You are on page 1of 6

ACARA III

PERSILANGAN TANAMAN CABAI (Nama latin)


A. Hasil Pengamatan (Foto buah)
1. Hasil Persilangan Tanaman Cabai (Capsicum annuum L)

Cabai Rawit Cabai Keriting

Cabai Keriting Cabai Rawit

B. Pembahasan
Persilangan adalah suatu teknik mengawinkan bunga dengan meletakkan polen / serbuk
sari pada stigma, yaitu lubang atau rongga yang dangkal berisi cairan kental agak lengket
sebagai tempat meletakkan polen dan masuknya tabung polen ke dalam ovari (bakal buah)
pada waktu polinasi/penyerbukan (Edhis, 2008). Pada praktikum acara III berjudul
Persilangan Tanaman dilakukan salah satu cara pemuliaan tanaman yaitu persilangan.
Persilangan dilakukan pada cabai keriting dan cabai rawit. Tujuan dilakukannya praktikum
ini adalah untuk mengetahui teknik kastrasi dan hibridisasi serta aplikasinya di lapangan.
Keberhasilan persilangan tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1.

Pemilihan Tetua

Tetua yang dipilih haruslah tetua yang memang layak untuk dapat dilakukannya persilangan.
Bunga yang akan dijadikan tetua betina, putiknya adalah yang layak untuk diserbuki
dan belum diserbuki oleh pollen dari bunga yang sama atau tanaman lain yang tidak
diinginkan. Sedangkan bunga yang dipilih untuk dijadikan tetua jantan haruslah dipilin yang
serbuk sarinya telah matang.
2.

Pemilihan waktu

Waktu yang dimaksud adalah waktu untuk kastrasi dan penyerbukan. Pada tetua betina
waktu kastrasi harus pagi hari, bila melalui waktu tersebut polen telah jatuh ke stigma. Juga
waktu penyerbukan harus tepat ketika stigma reseptif. Jika antara waktu antesis bunga jantan
dan waktu reseptif bunga betina tidak bersamaan, maka perlu dilakukan sinkronisasi.
Caranya dengan membedakan waktu penanaman antara kedua tetua, sehingga nantinya
kedua tetua akan siap dalam waktu yang bersamaan.
Pemuliaan tanaman dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan potensi genetik
tanaman, sehingga didapatkan hasil yang lebih unggul dengan karakter yang sesuai menurut
selera konsumen dan beradaptasi pada agroekosistem tertentu. Bebagai cara telah dilakukan
untuk meningkatkan potensi genetik tanaman dan pada setiap generasi dilakukan seleksi
secara visual yaitu dengan memilih fenotipe yang baik belum memberikan hasil yang
memuaskan tanpa berpedoman pada nilai parameter genetik (Bahar dan Zen, 1993).
Hibridisasi ialah menyilangkan dua tanaman atau lebih yang memiliki sifat genetik yang
berbeda. Hibridisasi merupakan salah satu cara seleksi kombinasi tanaman. Hibridisasi ini
bertujuan untuk menggabungkan sifat-sifat baik yang terdapat dalam dua varietas yang
disilangkan menjadi satu dalam satu tanaman. Selain itu hibridisasi juga bertujuan untuk
memperbesar variabilitas atau kombinasi gen yang akan menghasilkan keturunan yang

nantinya akan digunakan untuk persilangan/ pembasteran kembali. Terakhir tujuan dari
hibridisasi adalah untuk mendapatkan pembasteran transgresif, yaitu persilangan yang
menimbulkan tanaman yang menimbulkan tanaman yang memiliki sifat unggul melebihi sifat
kedua induk yang merupakan kombinasi dari keduanya (Soepomo, 1968).
Saat yang paling baik untuk melakukan persilangan buatan atau hibridisasi adalah saat
bunga telah setengah mekar sampai tiga perempat bagian bunganya (bunga yang masih
kuncup) dan kepala putiknya berwarna putih. Pada saat itu, bunga jantan (benang sari) pada
kotak sari tersebut belum masak atau pecah. Hal ini juga dipengarui oleh morfologi dari
masing-masing bungan yang akan disilangkan. Keberhasilan persilangan ini karena
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu; suhu dan cahaya. Pada suhu udara yang dingin, suaca
gelap atau musim hujan, saat berbungan akan terhambat,hal ini disebabkan serbuk sari tidak
dapat menempel pada kepala putik secara keseluruhan.
Suhu yang panas, cuaca cerah, dan musim kemarau dapat mempercepat proses
pembungaan. Hal ini yang menyebabkan atau alasan mengapa hibridisasi dilakukan pada
siang hari. Suhu dan cahaya ketika siang hari terletak pada puncaknya. Cahaya matahari tepat
berada di atas atau kedudukannya hampir vertikal sebesar 180 o sehingga suhu permukaan
bumi juga akan naik. Dengan demikian akan mempengaruhi keberhasilan dari penyilangan
bunga yang akan disilangkan. Jika hibridisasi dilakukan pada pagi hari atau siang hari
kemungkinan bunga yang disilangkan belum mengalami masak penuh, sehingga proses
persilangan tidak akan berhasil. Peningkatan suhu dan kelembapan akan membuat percepatan
pemasakan tepung sari. Hal tersebut yang menyebabkan perbedaan perlakuan kastrasi dan
penyilangan tanaman.
Hibridisasi yang dilakukan di tanaman cabai seperti dalam praktikum melalui beberapa
tahapan proses yakni proses emaskulasi yakni pembuangan bagian yang tidak berguna seperti
mahkota dan kelopak daun. Lalu melakukan kastrasi untuk mencegah tanaman menyerbuk
sendiri. Lalu baru dapat dilakukan pengambilan polen dan polinisasi yakni penempelan polen
ke kepala putik tanaman cabai.
Tanaman cabai yang digunakan sebagai bahan persilangan adalah cabai keriting
(Capsicum annuum L) dan cabai rawit (Capsicum frutescens). Langkah pertama yang
dilakukan yaitu memilih bunga dari tanaman cabai besar yang masih kuncup. Pemilihan
bunga yang masih kuncup dimaksudkan untuk menghindari adanya penyerbukan oleh
polen tetua jantan yang tidak diinginkan. Langkah kedua yaitu kastrasi, kastrasi dilakukan
menggunakan pinset secara hati-hati agar kepala putik tidak ikut terambil. Setelah kastrasi,
bunga dibungkus dengan plastik bening agar tidak terjadi penyerbukan oleh bunga lain yang
tidah diinginkan. Langkah ketiga yaitu penyerbukan, penyerbukan dimulai dengan memilih

bunga cabai keriting yang sudah matang. Selanjutnya polen dari bunga cabai rawit
dikeluarkan dan diambil menggunakan tusuk gigi, kemudian diserbukkan pada kepala putik
bunga cabai besar yang telah dikastrasi. Setelah diserbuki, bunga di bungkus lagi
menggunakan plastik transparan. Langkah keempat yaitu pemanenan, panen dilakukan
setelah cabai berbuah dan buah berwarna hijau kekuningan. Hasil pemanenan belum dapat
ditunjukan dengan hasil dokumentasi karena keterbatasan penyerahan laporan praktikum.

Kesimpulan
Kastrasi merupakan tahapan hibridisasi tanaman. Hibridisasi ialah menyilangkan dua
tanaman atau lebih yang memiliki sifat genetik yang berbeda. Sedangkan kastrasi dilakukan
untuk menghilangkan alat kelamin jantan agar mencegah tanaman menyerbuk sendiri.
Persilangan tanaman ditentukan dari faktor internal dan eksternal diantaranya dari pemilihan
tetua dan pemilihan waktu yang tepat. Hasil persilangan belum dapat didokumentasikan
karena keterbatasan waktu.

Daftar Pustaka
Bahar, H., dan S. Zen. 1993. Parameter genetika pertumbuhan tanaman, hasil dan komponen
hasil jagung. Zuriat 4 (1): 4-8.
Edhis, Sandra. 2008. <http://eshaflora.http://eshaflora.com>. Diakses pada hari Minggu,
tanggal 22 Mei 2016.
Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius, Yogyakarta.
Soepomo, R. 1968. Ilmu Seleksi Teknik Kebun Percobaan. Cetakan Kelima. Soeroengan,
Jakarta.

Lampiran
-

Foto Proses Persilangan (Pemilihan, Kastrasi, Hibridisasi, jangan lupa diberi


keterangan lengkap)
Dokumentasi Budidaya (Penanaman dan Perawatan tanaman) dapat berupa
video singkat (durasi max. 5 menit atau foto)

You might also like