudah baku seperti :
a) Pencatatan System Informasi manajemen Puskesmas (SP2PT)
b) KMS ibu hamil/ buku KIA
c) Register Kohort Ibu dan Bayi
d) Partograf
e) Format-format AMP
1)
Tingkat Puskesmas
Formulir ini dipakai oleh puskesmas, bidan di desa maupun bidan swasta, untuk merujuk
kasus ibu maupun neonatus.
2)
Formulir ini mencatat data dasar semua ibu bersalin/ nifas dan bayi baru lahir yang masuk ke
RS. Pengisiannya dapat dilakukan oleh bidan atau perawat.
Form ini dipakai untuk menulis hasil/ kesimpulan data dari audit maternal dan audit neonatal.
Yang mengisi formulir ini adalah dokter yang bertugas di bagian kebidanan dan kandungan
(untuk kasus ibu) atau bagian anak (untuk kasus anak neonatal).
10.
PELAPORAN
Pelaporan hasil kegiatan dilakukan secara berjenjang dengan menggunakan format yang
Laporan bulanan ini berisi informasi mengenai kesakitan dan kematian (serta sebab
kematian) ibu dan bayi baru lahir.
Laporan bulanan ini berisi informasi yang sama seperti diatas dan jumlah kasus yang dirujuk
ke RS Kabupaten/ Kota.
b) Laporan dari Dinkes kabupaten/ Kota ke tingkat propinsi/ Dinkes Propinsi. Laporan triwulan
ini berisi informasi mengenai kasus ibu dan neonatal yang ditangani oleh RS kabupaten/ Kota
dan puskesmas, serta tingkat kematian dari tiap jenis komplikasi/ gangguan.
11.
PEMANTAUAN
Pemantauan dilakukan oleh institusi yang berada secara fungsional satu tingkat
Pemanfaatan laporan
Laporan yang diterima bermanfaat untuk melakukan penilaian kinerja dan pembinaan
Umpan Balik
Hasil analisa laporan dikirimkan sebagai umpan balik dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan dari
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota ke RS PONEK dan Puskesmas PONED atau disampaikan
melalui pertemuan Review Program Kesehatan Ibu dan Anak secara berkala di Kabupaten/
Kota dengan melibatkan ketiga unsur pelayanan kesehatan tersebut diatas. Umpan balik
dikirimkan kembali dengan tujuan untuk melakukan tindak lanjut terhadap berbagai masalah
yang ditemukan dalam pelaksanaan PONED/ PONEK.
12.
EVALUASI
Evaluasi pelaksanaan pelayanan PONEK/ PONED dilakukan secara berjenjang dan
dilaksanakan pada setiap semester dalam bentuk evaluasi tengah tahun dan akhir tahun.
Kegiatan evaluasi dilakuan melalui pertemuan evaluasi Kesehatan Ibu dan Anak.Hasil
evaluasi disampaikan melalui Pertemuan Pemantapan Sistem Rujukan kepada pihak yang
terkait baik lintas program maupun lintas sektoral dalam untuk dapat dilakukan penyelesaian
masalah dan rencana tindak lanjut.
Beberapa aspek yang dievaluasi antara lain :
Masukan (input)
o Tenaga
o Dana
o Sarana
Keluaran (output)
o Kuantitas
-
- Proporsi kasus terdaftar dan rujukan baru kasus PONED/ PONEK di tingkat RS Kabupaten/
Kota
o Kualitas
-
Response time