Professional Documents
Culture Documents
A.
Pengertian
Usaha
Kesehatan
Sekolah
adalah
wahana
belajar
mengajar
untuk
Kelas satu
Merupakan fase penysuaian dalam lingkungan sekolah yang baru dan mulai
lepas dari pengawasan orang tua. Kemungkinan kontak dari berbagai
penyebab penyakit lebih besar karena ketidak tahuan dan ketidakmengertian
tentang kesehatan. Di samping itu, kelas satu adalah saat yang baik di berikan
imunisasi ulangan. Pada kelas satu ini di lakukan penjaringan untuk
mendeteksi kemungkinan adanya kelainan yang mungkin timbul sehingga
mempermudah pengawasan untuk jenjang berikutnya.
Kelas tiga
Di laksanakan di kelas tiga untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan UKS di
kelas satu terdahulu dan langkah-langkah selanjutnya yang akan di lakukan
dalam program pembinaan UKS.
Kelas enam
Dalam rangka mempersiapkan kesehatan peserta didik ke jenjang pendidikan
selanjutnya,sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan
yang cukup.
B.
didik, dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat
yang dikenal dengan istilah tiga program pokok (trias) UKS. Penjelasan mengenai
trias UKS adalah sebagai berikut.
1.
Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar
dapat tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang, dan sehat baik fisik, mental, sosial,
maupun lingkungan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan yang
diperlukan bagi peranannya saat ini maupun di masa yang mendatang.
Tujuan Pendidikan Kesehatan
hidup sehat.
Peserta didik dapat memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang
Agar tujuan pendidikan kesehatan bagi para peserta didik dapat tercapai secara
optimal,dalam pelaksanaannya hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
teknologi.
Memperhatikan kebutuhan pendidikan pembangunan nasional.
Mengikuti atau memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Hidup bersih.
Imunisasi
Pemberantasan nyamuk, kecoak, tikus, dan binatang lain yang dapat menularkan
penyakit.
Kebersihan makanan
2.
Umum
Meningkatnya derajat kesehatan peserta didik dan seluru warga masyarakat
3.
halaman
dan
kebun
(host). Agen penyakit bisa berupa bakteri, virus, jamur. Sumber penularan bisa berupa
hewan seperti nyamuk dan lalat, atau makanan, minuman dan lingkungan yang
tercemar. Orang yang rentan adalah orang yang lebih mudah terserang penyakit,
seperti kondisi tubuh yang menurun dan gizi yang kurang baik.
B. Cara-Cara Penularan Penyakit Menular2
Penyakit menular dapat berpindah dari penderita ke orang lain dengan cara-cara
sebagai berikut :
a.
langsung.
1) Kontak Langsung
Penyakit dapat menular kepada orang lain karena adanya kontak langsung
antara anggota badan dengan anggota badan orang yang ditulari. Misalnya,
penularan penyakit kulit.
2) Kontak Tak Langsung
Penyakit dapat menular kepada orang lain melalui perantaraan benda-benda
yang telah (tercemar) oleh penderita, misalnya melalui handuk, pakaian, dan
saputangan.
b.
telah tercemar. Penyakit yang menular dengan cara ini terutama penyakitpenyakit yang berhubungan dengan saluran percernaan makanan, seperti kolera,
tifus, polio dan hepatitis.
c. Melalui Serangga
Penyakit yang dapat menular dengan perantara serangga, antara lain
Malaria
ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan penyakit kaki gajah, yang ditularkan
oleh nyamuk Culex fatigans.
d. Melalui Udara
Penyakit yang ditularkan dengan cara ini terutama pada penyakit saluran
pernapasan, di antaranya seperti Tuberculosis Paru. Penularannya melalui batuk
atau bersin.
sakit kepala,
perdarahan gusi, mimisan, bercak merah pada kulit lengan atau kaki
(petechiae).
tempayan, ember, vas bunga, tempat minum burung dan lain-lain seminggu
sekali.
2. Menutup rapat semua tempat penampungan air seperti ember, gentong, drum
dan lain-lain.
3. Mengubur semua barang-barang bekas yang ada di sekitar atau di luar rumah
yang dapat menampung air hujan.
Plus tindakan memberantas jentik dan menghindari gigitan nyamuk :
Membunuh jentik nyamuk demam berdarah di tempat air yang sulit dikuras
atau sulit air dengan menaburkan bubuk abate. Abate dapat diperoleh/dibeli
di puskesmas atau di apotik.
2. Hepatitis1,4
Nama lain : Sakit kuning, radang hati
a. Penyebab : Infeksi virus (tersering). Virus ini memiliki 5 macam jenis yaitu
A,B,C,D dan E. Hepatitis A, dan E ditularkan melalui makanan.
Hepatitis B, C dan D ditularkan melalui darah dan ludah.
b. Gejala dan tanda :
demam,
muntah,
sakit perut,
buang air besar lembek atau cair, lebih dari 3 kali sehari,
demam,
pada infeksi bakteri, pada kotoran akan tampak darah atau lendir.
o Minum air yang telah direbus terlebih dahulu, hindari minum air mentah.
Menggigil,
demam sepuluh hari sampai dua minggu. Biasanya meningkat pada sore
menjelang malam hari.
batuk,
6. Campak
Nama lain : Gabagen, morbili, cacar air
a. Penyebab : Virus campak, ditularkan melalui udara.
b. Gejala dan tanda :
demam,
mata merah,
bercak kemerahan di kulit timbul pada hari ketiga sampai ketujuh; dimulai di
daerah muka (belakang telinga), kemudian ke seluruh tubuh dan selangkangan,
selama 4-7 hari
Batuk lebih dari 2 minggu, sukar sembuh dan kadang mengeluarkan darah
lemah lesu,
demam,
Batuk berdahak
Demam
Nafas cepat dan sesak nafas, Bayi kurang dari 1 tahun napasnya lebih dari 50
kali permenit. Bayi lebih dari 1 tahun napasnya lebih dari 40 kali permenit
Tampak kelelahan
hidung tersumbat,
demam,
sulit menelan,
batuk,
Bercak di kulit berbentuk cincin dengan tepi berwarna merah, bersisik, bagian
tengah tampak bersih. Biasanya ada bercak yang lebih kecil di sekitarnya.
Bercak putih, coklat, atau kemerahan bersisik, bila berkeringat makin gatal,
dengan bercak yang lebih kecil di sekitarnya.
11. HIV/AIDS1,10,11
a. Penyebab : Human Immunodeficiency Virus. Virus ini mengakibatkan
melemahnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjadi infeksi,
saat ini belum ditemukan obatnya.
b. HIV dapat menular melalui :
1. Darah, misal transfusi darah atau dari ibu ke bayi yang dikandungnya
2. Air susu ibu
3. Cairan tubuh, misal pada saat hubungan suami istri
4. Jarum suntik
c. HIV tidak dapat menular melalui :
1. Sentuhan, misal bersalaman, berpelukan, bergandengan
2. Alat alat yang dipakai bersama, misal handuk, gelas, piring, baju, toilet
3. Air, misal air kolam renang atau bak mandi
d. Pencegahan HIV
1. Setia pada pasangan suami istri masing masing
2. Jangan menggunakan narkoba
3. Jangan menggunakan jarum suntik bekas orang lain
3. Jangan membuat tattoo
4. Pada laki laki sunat mengurangi 60% resiko penularan HIV
5. Rajin beribadah
NAPZA (NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF LAINNYA)
Narkoba atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi
kejiwaan /psikologi seseorang ( pikiran, perasaan dan perilaku ) serta dapat
menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA
adalah : Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.
I. NARKOTIKA :
Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat
ilmu
pengetahuan
serta
mempunyai
potensi
tinggi
kuat
mengakibatkan
sindroma
ketergantungan.
Contoh
Amphetamine.
3. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh :
Phenobarbital.
4. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
menggunakan pipa rokok. Efek rasa dari kanabis tergolong cepat, pemakai
cenderung merasa lebih santai, rasa gembira berlebihan ( euphoria ), sering
berfantasi / menghayal, aktif berkomunikasi, selera makan tinggi, sensitive,
kering pada mulut dan tenggorokan.
4. AMPHETAMINE
Bentuknya ada yang berbentuk bubuk warna putih dan keabuan dan juga
tablet.
Cara penggunaan dengan cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk tablet
diminum dengan air.
Ada 2 jenis Amphetamine :
a. MDMA
(
methylene
dioxy
methamphetamine
Termasuk golongan zat sedative ( obat penenang ) dan hipnotika ( obat tidur ).
Cara pemakaian : dengan diminum, disuntikan, atau dimasukan lewat anus.
Digunakan di bidang medis untuk pengobatan pada pasien yang mengalami
kecemasan, kejang, stress, serta sebagai obat tidur.
7. SOLVENT / INHALASI :
Adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Contohnya : Aerosol, Lem, Isi
korek api gas, Tiner, Cairan untuk dry cleaning, Uap bensin.
Biasanya digunakan dengan cara coba coba oleh anak di bawah umur, pada
golongan yang kurang mampu.
Efek yang ditimbulkan : pusing, kepala berputar, halusinasi ringan, mual, muntah
gangguan fungsi paru, jantung dan hati.
8. ALKOHOL :
Merupakan
zat
psikoaktif
yang
sering
digunakan
manusia
Diperoleh dari proses fermentasi madu, gula, sari buah dan umbi umbian yang
mengahasilkan kadar alkohol tidak lebih dari 15 %, setelah itu dilakukan proses
penyulingan sehingga dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi, bahkan 100 %.
Efek yang ditimbulkan : euphoria, bahkan penurunan kesadaran
IV.
Narkoba merupakan musuh nomor 1 bagi para remaja. Namun, para remaja hingga
saat ini banyak yang belum tahu mengenai narkoba sebagai musuh utama ini.
Buktinya, semakin banyak remaja terjerumus dalam rayuan maut narkoba.
Ketidaktahuan remaja tentang bahaya narkoba memang menjadi tugas berat bagi
orangtua dan guru untuk menerangkannya. Apalagi narkoba sekarang sangat mudah
didapat dan bandarnyapun memang selalu menempel pada dunia remaja.
Penyebab narkoba disebabkan oleh banyak faktor, baik internal maupun eksternal :
1.
Faktor Internal
V.
3.
Dampak Sosial:
a. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan.
b. Merepotkan dan menjadi beban keluarga.
c. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram.
Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan
mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak
mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan
sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis
ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua,
mencuri, pemarah, manipulatif, dan lain-lain.
VI.
Pencegahan Primer
Upaya pencegahan yang dilakukan sebelum penyalahgunaan terjadi dan
Pencegahan Sekunder
Dilakukan pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya
Pencegahan Tersier
Upaya yang dilakukan untuk merehabilitas mereka yang sudah memakai dan
dalam proses penyembuhan, upaya ini dilakukan cukup lama oleh lembaga khususnya
seperti klinik rehabilitas dan kelompok masyarakat yang dibentuk khusus (therapeutic
community). Tahap ini dibagi menjadi dua bagian yaitu fase stabilitasi yang berfungsi
beragama serta patuh terhadap hukum kepada semua lapisan masyarakat secara
selektif dan prioritas.
b)
terutama generasi muda yang ada kepada kegiatan positif seperti olahraga, kesenian
dan lain-lain.
c)
faktor peluang, pola hidup bebas Narkoba dan penerangan secara dini terhadap
penyalahgunaan Narkoba.
2.
Upaya Preventif
a)
tenaga pendidik terhadap putra-putri dan keluarga baik di lingkungan urmah sampai
lingkungan yang lebih luas.
b)
gelap Narkoba secara obyektif, transparan, cepat, tepat tuntas dan adil oleh penegak
hukum yang profesional dan bertanggung jawab.
c)
d)
Narkoba.
DAFTAR PUSTAKA
1. Chin, James. 2000. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Jakarta :
Kemenkes RI
2. Public Health Medicine Comunication Disease Group. 2014. Management of
Infectious Disease at School. Dublin : HSE Department of Public Health.
3. Sudjana, Primal. 2010. Diagnosis dini penderita DBD dewasa. Buletin Jendela
epidemiologi volume 2 Agustus. Jakarta : Pusat Data dan Surveilans
Epidemiologi Kemenkes RI
4. WHO. 2015. Guidelines for the prevention, care and treatment of persons with
chronic hepatitis B infection. Geneva : World Health Organization Press.
5. Depkes RI. 2011. Buku saku petugas kesehatan : lima langkah tuntaskan
diare. Jakarta : Penerbit Departemen Kesehatan RI
6. WHO. 2003. Background document: The diagnosis, treatment and prevention
of typhoid fever. Geneva : World Health Organization Press.
7. PDPI.2006. Pedoman dan penatalaksanaan tuberculosis (Konsensus TB).
Jakarta : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
8. PDPI. 2003. Pneumonia Komuniti : Pedoman diagnosis dan tatalaksana di
Indonesia. Jakarta : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
9. WHO 2007. Epidemic-prone & pandemic-prone acute respiratory diseases:
Infection prevention & control in health-care facilities. Summary guidance.
Geneva : World Health Organization Press
10. WHO. 2010. Priority intervention : HIV/AIDS prevention, treatment and care
in the health sector. Geneva : World Health Organization Press.
11. WHO. 2013. HIV and adolescents: guidance for HIV testing and counselling
and care for adolescents living with HIV: recommendations for a public health
approach and considerations for policy-makers and managers. Geneva :
World Health Organization Press.
12. Muhammad, H. ,2002. Narkoba adalah Musuh Kita Bersama. Bandung :
Grafitri
13. Arnelia, H. 2003. Penyalahgunaan Narkoba dalam Ruang Lingkup Remaja.
Jakarta : Reksa
14. Sudarianto.
2012.
Penyalahgunaan
Narkoba.
http://bnnpsulsel.com/penyalahguna-narkoba/akibatdampak-langsung-dantidak-langsung-penyalahgunaan-narkoba-pada-kehidupan-kesehatan-manusia/.
Diakses tanggal 10 Desember 2015
15. Joewana, S. 2001. NARKOBA Petunjuk Praktis Bagi Keluarga Untuk
Mencegah Penyalahgunaan Narkoba. Yogyakarta : Media Pressindo.