You are on page 1of 39

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan laboratorium sains di sekolah menengah sudah merupakan suatu
keharusan pada pendidikan sains moderen. Alasan utamanya dua macam, yaitu
filosofis dan pedagogis-psikologis (psikologi belajar).
Dari segi filosofi, yaitu pandangan mengenai hakikat sains, sains dianggap
mengandung 3 aspek, yaitu produk, proses, dan sikap, bukan hanya produk.
Dengan produk yang dimaksudkan adalah ilmu yang sudah tersusun secara
sistematis berupa konsep, prinsip (asa), dan teori. Proses ditemukannya produk juga
sangat penting. Yang dimaksud proses disini adalah cara pengetahuan itu diperoleh
dan dikembangkan. Tanpa proses yang biasa digunakan oleh para ilmuwan mustahil
sains berkembang, dan yang terkait dengan proses adalah pengamatan dan
eksperimentasi.

Didalamnya

termasuk

pengumpulan

data,

penukuran,

penganalisisan data, penginterpretasian data, penyimpulan,berhipotesis, berteori,


dll. Di bagian inilah laboratorium mengambil peranan penting. Proses sains tidak
dapat dipelajari hanya dengan mendengarkan, bahkan tidak juga dengan
menyaksikan demonstrasi, tapi juga harus dipelajari dengan melakukan.
Secara pedagogis-psikologis, psikologi belajar moderen mengembangkan teori
bahwa belajar itu proses kontruksi (pembangunan) pengetahuan oleh siswa di
dalam pikirannya mengenai hal-hal yang dihadapinya dan menjadi perhatiannya.
Untuk membangun pengetahuan itu siswa tidak dapat hanya secara pasif menerima,
melainkan juga harus bertindak terhadap hal-hal yang dihadapinya dan menjadi
perhatiannya itu. Laboratorium sains memberikan banyak sekali kesempatan siswa
untuk bertindak terhadap hal-hal yang sedang dipelajarinya, yang sedang
diperhatikannya.
Agar laboratorium dapat berfungsi sesuai dengan maksud pengadaannya,
laboratorium perlu digunakan dan dikelola dengan sebaik-baiknya. Tanpa
digunakan dan dikelola dengan baik pengadaan laboratorium beserta alat-alat dan
bahan yang diperlukan hanyalah akan menjadi pemborosan.
Mengelola suatu laboratorium sekolah meliputi 4 kegiatan pokok, yaitu:

a. Mengadakan langkah-langkah yang perlu untuk terus mengupayakan agar


kegiatan siswa di dalam laboratorium bermakna bagi siswa dan proses
pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.
b. Menjadwal penggunaan laboratorium oleh guru-guru agar laboratorium dapat
digunakan semerata-meratanya dan seefisien mungkin oleh semua siswa yang
memerlukan.
c. Mengupayakan agar peralatan laboratorium terpelihara dengan baik, sehingga
dapat digunakan dalam waktu yang lama, dan selalu siap digunakan.
d. Mengupayakan agar penggunaan laboratorium berlangsung dengan aman dan
mengupayakan langkah-langkah yang perlu untuk menghindari terjadinya
kecalakaan.
Secara umum laboratorium sekolah di SMA Mari Ayu Kelapa belum begitu
memperhatikan kedua aspek penting keberadaan laboratorium di sekolah, dan
kegiatan pokok yang harus diselenggarakan dalam pengelolaannya secara ideal.
Untuk itu disusun program Kerja Laboratorium Kimia di SMA Mari Ayu Kelapa ini
untuk memberi arahan yang jelas dan membenahi penyelenggaraan dan
pengelolaan laboratorium kimia di SMA Mari Ayu Kelapa, dalam rangka memenuhi
tupoksi laboratorium sebagai tempat pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan meningkatkan mutu laboratorium dalam melayani kebutuhan
pengguna laboratorium sesuai dengan kebijakan mutu pendidikan secara utuh dan
terpadu.
B. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan program kerja Laboratorium Kimia ini adalah untuk :
1. Memenuhi tugas pokok dan fungsi sebagai kepala Laboratorium Kimia di
SMA Mari Ayu Kelapa
2. Menyusun rencana pengelolaan kegiatan laboratorium Kimia SMA Mari Ayu
Kelapa.
3. Mengelola kegiatan laboratorium Kimia SMA Mari Ayu Kelapa.
4. Mendiskripsikan pengelolaan laboratorium Kimia SMA Mari Ayu Kelapa.
5. Memberi arahan kepada pelaksana laboratorium lainnya secara mencukupi
untuk mengoptimalkan peran dan layanan laboratorium Kimia.

C. Manfaat
1. Program kerja dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki pengelolaan
laboratorium Kimia yang dibinanya.
2. Dengan adanya program kerja ini guru dapat menunjukkan professionalitasnya
sebagai Kepala Laboratorium karena dapat menunjukan bahwa ia mampu
menilai dan memperbaiki pembelajaran di laboratorium yang di kelolanya.
3. Dengan adanya program kerja ini kegiatan dalam Laboratorium Kimia lebih
terarah dan terncana dengan baik dan membuat guru baik lagi dalam mengelola
laboratorium.
4. Melalui program kerja ini, dapat menyediakan informasi layanan untuk
pengguna dan mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan di laboratorium

BAB II
PROGRAM KERJA LABORATORIUM KIMIA SMA MARI AYU KELAPA
Untuk meningkatkan mutu yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan
jaman saat ini,maka dalam perencanaan program kerja kantor perlu peningkatan di
segala bidang pada umumnya dan penigkatan penunjang pendidikan pada khususnya
terutama pendidikan praktek di laboratorium yang terencana secara terorganisir dan
bertahap menuju peningkatan kualitas maupun kuantitas di bidang fisik dan material
baik itu merupakan sarana gedung, peralatan maupun bahan-bahan praktek serta di
bidang akademis dan tenaga laboran yang kesemuanya itu merupakan komponen
penunjang pendidikan praktek di laboratorium.
Adapun program laboratorium Kimia SMA Mari Ayu Kelapa Tahun Pelajaran
2015 2016 sebagai berikut :
a.

Program Rutin

(1) Praktek Siswa


Siswa diharapkan semuanya dapat mengikuti praktek di laboratorium, agar
mengenal, memahami serta dapat menyimpulkan apa yang dilaksanakan dalam
praktek tersebut.

Pengenalan bentuk atau wujud barang, fungsi kegunaan serta manfaatnya.

Membuktikan suatu percobaan secara benar dan teliti sesuai dengan diktat
yang sudah ada.

Membuat percobaan dengan sungguh-sungguh sehingga dapat memahami


apa yang dipraktekkannya serta dapat membuat kesimpulan.

(2) Pemeliharaan
Seluruh komponen baik itu guru, laboran dan siswa supaya dapat memelihara
keutuhan sarana dan prasarana yang ada agar situasi dan kondisi dalam proses
belajar dan mengajar berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Siswa, guru dan laboran dapat menjaga seluruh peralatan yang menunjang
praktek dengan sebaik-baiknya sehingga alat-alat dapat dipergunakan
semaksimal mungkin.

Dapat menggunakan peralatan praktek secara hati-hati dan penuh tanggung


jawab serta dapat menjaga keutuhan alat-alat tersebut.

Dapat mengatur dan menyimpan peralatan secara tertib serta mudah dicari
apabila menggunakannya lagi.

Seluruh peralatan supaya dicatat dan diinventariskan kedalam buku inventaris


laboratorium agar mudah dikontrol keadaannya

(3) Pengadaan Bahan


Bahan-bahan praktek diharapkan supaya selalu dalam keadaan siap pakai dan
dapat berfungsi sebagaimana mestinya menurut kebutuhan yang diperlukannya.

Proses

pengadaan

barang-barang

bahan-bahan

praktek

supaya

dikoordinasikan sebaik-baiknya agar mudah terealisasi dalam proses


pengajuan / permintaan barang yang dibutuhkan apabila habis atau rusak.

Diupayakan agar bahan-bahan yang dibutuhkan untuk praktek terutama


barang-barang yang habis pakai supaya mempunyai stok cadangan agar setiap
praktek dapat terlaksana dengan lancar.

Diharapkan agar RAPBS dapat memberikan plot anggaran untuk keperluan


bahan-bahan praktek di laboratorim agar memudahkan perencanaan
pengadaan bahan-bahan praktek sekaligus terciptanya administrasi yang
terpadu serta mudah dalam merealisasikan pengadaan barang.

(4) Kondisi Ruangan


Terciptanya kondisi ruangan yang nyaman,bersih serta bebas polusi demi
menjaga kesehatan serta suasana yang menenangkan.

Untuk memenuhi serta menciptakan kondisi ruangan yang nyaman, bersih


serta bebas polusi diharapkan adanya kerjasama yang baik antara siswa, guru,
dan laboran dalam penggunaan ruang baik itu untuk kegiatan lainnya.

Diperlukannya petugas khusus di bidang kebersihan.


(5) Aktifitas
Penggunaan laboratorium supaya dimanfaatkan semaksimal mungkin dan ada
penjadwalan yang sesuai dengan kebutuhaan praktek bidang studi masingmasing.

Diupayakan

semaksimal

mungkin

aktifitas

praktek

dilaboratorim

dilaksanakan secara rutin.

Pengaturan jam praktek di laboratorium supaya dijadwal agar tidak terjadi


saling tabrakan diantara pembimbing praktik.

Semua aktifitas praktik atau penggunaan laboratorium untuk kegiatan lain


supaya diketahui oleh guru pembimbing dan petugas laboratorium.

b. Pengembangan
(1) Pengembangan personalia
Meningkatkan mutu tenaga laboran dan teknisi.

Pengadaan tenaga untuk laboran dan teknisi


5

Memberikan pendidikan khusus/penataran bagi laboran dan teknisi

(2) Pengembangan sarana/prasarana


Untuk memenuhi kriteria sebagai sekolah kategori mandiri maka dipandang
perlu peningkatan sarana maupun prasarana.

Ruang administrasi laboran sebaiknya dilengkapi dengan AC

Pengadaan almari penyimpanan bahan-bahan/alat-alat.

Pengadaan infokus dan layar

c. Sistem Monitoring Dan Evaluasi

Setiap tiga bulan tenaga laboran membuat laporan kepada kepala


laboratorium tentang keadaan bahan dan barang yang ingin dipergunakan.

Enam bulan sekali kepala laboratorium melaporkan kepada kepala sekolah


atau wakasek sarana prasarana tentang alat dan bahan yang terpakai dan yang
rusak serta melaporkan perkembangan pelaksanaan praktikum yang sudah
berlangsung.

Tanpa terjadwal kepala sekolah ataupun wakil kepala sekolah dapat


memonitoring perlangsung praktikum dan melihat keadaan barang ataupun
bahan yang ada di laboratorium.

d. Kendala-Kendala Penerapan Manajemen

Pemakaian ruangan laboratorium kimia belum sepenuhnya digunakan secara


maksimal, hal ini disebabkan tidak setiap waktu guru melakukan praktikum.

Alat dan bahan yang masih terbatas dan masih banyak kekurangan maka
terdapat kemungkinan praktikum yang telah diajukan oleh guru tidak dapat
untuk dilaksanakan.

Pada saat jadwal yang telah ditentukan terdapat kegiatan sekolah yang dapat
membatalkan terlaksananya praktikum misalnya adanya rapat dewan guru,
perayaan hari besar agama, perayaan hari besar nasional dan kegiatankegiatan sekolah yang lainnya.

Pada saat jadwal yang telah ditentukan terdapat halangan pada guru mata
pelajaran dikarenakan guru mata pelajaran tersebut sakit atau mendapat tugas
lain yang diberikan oleh pihak sekolah atau adanya kegiatan guru yang lain
sehingga tidak dapat memberikan praktikum pada siswa.

Kondisi laboratorium kimia SMA Mari Ayu Kelapa belum memenuhi standart
alasannya adalah :
6

Tenaga laboran belum ada.


Belum memiliki teknisi, sementara waktu tugas-tugas teknisi dan laboran
di rangkap oleh kepala laboran.
Belum memiliki ruang persiapan. Ruang alat/gudang alat, ruang
zat/gudang zat, ruang timbang, ruang instrument, ruang komputasi,
ruangan staf masih menyatu, dan hanya di sekat menggunakan lemari
Belum memiliki WC
Tidak terdapat pintu darurat untuk mengantisipasi jika terjadi kecelakaan
atau sesuatu yang tidak diinginkan.
Belum terdapat gudang khusus untuk penyimpanan zat-zat kimia,
penyimpanan masih dalam satu lemari, sementara bahan-bahan kimia
saja seharusnya dipisahkan penyimpanannya berdasarkian spesifikasinya.
Tidak terdapat pembuangan limbah yang terpisah, masih satu tempat
pembuangan limbah, jadi pembuangan limbah belum dipisahkan
berdasarkan jenis limbahnya seperti, limbah untuk jenis sampah, limbah
untuk jenis bahan kimia yang beracun, limbah kimia kering dan limbah
bahan yang berasal dari mahluk hidup

Tata Ruang yang ada di laboratorium Kimia SMA Mari Ayu Kelapa sudah
memenuhi syarat minimum dengan alasan :
Sudah memiliki lokasi tersendiri yang terpisah dari ruang belajar yang
lain, dengan keadaan yang baik dari segi bangunan yang sudah
permanent, dengan jaringan listrik sendiri dan air yang sudah baik.
Sudah memiliki pintu, jendela, dan ventilasi walaupun belum standart.
Sudah memiliki lemari asam walaupun belum lengkap dan standart untuk
bisa digunakan.
Sudah memiliki dinding, atap dan langit-langit yang sudah standart.
Sudah memiliki sanitasi dan kebersihan walaupun belum sesuai dengan
yang diinginkan ataupun belum sesuai dengan ukuran yang standart.

e. Kendala Pemenuhan Infrastruktur

Ruang yang dibangun tidak disesuaikan dengan permintaan yaitu sesuai


dengan kebutuhan praktikum tetapi disesuikan dengan keinginan kontraktor
bangunan yang menangani bangunan tersebut.

Pengadaan bahan dan alat dari pemerintah tidak sesuai dengan yang
diharapkan sementara pengadaan bahan dan barang dari pihak komite sekolah
belum berjalan, dan tidak dapat memnuhi keinginan, sementara kebutuhan
7

dana untuk praktikum sangat besar, sehingga kadang tidak memungkinkan


untuk pengadaan barang dan bahan tertentu dalam pelaksanaannya.

RENCANA PENGEMBANGAN MANAJEMEN LABORATORIUM


DI SMA MARI AYU KELAPA
a. Rasional
(1) Adanya hubungan antara teori dengan praktik yang bersifat berlapis berulang
yang integratif (sandwhicht)
(2) Diterapkannya kurikulum KTSP maka peran dari laboratorium akan sangat
menunjang dalam proses peningkatan ketrampilan peserta didiknya dalam rangka
mengembangkan antara teori dengan praktik
(3) Penggunaan laboratorium yang sangat berguna bagi kelancaran PBM di sekolah
perlu mendapat perhatian yang lebih
(4) Pelayanan dalam laboratorium juga harus diperhatikan karena untuk melayani
pengguna laboratorium IPA khususnya haruslah seorang yang mempunyai
kemampuan dalam mengelola laboratorium IPA
(5) Sarana dan prasarana, perlengkapan alat, keamanan di dalam ruangan
laboratorium hendaklah memenuhi kriteria keamanan yang baik.
(6) Adanya peningkatan sistem teknologi informasi yang semakin pesat maka perlu
tindakan pengenalan dan pembelajaran sejak dini terhadap teknologi informasi
dan bahasa asing disekolah-sekolah
b. Tujuan

Tujuan umum
Didalam penyususunan program pengembangan ini mempunyai tujuan umum
yaitu meningkatkan pengelolaan layanan laboratorium bagi peserta didik di
sekolah guna menunjang kelancaran PBM di kelas berdasarkan kurikulum yang
diterapkan disekolah agar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh sekolah
dan membekali lulusan dengan ketrampilan yang telah berteknologi tinggi serta
penguasaan berbagai bahasa asing agar bisa bersaing didunia global saat ini.

Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dalam

program pengembangan ini antara lain

meningkatkan pelayanan, khususnya di laboratorium kimia SMA Mari Ayu


Kelapa.

c. Analisis obyek layanan khusus laboratorium dengan analisis SWOT sebagai


berikut :
(1) Kekuatan:

Di SMA Mari Ayu Kelapa sudah terdapat layanan laboratorium yang terdiri dari
laboratorium kimia, biologi, fisika, dan komputer, dan masing-masing
laboratorium sudah memiliki gedung tersendiri

Di masing-masing laboratorium sudah terdapat perlengkapan alat dan bahan,


walaupun belum cukup memadai

Dimasing-masing jenis laboratorium sudah ada tenaga yang mengelola


laboratorium

Sarana dan prasarana yang ada di laboratorium IPA sudah diupayakan memenuhi
standart sarana dan prasarana yang diperintahkan oleh dinas pendidikan ataupun
pemerintah

Di masing-masing laboratorium mempunyai luas bangunan yang sudah


memenuhi standar ruangan untuk jenis laboratorium misalnya laboratorium
kimia memiliki luas bangunan 125 m dengan rasio 3,1 m/siswa
(2) Kelemahan:

Belum ada tenaga laboratorium yang memang benar-benar ahli dibidang


pengelolaan laboratorium karena tenaga laboran dan teknisi di laboratorium IPA
hanyalah satu orang yaitu kepala laboratorium masing-masing dan mengelola
laboratorium IPA yang ada di sekolah.

Di laboratorium kimia ataupun biologi belum ada ruangan yang khusus untuk
ruang asam, ruang gelap, ruang steril, ruang timbang, sehingga di laboratorium
kimia dan biologi semua perlengkapan alat dan bahan dijadikan satu ruangan

Susunan organisasi di semua jenis laboratorium belum ada tenaga sebagai


penanggung jawab teknis sehingga apabila terjadi kecelakaan dan kerusakan
peralatan tidak ada yang menanggungnya serta memperbaikinya.

Kebijakan pendidikan gratis dari Pemerintah Kabupaten Bangka Barat


menyulitkan untuk melibatkan orang tua siswa dalam pengembangan
laboratorium.
(3) Peluang:

Adanya dana dari para orang tua peserta didik yang mampu dalam bidang
ekonomi serta dana operasional dari pemerintah untuk menunjang pemenuhan
kebutuhan sekolah

(4) Tantangan:

Semakin majunya dunia global yang bersaing dalam hal peningkatan teknologi
serta pengembangan dunia usaha yang berbasiskan teknologi tinggi hendaknya
sekolah ini mampu menciptakan output yang telah berbekal penguasaan teori
dan berketrampilan dalam berpraktik mempunyai penguasaan dalam berbahasa
asing dan menguasai penerapan kemajuan teknologi dizaman sekarang.

Besarnya biaya yang diperlukan untuk menyiapkan sarana prasarana seperti,


ruang, alat dan bahan laboratorium, dan materi pengajaran menimbulkan
ketimpangan atau tidak semua sekolah mampu menyediakan fasilitas
pembelajaran bahasa asing dan teknologi informasi yang semakin marak di masa
sekarang ini.

d. Program Pengembangan
(1) Kegiatan yang akan dilakukan:

Perencanaan pengadaan tenaga laboran dan teknisi yang ahli dibidang


laboratorium kimia.

Perencanaan pembangunan ruangan khusus untuk ruangan asam, ruangan gelap,


ruang steril, dan ruang timbang di dalam laboratorium kimia

Memperbarui

penyusunan

struktur

organisasi

laboratorium

dengan

menambahkan penanggung jawab teknis laboratorium dan tenaga laboran


disetiap jenis laboratorium
(2) Sarana dan Prasarana

Menambah jumlah sarana dan prasarana yang ada di laboratorium kimia seperti
LCD projector (infocus) serta 1 set komputer atau laptop guna sebagai
penunjang kegiatan pembelajaran praktikum dan mengadakan pakaian khas
untuk kegiatan praktikum di dalam laboratorium.

Mengadakan pakaian khas praktikum ketika akan memasuki laboratorium kimia

Setiap ruangan laboratorium IPA harus dilengkapi dengan alat pemadam


kebakaran, alat pelindung diri, Detektor asap + shower, dan Kotak P3K.

Di laboratorium kimia harus ada tempat sampah yang khusus untuk


membedakan limbah cair dan padat

Di laboratorium kimia harus ada ruangan khusus untuk ruang asam, ruang steril,
ruang gelap, dan ruang timbang.

10

Penambahan peralatan untuk mengganti yang rusak, atau untuk menunjang


kegiatan praktikum di laboratorium kimia.

Pembelian bahan-bahan kimia yang disesuaikan dengan LKS guru mata


pelajaran kimia.

(3) Personalia

Pengangkatan tenaga pengelola laboratorium sebagai penanggung jawab teknis


laboratorium sebanyak satu orang yang bertugas bertanggung jawab atas
administrasi laboratorium, bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan
laboratorium, mengusulkan kepada kepala sekolah tentang pengadaan alat dan
bahan, bertanggung jawab atas kebersihan, penyimpanan, perawatan, dan
perbaikan alat-alat laboratorium

Yang bertugas sebagai koordinator laboratorium mempunyai tugas untuk


mengkoordinasi guru-guru bidang studi dalam penggunaan laboratorium,
mengusulkan kepada penanggung jawab laboratorium untuk pengadaan alat dan
bahan praktek

Penambahan perekrutan tenaga laboran dan teknisi yang ahli. Tenaga laboran
harus mempunyai tugas dan fungsi yang tersurat,dan memiliki keahlian
berlaboratorium misalnya di laboratorium kimia, tenaga laborannya harus ahli
didalam mengelola bahan-bahan kimia, cara mengelola limbah kimia, untuk
tenaga laboratorium bahasa digital harus ada teknisi untuk mengelola
perelengkapan apabila terjadi kerusakan. Kemudian tenaga laboran mempunyai
tugas mengerjakan tugas-tugas administrasi laboratorium, menyimpan semua
alat dan bahan secara rapi sesuai dengan jenisnya, mempersiapkan dan
menyimpan kembali alat dan bahan yang telah digunakan, merawat semua alat
dan bahan fasilitas laboratorium, bertanggung jawab atas kebersihan alat dan
ruang laboratorium beserta perlengkapan lainnya.

Untuk setiap pengelola atau tenaga personalia laboratorium haruslah tenaga


yang sudah memenuhi standart kualifikasi setidaknya lulusan S-1 sesuai dengan
bidang atau jenis laboratorium yang akan dipegangnya.

Pengadaan pelatihan bagi guru-guru bidang studi kimia untuk mengetahui


bagaimana cara mengelola, pengadministrasian dan menggunakan laboratorium
kimia

(4) Anggaran
Anggaran direncanakan diambil dari bantuan Pemerintah Kabupeten Bangka
Barat dan sumbangan dari orang tua siswa yang mampu melalui komite sekolah.
Besarnya anggaran disesuaikan dengan kebutuhan pembelian alat, bahan serta
sarana prasarana yang diperlukan dan dilakukan secara bertahap.
11

(5) Waktu yang diperlukan


No
Item
1 Pelatihan Laboran dan Teknisi
2 Penyegaran Guru Kimia tentang Pengelolaan
Laboratorium
3 Penyusunan Proposal
4 Pengadaan perlengkapan sarana dan prasarana
di masing-masing laboratorium

Waktu
5 hari
4 hari
2 hari
1 bulan

Keterangan
Dilaksanakan pada
waktu tahun ajaran
baru yaitu sekitar
bulan Juli

MANAJEMEN ADMINISTRASI LABORATORIUM KIMIA


SMA MARI AYU KELAPA
Manajemen adalah kemampuan dan keterampilan khusus untuk melakukan suatu
kegiatan, baik bersama orang lain maupun melalui orang lain dalam mencapai tujuan
organisasi (Sudjana, 2000 : 17). Manajemen juga diartikan sebagai proses penggunaan
sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu (The General Safety
Committee, 1954 : 3). Dalam manajemen terkandung di dalamnya pengelolaan terhadap
suatu objek. Jadi, manajemen laboratorium berarti objek yang akan dimanajemen adalah
laboratorium tersebut yang secara rinci terdiri dari alat-alat dan bahan-bahan kimia,
sarana / prasarana laboratorium, dan proses pelaksanaan praktikum.
Fungsi manajemen adalah sebagai rangkaian kegiatan wajar yang telah ditetapkan dan
memiliki hubungan saling ketergantungan antara satu dengan yang lain. Sejalan dengan
perkembangan jaman, maka para pakar mengemukakan berbagai fungsi manajemen
yang dikenal dengan POCCC, yaitu : Planning (perencanaan), Organizing
(pengorganisasian), Commanding (perintah), Coordinating (pengkoordinasian), dan
Controlling (pengawasan).
Pada bab ini akan kita bahas tentang perencanaan pengelolalan dan sistim administrasi
laboratorium di SMA Mari Ayu Kelapa. Dalam manajemen, perencanaan merupakan
salah satu bagian yang sangat penting, karena perencanaan yang matang akan lebih
memungkinkan tercapainya tujuan yang diharapkan.
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan
menetapkan cara dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut seefisien
dan seefektif mungkin. Bateman dan Zeithami (1990 : 18) mengartikan perencanaan
sebagai proses menganalisis situasi, menetapkan tujuan yang akan dicapai di masa yang
akan datang dan menentukan langkah-langkah yang akan diambil untuk mencapai
tujuan-tujuan yang ditetapkan tersebut.
Dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang satu sama lain saling
berhubungan. Ketiga kegiatan tersebut, yaitu : (1) perumusan tujuan yang ingin dicapai,
12

(2) pemilihan program untuk mencapai tujuan, dan (3) identifikasi dan pengerahan
sumber daya yang tersedia. Perencanaan dapat pula dianggap suatu seri dari langkahlangkah atau tahapan yang dapat diikuti secara sistematis.
Perencanaan laboratorium kimia / IPA meliputi perencanaan dan pemeliharaan alat-alat
dan bahan-bahan serta sarana / prasarana, perencanaan kegiatan yang akan
dilaksanakan, serta rencana pengembangan laboratorium. Beberapa hal yang
direncanakan dalam manajemen laboratorium kimia di SMA Mari Ayu Kelapa.
Administrasi laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi yang ada di
laboratorium, yang antara lain terdiri atas:

Inventarisasi peralatan laboratorium


Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat yang rusak, alat yang
dipinjam/dikembalikan

Surat masuk dan surat keluar

Daftar pemakai laboratorium, sesuai dengan jadwal kegiatan praktikum/ penelitian

Daftar inventarisasi bahan kimia dan non-kimia, bahan gelas dan sebagainya

Daftar inventarisasi alat-alat meubelair (kursi, meja, bangku, lemari dsb.)

Sistem evaluasi dan pelaporan

a. Pengadministrasian Alat-alat dan Bahan-bahan Laboratorium


Tujuan pengadministrasian alat-alat dan bahan-bahan laboratorium ini adalah agar
dapat dengan mudah diketahui : (1) jenis alat atau bahan yang ada, (2) jumlah
masing-masing alat dan bahan, (3) jumlah pembelian atau tambahan, dan (4) jumlah
yang pecah, hilang, atau habis.
Untuk keperluan pencatatan alat dan bahan laboratorium ini diperlukan format atau
buku perangkat administrasi yang meliputi buku inventaris, kartu stok, kartu
permintaan / peminjaman alat / bahan, buku catatan harian, kartu alat / bahan yang
rusak, kartu reparasi, dan format label. Buku lainnya yang dapat melengkapi
perangkat administrasi antara lain daftar alat dan bahan yang sesuai dengan LKS,
jadwal kegiatan laboratorium, dan program semester kegiatan laboratorium.
Buku inventaris alat dan bahan sebaiknya dibuat dari buku tulis folio
yang diberi kolom-kolom, yaitu nomor katalog (dilihat dalam buku katalog
alat pendidikan IPA, untuk mempermudah pengecekan), ukuran, nama alat /
bahan, merk / type, produsen (pabrik pembuatnya), asal / tahun, tahun
penggunaan, jumlah, baik / rusak (jumlah masing-masing alat / bahan yang
baik atau rusak).
13

Kartu stok berguna untuk mengetahui jumlah alat / bahan yang tersedia
ketika diperlukan dan dapat mengetahui tempat penyimpanan alat / bahan
itu. Kartu ini dibuat dari sepotong kertas / karton dengan warna yang
berbeda-beda untuk setiap kelompok alat. Satu kartu stok untuk satu jenis
alat / bahan.
Label sebaiknya ditempelkan pada tempat penyimpanan alat

/ bahan

(almari, laci, rak). Adanya label mempercepat pengambilan maupun


pengembalian alat / bahan.
Kartu / formulir permintaan / peminjaman alat / bahan diisi oleh guru
sebelum melakukan kegiatan laboratorium sebagai pesanan alat / bahan
yang diserahkan kepada laboran sekitar satu minggu sebelumnya, sehingga
laboran memiliki waktu yang cukup untuk mem-persiapkannya.
Buku catatan harian bertujuan untuk mengetahui kejadian-kejadian selama
berlang-sungnya kegiatan laboratorium, seperti adanya alat yang rusak /
hilang, percobaan yang gagal, sehingga dapat digunakan sebagai dasar
tindak lanjut penyelesaiannya. Buku ini diletakkan di laboratorium dan
harus diisi oleh setiap guru yang melakukan praktikum di laboratorium dan
sebulan sekali diperiksa Kepala Sekolah.
Kartu alat / bahan yang rusak diisi ketika terdapat alat atau bahan yang
rusak, juga alat yang pecah bahkan yang retak. Kartu ini merupakan dasar
untuk pemesanan alat / bahan yang harus dibeli di tahun pelajaran baru jika
ada anggaran yang direncanakan.
Kartu reparasi digunakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan
alat yang direparasi. Melalui kartu ini dapat diketahui kapan terjadi
kerusakan dan kapan direparasi, jenis kerusakan, dan komponen yang
diganti / diperbaiki.
Daftar alat / bahan yang sesuai dengan LKS terdiri atas kolom-kolom
jumlah alat / bahan yang diperlukan untuk setiap LKS dan jumlah yang
tersedia setiap tahun. Daftar ini mempermudah kita dalam mengetahui
apakah suatu LKS dapat dilaksanakan / tidak dan metode apa yang
diterapkan. Sebagai contoh, jika alat / bahan yang tersedia tidak mencukupi
untuk sejumlah kelompok yang telah dibuat, maka lebih baik dilakukan
demonstrasi. Daftar ini juga dapat digunakan sebagai dasar untuk
perencanaan anggaran belanja di waktu mendatang.
Jadwal kegiatan laboratorium sebaiknya disesuaikan dengan jadwal
pelajaran di kelas. Hal ini sesuai dengan fungsi praktikum, yaitu
memantapkan pemahaman konsep yang diajarkan di kelas. Jangan sampai
terjadi mata praktikum dengan materi yang diajarkan di kelas berbeda waktu
terlalu jauh, karena itu berarti praktikum tidak efektif dalam membantu
14

pemahaman konsep yang diajarkan di kelas. Bagi sekolah yang memiliki


banyak kelas, jadwal praktikum harus dibuat sedemikian rupa agar tidak
terjadi tumbukan antara kelas yang satu dengan yang lain. Penyusunan
jadwal praktikum biasanya dilakukan oleh penanggung jawab teknis
laboratorium.
Program semester kegiatan laboratorium dibuat masing-masing guru
kimia / IPA pada awal semester untuk menentukan kapan kegiatan
praktikum akan dilakukan selama satu semester. Program ini berkaitan erat
dengan jadwal penggunaan laboratorium dan persiapan alat / bahan yang
akan digunakan.
b. Pengadaan Alat dan Bahan Laboratorium
Untuk melengkapi atau mengganti alat / bahan kimia / IPA yang rusak, hilang, atau
habis dipakai diperlukan pengadaan. Sebelum pengusulan pengadaan alat / bahan,
maka perlu dipikirkan : (1) percobaan apa yang akan dilakukan, (2) alat / bahan apa
yang akan dibeli (dengan spesifikasi jelas), (3) ada tidaknya dana / anggaran, (4)
prosedur pembelian (lewat agen, langganan, beli sendiri), dan (5) pelaksanaan
pembelian (biasanya awal tahun pelajaran baru).
Prosedur pengadaan dimulai dengan penyusunan alat / bahan yang akan dibeli yang
dikumpulkan dari usulan masing-masing guru IPA yang dikoordinasi oleh
penanggung jawab laboratorium. Sebelum pembelian, hendaknya ditentukan terlebih
dahulu di toko atau perusahaan mana alat / bahan itu akan dibeli. Sebaiknya setiap
sekolah telah membuat jalinan kerja sama dengan perusahaan atau toko alat dan
bahan kimia tertentu, sehingga akan memperoleh harga yang relatif murah dan
sewaktu-waktu memerlukan tambahan alat / bahan kimia di luar jadwal pengadaan
dapat dengan mudah dikontak dan disuplai.
c. Alokasi Dana Pembelian Alat dan Bahan Laboratorium
Sumber dana laboratorium di SMA Mari Ayu Kelapa yaitu dana dari Pemerintah
yang umumnya berupa dana rutin (biaya operasional dan perawatan fasilitas) dan
dana dari masyarakat yang dapat berasal dari orang tua peserta didik maupun
sumbangan masyarakat luas / dunia usaha yang dituangkan dalam APBS (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah) yang disediakan untuk membiayai kegiatan yang
bersifat teknis edukatif dan kegiatan penunjang proses belajar-mengajar.

15

PROSEDUR OPERASIONAL STANDARD (POS) LABORATORIUM


SMA MARI AYU KELAPA
Visi
Menjadikan Laboratorium SMA Mari Ayu Kelapa unggul dan bersinergi dalam
pengembangan IPTEK berbasis IMTAQ
Misi
(1) Mencetak siwa yang terampil, ahli dan beretika dalam IPTEK.
(2) Sebagai pusat kegiatan praktikum Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yakni Fisika,
Kimia dan Biologi.
(3) Sebagai pusat data dan informasi bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yakni
Fisika, Kimia dan Biologi.
(4) Mendukung pemeliharaan dan kelestarian lingkungan yang bebas polusi.

Laboratorium
Laboratorium adalah unit penelitian dan pendidikan di sekolah dan merupakan
pemusatan bidang keilmuan tertentu, tempat otoritas dan integritas akademik
dikembangkan
Fungsi Laboratorium
(1) Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui
kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam (melakukan
praktikum).
(2) Mengembangkan keterampilan motorik siswa.
(3) Pembinaan dan peningkatan kemampuan siswa dan guru dalam bidang
keilmuannya
(4) Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon
ilmuan.
(5) Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau
penemuan yang diperolehnya.

16

Jumlah Laboratorium IPA


(1) Laboratorium Fisika
(2) Laboratorium Kimia
(3) Laboratorium Biologi

PROSEDUR OPERATIONAL STANDARD (POS)


PENYUSUNAN JADWAL PENGGUNAAN LABORATORIUM
1) Tujuan
Prosedur ini bertujuan untuk mengatur waktu penggunaan Laboratorium di dalam
lingkup SMA Mari Ayu Kelapa.
2) Ruang Lingkup

Prosedur ini berlaku untuk penggunaan Laboratorium bagi siswa kelas X, XI IPA

dan XII IPA di SMA Mari Ayu Kelapa


Prosedur ini berlaku untuk penggunaan Laboratorium bagi pihak lain selama

tidak mengganggu kegiatan praktikum siswa SMA Mari Ayu Kelapa.


Prosedur ini berlaku untuk kegiatan praktik, bimbingan, penelitian dan riset siswa
dan guru.

3) Difinisi

Jadwal adalah pengaturan waktu dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran


praktikum, bimbingan, penelitian dan riset siswa dan guru.

Pengguna adalah guru dan siswa kelas X, serta kelas XI dan XII program IPA di
SMA Mari Ayu Kelapa dan pihak luar.

4) Wewenang dan Tanggungjawab

Kepala Laboratorium bertanggung jawab dalam operasional Laboratorium

dilingkup SMA Mari Ayu Kelapa.


Kepala laboratorium bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan dan
bertanggung jawab mendistribusikan jadwal penggunaan Laboratorium kepada

guru bidang studi.


Sekretaris Laboratorium/Laboran menyusun jadwal penggunaan laboratorium,
berkoordinasi dengan guru bidang studi.

5) Bahan Acuan

Undang-Undang Nomor: 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional.


17

Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah.

Keputusan Kepala SMA Mari Ayu Kelapa tentang Peraturan Akademik.

Kalender Akademik SMA Mari Ayu Kelapa.

6) Prosedur

Kepala Laboratorium meminta kepada guru bidang studi untuk menyampaikan


materi pelajaran (LKS) yang menggunakan fasilitas Laboratorium.

Sekretaris

Laboratorium/Laboran

menyusun

dan

merampungkan

jadwal

penggunaan Laboratorium berdasarkan masukan dari guru bidang studi.

Dalam

penyusunan

jadwal,

Sekretaris

Laboratorium/Laboran

harus

mempertimbangkan penggunaan Laboratorium untuk kegiatan bimbingan,


penelitian dan riset guru dan pengguna pihak luar.

Kepala Laboratorium menyampaikan jadwal penggunaan Laboratorium ke


masing-masing guru bidang studi.

18

PROSEDUR OPERASIONAL STANDARD (POS)


PENGGUNAAN ALAT DI LABORATORIUM
1) Tujuan
Prosedur ini dibuat untuk kegiatan penggunaan alat dalam kegiatan praktikum di
laboratorium Fisika, Kimia dan Biologi.
2) Ruang Lingkup

Prosedur ini berlaku untuk kegiatan praktikum siswa kelas X, dan kelas XI dan
XII Program IPA di lingkungan SMA Mari Ayu Kelapa.

Prosedur ini berlaku untuk kegiatan praktikum rutin, penggunaan alat praktik bagi
siswa serta kegiatan riset guru dan pengguna dari pihak lain di SMA Mari Ayu
Kelapa.

Difinisi

Alat adalah kumpulan peralatan/perkakas yang digunakan dalam menunjang


kegiatan praktikum di laboratorium.

Wewenang dan Tanggungjawab

Guru bidang studi dibantu oleh Kepala Laboratorium bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan prosedur ini.

Teknisi/Laboran

bertanggung

jawab

atas

perawatan,

penyimpanan,

pendistribusian alat, dan pemeriksaan alat.

Siswa bertanggung jawab terhadap penggunaan alat dalam kegiatan praktikum


dan guru bertanggung jawab terhadap penggunaan alat dalam kegiatan riset guru.

Bahan Acuan

UU Nomor: 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

UU RI Nomor: 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

PP Nomor: 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.


19

Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium


Sekolah/Madrasah

Prosedur

Sebelum Praktik
Guru bidang studi bersama dengan Kepala laboratorium, teknisi dan
analis/laboran mengadakan rapat membahas kesiapan kegiatan praktik
dua pekan sebelum kegiatan praktikum dilakukan;
Kepala Laboratorium bersama

dengan teknisi/laboran mengecek

kesiapan dan kelayakan alat yang akan digunakan satu pekan sebelum
kegiatan praktikum dimulai.
Kepala laboratorium mengecek kesiapan job-sheet masing-masing
laboratorium;

Laboran menyerahkan daftar bon alat kepada mahasiswa/dosen untuk


diisi alat apa yang akan dipinjam.

Laboran menyerahkan alat kepada ketua dan anggota kelompok


siswa/guru;

Siswa (ketua kelompok) / guru bersama dengan teknisi /analis /laboran


bersama-sama mengecek kelayakan alat yang dipinjam. Jika terjadi
ketidaklayakan alat akan dikembalikan kepada laboran/teknisi dan dicatat
dalam buku kerusakan alat.
Guru bidang studi diwajibkan mengisi Berita Acara Praktikum yang
diketahui oleh Kepala Laboratorium sebelum melakukan praktikum.
Adapun Form Berita Acara Praktikum dapat dilihat pada lampiran

Selama Praktik
Sebelum masuk praktik, siswa harus menggunakan jas praktik sesuai
dengan ketentuan dan tidak membawa tas masuk ke laboratorium.
Siswa harus mengisi buku daftar hadir yang telah disiapkan mulai jam
praktik sampai dengan selesainya praktik.
Guru menjelaskan cara penggunaan alat kepada siswa praktikan baik
yang standart maupun yang dipinjam sesuai dengan fungsinya;
Siswa menggunakan alat sesuai dengan fungsi dan petunjuk praktik dan
diamati oleh guru bidang studi.

Selesai Praktik
Siswa membersihkan alat yang telah digunakan dan mengembalikannya
kepada teknisi/laboran;
20

Teknisi/Laboran memeriksa kelayakan alat jika rusak/hilang maka


teknisi/laboran mencatat sebagai alat yang ditinggalkan yang harus
diganti oleh peminjam.

Lain-Lain
Sebelum menggunakan alat-alat praktikum, siswa harus memahami
petunjuk penggunaan alat itu, sesuai dengan petunjuk penggunaan yang
diberikan atau disampaikan oleh penanggungjawab praktikum.
Siswa haurs memperhatikan dan mematuhi peringatan (warning) yang
biasa tertera pada badan alat.
Siswa harus memahami fungsi atau peruntukan alat-alat praktikum dan
menggunakan alat-alat tersebut hanya untuk aktivitas yang sesuai fungsi
atau peruntukannya. Menggunakan alat praktikum di luar fungsi atau
peruntukannya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan
bahaya keselamatan praktikan.
Siswa harus memahami rating dan jangkauan kerja alat-alat praktikum
dan menggunakan alat-alat tersebut sesuai rating dan jangkauan
kerjanya. Menggunakan alat praktikum di luar rating dan jangkauan
kerjanya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya
keselamatan praktikan.
Seluruh peralatan praktikum yang digunakan harus dipastikan aman dari
benda/ logam tajam, api/ panas berlebih atau lainnya yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada alat tersebut.
Tidak melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan kotor, coretan,
goresan atau sejenisnya pada badan alat-alat praktikum yang digunakan.

21

PROSEDUR OPERASIONAL STANDARD (POS)


PANDUAN UMUM KESELAMATAN PENGGUNAAN PERALATAN
LABORATORIUM
1) Keselamatan
Pada prinsipnya, untuk mewujudkan praktikum yang aman diperlukan partisipasi
seluruh praktikan dan penanggung jawab praktikum yang bersangkutan. Dengan
demikian, kepatuhan setiap praktikan terhadap uraian panduan pada bagian ini akan
sangat membantu mewujudkan praktikum yang aman.
Bahaya Listrik

Perhatikan dan pelajari tempat-tempat sumber listrik (stop-kontak dan circuit


breaker) dan cara menyala-matikannya. Jika melihat ada kerusakan yang
berpotensi menimbulkan bahaya, laporkan pada asisten/penanggung jawab
praktikum.

Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik


(sengatan listrik/ strum) secara tidak disengaja, misalnya kabel jala-jala yang
terkelupas dll.

Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada diri
sendiri atau orang lain

Keringkan bagian tubuh yang basah karena, misalnya, keringat atau sisa air
wudhu.

Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas praktikum

Kecelakaan akibat bahaya listrik yang sering terjadi adalah tersengat arus listrik.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti praktikan jika hal itu terjadi:
Jangan panik
Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masingmasing dan di meja praktikan yang tersengat arus listrik

22

Bantu praktikan yang tersengat arus listrik untuk melepaskan diri dari
sumber listrik
Beritahukan dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan orang di sekitar
anda tentang terjadinya kecelakaan akibat bahaya listrik
3) Bahaya Api atau Panas Berlebih

Jangan membawa benda-benda mudah terbakar (korek api, gas dll.) ke dalam
ruang praktikum bila tidak disyaratkan dalam modul praktikum

Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan api, percikan api atau
panas yang berlebihan

Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya api atau panas
berlebih pada diri sendiri atau orang lain

Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebih pada setiap aktivitas
praktikum

Berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti praktikan jika menghadapi bahaya
api atau panas berlebih:
Jangan panik
Beritahukan dan minta bantuan asisten/penanggungjawab praktikum,
praktikan lain dan orang di sekitar anda tentang terjadinya bahaya api atau
panas berlebih
Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masingmasing
Menjauh dari ruang praktikum
Bahaya Benda Tajam dan Logam

Dilarang membawa benda tajam (pisau, gunting dan sejenisnya) ke ruang


praktikum bila tidak diperlukan untuk pelaksanaan percobaan

Dilarang memakai perhiasan dari logam misalnya cincin, kalung, gelang dll.

Hindari daerah, benda atau logam yang memiliki bagian tajam dan dapat
melukai

Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan luka pada diri sendiri atau
orang lain

Lain-Lain

Dilarang membawa makanan dan minuman ke dalam ruang praktikum dan


sekitar area ruang praktikum.
23

Dilarang merokok di dalam ruang praktikum.

Pengabaian uraian panduan di atas dapat dikenakan sanksi berupa

Sanksi

penggantian atau denda yang besarannya disesuaikan.

Tidak diikutsertakan dalam kegiatan praktikum

PROSEDUR OPERASIONAL STANDARD (POS)


PEMINJAMAN ALAT / BARANG / SARANA DAN
PRASARANA LABORATORIUM
1) Tujuan
POS Peminjaman Alat / Barang / Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh
Laboratorium SMA Mari Ayu Kelapa dalam hal pertanggungjawabannya di
pegang oleh Kepala Laboratorium dan dibantu oleh laboran, teknisi dan masingmasing guru bidang studi. POS ini ditujukan untuk menjelaskan hal-hal yang
perlu diperhatikan dan dipersiapkan dalam meminjam inventaris alat/ barang/
sarana dan prasarana dibawah pertanggungjawaban Kepala Laboratorium yang
selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan.
Prosedur
Prosedur peminjaman alat / barang / sarana dan prasarana ini meliputi kegiatankegiatan :
Pengajuan Surat Permohonan Peminjaman
Alat / Barang / Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh SMA Mari Ayu
Kelapa dan yang menjadi tanggung jawab Kepala Laboratorium, pada
dasarnya dapat dipergunakan oleh semua siswa SMA Mari Ayu Kelapa.
Oleh karena itu semua siswa yang ingin mempergunakan alat / barang /
sarana dan prasarana yang menjadi tanggung jawab Kepala Laboratorium
tersebut, haruslah mengajukan permohonan peminjaman alat / barang /
sarana dan prasarana tersebut yang ditujukan kepada Kepala Laboratorium
SMA Mari Ayu Kelapa.
Surat Permohonan Pinjaman minimal berisi :
Nama Peminjam
24

Jabatan Peminjam
Bagian Peminjam
Alamat Peminjam (Kelas, alamat rumah)

Keperluan Pinjaman : acara, waktu & tempat

Lama peminjaman

Nama Barang yang akan dipinjam dan jumlahnya

Pengesahan Permohonan Pinjaman

Alat / Barang / Sarana dan Prasarana milik SMA Mari Ayu Kelapa yang
akan dipinjam tersebut, setelah melalui tahap pertama yaitu pengajuan
surat

permohonan

pinjaman

yang

ditujukan

kepada

Kepala

Laboratorium akan segera di tindak lanjuti.

Kepala Laboratorium akan memeriksa kebenaran surat permohonan


pinjaman tersebut dan mempunyai hak kuasa penuh untuk menerima
dan menolak setiap surat permohonan pinjaman yang masuk terutama
melihat kepentingan peminjaman alat / barang / sarana dan prasarana,
dan diketahui oleh Kepala Sekolah. Namun selama permohonan
peminjaman tersebut untuk keperluan kegiatan SMA Mari Ayu Kelapa
dan bukan untuk kepentingan pribadi, maka permohonan peminjaman
tersebut akan diterima.

Pemohon yang tertulis dalam surat permohonan peminjaman menjadi


penanggung jawab terhadap alat / barang / sarana dan prasarana yang
dipinjamnya.

Pengisian Surat Pinjaman

Tahapan ketiga adalah pengisian surat pinjaman bagi yang surat


permohonan pinjaman telah di periksa dan disetujui oleh Kepala
Laboratorium dan diketahui oleh Kepala Sekolah.

Surat pinjaman tersebut seperti contoh pada Lampiran

Penyerahan Pinjaman dan Pengecekan Awal


Tahapan keempat adalah setelah pemohon peminjaman mengisi surat bukti
peminjaman yang terlihat pada gambar diatas, maka langkah selanjutnya
adalah menerima alat / barang / sarana dan prasarana yang dipinjam tersebut
dan melakukan pengecekan awal terhadap semua barang yang dipinjam.
Kemudian pemohon dapat mempergunakan alat / barang / sarana dan
25

prasarana pinjaman tersebut untuk keperluan yang dimaksud dan


bertanggung jawab penuh terhadap alat / barang / sarana dan prasarana
pinjaman tersebut.
Pengembalian Pinjaman dan Pengecekan Akhir

Tahapan kelima adalah setelah selesai mempergunakan alat / barang /


sarana dan prasarana pinjaman tersebut, maka pemohon pinjaman harus
segera mengembalikan alat /barang / sarana dan prasarana pinjaman
tersebut dan melakukan pengecekan akhir terhadap semua barang
pinjaman tersebut harus sesuai dengan kondisi awal pada saat barang
tersebut dipinjam.

Jika ternyata pada saat pengembalian, alat / barang / sarana dan


prasarana pinjaman tersebut dinyatakan rusak, maka pemohon pinjaman
harus bertanggung jawab terhadap alat / barang / sarana dan prasarana
pinjaman tersebut dan harus menggantinya.

Pengisian Surat Pengembalian

Tahapan keenam yang merupakan tahapan terakhir adalah, pemohon


harus mengisi tanggal pengembalian alat / barang / sarana dan
prasarana pinjaman tersebut seperti yang terlihat pada gambar 1 pada
kolom tanggal pengembalian.

Setelah pemohon mengisi tanggal pengembalian, maka proses


peminjaman ini dinyatakan selesai.

Ketentuan peminjaman bagi pihak luar


Peminjaman alat / barang / sarana dan prasarana bagi pihak diluar SMA
Mari Ayu Kelapa, juga mengikuti prosedur yang sama yang disebutkan pada
point-point diatas. Selain ketentuan-ketentuan tersebut, ada ketentuan
tambahan yang harus dipenuhi yaitu:

Peminjam harus menitipkan kartu tanda pengenal atau sejenisnya

Peminjam dikenakan biaya sewa, yang harganya sesuai dengan jenis


barang yang dipinjam. Adapun harganya akan ditentukan kemudian
sesuai dengan kesepakatan pengelola laboratorium.

26

INVENTARISASI DAN KELENGKAPAN ALAT DAN BAHAN


1. Inventarisasi Alat dan Bahan
Memberdayakan laboratorium diperlukan beberapa keterampilan. Salah satu
keterampilan

tersebut

adalah

dapat

menata,

mengadministrasikan,

dan

menginventarisasi alat dan bahan. Inventaris merupakan suatu kegiatan dan usaha
untuk menyediakan rekaman tentang keadaan semua fasilitas, barang-barang yang
dimiliki sekolah.
Bagi sekolah yang mempunyai beberapa laboratorium sangat penting untuk mendata
fasilitas/ menginventaris alat dan bahan laboratorium untuk kegiatan pembelajaran
siswa. Dengan kegiatan invetarisasi yang memadai akan dapat diperoleh pedoman
untuk mempersiapan anggaran atau mempersiapkankan kegiatan pada tahun yang
akan datang.
Misalnya sebagai pedoman untuk dapat mengganti peralatan yang telah rusak,
menambah peralatan baru dan sebagainya. Catatan inventaris yang baik akan
mempermudah pergantian tanggung jawab dari pengelola yang satu ke yang lainnya.
Inventaris juga akan mempermudah untuk mengetahui dimana suatu peralatan akan
ditempatkan. Dengan demikian akan mempermudahkan pengontrolan, seperti
terhadap kehilangan yang disebabkan oleh kecerobohan atau kecurian.
Untuk itu perlu inventaris yang baik sehingga memudahkan pengelolaan,
penggunaan, dan pendataan asset laboratorium. Menyelenggarakan inventarisasi
terhadap fasilitas dan peralatan yang dimiliki sekolah adalah kewajiban bagi sekolah
yang bersangkutan. Sistem dan pelaksanaan inventarisasi harus mengikuti peraturan
atau petunjuk yang berlaku.

27

a. Pemberian Klasifikasi dan Kode Barang Inventaris


Tujuan pemberian klasifikasi dan kode barang inventaris adalah untuk
memudahkan mengontrol keadaan barang. untuk barang pada umumnya diberi
kode dalam bentuk angka numerik yang tersusun menurut pola tertentu.
Kode ditempelkan pada tempat penyimpanan alat atau bahan (Rak, Almari, Laci)
gunanya untuk membantu mempercepat pengambilan alat dan bahan.
b. Pengelompokan Inventaris
Untuk memudahkan inventaris, alat dan bahan dikelompokkan berdasarkan sifat
dan karakteristiknya masing-masing. Berikut ini contoh pengelompokan alat dan
bahan.
A. Alat ukur, seperti thermometer, barometer, respirometer, gelas ukur,
stopwatch, mikrometer sekrup, dsb.
B. Alat dari gelas, seperti tabung reaksi, labu erlenmeyer, pembakar spiritus,
dsb.
C. Alat bantu proses percobaan seperti pinset, gunting dan pembakar
bunsen/spiritus, mortar dan alu.
D. Alat-alat kayu, seperti statip buret, penjepit tabung reaksi, dsb.
E. Alat-alat mesin, seperti genset, mesin pompa vakum, pompair, dsb
F. Alat-alat plastik, seperti botol semprot, botol reagen, slang, suntikan plastik
(siring).
G. Alat-alat karet, seperti slang karet, sumbat botol, pipet tetes, sarung tangan.
H. Perlengkapan pendukung (perkakas) yang diperlukan selama bekerja di
laboratorium IPA, seperti: alat pemadam kebakaran, kotak pertolongan
pertama lengkap dengan isinya, alat kebersihan.
Bahan-bahan kimia di laboratorium dapat dikelompokkan menjadi:
(1) Bahan yang mudah terbakar, seperti fosfor, karbondisulfida dan senyawa
organik yang mudah menguap
(2) Bahan yang bersifat racun, seperti anilin, benzena, uap brom, uap raksa,
toluene.
(3) Bahan yang mudah meledak, seperti Hidrogen peroksida (pekat), asam
perklorat (dalam pemanasan), logam natrium bila bereaksi dengan air.
(4) Bahan yang bersifat korosif, seperti NaOH, KOH, HCl, H2SO4, fenol.
(5) Bahan yang dapat mengoksidasi, seperti KMnO 4, KClO3, K2CrO4, H2O2
encer.
(6) Bahan yang bersifat mengiritasi, seperti padat, cair atau gas, NaOH, H 2SO4,
Cl2, KOH, Br2, NO2, CaCl2, dan Asam sitrat
Inventarisasi peralatan dan bahan laboratorium sangat penting dan harus
dilakukan secara teliti, akurat dan rapi sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan. Inventaris yang baik dapat memudahkan pengelolaan, penggunaan,
dan pendataan asset laboratorium. Untuk memudahkan dalam penyimpanan dan
28

pengambilan kembali alat di laboratorium, maka sebaiknya dibuatkan daftar


inventaris alat yang lengkap dengan kode dan jumlah masing-masing. Alat yang
rusak atau pecah sebaiknya ditempatkan pada tempat tersendiri, dan dituliskan
dalam buku kasus dan buku inventaris Laboratorium. Inventarisasi dapat
bertujuan untuk mencegah terjadinya kehilangan, penyalahgunaan, mengurangi
biaya operasional, mencegah pemakaian berlebihan, meningkatkan kerjasama
laboratorium, dan mendukung terciptanya kondisi yang aman.
b. PENATAAN LABORATORIUM
a.

Penataan Laboratorium Kimia

Laboratorium kimia harus memperhatikan kesehatan, keselamatan dan


pengendalian pada awal penataan tempat. Berikut ini adalah beberapa hal yang
harus diperhatikan pada saat penataan laboratorium kimia [Princeton University
dalam Environmental Health and Safety 1999] :
1) Laboratorium kimia harus memiliki pintu masuk dan pintu keluar yang
berbeda, dan tidak ada penghalang yang menghambat pintu masuk dan pintu
keluar
2) Jalan masuk harus memiliki rambu-rambu tanda bahaya atau tanda yang
menjelaskan tentang cara keluar dengan segera dari laboratorium bila terjadi
bahaya
3) Tiap pintu dari koridor menuju laboratorium harus memiliki jendela yang
terbuka sehingga memungkinkan orang lain di luar laboratorium untuk dapat
mengetahui apa yang terjadi di dalam laboratorium jika terjadi kecelakaan
atau ada yang terluka.
4) Laboratorium kimia harus memiliki alat pemadam kebakaran dengan fungsi
yang optimal
5) Untuk laboratorium yang menggunakan material radioaktif :
a. Memiliki tingkat kemanan yang tinggi
b. Laboratorium yang memiliki material radioaktif dipisah dengan
laboratorium lainnya
6) Memiliki fasilitas air bersih dengan fungsi optimal
7) Memiliki sumber pencahayaan/listrik yang sangat memadai
8) Memiliki fasilitas pembuangan limbah
9) Memiliki fasilitas ICT
10) Memiliki katalog peralatan dan zat kimia dalam laboratorium tersebut.
29

1. Tata Letak ruang/ Layout


Area praktikum secara fisik harus terpisah dari area tempat laboran/kepala
laboratorium, area tempat pertemuan dan area tempat makan. Para praktikan
atau laboran tidak boleh melewati area laboratorium dimana zat-zat kimia
beracun disimpan pada saat akan keluar ke area non-laboratorium. Dianjurkan
untuk membuat pemisah antara area laboratorium dan area non-laboratorium,
contohnya dengan tidak menempatkan area laboratorium dengan area nonlaboratorium pada lantai yang sama.
Tata ruang laboratorium kimia terdiri atas : Ruang persiapan, ruang
praktikum/utama, ruang penyimpanan alat, ruang penyimpanan zat, dan ruang
timbang.
2. Furniture dan peralatan lainnya/Furniture and Fixtures
a. Meja kerja di dalam laboratorium harus menggunakan bahan bersifat tahan
bahan kimia, memiliki permukaan rata, dan mudah untuk dibersihkan,
contohnya formica.
b. Meja kerja, termasuk meja komputer, harus berupa furnitur ergonomis yang
mudah digeser-geser, memiliki pencahayaan yang cukup, dan sesuai dengan tata
letak ruang.
c. Meja kerja harus memiliki ruang dibawahnya untuk meletakkan kursi dan
peralatan lainnya.
d. Setiap Laboratorium Kimia harus memiliki bak pasir khusus untuk pembuangan
zat-zat kimia atau buangan bahan biologi, bak tersebut harus dikontrol dan
diganti secara teratur.
e. Labortorium kimia tidak boleh lembab dan gelap, dan harus memiliki lantai
dengan lapisan tahan cairan berbahaya, contohnya dengan menggunakan lantai
dengan kualitas keramik yang lebih baik, khususnya pada area dekat lemari
asam.
f. Jangan membuat tempat mencuci tangan terlalu banyak karena tempat mencuci
tangan yang tidak terpakai akan mengering dan menimbulkan bau tak sedap.
g. Keran air dan pipa saluran air yang menghubungan satu pipa dengan pipa
lainnya harus dilengkapi dengan saluran pipa pengontrol untuk memudahkan
pemeriksaan bila terjadi penyumbatan.
3. Ruang penyimpanan/Storage

30

a. Lemari untuk menyimpan bahan-bahan kimia harus berkonstruksi kuat,


contohnya kayu yang kuat atau besi serta membutuhkan ventilasi udara
b. Bahan dasar lemari penyimpan juga harus dipertimbangkan dengan seksama
karena terkait dengan penyimpanan bahan-bahan yang bisa menyebabkan karat
c. Sediakan tempat khusus untuk tempat penyimpanan bahan kimia, biologi, atau
radioaktif.
d. Lemari yang menempel pada dinding harus terbuat dari rangka besi yang kuat.
Untuk rak penyimpanan buku/referensi lain di laboratorium kimia disarankan
memakai lemari simpan seperti ini
e. Tempat penyimpanan cairan yang mudah terbakar harus dipertimbangkan lebih
awal sehingga laboratorium memiliki ruang yang cukup untuk lemari/tempat
penyimpanan bahan yang mudah terbakar. Berdasarkan Uniform Fire Code,
untuk jumlah yang lebih besar dari 10 galon cairan yang mudah terbakar
dibutuhkan tempat/lemari penyimpanan khusus, setidaknya untuk keselamatan
lemari tersebut terbuat dari besi. Untuk cairan yang mudah terbakar berjumlah
kurang dari 25 galon dapat disimpan diluar lemari penyimpanan. Lemari
penyimpanan cairan yang mudah terbakar tidak boleh terbuat dari bahan yang
dibawah standar
f. Lemari tempat penyimpanan bahan yang mudah terbakar tidak boleh memiliki
ventilasi udara karena bahan-bahan ini biasanya berbau.
g. Bahan-bahan kimia yang bersifat korosif harus diletakkan di lemari
penyimpanan bagian bawah, atau dapat juga diletakkan pada bagian bawah
lemari asam.
h. Disediakannya ruang/tempat khusus untuk tempat pembuangan berbagai bahan
sisa, seperti sampah laboratorium, pecahan gelas, sisa potongan, kontainer daur
ulang, minyak bekas, sampah medis, dan radioaktif
i. Semua laboratorium harus memiliki ruang penyimpanan khusus untuk bahan
pesediaan yang tidak habis pakai dan dan bahan habis pakai.
4. Ventilasi Udara/Laboratory Ventilation
a. Ventilasi udara pada laboratorium kimia harus baik. Idealnya Ventilasi udara
didalam laboratorium harus mengalami sirkulasi udara sedikitnya sekitar 8-10
kali per jam pada saat laboratorium digunakan dan 6 kali sirkulasi udara pada
saat laboratorium kosong.
b. Laboratorium kimia juga harus memiliki jendela-jendela besar sehingga
bilamana ada zat yang berbahaya cepat dapat dikeluarkan.

31

c. Laboratorium

kimia

harus

memiliki

lemari

asam,

dengan

sistem

pembuangan/sirkulasi udara yang baik. Lemari asam harus selalu dikontrol baik
kebersihan, fungsi maupun pencahayaannya.
d. lokasi lemari asam, ventilasi, penyedia air, jendela, furnitur laboratorium dan
jalur lalu lalang orang harus horizontal.
e. Lemari asam harus dapat beroperasi dengan baik dan memiliki kecepatan
penarikan udara keluar berkisar 100-125 feet/menit. Suara dari blower pada
lemari asam tidak melebihi 65 dBA pada area depan lemari asam.
f. Bahan-bahan kimia yang mudah menguap harus ditempatkan pada lemari
khusus/lemari asam dan dipisah dengan zat-zat lainnya, sehingga tidak
mencemari zat lainnya.

5. Peralatan untuk keadaan darurat/Emergency Equipment


a. Laboratorium yang menggunakan bahan-bahan berbahaya harus memiliki
peralatan untuk pencuci mata dan pancuran air/shower sejauh 10 m atau 10 detik
dari area bahan kimia yang digunakan.
b. Pencuci mata dan pancuran air/shower harus memiliki saluran air yang mengalir
c. Pencuci mata dan pancuran air/shower harus sudah distandarisasi untuk gedung
laboratorium.
d. Lantai pada area shower harus anti licin/atau slip-resistant, di samping itu pada
area shower juga digunakan untuk membersihkan tubuh dari zat-zat kimia
berbahaya.
e. Laboratorium kimia juga sebaiknya memiliki pendeteksi api, shower
pengaman/safety shower alat pencuci mata. Ketiga alat tersebut harus diberi
label yang menarik perhatian. Sehingga pada keadaan berbahaya mudah untuk
dikenali.
f. Laboratorium kimia juga sebaiknya memiliki alarm tanda bahaya, sehingga pada
keadaan darurat akan mudah meminta pertolongan atau mendapat pertolongan
dari luar
g.

Alat pendeteksi asap/api untuk bahan-bahan kimia dan peralatan berbahaya


yang digunakan harus diletakkan dekat dengan pintu masuk tiap lab, dan area
pengendali listrik.

32

h. Untuk laboratorium yang memiliki jendela tertutup harus memiliki lampu


darurat yang bisa dikenali dari luar, dan memiliki alarm yang mudah didengar.
Penataan alat dan bahan dimaksudkan agar alat dan bahan di laboratorium kimia
tertata dengan baik, keteraturan dalam penyimpanan, maupun kemudahan dalam
pemeliharaan. Yang harus diketahui sebelum melakukan penataan alat dan bahan
adalah:
a. mengenali alat dan fungsinya
b. mengenali sifat bahan
c. kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian
d. keperangkatan/kekompleksan alat
e. nilai/harga alat
f. kualitas alat tersebut dan kelangkaannya
g. bahan dasar penyusun alat
h. bentuk dan ukuran alat
i. bobot/berat alat
Penataan dan penyimpanan alat dan bahan dapat juga didasarkan pada :
a. Keadaan laboratorium, penataan bererdasarkan keadaan laboratorium ditentukan
oleh :
1. fasilitas seperti : ada tidaknya ruang persiapan, ruang penyimpanan.
2. keadaan alat seperti : jenis alat, jenis bahan pembuat alat, seberapa
sering

alat

tersebut

digunakan,

termasuk

alat

mahal

3 keadaan bahan seperti: wujud (padat, cair, gas), sifat bahan


seberapa bahaya bahan tersebut dan seberapa sering

atau

tidak.

(asam/basa)

digunakan.

b. Kepentingan pemakai laboratorium, penataan berdasarkan kepentingan pemakai


ditentukan oleh :
1. Kemudahan di cari atau digapai. Untuk memudahkan mencari letak
masingmasing alat dan bahan, perlu diberi tanda yaitu dengan
menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak

atau

laci). penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti


lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan

dengan luas ruangan yang

tersedia.
33

2. Keamanan dalam penyimpanan dan pengambilan. Alat disimpan supaya aman


dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah dibawa dan mahal
harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci. aman juga
berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya
berkurang.
b. Penyimpanan Alat laboratorium
Penyimpanan alat pada laboratorium kimia dikelompokkan berdasarkan pada
a. Jenis dan bahan dasarnya, sebagai contoh jenis alat volumetri berbahan dasar
kaca dikelompokkan dengan jenis yang sama, sedangkan alat berbahan dasar
besi seperti tiang statif, penjepit kayu, dikelompokkan dengan kelompokknya
sendiri.
b.

Ukuran atau volume alat, contoh erlenmeyer berukuran 100 mL dikelompokkan


dengan jenis erlenmeyer yang sama.

c. Alat-alat yang sering digunakan, alat yang intesnsitas penggunaannya tinggi


dipisahkan agar mudah dalam persiapannya.Sedangkan alat-alat yang mahal
harganya, peka, sensitif, maka penyimpanannya sebaiknya dipisahkan.
d.

Alat yang boleh diambil sendiri oleh siswa, alat-alat yang tidak berbahaya
seperti kaki tiga, tiang statif, penjepit kayu dan alat gelas yang tidak berbahaya
diperbolehkan diambil oleh siswa, hal ini sekaligus melatih siswa bertanggung
jawab. Namun harus tetap dalam pengawasan laboran/petugas laboratorium
lainnya.

e. Alat- alat yang mahal harganya penyimpanannya sebaiknya dipisah


f. Setiap lemari penyimpanan alat harus diberi Label, yang memberikan informasi
tentang nama alat, ukuran, jumlah.
g. Selain label pada setiap lemari penyimpanan harus diberi petunjuk bahwa semua
alat yang diambil harus dikembalikan pada tempatnya semula.
c. Penyimpanan bahan kimia
Penyimpanan bahan kimia dikelompokkan berdasarkan :
a. Wujud zat : padat disimpan terpisah dari cair.
b. Konsentrasi zat : konsentrasi yang pekat disimpan terpisah dan khusus

34

c. Bahaya dari zat : Bahan-bahan yang berbahaya (beracun, radioaktif, mudah


terbakar atau mudah meledak). Zat yang berbahaya tidak boleh disimpan diatas.
d. Kepekaan zat terhadap cahaya : zat yang peka terhadap cahaya disimpan dalam
dalam botol cokelat.
e. Kemudahan menguap: zat yang mudah menguap disimpan ditempat dingin dan
sejuk, serta hindarkan dari cahaya langsung.
f. Larutan indikator disimpan dalam botol tetes (botol kecil yang dilengkapi
dengan pipet tetes pada sumbatnya).
g. label : semua wadah yang berisi bahan atau zat kimia harus diberi label.
Selain dikelompokkan berdasarkan pertimbangan di atas, bahan kimia juga dapat
disimpan berdasarkan
a. Bahan-bahan yang sering dipakai
b. Bahan-bahan yang boleh diambil sendiri seperti larutan encer dari beberapa
garam, asam dan basa,
c. Bahan yang jarang dipakai,
Semua bahan kimia di laboratorium harus disimpan pada lemari tertentu.
Setiap lemari penyimpanan bahan harus diberi label, yang memberikan
informasi tentang nama bahan, jenis bahan, jumlah. Selain label pada setiap
lemari penyimpanan harus diberi petunjuk bahwa semua bahan yang diambil
harus dikembalikan pada tempatnya semula
d. Menjaga kebersihan ruangan laboratorium
Kebersihan laboratorium merupakan kompenen penting dalam mendukung
pembelajaran kimia di laboratorium. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
mengelola kebersihan laboratorium adalah:
1. Secara umum ruang laboratorium harus dibersihkan secara rutin, terutama
kebersihan lantai, meja praktikum, lemari asam, ruang timbang, ruang kepala
lab, ruang laboran, ruang persiapan dan keran-keran air, agar tidak berdebu dan
kotor.
2. Pada setiap laboratorium harus disediakan fasilitas bak pasir yang berfungsi
sebagai tempat pembuangan sementara bahan-bahan kimia hasil/

sisa

praktikum. Secara berkala bak pasir harus diganti. Harus ditekankan bahwa
tidak boleh membuang sisa reaksi/bahan-bahan kimia cair atau padat pada
saluran air/keran, tetapi harus pada bak pasir.
3. Pembuangan bahan kimia sisa praktikum harus seminimal mungkin, berdasarkan
hal tersebut maka laboran harus berkoordianasi dengan kepala lab dan guru mata
35

pelajaran, harus memiliki komitmen untuk merancang suatu praktikum dengan


bahan kimia seminimal mungkin sehingga akan mengurangi polusi dan dapat
menjaga lingkungan.
4. Selain bak pasir pada laboratorium kimia harus tersedia tempat sampah untuk
menampung sisa sampah yang tidak mengandung bahan kimia, seperti kertas,
tissue dan lainnya. Tempat sampah harus disediakan lebih dari satu buah dan
diletakkan pada tempat yang tidak menghalangi lalu lintas keluar masuk
laboratorium.
5. Fasilitas alat-alat kebersihan umum seperti sapu, alat pembersih lantai, alat
pembersih debu, kain lap, kain pel, serokan sampah, dan lainnya minimal harus
tersedia lebih dari satu set pada setiap laboratorium.
6. Kebersihan

laboratorium

kimia

juga

dipengaruhi

oleh

ventilasi

dan

pencahayaan, oleh karena itu seharusnya dijaga agar ruang laboratorium


memiliki pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik sehingga tidak lembab dan
berjamur.
7. Menjaga kebersihan laboratorium juga harus ditekankan menjadi tanggung
jawab bersama, sehingga setiap selesai pembelajaran praktikum setiap
siswa/praktikan dibiasakan untuk membersihkan meja kerja yang digunakannya
dan mengembalikan alat pada keadaan bersih. Pembiasaan ini harus dimulai
sejak siswa memasuki laboratorium dan diingatkan kembali secara terus
menerus pada setiap pembelajaran, dan secara tertulis harus tercantum pada
tatatertib laboratorium.
8. Melatih meminimalkan pembuangan sisa bahan/hasil praktikum dan mencegah
polusi di sekolah memberikan pembelajaran tentang tanggung jawab
memelihara lingkungan. Penekanan pendekatan ini pada siswa maka secara tidak
langsung dapat melatih siswa memiliki kebiasaan menghargai dan berhemat
dalam kehidupannya, baik di laboratorium, sehingga diharapkan dapat
memberikan dampak positif untuk kehidupannya di masa akan datang.
9. Beberapa hal yang juga harus diperhatikan dan ditanamkan pada siswa dalam
menjaga kebersihan laboratorium adalah sebagai berikut :
a. Setiap siswa harus menjaga area tempat kerja/meja laboratorium dan
sekitarnya bersih dan bebas dari barang-barang yang tidak diperlukan untuk
eksperimen tersebut.
b. Buatlah area tempat kerja dan sekitarnya tetap bersih dan rapih selama
praktikum berlangsung sampai pada akhir praktikum.

36

c. Jangan

menutup

saluran

wastavel/sink

dengan

sisa

bahan

praktikum/kotoran.
d. Jangan melakukan aktivitas yang menghalangi jalan keluar atau peralatan
yang berfungsi untuk keadaan gawat darurat.
e. Perhatikan semua alat yang akan digunakan sebelum memulai praktikum,
bila ada kerusakan (retak, patah atau lainnya), laporkan pada petugas dan
jangan menggunakan peralatan yang rusak untuk praktikum.
f. Jangan membuang/menunggu sisa zat kimia ke dalam wastafel atau temapt
sampah.
g. Tempatkan bahan-bahan kimia sisa pada tabung khusus sesuai dengan lebel
yang telah diberikan. Jangan mencampurkan buangan zat-zat kimia
sembarangan.
h. Buanglah barang-barang yang sudah dipakai seperti pecahan kaca, sarung
tangan, kertas tissue, atau alat-alat tajam (shyring, dll), segera pada
wadah/container yang disedikan sesuai lebel yang telah diberikan.
e. Menjaga Keamanan Ruang Laboratorium
Salah satu tugas laboran adalah mengamankan atau menjaga keamanan ruang
laboratorium. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh laboran dalam
mengamankan laboratorium adalah :
1.Membiasakan untuk melakukan pengecekan semua pintu, jendela, dan alat
pengaman contoh kunci sebelum meninggalkan ruang laboratorium.
2.Melakukan pengecekan semua alat yang menggunakan tenaga listrik dan
mematikannya bila diperlukan. Contoh alat-alat dengan menggunakan arus
listrik adalah pemanas listrik, lampu penerangan di laboratorium, komputer dan
alat lainnya.
3.Mematikan semua saluran gas yang tidak diperlukan, contoh sumber gas untuk
lampu bunsen, atau bila ada kompor gas di laboratorium.
4.Melakukan pengecekan semua sumber air di laboratorium, yang mungkin
menimbulkan

kebocoran

atau

banjir

di

laboratorium

sehingga

dapat

membahayakan.
5.Membiasakan melakukan pencatatan kondisi terakhir, dan melaporkannya pada
kepala laboratorium atau supervisor tentang data yang ada, sehingga bila ada
sesuatu hal yang tidak diinginkan bisa dilakukan pengecekan dengan catatan
terakhir laporan tersebut.

37

6.Segera melaporkan semua kejadian diluar prosedur eksperimen/praktikum,


seperti menumpahkan zat, kecelakaan, atau kejadian berbahaya lainnya pada
guru/supervisor.
7.Jagalah agar lantai tetap kering dan bersih dari berbagai barang-barang seperti
tumpahan air, tumpahan zat atau barang lainnya.
8.Melakukan pengecekan secara berkala fungsi alat pemadam kebakaran yang
terdapat di laboratorium, dan memastikan bahwa alat tersebut dapat berfungsi
dengan baik.
9.Menghimbau pada semua siswa agar selalu bekerja sesuai dengan petunjuk guru,
dan melakukan peneguran pada siswa yang bekerja sembarangan, tidak sesuai
petunjuk guru dan tidak hati-hati

BAB III
PENUTUP
Rencana pengelolaan kegiatan laboratorium Kimia SMA Mari Ayu Kelapa berupa
program rutin dan pengembangan yang disesuaikan dengan keadaan SMA Mari Ayu
Kelapa. Semoga program kerja ini dapat menjadi Acuan Kegiatan laboratorium Kimia
SMA Mari Ayu Kelapa dalam pengelolaannya sesuai dengan Prosedur Operasional
Standar (POS) yang telah dibuat.
Pengelolaan laboratorium Kimia SMA Mari Ayu Kelapa melibatkan seluruh stake
holder yang ada di SMA Mari Ayu Kelapa. Semoga dapat dimanfaatkan oleh guru untuk
melakukan menunjang pembelajaran yang dilakukan di kelas dan diharapkan guru lebih
38

aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri dalam mengelola


laboratorium untuk masa yang akan datang.

39

You might also like