You are on page 1of 18

Gangguan temporomandibula merupakan

istilah yang digunakan untuk gangguan


pada sendi temporomandibula, otot
pengunyahan dan struktur terkait yang
mengakibatkan gejala umum berupa
nyeri dan keterbatasan membuka mulut.

Keterbatasan membuka mulut /


trismus dapat terjadi akibat :

Infeksi

Trauma pada sendi dan rahang

Masalah kongenital, autoimun

Tumor atau kanker pada rahang baik


pada jaringan lunak maupun tulang
terapi radiasi

Kerusakan otot secara lokal yang


disebabkan para fungsi (bruxism)

Batas normal membuka mulut


>40mm atau kurang lebih 3 jari,
Trismus ringan : 30-4 mm atau 2-3
jari
Trismus sedang : 13-30 mm atau
sekitar 2 jari
Trismus berat : < 15mm

Efek negatif dari trismus


Kesukaran dalam berbicara, makan,
minum, dan sukar untuk menjaga
kesehatan mulutnya.

Masalah serius dalam menjaga


kesehatan

Malnutrisi, dehidrasi, degenerasi otot


atau sendi

Penangan trismus secara dini dapat


mencegah kerusakan lebih lanjut
pada sendi dan meningkatkan
kualitas hidup pasien.

Terapi panas
Analgesik
Relaksasi otot
Physioterapi

TERAPI PANAS
Dilakukan dengan menggunakan handuk
yang diberikan air hangat dan digunakan
selama 20 menit setiap jam.

ANALGETIK
Dengan pemberian aspirin (325mg) sebagai
obat analgesik yang cukup baik.
Codein (30-60 mg) dapat diberikan jika
pasien mengeluhkan rasa yang sangat tidak
nyaman

RELAKSASI OTOT
Pemberian diazepam (10mg) atau
benzodiazepine
PHYSIOTHERAPY
Membuka dan menutup mulut diikuti
dengan erakan lateral pada mandibula
setiap 5 menit selama 3-4 jam
Mengunjah permen karet bebas gula

Perawatan yang akan dilakukan


pada pasien dengan keadaan
trismus sebaiknya dalam keadaan
tanpa keluhan.

Habitual luxatie rahang


Pada saat pembukaan mulut terlalu besar atau
terlalu lama bisa mengakibatkan terjadinya
luksasi rahang.
Luksasi sendi rahang / luksasi mandibula adalah
suatu keadaan dimana processus kondiloideus
dengan discus artikulasisnya keluar dari fossa
artikularis melalui eminensia artikularis dan
berada di depan tuberkulum artikularis.

Keadaan ini akan terasa sakit yang


amat sangat, namun kalanya tidak
terasa oleh pasien sendiri.

Dislokasi/ luksasi : disebabkan


karena kesalahan letak permukaan
artikulasi suatu persendian

Dislokasi dapat disebabkan oleh


penggunaan pengganjal mulut yang
ceroboh. Bila terjadi dislokasi harus
dikembalikan dengan segera.

Operator berdiri di depan pasien, dan


meletakkan ibu jarinya di dalam mulut
pada eksternal oblique ridge di sebelah
lateral molar rahang bawah yang masih
adanya jari-jarinya diletakkan diluar mulut
di bawah batas bawah mandibula.

Penekanan ke bawah dengan ibu


jari dan ke atas dengan jari-jari
akan mengembalikan dislokasi
tersebut. Jika perawatan ditunda
maka spasma otot akan
menyebabkan pengembalian tidak
mungkin dilakukan kecuali dibawah
anestesi umum.

Luksasi mandibula terbagi dua yaitu :


Habitual
Dalam keadaan menguap saja sudah
dapat terjadi luksasio oleh karena
kapsul artikulasinya kendor. Biasanya
dapat terjadi dengan sendirinya.
Non habitual
Biasanya terjadi pada orang yang
membuka mulut terlalu lebar. Ini dapat
terjadi pada pencabutan gigi molar
pada saat memerlukan tempat untuk
memasukkan tang ataupun pada saat
melakukan perawatan saluran akar

Reposisi luksasio mandibula yang


habitual lebih mudah dari yang non
habitual. Dapat terjadi unilateral
maupun bilateral yaitu dimana prosesus
kondilus keluar dari fossa artikularis

Tanda-tanda luksasio bilateral :


Dagu menonjol kedepan disertai pasien
tidak dapat membuka mulutnya.

Tanda-tanda luksasio unilateral :


Dagu miring kearah yang sehat maksudnya
ke arah kondilus yang tidak mengalami
luksasio dan pasien tidak dapat membuka
mulutnya dengan baik. Keadaan ini tidak
dapat dibiarkan lama-lama oleh karena
pasien dapat merasa sakit sekali.

Pada pasien dengan usia 65 tahun


yang akan dilakukan bikuspidisasi
setelah perawatan endodontik
perlu diperhatikan pada saat
pengerjaan endodontik memakai
bite block pada gigitan pasien
yang nyaman sehingga dapat
dihindarkan
terjadiya
luksasi
rahang

You might also like