Professional Documents
Culture Documents
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
dengan akte notaris Eva Sabarina Siregar, S.H Nomor 06 tanggal 14 Maret 2004,
memulai bisnisnya pada tahun 2007 yang bergerak pada usaha pertambangan
umum, dari penyelidikan umum, eksplorasi dan eksploitasi. Perusahaan ini
didirikan dengan tujuan menggali potensi sumberdaya alam khususnya dengan
prinsip pertambangan yang dilakukan dapat dimanfaaatkan untuk kepentingan
bersama dengan jangka waktu yang tak terbatas untuk kemaslahatan dan
kemakmuran masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung serta untuk
mengangkat harkat martabat perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang
usaha tambang, khususnya usaha pertambangan timah, sehingga dapat bersaing
dengan pangsa pasar nasional dan internasional (Sumber: Company Profile
PT Bangka Belitung Timah Sejahtera). Adapun visi dan misi PT Bangka Belitung
Timah Sejahtera (PT BBTS) yaitu :
Visi
Membangun bisnis pertambangan yang sejahtera dan berkesinambungan.
Misi
1. Mengembangkan pola sistem pertambangan yang berkelanjutan
2. Menyediakan ketersediaan timah bagi perusahaan smelter swasta maupu
badan usaha milik pemerintah atau daerah
3. Mendukung terciptanya iklim investasi pertambangan yang kondusif
4. Melakukan jasa usaha pertamabangan yang berkemitraan dan berkeadilan
5. Meningkatkan kompetensi bisnis pertimahan pada pangsa pasar nasional
dan internasional
Kegiatan utama (core business) yang dilakukan oleh perusahaan
PT Bangka Belitung Timah Sejahtera (PT BBTS) yaitu sebagai penyedia jasa
pertambangan khususnya dibidang pertimahan, menyediakan kebutuhan pasir
timah khususnya smelter-smelter swasta yang ada di Bangka Belitung, penyedia
jasa design dan pelaksana reklamasi tambang dan mengembangkan bidang usaha
lain, seperti rumah sakit, pendidikan, jasa cargo, waralaba, dan lain-lain. Pada
tahun 2015 perusahaan bekerjasama dengan enam (6) smelter antara lain PT
Donna Kembara Jaya, PT DS Jaya Abadi, CV United Smelting, PT Stanindo Inti
Perkasa, PT Kijang Jaya Mandiri, dan CV Tiga Sekawan (Sumber: Company
Profile PT Bangka Belitung Timah Sejahtera). Adapun kontribusi perusahaan
dalam program pengembangan masyarakat meliputi bidang-bidang:
1) Bidang Lingkungan
a. Melaksanakan reklamasi pasca tambang
b. Melaksanakan pelatihan kesehatan, keselamatan kerja (K3) bagi pekerja
tambang dan smelter
c. Pembinaan dan pelatihan bagi penambangan skala kecil
d. Penerapan prinsip penambangan yang berwawasan dan berkelanjutan
2) Bidang Ekonomi
a. Pengembangan pola mitra sejahtera melalui pendirian koperasi-koperasi
3)
4)
5)
6)
2.2
izin
KP
Eksplorasi
Kabupaten
Bangka
No
Garis Bujur
Garis Lintang
BT
LS
105
51
30.16
BT
42
51.72
LS
105
52
9.25
BT
42
51.70
LS
105
52
9.26
BT
43
15.38
LS
105
51
48.42
BT
43
15.39
LS
105
51
48.42
BT
43
4.93
LS
105
51
30.16
BT
43
4.94
LS
10
2.3.1
Sistem Penambangan
Sistem penambangan yang sesuai untuk melakukan penambangan timah
alluvial adalah dengan metoda tambang terbuka (open pit mining). Beberapa
peralatan yang digunakan adalah peralatan yang umum digunakan dalam
penambangan seperti alat-alat berat untuk pengupasan overburden, sesuai dengan
sifat fisik endapan dan materialnya digunakan dengan cara penyemprotan untuk
memberai dari endapan tersebut yang selanjutnya material akan terbawa
bersamaan dengan air yang mengalir menuju lubang penampungan (camuy)
kemudian diproses untuk mendapatkan konsentrat bijih timah (Ichwan Azwardi,
2012:7).
Monitor berfungsi sebagai alat gali dengan cara menyemprotkan air
berkecepatan dan bertekanan tinggi (jet) untuk memberai materal tanah (Ichwan
Azwardi, 2012:109). Monitor yang digunakan dengan ukuran 1,5 sebanyak
2 buah sehingga membentuk slurry (lumpur) dengan perbandingan tanah dan air
(persen solid) 15 20%. Setelah terbentuk lumpur, material dialirkan ke sumuran
(lubang camuy) dan dipompakan menuju instalasi pencucian. Material
ditransportasikan menggunakan pipa jenis HDPE (High Density Polyethylene)
11
Tahap Pengolahan
Pengolahan bahan galian (mineral dressing) merupakan kegiatan lanjutan
12
2.3.3
13
2.4
rusahaan
yang
bersifat
terukur
untuk melakukan
kegiatan
operasional
penambangan terkait dengan beberapa aspek yang mengacu pada beban biaya
yang dibelanjakan dan hasil keuntungan yang diperoleh selain sebagai komitmen
perusahaan dengan adanya kontribusi bagi penerimaan negara. Bagi pemerintah
RKAB dijadikan sebagai acuan untuk melakukan kontrol dan monitoring serta
evaluasi terhadap kinerja perusahaan sebagai wujud komitmen perusahaan yang
berkontribusi bagi negara. RKAB sebagai bentuk rencana perusahaan tambang
yang disusun sebagai pedoman bagi perusahaan tambang untuk periode satu tahun
ke depan. Pembahasan RKAB meliputi beberapa aspek yang merupakan manifestasi kegiatan yang dipertanggungjawabkan ke negara
Perusahaan tambang diwajibkan untuk melakukan penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran Belanja Negara (RKAB). Setelah mendapat persetujuan
14
15
Revisi RKAB
Seiring berjalannya kegiatan operasional yang dilakukan seperti telah
16
ada di Persetujuan RKAB dan harus proporsional dengan kondisi yang ada di
perusahaan yang bersangkutan (Yulianto dkk, 2010).
Menurut Basuki, jika revisi Persetujuan RKAB telah disetujui, maka
perusahaan yang bersangkutan wajib untuk melaksanakan kegiatan yang mengacu
kepada hasil revisi Persetujuan RKAB yang baru (Staf Eksploitasi dan Konservasi
Dinas Pertambangan Provinsi Bangka Belitung, 19 Agustus 2015). Ada beberapa
aspek pertimbangan RKAB wajib dilakukan revisi antara lain:
1. Perubahan metode penambangan misalnya dari metode tambang terbuka
menjadi metode tambang bawah tanah.
2. Kapasitas produksi. Kapasitas produksi harus sesuai dengan ketentuan
pemerintah yang telah ditetapkan berdasarkan cadangan daerah dan
kemampuan perusahaan. Jika perusahaan melebihi kuota dari kapasitas
produksi, sehingga kuota produksi tahun selanjutnya akan menjadi berkurang.
Sedangkan jika kuota produksi jauh dibawah target ketentuan yang
dikeluarkan pemerintah maka perusahaan wajib memberikan penjelasan
mengenai aspek teknis atau aspek lainnya yang menyebabkan tidak
tercapainya target produksi.
3. Perubahan teknik pengelolaan lingkungan.
4. Biaya yang akan disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang dilakukan
perusahaan.
2.4.3
Sanksi
Dalam
proses
kontrol
pemerintah
dalam
kegiatan
operasional
17
Faktor penyebab yang kompleks tersebut harus disikapi secara bijak. Jika
faktor penyebab deviasi tersebut bisa dipertanggungjawabkan maka masih ada
toleransi dalam mensikapinya. Tetapi lain halnya jika faktor penyebab terjadinya
deviasi tersebut terjadi karena masalah teknis yang sebelumnya sudah bisa
diperhitungkan maka akan dikenai surat teguran hingga ke arah default (lalai)
sampai pada akhirnya terminasi atau ditutup. Untuk melakukan penilaian kinerja
atas keberhasilan pelaksanan RKAB sedang disusun suatu pedoman penilaian
kinerja perusahaan tambang dengan metode scoring keberhasilan RKAB
(Yulianto dkk, 2010).
2.5
Development)
k. Laporan neraca keuangan rugi-laba
18
19
pemurnian.
Peningkatan nilai tambah bahan galian.
Penanganan bahan galian kadar/nilai marjinal dan kadar/nilai rendah.
Penanganan mineral ikutan dan bahan galian lain.
Penanganan sisa cadangan dan sumberdaya pasca tambang,
Pengecekan tailing dan penanganan tailing
20
penambangan
(eksploitasi)
(Sudarto,dkk.2010).
Terdapat
21
(consumables)
Bagi setiap jenis peralatan menjadi grup komponen-kompenennya
(misalnya engine, chasis, bucket, tracks, conveyor idler, conveyor
belt)
Dalam setiap grup komponen, hiung biaya operasi per-satuan
lain
4) Penjualan/ Pengangkutan
Dalam aspek pengangkutan, yang harus diperhatikan antara lain
sinkronisasi antara kapasitas alat angkut dengan jumlah material yang
akan diangkut berdasarkan kondisi prasarana dan jaraknya, untuk
perencanaan teknis prasarana transportasi harus memperhatikan data
22
tenaga
kerja
dalam
negeri,
termasuk
untuk
23
aturan safety yang telah ada. Sanksi terhadap aturan safety sangat
tegas, berupa peringatan hingga PHK. Selain penegakan kedisiplinan
safety juga diperhatikan mengenai APD (Alat Perlindungan Diri) yang
memenuhi standar ketentuan yang berlaku (Yulianto dkk, 2010).
8) Reklamasi
Berdasarkan UU No. 4 tahun 2009 Pasal 100 setiap Pemegang IUP
dan IUPK wajib menyediakan dana jaminan reklamasi dan jaminan
pascatambang. Menurut PP No. 7 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan
Reklamasi dan Pascatambang Pada Kegiatan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara bahwa reklamasi adalah kegiatan yang
dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk menata,
memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar
dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya sementara jaminan
reklamasi adalah dana yang disediakan oleh pemegang izin usaha
pertambangan atau izin usaha pertambangan khusus sebagai jaminan
untuk melakukan kegiatan reklamasi.
9) Konservasi
Konsep eksplorasi perhitungan
cadangan
dan
pelaporan
kontribusi
langsung
perusahaan
terhadap
lingkungan
24
masyarakat
setempat.
Kegiatan
comdev
ini
harus
25
sifatnya penghasilan, ada tiga klasifikasi tarif yang berlaku bagi badan
usaha yang penghasilan brutonya berbeda-beda yaitu:
Bila gross income usaha di bawah Rp 4.8 Miliar, maka tarif
2.6
perusahaan
akan
semakin
produktif,
sehingga
akan
26
dapat dikatakan baik apabila > 5 %.Adapun rumus Net Profit Margin
(NPM) adalah :