Adjuncts to CPR: gunakan konsentrasi oksigen maksimal
Monitoring Physiologic Parameter during CPR: tidak ada penelitian, tapi disarankan menggunakan parameter fisiologis (kuantitatif fisiologi kapnografi, arterial relaxation diastolic pressure, arterial, pressure monitoring, central venous oxigent saturation) Ultrasound during cardiac arrest: tidak direkomendasikan. Jika mengunakannya jangan mengganggu proses CPR Adjuncts for airway control and ventilation: semua alat baik bag mask atau ETT bisa digunakan tergantung kemampuan penolong Clinical assestment of tracheal tube placement: gunakan capnografi secara continue Ventilation after advance airway placement: provider deliver 1 breath every 6 second while continues chest conmpressions are being performed Management of cardiac arrest Defibrillation strategies for VT pulseless or VF: waveform and first shock success: defibrilasi digunakan untuk treat atrial atau ventrikel aritmia. Sebisanya gunakan yang gelombang bifasik dibandingkan monofasik untuk atrial dan ventrikel aritmia. Jika tidak tahu dosis gunakan dosis maksimal defibrilasi Defibrillation strategies for VT pulseless or VF: energy dose for subsequent shock: gunakan dosis yang sesuai dibanding dosis manufacturers instruction Defibrillation strategies for VT pulseless or VF: single shocks versus stacked shocks: gunakan single shock strategy untuk defibrilasi. Obat antiaritmia during and immediatly after cardiac arrest: terapi antiaritmia for refractory VF/VT pulseless arrest: gunakan amiodaron untuk pVT/VF. Alternativenya lidocaine. Jangan gunakan magnesium rutin. Obat antiaritmia during and immediatly after cardiac arrest: obat antiaritmia setelah resusitasi: gunakan lidocaine, beta bloker setelah ROSC from cardiac arrest due to pVT/VF, walau tidak ada bukti yg adekuat Vasopressor in cardiac arrest: standard doses epinephrine: 1 mg setiap 3-5 minute Vasopressor in cardiac arrest: standard doses epinephrine VS High-dose epinephrine: jangan gunakan high dose epinephrine secara rutin. Vasopressor in cardiac arrest: epinephrine VS vasopressin: kobinasi 2 obat tidak membuktikan keuntungan. Jangan gunakan vasopressin
Vasopressor in cardiac arrest: timing of administration of epinephrine: gunakan
epineprin secepat mungkin pada cardiac arrest karena PEA/asistole Steroid: tidak ada data rekomendasi untuk pasien cardiac arrest in hospital Prognostication during CPR: end tidal CO2: pada pasien dengan intubasi, gagal mendapat ETCO2 lebih dari 10mmHg dengan waveform capnography setelah 20 menit CPR dapat diputuskan untuk berhenti CPR Overview of extracorporeal CPR: tidak ada bukti yang kuat menggunakan ECPR, tapi bisa digunakan bila bisa diimplementasikan secara cepat