You are on page 1of 30

USAHA KESEHATAN SEKOLAH

A.

Pengertian
Usaha

Kesehatan

Sekolah

adalah

wahana

belajar

mengajar

untuk

meningkatkan kemampuan hidup sehat, sehingga meningkatkan pertumbuhan dan


perkembangan peserta didik yang harmonis dan optimal, agar menjadi sumber daya
manusia yang berkualitas. Pendidikan kesehatan juga diarahkan untuk membiasakan
hidup sehat agar memiliki pengetahuan, sikap, ketrampilan untuk melaksanakan
prinsip hidup sehat, serta aktif berpartisipasi dalam usaha kesehatan baik lingkungan
sekolah, di lingkungan rumah tangga maupun lingkungan masyarakat.
Sasaran usaha kesehatan di sekolah
Sasaran pelayanan UKS adalah seluruh peserta didik dari berbagai tingkat pendidikan
sekolah, mulai dari taman kanak-kanak, pendidikan dasar, pendidikan menengah,
pendidikan agama, pendidikan kejuruan, pendidikan khusus (sekolah luar biasa).
Untuk sekolah dasar, UKS di prioritaskan pada kelas satu, tiga, dan enam karena
alasan-alasan berikut ini.

Kelas satu
Merupakan fase penysuaian dalam lingkungan sekolah yang baru dan mulai
lepas dari pengawasan orang tua. Kemungkinan kontak dari berbagai
penyebab penyakit lebih besar karena ketidak tahuan dan ketidakmengertian
tentang kesehatan. Di samping itu, kelas satu adalah saat yang baik di berikan
imunisasi ulangan. Pada kelas satu ini di lakukan penjaringan untuk
mendeteksi kemungkinan adanya kelainan yang mungkin timbul sehingga
mempermudah pengawasan untuk jenjang berikutnya.

Kelas tiga
Di laksanakan di kelas tiga untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan UKS di
kelas satu terdahulu dan langkah-langkah selanjutnya yang akan di lakukan
dalam program pembinaan UKS.

Kelas enam
Dalam rangka mempersiapkan kesehatan peserta didik ke jenjang pendidikan
selanjutnya,sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan
yang cukup.

B.

Tiga program UKS/TRIAS


Untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat dan derajat kesehatan peserta

didik, dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat
yang dikenal dengan istilah tiga program pokok (trias) UKS. Penjelasan mengenai
trias UKS adalah sebagai berikut.
1.

Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar

dapat tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang, dan sehat baik fisik, mental, sosial,
maupun lingkungan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan yang
diperlukan bagi peranannya saat ini maupun di masa yang mendatang.
Tujuan Pendidikan Kesehatan

Peserta didik dapat memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk

cara hidup sehat dan teratur.


Peserta didik dapat memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip

hidup sehat.
Peserta didik dapat memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang

berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan.


Peserta didik dapat memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang sesuai

dengan syarat kesehatan.


Peserta didik dapat memiliki kemampuan untuk menalarkan perilaku hidup

sehat dalam kehidupan sehari-hari


Peserta didik dapat memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi

badan dan berat badan yang seimbang.


Peserta didik dapat mengerti dan menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan
pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan

dalam kehidupan sehari-hari.


Peserta didik dapat memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar.
Peserta didik dapat memiliki tingkat kesegaran jasmani dan derajat kesehatan
yang optimal serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit.

Agar tujuan pendidikan kesehatan bagi para peserta didik dapat tercapai secara
optimal,dalam pelaksanaannya hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

Sesuai dengan tingkat kemampuan dan perbedaan perindividual peserta didik.


Diupayakan sebanyak-banyaknya dengan melibatkan peran aktif peserta didik.

Sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.


Selalu mengacu pada tujuan pendidikan kesehatan termasuk upaya ahli

teknologi.
Memperhatikan kebutuhan pendidikan pembangunan nasional.
Mengikuti atau memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

Pelaksanaan pendidikan kesehatan diberikan melalui kegiatan kurikuler dan


ekstrakurikuler. Memelihara kebersihan dan kesehatan pribadi adalah salah satu upaya
pendidikan kesehatan yang diberikan kepada peserta didik disekolah, madrasah, dan
rumah. Melalui peningkatan kebersihan dan kesehatan pribadi diharapkan peserta
didik dapat meningkatakan derajat kesehatannya menjadi lebih baik. Dalam usaha
peningkatan kesehatan,masalah kebiasaan hidup bersih serta kebersihan dan
keserasian harus ditanamkan sejak dini, yaitu sejak dari kelas satu sekolah dasar,
bahkan sejak ditaman kanak-kanak (pra-sekolah).
Pendidikan kesehatan, khususnya bagi murid utamanya untuk menanamkan
kebiasaan hidup sehat agar dapat bertanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri
serta lingkungannya serta ikut aktif didalam usaha-usaha kesehatan.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tahap-tahap:
1. Memberikan pengetahuan tentang prinsip dasar hidup sehat.
2. Menimbulkan sikap dan perilaku hidup sehat.
3. Membentuk kebiasaan hidup sehat.
Hal-hal pokok sebagi untuk menanamkan perilaku atau kebiasaan hidup sehat adalah
sebagai berikut:
1. Kebersihan perorangan (personal hygiene) dan kebersihan lingkungan,
terutama lingkungan sekolah.
2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, dengan cara:

Hidup bersih.

Imunisasi

Pemberantasan nyamuk, kecoak, tikus, dan binatang lain yang dapat menularkan
penyakit.

Cara penularan penyakit, dan sebagainya


3. Penyakit-penyakit tidak menular (penyebab dan pencegahannya)
4. Gizi

Mengenal berbagai makanan bergizi.

Nilai gizi pada makanan

Memilih makanan yang bergizi

Kebersihan makanan

Penyakit-penyakit akibat kekurangan atau kelebihan gizi, dan sebagainya.


Karena sekolah adalah sebuah komunitas, meskipun interaksi efektif diantara
anggota komunitas hanya sekitar 6-8 jam, namun perlu adanya pemeliharaan
kesehatan, khususnya bagi murid-murid sekolah. Pemeliharaan kesehatan disekolah
ini mencakup:

Pemeriksaan kesehatan secara berkala, baik pemeriksaan umum atau khusus,


misalnya: gigi, paru-paru, kulit, gizi, dan sebagainya.

Kegiatan sikat gigi bersama yang dilaksanakan pada jam olahraga.

Pemeriksaan dan pengawasan kebersihan lingkungan.

Usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, antara lain


dengan imunisasi.

Usaha perbaikan gizi.

Usaha kesehatan gizi sekolah.

Mengenal kelainan-kelainan yang mempengaruhi pertumbuhan jasmani,


rohani, dan sosial. Misalnya, penimbangan berat badan, dan pengukuran tinggi
badan.

Mengirimkan murid yang memerlukan perawatan khusus atau lanjutan ke


puskesmas atau rumah sakit.

2.

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan pengobatan ringan


Pelayanan kesehatan
Penekanan utama pada pelayanan kesehatan di sekolah atau madrasah adalah

upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), dan


pemulihan (rehabilitasi) yang di lakukan secara serasi dan terpadu terhadap peserta
didik pada khususnya dan warga sekolah pada umum nya di bawah koordinasi guru
pembina UKS dengan bimbingan teknis dan pengawasan puskesmas setempat.
Tujuan pelayanan kesehatan

Umum
Meningkatnya derajat kesehatan peserta didik dan seluru warga masyarakat

sekolah secara optimal.


Khusus
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan
hidup sehat dalam rangka membentuk hidup sehat
Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan
mencegah terjadinya penyakit,kelainan,dan cacat;
Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat
penyakit atau kelainan, pengambilan fungsi, dan peningkatan
kemampuan peserta didik yang cedera atau cacat agar dapat berfungsi
optimal;
Meningkatkan pembinaan kesehatan baik fisik, mental, sosial,maupun
lingkungan.

Pelaksanaan pelayanan kesehatan

Peningkatan kesehatan (promotif di laksanakan melalui kegiatan intrakurikuler


dan penyuluhan kesehatan serta latihan keterampilan oleh tenaga kesehatan di
sekolah. Misalnya kegiatan penyuluhan gizi, kesehatan pribadi, penyakit
menular, cara menggosok gigi yang benar, cara mengukur tinggi dan berat

badan, serta cara memeriksa ketajaman penglihatan.


Tindakan pencegahan (prefentif) dilaksanankan melalui kegiatan peningkatan
daya tahan tubuh, pemutusan mata rantai penularan penyakit, dan penghentian
proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul penyakit. Misalnya, imunisasi
yang dilakukan oleh petugas puskesmas, pemberantasan sarang nyamuk,
pengobatan sederhana oleh dokter kecil, kegiatan penjaringan (skrining)
kesehatan bagi siswa SD kelas satu dan pemeriksaan berkala setiap enam

bulan bagi seluruh siswa.


Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) di lakukan melalui
kegiatan pencegahan komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau
untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera atau cacat agar
dapat berfungsi dengan normal lagi. Kegiatan dapat berupa pengobatan ringan
dan pertolongan pertama di sekolah serta rujukan medis ke puskesmas untuk
mengurangi derita sakit, kasus kecelakaan, keracunan atau kondisi lain yang
membahayakan nyawa, dan kasus penyakit khusus.

3.

Pembinaan lingkungan sekolah sehat

Program pembinaan lingkungan sekolah sehat mencakup pembinaan lingkungan

sekolah, lingkungan keluarga, masyarakat sekitar, dan unsur-unsur penunjang.


Program pembinaan lingkungan sekolah

Lingkungan fisik sekolah


Penyediaan dan pemeliharaan tempat penampungan air bersih.
Pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah.
Pengadaan dan pemeliharaan air limbah
Pemeliharaan kamar mandi,wc,kakus,urinoar.
Pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruang kelas,ruang perpustakaan,
ruang laboratorium,dan tempat ibadah.
Pemeliharaan kebersihan dan keindahan

halaman

dan

kebun

sekolah(termasuk penghijauan sekolah).


Pengadaan dan pemeliharaan warung atau kantin sekolah.
Pengadaan dan pemeliharaan pagar sekolah.
Layanan Warung / Kantin Sekolah
Layanan kantin merupakan salah satu bentuk layanan khusus di sekolah yang
berusaha menyediakan makanan dan minuman yang dibutuhkan siswa atau personil
sekolah. Tujuan yang dapat dicapai melalui penyediaan layanan kantin di sekolah :
1. Memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar memilih makanan yang
baik atau sehat
2. Memberikan bantuan dalam mengajarkan ilmu gizi secara nyata
3. Menganjurkan kebersihan dan kesehatan
4. Menekankan kesopanan dalam masyarakat, dalam bekerja, dan kehidupan
bersama
5. Menekankan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai dengan yang
berlaku di masyarakat
6. Memberikan gambaran tentang manajemen yang praktis dan baik
7. Menunjukkan adanya koordinasi antara bidang pertanian dengan bidang
industri
8. Menghindari terbelinya makanan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
kebersihannya dan kesehatannya.
Dilihat dari tujuan kantin sekolah di atas, maka kantin sekolah dapat berfungsi untuk :

1. Membantu pertumbuhan dan kesehatan siswa dengan jalan menyediakan


makanan yang sehat, bergizi, dan praktis
2. Mendorong siswa untuk memilih makanan yang cukup dan seimbang
3. Untuk memberikan pelajaran sosial kepada siswa
4. Memperlihatkan kepada siswa bahwa faktor emosi berpengaruh pada
kesehatan seseorang
5. Memberikan batuan dalam mengajrkan ilmu gizi secara nyata
6. Mengajarkan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai dengan yang
berlaku di masyarakat
7. Sebagai tempat untuk berdiskusi tentang pelajaran-pelajaran di sekolah, dan
tempat menunggu apabila ada jam kosong.

Indikator sekolah sehat :


1. Kepadatan ruang kelas minimal 1,75 m2/anak .
2. Tingkat kebisingan 45 db
3. Memiliki lapangan/halaman/aula untuk pendidikan jasmani
4. Memiliki lingkungan sekolah yang bersih, rindang dan nyaman.
5. Memiliki sumber air bersih yang memadai (jarak sumber air bersih dan septic
tank minimal 10 m)
6. Ventilasi kelas yang memadai
7. Pencahayaan kelas yang memadai (terang)
8. Memiliki kantin sekolah yang memenuhi syarat kesehatan
9. Memiliki kamar mandi/WC yang cukup jumlahnya (memenuhi rasio km.wc
terhadap siswa laki = 1:40, dan perempuan 1:25)
10. Menerapkan kawasan tanpa rokok.
PENYAKIT MENULAR
A. Definisi1
Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh agen penyebab
infeksi, yang berasal dari suatu sumber penularan dan ditularkan kepada orang yang
rentan. Dari penjelasan diatas ada tiga bagian penting dari penyakit menular, yaitu
agen penyebab penyakit (agent), sumber penularan (vector) dan orang yang rentan

(host). Agen penyakit bisa berupa bakteri, virus, jamur. Sumber penularan bisa berupa
hewan seperti nyamuk dan lalat, atau makanan, minuman dan lingkungan yang
tercemar. Orang yang rentan adalah orang yang lebih mudah terserang penyakit,
seperti kondisi tubuh yang menurun dan gizi yang kurang baik.
B. Cara-Cara Penularan Penyakit Menular2
Penyakit menular dapat berpindah dari penderita ke orang lain dengan cara-cara
sebagai berikut :
a.

Melalui Kontak Tubuh


Kontak jasmani terdiri atas dua jenis, yaitu kontak langsung dan kontak tidak

langsung.
1) Kontak Langsung
Penyakit dapat menular kepada orang lain karena adanya kontak langsung
antara anggota badan dengan anggota badan orang yang ditulari. Misalnya,
penularan penyakit kulit.
2) Kontak Tak Langsung
Penyakit dapat menular kepada orang lain melalui perantaraan benda-benda
yang telah (tercemar) oleh penderita, misalnya melalui handuk, pakaian, dan
saputangan.
b.

Melalui Makanan dan Minuman


Penyakit dapat menular melalui perantaraan makanan dan minuman yang

telah tercemar. Penyakit yang menular dengan cara ini terutama penyakitpenyakit yang berhubungan dengan saluran percernaan makanan, seperti kolera,
tifus, polio dan hepatitis.
c. Melalui Serangga
Penyakit yang dapat menular dengan perantara serangga, antara lain
Malaria

yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles sp., demam berdarah yang

ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan penyakit kaki gajah, yang ditularkan
oleh nyamuk Culex fatigans.
d. Melalui Udara
Penyakit yang ditularkan dengan cara ini terutama pada penyakit saluran
pernapasan, di antaranya seperti Tuberculosis Paru. Penularannya melalui batuk
atau bersin.

C. Macam Penyakit Menular1,3


1. Demam Berdarah Dengue
a. Penyebab : Virus Flavivirus, melalui nyamuk Aedes aegepty.
b. Gejala dan tanda :

demam tiba tiba (3 5 hari),

sakit kepala,

nyeri otot, nyeri sendi,

lemas, tidak nafsu makan,

perdarahan gusi, mimisan, bercak merah pada kulit lengan atau kaki
(petechiae).

c. Penanganan dan pencegahan:


o Berikan minum segera,
o Kompres agar panasnya turun, berikan obat penurun panas,
o Usahakan makan makanan bergizi, istirahat di rumah,
o Bila tetap panas pada hari ke 5, tidak bisa minum atau muntah terus , makin
lemas segera bawa ke dokter atau puskesmas
Pencegahan dengan 3M Plus yaitu :

1. Menguras tempat-tempat penampungan air seperti

bak mandi atau WC,

tempayan, ember, vas bunga, tempat minum burung dan lain-lain seminggu
sekali.
2. Menutup rapat semua tempat penampungan air seperti ember, gentong, drum
dan lain-lain.
3. Mengubur semua barang-barang bekas yang ada di sekitar atau di luar rumah
yang dapat menampung air hujan.
Plus tindakan memberantas jentik dan menghindari gigitan nyamuk :

Membunuh jentik nyamuk demam berdarah di tempat air yang sulit dikuras
atau sulit air dengan menaburkan bubuk abate. Abate dapat diperoleh/dibeli
di puskesmas atau di apotik.

Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.

Mengusir nyamuk dengan menggunakan obat nyamuk

Mencegah gigitan nyamuk dengan memakai obat nyamuk gosok

Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.

Tidak membiasakan menggantung pakaian di dalam kamar.

2. Hepatitis1,4
Nama lain : Sakit kuning, radang hati
a. Penyebab : Infeksi virus (tersering). Virus ini memiliki 5 macam jenis yaitu
A,B,C,D dan E. Hepatitis A, dan E ditularkan melalui makanan.
Hepatitis B, C dan D ditularkan melalui darah dan ludah.
b. Gejala dan tanda :

demam,

lemas, tidak nafsu makan,

muntah,

sakit perut,

mata dan kulit menguning (jaundice),

kencing seperti teh.

c. Penanganan dan Pencegahan :


o Makan makanan bergizi
o Istirahat cukup
o Bila makin lemas, tidak mau makan, perut terasa sakit segera datang ke dokter
atau puskesmas untuk dilakukan pengobatan hepatitis.
Pencegahan hepatitis dapat dilakukan dengan :
- Buang air besar di toilet,
- Mencuci tangan sebelum makan.
- Mencuci bersih bahan makanan dan dimasak dengan baik.
- Temulawak baik untuk kesehatan hati.
- Imunisasi, diberikan saat bayi dan bisa diulang saat dewasa.
3. Diare1,5
Nama lain : Mencret
a. Penyebab : Virus, bakteri, parasit, keracunan, alergi. Umumnya ditularkan melalui
makanan atau minuman yang tercemar.
b.Gejala dan tanda :

buang air besar lembek atau cair, lebih dari 3 kali sehari,

kadang disertai mual atau muntah,

demam,

pada infeksi bakteri, pada kotoran akan tampak darah atau lendir.

c. Penanganan dnan pencegahan :


o Bila diare cair, istirahat dan banyak minum air
o Bila diare mengandung darah dan lendir, tidak mau makan/minum atau tidak
berkurang setelah 2

minggu segera ke dokter atau puskesmas.

o Minum air yang telah direbus terlebih dahulu, hindari minum air mentah.

o Cuci tangan setelah dari kamar mandi dan sebelum makan.


4. Penyakit Tifus1,6
Nama lain : Demam typhoid
a. Penyebab: bakteri Salmonella typhii , ditularkan melalui makanan dan minuman yang
tercemar.
b. Gejala-gejala:

Menggigil,

letih, lemah, hilang nafsu makan,

sakit kepala, sakit punggung,

mencret, atau sembelit,

demam sepuluh hari sampai dua minggu. Biasanya meningkat pada sore
menjelang malam hari.

c. Pengangan dan pencegahannya :


o Makan makanan bergizi, bila sulit makan coba dengan makanan yang lembut
seperti bubur.
o Banyak minum air.
o Bila demam minum obat penurun panas,
o Usahakanlah air minum dimasak sampai mendidih.
o Menjaga kebersihan pribadi dan keluarga.
o Menjaga kebersihan makanan dan minuman.
o Cuci tangan sebelum makan atau setelah dari kamar mandi
5. Cacingan
a.Penyebab : Telur cacing masuk lewat mulut melalui tangan yang tidak dicuci bersih,
b. Gejala dan tanda :

berat badan tidak naik, tampak lemas

batuk,

mual muntah, diare

gatal gatal pada dubur saat malam hari


c. Penanganan dan pencegahan :

o Minum obat cacing tiap 6 bulan sekali


o Cuci tangan sebelum makan
o Potong kuku secara rutin
o Buang air besar pada toilet
o Gunakan alas kaki saat bepergian
o Tutup makanan agar tidak terkena debu
o Cuci bersih sayuran sebelum dimakan

6. Campak
Nama lain : Gabagen, morbili, cacar air
a. Penyebab : Virus campak, ditularkan melalui udara.
b. Gejala dan tanda :

demam,

mata merah,

pilek, batuk dan

bintik-bintik kecil dengan bagian tengah berwarna putih di mulut.

bercak kemerahan di kulit timbul pada hari ketiga sampai ketujuh; dimulai di
daerah muka (belakang telinga), kemudian ke seluruh tubuh dan selangkangan,
selama 4-7 hari

c. Penanganan dan pencegahan :


o Minum banyak air
o Istirahat dan hindari sinar matahari langsung
o Minum obat penurun panas bila demam
o Bila semakin lemas dan tidak mau makan, segera ke dokter atau puskesmas.
o Pencegahan campak dengan imunisasi Measles Mumps Rubella (MMR) pada
1,5 tahun dan 5 tahun
o Hindari bicara atau berdekatan terlalu dekat dengan penderita.
7. Penyakit Tuberculosis Paru (TB) 1,7
Nama lain : TBC
a. Penyebab : bakteri Mycobacterium tuberculosa yang ditularkan melalui udara.
b. Gejala dan tanda :

Batuk lebih dari 2 minggu, sukar sembuh dan kadang mengeluarkan darah

lemah lesu,

demam,

berat badan menurun, serta

berkeringat pada malam hari,

c. Penanganan dan pencegahan :


o Segera berobat ke dokter atau puskesmas, pengobatan akan dilakukan selama
6 bulan.
o Banyak makan makanan bergizi dan istrirahat, kurangi keluar pada malam
hari,
o Menutup mulut saat batuk atau bersin atau menggunakan masker
o Imunisasi Bacillus Calmette-Guerin (BCG) pada bayi 1 bulan.
o Ventilasi rumah yang baik.

8. Radang paru paru1,8


Nama lain : Pneumonia
a. Penyebab : infeksi virus dan bakteri, ditularkan melalui udara melalui batuk atau
ludah. Lebih sering pada bayi atau orang tua.
b. Gejala dan tanda :

Batuk berdahak

Demam

Nafas cepat dan sesak nafas, Bayi kurang dari 1 tahun napasnya lebih dari 50
kali permenit. Bayi lebih dari 1 tahun napasnya lebih dari 40 kali permenit

Rasa sakit di dada

Tampak kelelahan

c. Penanganan dan pencegahan :


o Bila panas, beri obat penurun panas dan segera ke dokter atau puskesmas.
Bayi kurang dari 2 bulan segera ke rumah sakit.
o Pada bayi, hindari berada di tempat ramai atau dikerubungi banyak orang
o Menjauhlah dari asap rokok.
o Selalu cuci tangan sebelum memegang bayi
o Menutup mulut dan hidung saat batuk
9. Infeksi saluran nafas akut (ISPA) 1,9
a. Penyebab : Infeksi virus, ditularkan melalui udara.
b. Gejala dan tanda:

hidung tersumbat,

demam,

sulit menelan,

batuk,

tonsil (amandel) membesar

c. Penanganan dan pencegahan :


o Banyak minum air, makan banyak sayur dan buah, banyak istirahat
o Gunakan masker atau tutup hidung dan mulut saat batuk dan bersin. Jangan
berkumpul ke tempat ramai selama sakit
o Bila tidak membaik dalam 3 hari segera ke dokter atau puskesmas
o Sering mencuci tangan
o Hindari tempat tempat berdebu.
o Hindari minum dingin seperti es,
o Hindari dekat dengan perokok.
o Jangan kehujanan atau bermain diluar saat hujan.
10. Jamur Kulit
Nama lain : Panu
a. Penyebab : Jamur, yang ditularkan melalui sentuhan kulit maupun benda benda
yang dipakai bersama seperti baju atau handuk.
b. Gejala dan tanda :

Bercak di kulit berbentuk cincin dengan tepi berwarna merah, bersisik, bagian
tengah tampak bersih. Biasanya ada bercak yang lebih kecil di sekitarnya.

Bercak putih, coklat, atau kemerahan bersisik, bila berkeringat makin gatal,
dengan bercak yang lebih kecil di sekitarnya.

c. Penanganan dan pencegahan :


o Gunakan obat jamur kulit, bila tidak membaik segera ke dokter atau
puskesmas.
o Jangan digaruk.
o Cuci handuk dan baju dengan air panas, kemudian jemur hingga kering
o Jaga kebersihan diri dan lingkungan
o Mandi tiap hari dengan sabun.
o Keringkan badan hingga benar benar kering setelah mandi
o Jangan bergantian menggunakan handuk atau baju

11. HIV/AIDS1,10,11
a. Penyebab : Human Immunodeficiency Virus. Virus ini mengakibatkan
melemahnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjadi infeksi,
saat ini belum ditemukan obatnya.
b. HIV dapat menular melalui :
1. Darah, misal transfusi darah atau dari ibu ke bayi yang dikandungnya
2. Air susu ibu
3. Cairan tubuh, misal pada saat hubungan suami istri
4. Jarum suntik
c. HIV tidak dapat menular melalui :
1. Sentuhan, misal bersalaman, berpelukan, bergandengan
2. Alat alat yang dipakai bersama, misal handuk, gelas, piring, baju, toilet
3. Air, misal air kolam renang atau bak mandi
d. Pencegahan HIV
1. Setia pada pasangan suami istri masing masing
2. Jangan menggunakan narkoba
3. Jangan menggunakan jarum suntik bekas orang lain
3. Jangan membuat tattoo
4. Pada laki laki sunat mengurangi 60% resiko penularan HIV
5. Rajin beribadah
NAPZA (NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF LAINNYA)
Narkoba atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi
kejiwaan /psikologi seseorang ( pikiran, perasaan dan perilaku ) serta dapat
menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA
adalah : Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.
I. NARKOTIKA :
Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat

menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi


sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Narkotika terdiri dari 3 golongan :
1. Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh :
Heroin, Kokain, Ganja.
2. Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan
pengembangan

ilmu

pengetahuan

serta

mempunyai

potensi

tinggi

mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin.


3. Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan / atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Codein.
II. PSIKOTROPIKA :
Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat, baik alamiah
maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental
dan perilaku.
Psikotropika terdiri dari 4 golongan :
1. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi.
2. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan
dalan terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi

kuat

mengakibatkan

sindroma

ketergantungan.

Contoh

Amphetamine.
3. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh :
Phenobarbital.
4. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh :


Diazepam, Nitrazepam ( BK, DUM ).
III.

ZAT ADIKTIF LAINNYA :


Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan / zat yang berpengaruh

psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi :


1. Minuman Alkohol
Mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan saraf
pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari hari dalam
kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan Narkotika atau
Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam tubuh manusia.
Ada 3 golongan minuman beralkohol :
a. Golongan A : kadar etanol 1 5 % ( Bir ).
b. Golongan B : kadar etanol 5 20 % ( Berbagai minuman anggur )
c. Golongan C : kadar etanol 20 45 % ( Whisky, Vodca, Manson House,
Johny Walker ).
2. Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap
Berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah
tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan
adalah : Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin.
3. Tembakau
Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di masyarakat.
Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan
alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan,
karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan
NAPZA lain yang berbahaya.
Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari NAPZA dapat
digolongkan menjadi 3 golongan :
1. Golongan Depresan ( Downer ).
Merupakan jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi aktifitas fungsional
tubuh. Jenis ini membuat pemakainya menjadi tenang dan bahkan membuat
tertidur bahkan tak sadarkan diri.
Contohnya: Opioda ( Morfin, Heroin, Codein ), sedative ( penenang ),
Hipnotik (obat tidur) dan Tranquilizer (anti cemas ).
2. Golongan Stimulan ( Upper )
Merupakan jenis NAPZA yang merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan
kegairahan kerja. Jenis ini menbuat pemakainnya menjadi aktif, segar dan
bersemangat.

Contoh: Amphetamine (Shabu, Ekstasi), Kokain.


3. Golongan Halusinogen.
Merupakan jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang
bersifat merubah perasaan, pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang
yang berbeda sehingga seluruh persaan dapat terganggu.
Contoh: Kanabis ( ganja ).
II. PENYALAHGUNAAN NAPZA :
Di dalam masyarakat NAPZA / NARKOBA yang sering disalahgunakan adalah :
1. Opiada, terdapat 3 golonagan besar :
a. Opioda alamiah ( Opiat ) : Morfin, Opium, Codein.
b. Opioda semisintetik : Heroin / putauw, Hidromorfin.
c. Opioda sintetik : Metadon.
Dihasilkan dari getah Opium poppy diolah menjadi morfin dengan
proses tertentu dihasilkan putauw, yang kekuatannya 10 kali melebihi
morfin.Sedangkan opioda sintetik mempunyai kekuatan 400 kali lebih kuat
dari morfin. Morfin, Codein, Methadon adalah zat yang digunakan oleh dokter
sebagai penghilang sakit yang sangat kuat, misalnya pada opreasi, penderita
cancer.
Reaksi dari pemakaian ini sangat cepat yang kemudian menimbulkan
perasaan ingin menyendiri untuk menikmati efek rasanya dan pada taraf
kecanduan pemakai akan kehilangan percaya diri hingga tak mempunyai
keinginan untuk bersosialisasi. Pemakai akan membentuk dunianya sendiri,
mereka merasa bahwa lingkungannya menjadi musuh.
2. KOKAIN
Kokain berupa kristal putih, rasanya sedikit pahit dan lebih mudah
larut
Cara pemakainnya dengan membagi setumpuk kokain menjadi beberapa
bagian berbaris lurus diatas permukaan kaca atau alas yang permukaannya
datar kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot seperti sedotan atau
dengan cara dibakar bersama dengan tembakau. Penggunaan dengan cara
dihirup akan beresiko kering dan luka pada sekitar lubang hidung bagian
dalam. Efek pemakain kokain : pemakai akan merasa segar, kehilangan nafsu
makan, menambah percaya diri, dan dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah.
3. KANABIS
Berasal dari tanaman kanabis sativa atau kanabis indica. Cara penggunaan
dengan dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan

menggunakan pipa rokok. Efek rasa dari kanabis tergolong cepat, pemakai
cenderung merasa lebih santai, rasa gembira berlebihan ( euphoria ), sering
berfantasi / menghayal, aktif berkomunikasi, selera makan tinggi, sensitive,
kering pada mulut dan tenggorokan.
4. AMPHETAMINE
Bentuknya ada yang berbentuk bubuk warna putih dan keabuan dan juga
tablet.
Cara penggunaan dengan cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk tablet
diminum dengan air.
Ada 2 jenis Amphetamine :
a. MDMA
(
methylene

dioxy

methamphetamine

Dikemas dalam bentuk tablet dan capsul.


b. Metamphetamine
Cara pengunaan dibakar dengan mengunakan alumunium foil dan asapnya
dihisap atau dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang
khusus ( boong ).
5. LSD ( Lysergic Acid ).
Termasuk dalam golongan halusinogen. Biasa didapatkan dalam bentuk
kertas berukuran kotak kecil sebesar seperempat perangko dalam banyak warna
dan gambar. Ada juga yang berbentuk pil dan kapsul.
Cara penggunaan : meletakan LSD pada permukaan lidah, dan bereaksi setelah 30
60 menit kemudian, menghilang setelah 8 12 jam.
Efek rasa : terjadi halusinasi tempat, warna, dan waktu sehingga timbul obsesi yang
sangat indah dan bahkan menyeramkan dan lama lama menjadikan penggunaanya
paranoid.
6.

SEDATIF HIPNOTIK ( BENZODIAZEPIN ) :

Termasuk golongan zat sedative ( obat penenang ) dan hipnotika ( obat tidur ).
Cara pemakaian : dengan diminum, disuntikan, atau dimasukan lewat anus.
Digunakan di bidang medis untuk pengobatan pada pasien yang mengalami
kecemasan, kejang, stress, serta sebagai obat tidur.
7. SOLVENT / INHALASI :
Adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Contohnya : Aerosol, Lem, Isi
korek api gas, Tiner, Cairan untuk dry cleaning, Uap bensin.

Biasanya digunakan dengan cara coba coba oleh anak di bawah umur, pada
golongan yang kurang mampu.
Efek yang ditimbulkan : pusing, kepala berputar, halusinasi ringan, mual, muntah
gangguan fungsi paru, jantung dan hati.
8. ALKOHOL :
Merupakan

zat

psikoaktif

yang

sering

digunakan

manusia

Diperoleh dari proses fermentasi madu, gula, sari buah dan umbi umbian yang
mengahasilkan kadar alkohol tidak lebih dari 15 %, setelah itu dilakukan proses
penyulingan sehingga dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi, bahkan 100 %.
Efek yang ditimbulkan : euphoria, bahkan penurunan kesadaran

IV.

Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA

Narkoba merupakan musuh nomor 1 bagi para remaja. Namun, para remaja hingga
saat ini banyak yang belum tahu mengenai narkoba sebagai musuh utama ini.
Buktinya, semakin banyak remaja terjerumus dalam rayuan maut narkoba.
Ketidaktahuan remaja tentang bahaya narkoba memang menjadi tugas berat bagi
orangtua dan guru untuk menerangkannya. Apalagi narkoba sekarang sangat mudah
didapat dan bandarnyapun memang selalu menempel pada dunia remaja.
Penyebab narkoba disebabkan oleh banyak faktor, baik internal maupun eksternal :
1.

Faktor Internal

Adalah faktor yang berasal dari diri seseorang.


a. Keluarga : Jika hubungan dengan keluarga kurang harmonis (Broken
Home) maka seseorang akan mudah merasa putus asa dan frustasi.
Akibat lebih jauh, orang akhirnya mencari kompensasi diluar rumah
dengan menjadi konsumen narkoba
b. Ekonomi : Kesulitan mencari pekerjaan menimbulkan keinginan untuk
bekerja menjadi pengedar narkoba. Seseorang yang ekonomi cukup
mampu, tetapi kurang perhatian yang cukup dari keluarga atau masuk
dalam lingkungan yang salah lebih mudah terjerumus jadi pengguna
narkoba.
c. Kepribadian :Apabila kepribadian seseorang labil, kurang baik, dan
mudah dipengaruhi orang lain maka lebih mudah terjerumus kejurang
narkoba.
2. Faktor Eksternal
Adalah faktor yang berasal dari luar seseorang, faktor yang cukup kuat untuk
mempengaruhi seseorang.
a. Pergaulan : Teman sebaya mempunyai pengaruh cukup kuat bagi
terjerumusnya seseorang kelembah narkoba, biasanya berawal dari ikutikutan teman.

Terlebih bagi seseorang yang memiliki mental dan

keperibadian cukup lemah, akan mudah terjerumus.


b. Sosial /Masyarakat : Lingkungan masyarakat yang baik terkontrol dan
memiliki organisasi yang baik akan mencegah terjadinya penyalahgunaan
narkoba.

V.

Dampak Negatif NAPZA


Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah

ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan


mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada
sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan
ginjal. Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis
narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara
umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial
seseorang.
1. Dampak Fisik:
a. Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang,
halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi.
b. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti:
infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah
c. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi,
eksim.
d. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi
pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru.
e. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh
meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur.
f. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin,
seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron,
testosteron), serta gangguan fungsi seksual.
g. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara
lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan
amenorhoe (tidak haid).
h. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian
jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti
hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya.
i. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis
yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya.
Over dosis bisa menyebabkan kematian.
2. Dampak Psikis:
a. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah.
b. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga.
c. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal.
d. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan.
e. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri.

3.

Dampak Sosial:
a. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan.
b. Merepotkan dan menjadi beban keluarga.
c. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram.
Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan

mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak
mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan
sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis
ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua,
mencuri, pemarah, manipulatif, dan lain-lain.
VI.

Upaya Pencegahan Terhadap Bahaya NAPZA


Upaya yang perlu dilakukan terhadap kelompok remaja/generasi muda dalam

mencegah terjadinya penyalahgunaan Narkoba dilakukan dengan 3 cara intervensi


yaitu:
1.

Pencegahan Primer
Upaya pencegahan yang dilakukan sebelum penyalahgunaan terjadi dan

biasanya dalam bentuk pendidikan, kampanye, atau penyebaran pengetahuan


mengenai bahaya Narkoba, serta pendekatan dalam keluarga dan lain-lain, cara ini
bisa dilakukan oleh berbagai kelompok masyarakat dimanapun seperti: sekolah,
tempat tinggal, termpat kerja dan tempat-tempat umum.
2.

Pencegahan Sekunder
Dilakukan pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya

penyembuhan (treatment) cara ini biasanya ditangani oleh lembaga professional


dibidangnya yaitu lembaga medis seperti klinik, rumah sakit dan dokter. Tahap
pencegahan sekunder meliputi: tahap penerimaan awal dengan melakukan
pemeriksaan fisik dan mental, dan tahap ditoksikasi dan terapi komplikasi medik
dilakukan dengan cara pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara
bertahap.
3.

Pencegahan Tersier
Upaya yang dilakukan untuk merehabilitas mereka yang sudah memakai dan

dalam proses penyembuhan, upaya ini dilakukan cukup lama oleh lembaga khususnya
seperti klinik rehabilitas dan kelompok masyarakat yang dibentuk khusus (therapeutic
community). Tahap ini dibagi menjadi dua bagian yaitu fase stabilitasi yang berfungsi

untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan fase sosial dalam


masyarakat agar mantan penyalahguna Narkoba mampu mengembangkan kehidupan
yang bermakna di masyarakat.
VII.
1.

Upaya Penanggulangan Terhadap Bahaya NAPZA


Upaya Promotif
a)

Memberikan bimbingan dan penyuluhan serta bimbingan untuk taat

beragama serta patuh terhadap hukum kepada semua lapisan masyarakat secara
selektif dan prioritas.
b)

Melaksanakan bimbingan serta menyalurkan kegiatan masyarakat

terutama generasi muda yang ada kepada kegiatan positif seperti olahraga, kesenian
dan lain-lain.
c)

Melaksanakan kegiatan edukatif dengan sasaran menghilangkan faktor-

faktor peluang, pola hidup bebas Narkoba dan penerangan secara dini terhadap
penyalahgunaan Narkoba.
2.

Upaya Preventif
a)

Melaksanakan pengawasan secara berjenjang oleh orang tua maupun

tenaga pendidik terhadap putra-putri dan keluarga baik di lingkungan urmah sampai
lingkungan yang lebih luas.
b)

Mengadakan penertiban/lokalisir pengguna minuman keras pada tempat

keramaian termasuk pada ijin penjualan.


c)

Memperketat pengawasan, patroli pada tempat rawan penyalahgunaan

dan peredaran gelap Narkoba, penanaman/pengolahan serta jalur peredaran secara


ilegal ke wilayah Indonesi
3.

Upaya Penegakan Hukum


a)

Melakukan penyelidikan dan menindak dengan melibatkan instansi

terkait dan partisipasi masyarakat secara swakarsa dan terkoordinasi.


b)

Melakukan proses hukum bagi pelaku penyalahgunaan danperedaran

gelap Narkoba secara obyektif, transparan, cepat, tepat tuntas dan adil oleh penegak
hukum yang profesional dan bertanggung jawab.
c)

Mengungkapkan jaringan peredaran gelap Narkoba

d)
Narkoba.

Melaksanakan terapi dan rehabilitasi terhadap korban penyalahgunaan

DAFTAR PUSTAKA
1. Chin, James. 2000. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Jakarta :
Kemenkes RI
2. Public Health Medicine Comunication Disease Group. 2014. Management of
Infectious Disease at School. Dublin : HSE Department of Public Health.
3. Sudjana, Primal. 2010. Diagnosis dini penderita DBD dewasa. Buletin Jendela
epidemiologi volume 2 Agustus. Jakarta : Pusat Data dan Surveilans
Epidemiologi Kemenkes RI
4. WHO. 2015. Guidelines for the prevention, care and treatment of persons with
chronic hepatitis B infection. Geneva : World Health Organization Press.
5. Depkes RI. 2011. Buku saku petugas kesehatan : lima langkah tuntaskan
diare. Jakarta : Penerbit Departemen Kesehatan RI
6. WHO. 2003. Background document: The diagnosis, treatment and prevention
of typhoid fever. Geneva : World Health Organization Press.
7. PDPI.2006. Pedoman dan penatalaksanaan tuberculosis (Konsensus TB).
Jakarta : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
8. PDPI. 2003. Pneumonia Komuniti : Pedoman diagnosis dan tatalaksana di
Indonesia. Jakarta : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
9. WHO 2007. Epidemic-prone & pandemic-prone acute respiratory diseases:
Infection prevention & control in health-care facilities. Summary guidance.
Geneva : World Health Organization Press
10. WHO. 2010. Priority intervention : HIV/AIDS prevention, treatment and care
in the health sector. Geneva : World Health Organization Press.
11. WHO. 2013. HIV and adolescents: guidance for HIV testing and counselling
and care for adolescents living with HIV: recommendations for a public health
approach and considerations for policy-makers and managers. Geneva :
World Health Organization Press.
12. Muhammad, H. ,2002. Narkoba adalah Musuh Kita Bersama. Bandung :
Grafitri
13. Arnelia, H. 2003. Penyalahgunaan Narkoba dalam Ruang Lingkup Remaja.
Jakarta : Reksa
14. Sudarianto.

2012.

Penyalahgunaan

Narkoba.

http://bnnpsulsel.com/penyalahguna-narkoba/akibatdampak-langsung-dantidak-langsung-penyalahgunaan-narkoba-pada-kehidupan-kesehatan-manusia/.
Diakses tanggal 10 Desember 2015
15. Joewana, S. 2001. NARKOBA Petunjuk Praktis Bagi Keluarga Untuk
Mencegah Penyalahgunaan Narkoba. Yogyakarta : Media Pressindo.

You might also like