You are on page 1of 38

MAKALAH

ALJABAR LINEAR ELEMENTER


KEBEBASANLINEAR, BASIS DAN DIMENSI,
DAN RUANG BARIS DAN RUANG KOLOM

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK VIII
ARIMBI PUSPA MEGA

20700113048

REZKY AMALIA

20700113060

ANDI HAERANI

20700113072

PENDIDIKAN MATEMATIKA 3,4

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
2016
KATA PENGANTAR
1

Bismillahi rrahmaani rrahiim


Alahamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya lah sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam mengikuti mata kuliah
Aljabar Linear Elementer yang berjudul Kebebasan Linear, Basis dan Dimensi,
dan Ruang Baris dan Ruang Kolom. Tidak lupa penyusun sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun
dari semua pihak sangat penyusun butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya, penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis maupun para pembaca.
Makassar, Mei 2016

Penyusun
Kelompok VIII

DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kebebasan Linear...........................................................................................2
B. Basis dan Dimensi...........................................................................................8
C. Ruang Baris dan Ruang Kolom...................................................................20
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................32
B. Saran..............................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................33

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak orang yang beranggapan bahwa Matematika itu rumit, karena
alasan itulah banyak orang yang menghindari Matematika. Padahal Matematika
dapat kita jumpai di dalam kehidupan sehari-hari, dan mau tidak mau kita pasti
menggunakan Matematika. Oleh karena itu kami membuat makalah ini dengan
maksud membantu pemahaman masyarakat agar mereka tidak menilai
Matematika adalah sesuatu yang buruk.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kebebasan linear?
2. Apa itu basis dan dimensi?
3. Apa itu ruang baris dan ruang kolom?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kebebasan linear.
2. Untuk mengetahui basis dan dimensi.
3. Untuk mengetahui ruang baris dan ruang kolom.

BAB II
PEMBAHASAN
A. KEBEBASAN LINEAR
Definisi
Jika S = { v1, v2, . . . , vr} adalah himpunan takkosong vektor-vektor,
maka persamaan vektor.
k1v1 + k2v2 + . . . + krvr = 0
Memiliki paling tidak satu solusi, yaitu:
k1 = 0, k2 = 0, . . . , kr = 0
Jika ini satu-satunya solusi, maka S di sebut sebagai himpunan bebas
linear (linearly independent). Jika terdapat solusi-solusi lain, maka s
disebut sebagai himpunan tidak bebas linear (linearly dependent).
Contoh 1 : Himpunan Bebas Linear
Jika v1 = (2, -1, 0, 3), v2 = (1, 2, 5, -1), dan v3 = ( 7, -1, 5, 8), maka himpunan
vektor-vektor S={v1, v2, v3} tidak bebas linear, karena 3v1 + v2 - v3 = 0.
Contoh 2 : Himpunan Tidak Bebas Linear
Polinomial-polinomial
P1 = 1 x, p2 = 5 + 3x 2x2, dan p3 = 1 + 3x x2
Membentuk suatu himpunan tidak bebas linear pada p2 karena 3p1 p2 + 2p3
= 0.
Contoh 3 : Himpunan Bebas Linear
Perhatikan vektor-vektor i= (1, 0, 0), j= ( 0, 1, 0 ), k= ( 0, 0, 1 ) pada R3.
Persamaan vektor dalam bentuk komponen-komponennya.
k1j + k2j + k3k = 0
Menjadi
k1 (1, 0, 0) + k2 ( 0, 1, 0 ) k3 ( 0, 0, 1 ) = (0, 0, 0 )
Atau secara ekuivalen,
(k1 , k2j , k3 ) = (0,0,0)

Ini mengimplikasikan bahwa k1 = 0, k2 = 0, k3 = 0, sehingga himpunan S =


{i, j, k} bebas linear. Argumentasi yang sama dapat digunakan untuk
menunjukkan bahwa vektor-vektor
e1 = ( 1, 0, 0, ..., 0), e2 = ( 0, 1, 0, ... , 0), . . . , en = ( 0, 0, 0, ... , 1 )
membentuk suatu himpunan bebas linear pada Rn.
Contoh 4 : Menentukan Kebebasan / ketidak Bebasan Linear
Tentukan apakah vektor-vektor
V1 = (1, -2, 3 ), v2 = ( 5, 6, -1), v3 = ( 3, 2, 1)
Membentuk suatu himpunan tidak bebas linear atau himpunan bebas linear.
Penyelesaian:
Persamaan vektor dalam bentuk kompenen-kompenennya
k1v1 + k2v2 + 3v3 = 0
Menjadi
k1 (1, -2, 3) + k2 ( 5, 6, -1) + k3 (3, 2, 1 ) = ( 0,0,0)
Atau secara ekuivalen.
(k1 + 5k2 + 3k3 , -6k2 + 2k3, 3k1 - k2 + k3 ) = ( (0,0,0)
Dengan menyetarakan komponen-komponen yang bersesuaian akan diperoleh
k1 + 5k2 + 3k3 = 0
-2k1 + 6k2 + 2k3 = 0
3k1 - k2 + k3 = 0
Jadi, v1 , v2 , dan v3 membentuk suatu himpunan tidak bebas linear jika sistem
ini memiliki solusi nontrivial, atau suatu sistem bebas linear jika hanya
memiliki solusi trivial. Dengan menyelesaikan sistem ini kita memperoleh
k1 = -1/2 t , k2 = -1/2 t, k3 = t
Jadi, sistem ini memiliki solusi-solusi nontrivial dan v1 , v2 , dan v3
membentuk suatu himpunan tidak bebas linear. Sebagai alternatif, kita dapat
menunjukkan keberadaan solusi nontrivial tanpa perlu menyelesaikan sistem
ini dengan hanya menunjukkan bahwa matriks koefisiennya memiliki
determinan nol, dan sebagai konsekuensinya tidak dapat dibalik (dibuktikan).
Contoh 5 : Himpunan Bebas Linear pada Pn
Tunjukkan bahwa Polinomial

1, x, x2, . . . , xn
Membentuk suatu himpunan bebas linear vektor-vektor pada pn.
Penyelesaian
Misalkan p0 = 1, p1 = x, p2 = x2, . . . , pn = xn dan asumsikan bahwa beberapa
kombinasi linear dari polinomial ini adalah nol, misalnya.
a0p0 + a1p1 + a2p2 + . . . + anpn = 0
Atau secara ekuivalen,
a0 + a1k + a2x2 + . . . + anxn = 0 untuk semua x pada (, )
Kita harus menunjukkan bahwa
a0 = a1 = a2 = . . . = an = 0
untuk melihat bahwa hal ini memang benar, ingatlah dari aljabar linear bahwa
polinomial taknol dengan pangkat n memiliki paling banyak n akar yang
berbeda. Tetapi hal ini mengimplikasikan bahawa a0 = a1 = a2 = . . . = an = 0 ;
atau jika tidak, sesuai dengan (1) diperoleh bahwa a0 + a1k + a2x2 + . . . + anxn
adalah suatu polinomial tak nol dengan takterhingga banyaknya akar.
Istilah tidak bebas linear berarti bahwa vektor-vektor bergantung
satu sama lain dengan suatu cara. Teorema berikut menunjukkan bahwa ini
adalah fakta sebenarnya
Teorema 5.3.1
Suatu himpunan S dengan dua atau lebih vektor adalah :
(a) Tidak bebas linear jika dan hanya jika paling tidak salah satu dari
vektor pada S dapat dinyatakan sebagai suatu kombinasi linear
dari vektor-vektor lain pada S.
(b) Bebas linear jika dan hanya jika tidak ada vektor pada S yang
dapat dinyatakan sebagai suatu kombinasi linear dari vektorvektor lain pada S.
Akan dibuktikan bagian (a) dan meninggalkan bukti bagian (b) sebagai
latihan.
Bukti: (a). Misalkan S = {v1, v2, . . . , v3} adalah suatu himpunan dengan dua
atau lebih vektor. Jika kita mengamsumsikan bahwa S tidak bebas linear,

maka terdapat skalar k1, k2, . . . , kr yang tidak semuanya nol, sedemikian rupa
sehingga
K1v1 + K2v2 +. . . + Krvr = 0
Untuk lebih spesifik, misalkan k1 0. Maka (2) dapat ditulis kembali
sebagai
V1 =

( )

k r
k v 2+ +
v
k1 r
2

( )

Yang menyatakan v1 sebagai suatu kombinasi linear dari vektor-vektor lain


pada S. Demikian juga, jika kj 0 pada (2) untuk beberapa nilai j = 2, 3, . .
. . r . maka vj dapat dinyatakan sebagai suatu kombinasi linear dari vektor
vektor lain pada S.
Sebaliknya, marilah kita mengasumsikan bahwa paling tidak suatu vektor
pada S dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari vektor-vektor lainnya.
Untuk lebih spesifik, misalkan.
V1 = c1v1 + c2v2 + . . . + c3v3
Sehingga
V1 - c2v2 - c3v3 - . . . crvr = 0
Maka S tidak bebas linear karena persamaan
k1v1 + k2v2 + . . . + krvr = 0
Dipenuhi oleh
k1 = 1, k2 = -c2 , . . . , kr = -cr
Yang tidak semuanya nol. Bukti untuk kasus dimana beberapa vektor selain v1
dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari vektor vektor lain pada S
adalah serupa.

Teorema 5.3.2
Suatu himpunan S dengan dua atau lebih vektor adalah :
(c) Suatu himpunan terhingga vektor-vektor yang mengandung vektor
nol adalah tidak bebas linear.
(d) Suatu himpunan dengan tepat dua vektor adalah bebas linear jika
dan hanya jika tidak satupun dari vektornya merupakan kelipatan
skalar dari vektor lainnya.

Akan dibuktikan bagian (a)


Bukti (a). Untuk vektor v1, v2, . . . , vr sebarang, himpunan S = v1, v2, . . . , vr,
0) tidak bebas linear karena persamaan.
0v1 + 0v2 + . . . + 0vr + 1 (0) = 0
Menyatakan 0 sebagai suatu kombinasi linear dari vektor-vektor pada S
dengan koefisien-koefisien yang tidak semuanya nol.
Interpretasi Geometrik dari Kebebasan Linear
Kebebasan linear memiliki sejumlah interpretasi geometrik yang berguna
pada R2 dan R3
Pada R2 atau R3, suatu himpunan yang terdiri dari dua vektor adalah bebas
linear jika dan hanya jika vektor-vektor tersebut tidak terletak pada garis
yang sama ketika ditempatkan sedemikian rupa sehingga titik awalnya
terletak pada titik asal (Gambar 5.3.1).
Pada R3, suatu himpunan yang terdiri dari tiga vektor adalah bebas linear
jika dan hanya jika vektor-vektor tersebut tidak terletak pada bidang yang
sama ketika ditempatkan sedemikian rupa sehingga titik awalnya terletak
pada titik asal (Gambar 5.3.2).
Hasil pertama sesuai dengan fakta bahwa dua vektor adalah bebas linear jika
dan hanya jika tidak satu pun dari vektor tersebut merupakan kelipatan skalar
vektor lainnya. Secara geometris, hal ini sama dengan menyatakan vektorvektor tersebut tidak terletak pada bidang yang sama jika ditempatkan
sedemikian rupa sehingga titik awalnya terletak pada titik asal.

(a) Tidak bebas linear

(b) Tidak bebas linear

(c) Bebas linear

(a) Tidak bebas linear

(b) Tidak bebas linear

(c) Bebas linear

Hasil kedua sesuai dengan fakta bahwa ketiga vektor adalah bebas linear jika
dan hanya jika tidak satu pun dari vektor tersebut merupakan kombinasi
linear dari dua vektor lainnya. Secara geometris, hal ini sama dengan
menyatakan bahwa tidak satu pun dari vektor-vektor tersebut terletak pada
bidang yang sama dengan dua vektor lainnya, atau dengan kata lain, ketiga

vektor tersebut tidak pada bidang yang sama ketika ditempatkan sedemikian
rupa sehingga titik awalnya terletak pada titik asal.
Teorema 5.3.3

Misalkan S = v1 , v 2 , , v k adalah suatu himpunan vektor-vektor pada


Rn. Jika r > n, maka S tidak bebas linear.
Bukti:
Misalkan
v1 v11

v 2 v 21

v12 v1n

v 22 v 2 n

v m v m1

v m 2 v mn

Perhatikan persamaan

k1v1 k 2 v 2 k r v r 0
Jika kita menyatakan kedua ruas dari persamaan ini dalam bentuk komponenkomponennya sebagaimana diilustrasikan pada contoh 4, dan kemudian
menyetarakan komponen-komponen yang bersesuaian, maka diperoleh:
v11k1 v 21k 2 v r1 k r 0
v12 k1 v 22 k 2 v r 2 k r 0

v1n k1 v 2 n k 2 v rn k r 0
Ini merupakan sistem homogen yang terdiri dari n persamaan dengan r faktor
yang tidak diketahui k1 , , k r . Karena r > n, maka sesuai dengan teorema
1.2.1, sistem tersebut memiliki solusi-solusi nontrivial. Oleh karena itu, S =

v1 , v 2 , , vk

merupakan suatu himpunan tidak bebas linear.

Teorema 5.3.3
Jika fungsi f 1 , f 2 , , f n memiliki n 1 turunan kontinu pada
interval (, ) , dan jika Wronskian dari fungsi-fungsi ini tidak
identik dengan nol pada (, ) , maka fungsi-fungsi ini membentuk
( n 1)
(, ) .
suatu himpunan bebas linear pada C
B. BASIS DAN DIMENSI
1. Sistem koordinat bukan siku-siku

Definisi:
Jika V adalah suatu ruang vektor sebarang dan S = { v1 , v2 , vn} adalah
suatu himpunan vektor-vekto pada V maka S disebut basis untuk V jika dua
syarat berikut berlaku:
a. S bebas linear
b. S merentang V
Suatu basis adalah generalisasi ruang vektor dari suatu sistem koordinat pada
ruang berdimensi 2 dan ruang berdimensi 3. Teorema berikut akan memahami
hal tersebut.
Teorema 5.4.1
Jika S = { v1 , v2 , vn} adalah suatu basis dari ruang vektor V, mka setiap
vektor v pada V dapat dinyatakan dalam bentuk v = c 1 v 1 + c 2 v 2 +
c n v n dengan tepat satu cara.
Bukti:
Karena S merentang, maka sesuai Definisi dari suatu himpunan rentangan
bahwa setiap vektor pada V dapat dinyatakan sebagai suatu kombinasi linear
dari vektor-vektor pada S untuk melihat bahwa hanya terdapat satu cara untuk
menyatakan vektor sebagai suatu kombinasi linear dari vektor-vektor pada s,
kita misalkan beberapa vektor v dapat ditulis sebagai
v = c 1 v 1 + c 2 v 2 + c n v n
dan juga sebagai
v = k 1 v 1 + k 2 v 2 + k n v n

dengan mengurangkan persamaan ke-2 dengan persamaan pertama,


menghasilkan
c
c
c

0 = ( 1k 1) v 1 + ( 2k 2) v 2 + ( nk n)v n

Karena ruas kanan dari persamaan ini adalah suatu kombinasi linear dari
vektor-vektor pada S, kebebasan linear dari S mengaplikasikan bahwa
c

( 1k 1) v 1=0,

c
c

( 2k 2) v 2=0. ( nk n)v n = 0

Yaitu,
c

( 1=k 1) v 1 ,

c
c

( 2=k 2). ( n=k n)

Jadi, kedua pernyataan untuk v adalah sama


2. Koordinat-koordinat Relatif terhadap suatu basis
Jika S = { v1 , v2 , vn} adalah untuk ruang vektor V dan
v = c 1 v 1 + c 2 v 2 + c n v n
adalah pernyataan untuk suatu vektor V dalam bentuk basis S, maka skalar
c 1 , c 2 , c n disebut sebagai koordinat v relative terhadap basis S.
Vektor ( c 1 , c 2 , c n pada

Rn n yang ini disusun dari koordinat-

koordinat ini disebut vektor koordinat v relative terhadap S (coordinate


Vector of v reltive to s) ini di notasikan sebagai
(v )s=(c 1 , c2 , c n)
Contoh 1 Basis Standar untuk

R3

Pada contoh subbab sebelumnya, kita telah menunjukkan bahwa jika


i = (1, 0, 0)

j = (0, 1, 0)

10

Dan

k = (0, 0, 1)

maka S = {i, j, k} adalah suatu himpunan bebas pada


Himpunan ini juga merentang
R

R3 .

R3 karena vektor sebarang v = {a, b, c} pada

dapat ditulis sebagai


v = {a, b, c} = a (1, 0, 0) + b(0, 1, 0) + c(0,0, 1) = ai + bj + ck

Jadi, S adalah basis untuk

R3 dan disebut sebagai basis standar untuk

R3 . Dengan melihat koefisien-koefisien i, j, k pada (l), karena koordinatkoordinat v relative terhadap basis standar adalah a, b, dan c sehingga
(v )s=(a , b , c )
Dengan membandingkan hasil ini dengn (l) maka
v = (v )s
persamaan ini menyatakan bahwa komponen-komponen dari suatu vektor v
relative terhadap suatu sistemn koordinat siku-siku xyz dan koordianatkoordinat v relative terhadap basis standar adalah sama. Jadi, sistem
koordinat dan basisnya menghasilkan korespondensi satu ke satu yang tepat
sama antara ruang berdimensi 3 dan tripel bilangan real yang berurutan.
Contoh 2 Basis Standar untuk Rn
Pada contoh 3 subbab sebelumnya kami telah menunjukkan bahwa jika
e1 = (1, 0, 0,.0),

e1 = (0, 1, 0,.0),

en = (0, 0, 0,.0)

maka
S = { e1, e2, e3, en}
Adalah suatu himpunan bebas linear pada Rn . lebih lanjut, himpunan ini juga
merentang Rn karena vektor sebarang v = (v1 , v2 , vn ) pada Rn dapat ditulis
sebagai
v = v 1 e1 + v 2 e 2 + v n e n
Jadi, S adalah suatu basis untuk Rn dan disebut basis standar untuk Rn sesuai
dengan (2) bahwa koordinat-koordinat v = (v1 , v2 , vn ) relative terhadap
basis standar adalah v1 , v2 , vn sehingga
(v )s

= v1 , v2 , vn

11

Sebagaimana pada contoh 1, kita memperoleh v = (v )s

, sehingga suatu

vektor v dan vektor koordinatnya relative terhadap basis standar untuk Rn


adalah sama
Contoh 3 Memperlihatkan Bahwa Himpunan Hektor Adalah Suatu Basis
Misalkan v1 = (1, 2, 1), v2 = (2, 9, 0), dan v3 = (3, 3, 4). Tunjukkan bahwa
himpunan S = (v1, v2, v3) adalah suatu basis untuk R3
Penyelesaian :
Untuk menunjukkan bahwa himpunan S merentang R3 , akan di tunjukkan
bahwa suatu vektor sebarang b = (b1, b2, b3 ) dapat dinyatakan sebagai suatu
kombinasi linear
b = c1 v1 + c2 v2 + c3 v3
dari vektor-vektor pada S, dengan menyatakan persamaan ini dalam bentuk
komponen-komponennya, maka akan di peroleh
(b1, b2, b3) = c1 (1, 2, 1) + c2 (2, 9, 0) + c3 (3, 3, 4)
Atau
(b1, b2, b3) = (c1 + 2c2 + 3 c3, 2c1 + 9c2 + 3 c3, c1 + 4 c3)
Atau dengan menyetarakan komponen-komponen yang bersesuaian
c1 + 2c2 + 3 c3

= b1

2c1 + 9c2 + 3 c3

= b2

c1 + 4 c3

= b3

Jadi, untuk menunjukkan bahwa S merentang R3. Harus ditunjukkan bahwa


sistem (3) memiliki satu solusi untuk setiap pilihan dari b = (b1, b2, b3 )
Untuk membuktikan bahwa S bebas linear, kita harus menunjukkan bahwa
satu-satunya solusi dari
c 1 v1 + c2 v2 + c3 v3 = 0
Adalah c1 = c2 = c3 = 0. Sebagaimana diatas, jika (4) dinyatakan dalam bentuk
komponen-komponennya, pembuktian kebebasan akan berkurang hanya
dengan menunjukkan bahwa sistem homogen
c1 + 2c2 + 3 c3

= 0

2c1 + 9c2 + 3 c3

=0

c1 + 4 c3

=0

12

hanya memiliki solusi trivial. Amati bahwa sistem (3) dan (5) memiliki
matriks koefisien yang sama. Jadi menurut teorema 4.3.4 bagian (b), (e) dan
(g), dapat dibuktikan secara simultan bahwa S adalah bebas linear dan
merentang R3 dengan menunjukkan bahwa pada sistem (3) dan (5) matriks
koefisiennya memiliki determinan tak nol. Dari

A=

[ ]
1 2 3
2 9 3
1 0 4

kita memperoleh det (A) =

| |
1 2 3
2 9 3
1 0 4

= 1

Dan dengan demikian S adalah basis untuk R3


Contoh 5 Basis Standar untuk Pn
a. Tunjukkan bahwa S = {1. x, x2, , xn} adalah suatu basis untuk ruang vektor
Pn yang terdiri dari polynomial-polinomial berbentuk a0 + a1 x ++ an x n .
b. Tentukan vektor koordinat dari polynomial p = a0 + a1 x +a1 x 2 relatif
terhadap basis
S = {1. x, x2} untuk P2
Penyelesaian :
a. Sebelumnya, telah ditunjukkan bahwa S merentang Pn pada contoh 11 subbab
5.2 dan telah ditunjukkan pula bahwa S adalah himpunan bebas linear pada
contoh 5 subbab 5.3. jadi, S adalah basis untuk Pn dan disebut basis standar
untuk Pn
b. Koordinat- koordinat p = a0 + a1 x +a1 x 2

adalah koefisien- koefisien skalar


dari vektor basis 1, x , dan x , sehinggaa (p)s = ( a0 , a1 , a2
Contoh 7 Basis untuk Subruang rentang (S)
2

Jika S = (v1, v2, v3), adalah s uatu himpunan bebaas linear pada ruang vektor
V, maka S adalah suatu basis untuk subruang rentang (S) karena himpunan S
merentang rentang (S) berdasarkan Definisi dari rentang S
Definisi
Suatu ruang vektor tak nol V disebut berdimensi terhingga jika terdiri dari
himpunan terhingga vektor-vektor (v1, v2, v3) yang membentuk suatu basis.
Jika tidak terdapat suatu himpunan semaacam ini, V disebut sebagai

13

berdimensi takterhingga. Selain itu, akan mengnggap ruang vektor nol


sebagai berdimensi terhingga.
Teorema 5.4.2
Misalkan V adalah suatu ruang vektor berdimensi terhingga dan {v1, v2, vn}
adalah basis sebarang
a. Jika suatu himpunan memiliki vektor lebih dari n, maka himpunan tersebut
bersifat tidak bebas linear
b. Jika suatu himpunan memiliki vektor kurang dari n, maka himpunan
tersebut bersifat tidak merentang V
Bukti :
a. Misalkan S = {w1, w2, wn} adalah himpunan sebarang yang terdiri dari
m vektor pada V, di mana m > n. akan di tunjukkan bahwa S tidak bebas
linear. Karena S = {v1, v2, vn} adalah suatu basis setiap wi dapat
dinyatakan sebagai kombinasi linear dari vektor-vektor linear dari vektorvektor pada S, misalkan
w 1=a11 v1 + a21 v2 ++ an 1 v n
w 2=a12 v 1+ a22 v 2+ +a n2 v n

(6)

w m=a 1m v 1+ a2 m v 2+ +a nm v n
Untuk menunjukkan bahwa S tidak bebas linear, kita harus menentukan
skalar-skalar k 1 , k 2 , , k m yang tidak semuanya nol, sedemikian rupa
sehingga

k 1 w1 + k 2 w2 ++k m wm =0
(7)
Dengan menggunakan persamaan-persamaan pada (6), maka dapat ditulis
kembali persamaan (7) sebagai
( k 1 a11 +k 2 a12++k m a1 m

v1

+(k 1 a21+ k 2 a22 k m a 2 m) v 2

v n =0
+ ( k 1 an 1 +k 2 an 2 ++ k m anm
Jadi, dari kebebasan linear dari S, masalah pembuktian bahwa S adalah
himpunan tidak bebas linear hanya menjadi pembuktian bahwa terdapat
skalar-skalar k 1 , k 2 , , k m yang tidak semuanya nol, yang memenuhi
a11 k 1+ a12 k 2+ +a1 m k m =0

14

a21 k 1 +a22 k 2 ++a 2 m k m=0

an 1 k 1 +an 2 k 2 ++ anm k m=0


Tetapi (8) memiliki lebih banyak factor yang tidak diketahui disbanding
jumlah persamaannya, sehingga bukti menjadi lengkap karena teorema 1.2.1
menjamin keberadaan solusi- solusi nontrivial
a. Misalkan S = {w1, w2, wn} adalah himpunan sebarang yang terdiri dari
m vektor pada V, di mana m < n. akan di tunjukkan bahwa S tidak
merentang V. pembuktiannya aka dilakukan dengan menggunakan
kontradiksi.
Jika S merentang V, maka setiap vektor pada V adalah kombinasi linear
dari vektor-vektor pada S. khususnya setiap vektor pada basis vi adalah
kombinasi linear dari vektor-vektor pada S, misalnya
v 1=a11 w+ a21 w2 ++a m 1 w m
v 2=a12 w1+ a22 w2 ++ am 2 wm

(9)

v n =a1 n v 1+ a2 n v 2 ++a mn v m
Untuk memperoleh kontradiksi ini, kami akan menunjukkan bahwa terdapat
skalar k 1 , k 2 , , k 2 , yang tidak semuanya nol, sedemikian rupa
sehingga
k 1 v 1 +k 2 v 2 ++ k n v n=0
(10)
Tetapi amati bahwa (9) dan (10) memiliki banyak bentuk yang sama
dengan (6) dan (7) kecual bahwa m dan n dipertukarkan dan demikian pula
untuk w dan v-nya. Jadi, perhitungan yang mengarah ke (8) kini
menghasilkan
a11 k 1+ a12 k 2+ +a1 m k m =0
a21 k 1 +a22 k 2 ++a 2 m k m=0

am 1 k 1 +a m 2 k 2+ +amn k n =0
Sistem linear ini memiliki lebih banyak factor yang tidak diketahui
disbanding jumlah persamaannya, dan oleh karena itu, sesuai teorema
1.2.1 memiliki solusi- solusi nontrivial.

15

Sesuai dengan teorema sebelumnya bahwa jika S = {v1, v2, vn} adalah
basis sebarang untuk ruang vektor V, maka semua himpunan pada V yang
secara simultan merentang V dan bebas linear harus memiliki tepat n
vektor. Jadi, semua basis untuk menghasilkan teorema berikut, yang
merupakan salah satu teorema yang paling penting dalam aljabar linear.
Teorema 5.4.3
Semua basis untuk ruang vektor berdimensi terhingga memiliki jumlah
vektor yang sama
Untuk melihat bagaimana teorema ini berkaitan dengan konsep dimensi,
ingatlah bahwa basis standar untuk Rn memiliki n vektor (contoh 2). Jadi,
teorema 5.4.3 secara tidak langsung menyatkan bahwa semua basis untuk
Rn khususnya setiap basis untuk R3 memiliki tiga vektor, setiap basis
untuk R2 memiliki dua vektor, pada setiap basis R1 (=R) memiliki satu
vektor. Secara intuitif, R3 adalah berdimensi tiga, R2 (suatu bidang) adalah
berdimensi dua, dan R (suatu garis) adalah berdimensi satu. Jadi, untuk
ruang-ruang vektor yang telah dikenal, jumlah vektor pada suatu basis
adalah sama dengan dimensinya. Ini mendasari Definisi berikut.
Definisi
Dimensi dari ruang vektor V yang berdimensi terhingga, dinotasikan
dengan dim (V), diDefinisikan sebagai banyaknya vektor-vektor pada
suatu basis utnuk V. selain itu, kita menDefinisikan ruang vektor nol
sebagai berdimensi nol.
Contoh 9 Dimensi dari Beberapa Ruang Vektor
- dim (Rn ) = n
[Basis standar memiliki n vektor (contoh 2)]
- dim Pn = n + 1
[Basis standar memiliki n + 1 vektor (contoh 5)]
- dim (Mmn) = mn
[Basis standar memiliki mn vektor (contoh 6)]
Contoh 10 Dimensi dari Ruang Solusi
Tentukan basis dan dimensi dari ruang solusi sistem homogeny
2x1 + 2x2 x3

+ x5 = 0

-x1 - x2 + 2x3 - 3x4 + x5 = 0


x1 + x2 - 2 x3

- x5 = 0

x3 + x4 + x5 = 0
penyelesaian

16

Pada contoh 7subbab 1.2 telah ditunjukkan bahwa solusi umum dari
sistem yang diberikan adalah
x1 = -s t,

x2 = s ,

x3 = t,

x4= 0,

x5= t

Oleh karena itu, vektor- vektor solusi dapat ditulis sebagai

[ ][ ][ ][ ] [ ] [ ]
x1
st s t
1
1
x2
s
s
0
1
0
x3 = t = 0 + t =s 0 +t 1
0
0
0
0
0
x4
t
0
t
0
1
x5

Yang menunjukkan bahwa vektor- vektor

[] []

1
1
1
0
v 1= 0 dan v 1= 1
0
0
0
1

Merentang ruang solusi. Karena keduanya juga bebas linear (buktikan),


{v 1 , v 2 } adalah suatu basis, dan ruang solusinya adalah berdimensi dua.

17

Beberapa teorema dasar


Di sisa dari subbab kita akan mencurahkan perhatian pada sederetan
teorema yang akan mengungkapkan hubungan yang tidak terlihat antara
konsep-konsep merentang, kebebasan linear, basis, dan dimensi. Teoremateorema ini bukanlah merupakan pekerjaan yang sia-sia dalam teori
matematika. Tetapi, Teorema-teorema tersebut sangat penting untuk
memahami ruang-ruang vektor, dan sebagian besr aplikasi praktis dari
aljabar linear yang disusun berdasarkan konsep tersebut.
Teorema berikut, yang disebut terema plus/minus , menyusun dua
prinsip dasar yang akan menjadi patokan sebagian besar teorema
selanjutnya
Teorema 5.4.4 Teorema Plus/Minus
Misalkan S adalah himpunan tak kosong vektor- vektor pada ruang vektor
V.
a. jika S adalah himpunan bebas linear dan jika v adalah suatu vektor
pada V yang terletak diluar rentang (S), maka himpunan S {v}
yang diperoleh dengan menyisipkan v kedalm S masih bersifat linear.
b. Jika v adalah suatu vektor pada S yang dapat dinyatakan sebagai
kombinasi linear dari vektor- vektor lainnya pada S, dan jika S-{v}
menotasikan himpunan yang di peroleh dengan mengeluarkan v dari S,
maka S dan S-{v} merentang ruang yang sama; yaitu
rentang(S) = ( S-{v})
akan dialihkan pembuktiannya kebagian akhri subbab ini, sehingga dapat
segera melanjutkan ke konsekuensi dari teorema tersebut. Namun
demikian, teorema tersebut dapat di visualisasikan pada R3 sebagaimana
berikut :
a. Suatu himpunan S yang terdiri dari du vektor bebas linear pada R3
merentang suatu bidang melewti titik asal. Jika kita memperbesar S
dengan menyisipkan suatu vektor v sebarang diluar bidang ini maka
himpunan yang diperoleh yang terdiri dari ketiga vektor terletak pada
bidang yang sama dengan dua vektor yang lainnya.

18

b. Jika S adalah suatu himpunann yang terdri dari tiga vektor nonkolinear
R3 yang terletak pada suatu bidang yang sama melewati titik asal
Teorema 5.4.5
Jika V adalah suatu ruang vektor berdimensi n dan jika S adalah suatu
himpunan pada V dengan tepat n vektor, maka S adalah basis V jika salah
satu dari hal berikut berlaku, S merentang V atau S bebas linear.
Bukti :
Asumsikan S memiliki tepat n vektor dan merentang V. untuk
membuktikan S adalahsuatu basis, akan di tunjukkan S adalah himpunan
bebas linear. Tetapi jika hal ini tidak berlaku, maka beberapa vektor v pada S
adalah suaatu kombinasi linear dari vektor-vektor lainnya. Jika kita
menghilangkan vektor ini, dari S, maka sesuai dengan teorema plus/minus
(5.4.4b) diperoleh bahwa himpunan sisa yang terdiri dari n 1 vektor masih
merentang V. Tetapi hal ini tidak mungkin, karena sesuai teorema 5.4.2b,
tidak ada himpunan dengan vektor kurang dari n yang dapat merentang ruang
vektor berdimensi n. Dengan demikian, S bebas linear.
Asumsikan S memiliki tepat n vektor dan merupakan suatu himpunan
bebas linear. Untuk membuktikan bahwa S adalah suatu basis, kita harus
menunjukkan S merentang V. tetapi jika hal ini tidak berlaku. Maka terdapat
beberapa vektor v didalam V yang tidak berada pada rentang (S). Jika kita
menyisipkan vektor ini kedalam S. Maka sesuai dengan teorema plus/minus
(5.4.4a) bahwa himpunan yang terdiri dari n + 1 vektor ini akan masih bebas
linear tetapi hal ini tidak mungkin karena menurut teorema 5.4.2a tidak ada
himpunan dengan vektor lebih dari n yang bebas linear. Dengan demikian S
merentang V.
Teorema 5.4.6
Misalkan S adalah suatu himpunan terhingga dari vektor-vektor pada suatu
ruang vektor V berdimensi terhingga
a. Jika S merentang V, tetapi bukan suatu basis untuk V, maka S dapat di reduksi
menjadi suatu basis untuk V dengan mengeluarkan vektor-vektor yang sesuai
dari S.

19

b. Jika S adalah suatu himpunan bebas linear yang belum merupakan basis
untuk V dengan menyisipkan vektor-vektor yang sesuai ke dalam S
Bukti :
a. Jika S adalah suatu himpunan vektor-vektor yang merentang V tetapi bukan
merupakan basis untuk V. maka S adalah suatu himpunan tidak bebas linear.
Jadi, beberapa vektor v pada suatu S dapat dinyatakan sebagai suatu
kombinasi linear dari vektor-vektor lain pada S besar dengang mnggunakan
teoremaa plus/minus( 5.4..4b) kita dapat mengeluarkan v dari S, dan
himpunan S yang di peroleh masih akan tetap merentang V jika S bebaas
linear, maka kita dapat mengeluarkan beberapa vektor yang sesuai dari S
sehingga menghasilkan himpunan S yang masih merentang V kita dapat terus
mengeluarkan vektor-vektor dengan cara ini hingga kita tiba pada suatu
himpunan vektor-vektor pada S yang bebas linear merentang V. Subhimpunan
dari S ini adalah basis untuk V
b. Misalkan bahwa dim(V) = n. jika S adalah himpunan bebas linear yang belum
menjadi basis untuk V maka S gagal merentang v dan terdapat beberapa
vektor v pada V yang tidak termasuk dalam rentang (S). menurut teorema
plus/minus (5.4.4a) dapat disisipkan v kedalam S dan himpunan s masih akan
tetap bebas linear jika S merentang V maka S adalah basis untuk V, dan
pembuktianpun selesai. Jika S tidak merentang V, maka bisa disisipkan suatu
vektor yang sesuai kedalam S sehingga menghasilkan suatu himpunan S
yang masih bebas linear. Kita dapat terus menyisipkan vektor-vektor dengan
cara ini hingga kita memperoleh suatu himpunan n vektor bebas linear pada
V. himpunan akan menjadi basis untuk V sesuai dengan teorema 5.4.5

20

C. RUANG BARIS DAN RUANG KOLOM


Definisi
Untuk suatu matriks m n
a11 a12
a
a 22
A 21

a m1 a m 2
vektor-vektor
r1 a11 a12
r2 a 21

a1n
a 2 n

a mn
a1n

a 22 a 2 n

rm a m1 a m 2 a mn
n
pada R yang dibentuk dari baris-baris A disebut vektor baris (row
vector) dari A, dan vektor-vektor
a11
a 21
a1n
a
a
a
21
22

c1
,
c1
,
cn 2n


a m1
am2
a mn
pada Rm yang dibentuk dari kolom-kolom A disebut vektor kolom
(column vector) dari A.
Contoh 1
2 1 0

3 1 4

Misalkan A

vektor - vektor baris dari A adalah


r1 2 1 0
dan
r2 3 1 4
dan vektor - vektor kolom dari A adalah
2
c1
3

1
c2
1

0
c3
4

Definisi
Jika A adalah matriks m n, maka subruang dari Rn yang direntang
oleh vektor-vektor baris dari A disebut ruang baris (row space) dari A,
dan subruang dari Rm yang direntang oleh vektor-vektor kolom dari A
disebut ruang kolom (column space) dari A.

21

Teorema 5.5.1
Suatu sistem persamaan linear Ax = b adalah konsisten jika dan hanya
jika b berada pada ruang kolom dari A.
Contoh 1
Misalkan Ax b adalah sistem linear
- 1 3 2 x1
1
1 2 3 x 9

2 1 2 x3
3
Tunjukkan bahwa b berada pada ruang kolom dari A, dan nyatakan b sebagai suatu
kombinasi linear dari vektor - vektor kolom dari A.
Penyelesaian
Dengan menyelesaikan sistem menggunakan eliminasi Gauss kita memperoleh
x1 = 2

x2 = -1

x3 = 3

Karena sistem ini konsisten, b berada pada ruang kolom dari A. Lebih lanjut, dari
(2) dan solusi yang diperoleh, maka

1
2 1
2

2
1

2 1
3 3 9
2 3

Teorema 5.5.2
Jika

x 0 menotasikan solusi tunggal sebarang dari suatu sistem linear konsisten


v , v , , v

k membentuk suatu baris untuk ruang nul dari A


Ax = b, dan jika 1 2
yaitu ruang solusi dari sistem homogen Ax = 0, maka setiap solusi dari Ax = b
dapat dinyatakan dalam bentuk

x x 0 c1v1 c 2 v 2 c k v k

dan sebaliknya, untuk semua pilihan skalar


ini adalah solusi dari Ax = b.

c1 , c 2 , c k vektor x pada rumus

Bukti:
Asumsikan bahwa x 0 adalah solusi tetap sebarang dari Ax = b dan bahwa x
adalah suatu solusi sebarang. Maka
Ax0 b

dan

Ax b

Dengan mengurangkan persamaan-persamaan ini menghasilkan

22

(3)

Ax Ax0 0 atau

A( x x0 ) 0

yang menunjukkan bahwa x x 0 adalah suatu solusi dari sistem homogen

Ax 0 . Karena v1 , v 2 , , v k adalah suatu basis untuk ruang solusi dari sistem


ini, kita dapat menyatakan x x 0 sebagai suatu kombinasi linear dari vektorvektor ini, yaitu:
x x 0 c1v1 c 2 v 2 c k v k
Jadi,
x x 0 c1v1 c 2 v 2 c k v k
yang membuktikan bagian petama dari teorema itu. Sebaliknya, untuk semua
pilihan dari skalar c1 , c 2 , c k pada (3) kita memiliki
Ax A( x 0 c1v1 c 2 v 2 c k v k )
atau
Ax Ax0 c1 ( Av1 ) c 2 ( Av 2 ) c k ( Av k )
Tetapi x 0 adalah suatu solusi dari sistem nonhomogen dan v1 , v 2 , , v k adalah
solusi-solusi dari sistem homogen, maka persamaan terakhir
mengimplikasikan bahwa

Ax b 0 0 0 b
yang menunjukkan bahwa x adalah solusi dari Ax b .
Solusi Umum dan Solusi Khusus
Terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan rumus (3). Vektor x 0 disebut
solusi khusus (particular solution) dari Ax b . Pernyataan
x0 c1v1 c 2 v 2 c k v k disebut solusi umum (general solution) dari

Ax b , dan pernyataan c1v1 c 2 v 2 c k v k disebut solusi umum dari


Ax 0 .
Untuk sistem linear dengan dua atau tiga faktor yang tidak diketahui, teorema
5.5.2 memiliki interpretasi geometrik yang baik pada R2 dan R3. Sebagai

23

contoh, perhatikan kasus di mana Ax 0 dan Ax b adalah suatu sistem


linear dengan dua faktor yang tidak diketahui. Solusi-solusi dari Ax 0
membentuk suatu subruang dari R2, dan oleh karena itu merupakan suatu
garis yang melewati titik asal, titik asal itu sendiri, atau seluruh R2. Dari
teorema-teorema 5.5.2, solusi-solusi dari Ax b dapat diperoleh dengan
menjumlahkan solusi khusus sebarang dari Ax b , misalnya x0 , dengan
solusi-solusi dari Ax 0 . Dengan mengasumsikan bahwa posisi x 0
sedemikian rupa sehingga titik awalnya terletak pada titik asal, hal ini akan
memberikan geometrik dari translasi ruang solusi dari Ax 0 sehingga titik
pada titik asal dipindahkan ke ujung x 0 (gambar 5.5.1). Ini berarti vektorvektor solusi dari Ax b membentuk suatu garis melewati ujung x 0 , titik
pada ujung x 0 , atau seluruh R2. Demikian juga, untuk sistem-sistem linear
dengan tiga faktor yang tidak diketahui, solusi-solusi dari Ax b merupakan
suatu bidang yang melewati ujung dari solusi khusus sebarang x 0 , suatu garis
yang melewati ujung x0 , titik pada ujung x 0 , atau seluruh R3.

24

Contoh 3 (Solusi umum dari sistem linear Ax = b)


Terdapat sistem linear nonhomogen
x1 3 x 2 2 x3

2 x5

2 x1 6 x 2 5 x3 2 x 4 2 x5 3 x 6 0
5 x3 10 x 4
2 x1 6 x 2

15 x6 0

8 x 4 4 x5 18 x6 0

(4)

dan diperoleh
x1 3r 4s 2t ,

x2 r,

x3 2 s,

x 4 s, x 5 t ,

x6

1
3

Hasil ini dapat ditulis dalam bentuk vektor sebagai

x0
x

x1
x
2
x3

x4
x5

x 6

3r 4 s 2t
0
3
4
2

0
r

0
1
0

0
2s
0
2
0
r

s
t

s
0
1

0
t
0
0
1

1
1


0
0
0
3

(5)

yang merupakan solusi umum dari (4). Vektor x0 pada (5) adalah solusi
khusus dari (4). Kombinasi linear x pada (5) adalah solusi umum dari sistem
homogen
x1 3 x 2 2 x3
2 x5
0
2 x1 6 x 2 5 x3 2 x 4 2 x5 3 x 6 0
5 x3 10 x 4
2 x1 6 x 2

15 x 6 0

8 x 4 4 x5 18 x 6 0

25

Basis untuk Ruang Baris dan Ruang Kolom


Teorema 5.5.4
Operasi baris elementer tidak mengubah ruang baris suatu matriks.
Bukti:
Misalkan vektor-vektor bais dari A adalah r1 , r2 , rm , dan misalkan B
diperoleh dari A dengan melakukan suatu operasi baris elementer. Akan
ditunjukkan bahwa setiap vektor pada ruang baris dari B juga tedapat ruang
baris dari A, dan sebaliknya setiap vektor pada ruang baris dari A juga
terdapat pada ruang baris dari B. Kemudian dapat disimpulkan bahwa A dan
B memiliki ruang baris yang sama.
Pertimbangkan kemungkinan berikut: Jika operasi baris merupakan
operasi pertukaran baris, maka B dan A memiliki vektor baris yang sama dan
sebagai konsekuensinya memiliki ruang baris yang sama. Jika operasi baris
merupakan perkalian dari suatu baris dengan vektor-vektor baris taknol atau
penjumlahan dari kelipatan suatu baris dengan lainnya, maka vektor-vektor
baris r '1 , r ' 2 , , r ' m dari B adalah kombinasi linear dari r1 , r2 , rm . Jadi
vektor-vektor tersebut terletak pada ruang baris dari A. Oleh karena itu, setiap
vektor pada ruang baris dari B berada pada ruang baris dari A.
Karena B diperoleh dari A dengan melakukan suatu operasi baris, A
dapat diperoleh dari B dengan melakukan operasi inversnya. Jadi,
argumentasi di atas menunjukkan bahwa ruang baris dari A terletak pada
ruang baris B.

26

Teorema 5.5.5
Jika A dan B adalah matriks-matriks yang ekuivalen baris, maka:
(a) Suatu himpunan vektor-vektor kolom dari A tertentu adalah bebas
linear jika dan hanya jika vektor-vektor kolom yang bersesuaian
dari B adalah bebas linear;
(b) Suatu himpunan vektor-vektor kolom dari A tertentu membentuk
suatu basis untuk ruang kolom dari A jika dan hanya jika -vektor
kolom yang bersesuaian dari B membentuk suatu basis untuk ruang
kolom dari B.
Teorema 5.5.6
Jika suatu matriks R berada dalam bentuk eselon baris, maka vektorvektor baris dengan 1 utama (yaitu vektor-vektor taknol) membentuk
suatu basis untuk ruang baris dari R, dan vektor-vektor kolom dengan 1
utama dari vektor-vektor baris membentuk suatu basis untuk ruang
kolom dari R.
Karena hasil ini secara virtual telah terbukti dengan sendirinya ketika kita
melihat contoh-contoh numeriknya.
Contoh 4 (Basis untuk ruang baris dan ruang kolom)
1 2
0 1
R
0 0

0 0
Matriks

5
3
0
0

0
0
1
0

3
0
0

0 berada dalam bentuk eselon baris.

Menurut teorema 5.5.6 vektor-vektor


r1 1 2 5 0 3
r2 0 1 3 0 0

r3 0 0 0 1 0
membentuk suatu basis untuk ruang baris dari R, dan vektor-vektor
1
0
c1 ,
0

0

2
1
,
c2
0

0
0
c4
1

0

membentuk suatu basis untuk ruang baris dari R.


Contoh 5 (Basis untuk ruang baris dan ruang kolom)

27

Tentukan basis-basis untuk ruang baris dan ruang kolom dari


4
1 3 4 2 5
2 6 9 1 8
2

A
2 6 9 1 9
7

1 3 4 2 5 4
Penyelesaian
Karena operasi baris elementer tidak mengubah ruang baris dari suatu
matriks, maka basis untuk ruang baris dari A dapat ditentukan dengan
menentukan basis untuk ruang baris dari bentuk eselon baris A sebarang.
Dengan mereduksi A menjadi bentuk eselon baris, diperoleh:
1 3
0 0
R
0 0

0 0

4 2
1 3
0 0
0 0

5 4
2 6
1 5

0 0

Menurut teorema 5.5.6 vektor-vektor baris taknol dari R membentuk suatu


basis untuk ruang baris R, dan oleh karena itu membentuk suatu basis untuk
ruang baris dari A. Vektor-vektor basis ini adalah
r1 1 3 4 2 5 4

r2 0 0 1 3 2 6
r3 0 0 0 0 1 5

Dengan mempertimbangkan bahwa A dan B mungkin memiliki ruang


kolom yang berbeda, suatu basis untuk ruang kolom dari A dapat ditentukan
secara langsung dari vektor-vektor kolom dari R. Namun demikian, sesuai
teorema 5.5.5b bahwa jika kita dapat menetukan suatu himpunan vektor-vektor
kolom dari R yang membentuk suatu basis untuk ruang kolom dari R, maka
vektor-vektor kolom yang bersesuaian dari A akan membentuk suatu basis
untuk ruang kolom dari A.
Kolom-kolom pertama, ketiga, dan kelima dari R terdiri dari vektorvektor baris dengan 1 utama, sehingga

28

1
0
c '1 ,
0

0

4
1
c'3 ,
0

0

5
2

c'5
1

membentuk suatu basis untuk ruang kolom dari R, jadi vektor-vektor kolom
yang bersesuaian dari A, yaitu
1
2
c1 ,
2

1

4
9
,
c3
9

5
8

c5
9

membentuk suatu basis untuk ruang kolom dari A.


Contoh 6 (Basis untuk ruang vektor dengan menggunakan operasi baris)
Tentukan basis untuk ruang yang direntang oleh vektor-vektor
v1 = (1, -2, 0, 0, 3)

v2 = (2, -5, -3, -2, 6)

v3 = (0, 5, 15, 10, 0)

v4 = (2, 6, 18, 8, 6)

Penyelesaian
Kecuali variasi dalam notasi, ruang yang direntang oleh vektor-vektor ini
adalah ruang baris dari matriks
0 3
1 2 0
2 5 3 2 6

0 5 15 10 0

18

Dengan mereduksi matriks ini menjadi bentuk eselon baris, diperoleh


1 2 0 0
0 1 3 2

0 0 1 1

0 6 0 8

3
0
0

Vektor-vektor baris taknol dalam matriks ini adalah


w1 = (1, -2, 0, 0, 3)

w2 = (0, 1, 3, 2, 0)

29

w3 = (0, 0, 1, 1, 0)

vektor-vektor ini membentuk suatu basis untuk ruang baris dan sebagai
konsekuensinya membentuk suatu basis untuk subruang dari R5 yang
direntang oleh v1 , v 2 , v3 , dan v 4 .
Contoh 7 (Basis untuk ruang baris suatu matriks)
Tentukan basis untuk ruang baris dari
0
1 2 0
2 5 3 2
A
0 5 15 10

2 6 18 8

3
6
0

yang seharusnya terdiri dari vektor-vektor baris dari A!


Penyelesaian
kita akan mentranspos A, yang akan mengubah ruang baris dari A menjadi
ruang kolom dari AT; kemudian kita akan menggunakan metode pada contoh
5 untuk mennetukan basis untuk ruang kolom dari AT; kemudian kita akan
mentransposnya kembali untuk mengubah vektor-vektor kolom menjadi
vektor-vektor baris kembali. Dengan mentranspos A, diperoleh:
2
0 2
1
2 5 5 6

AT 0 3 15 18

0 2 10 8
0
6
0 6
Dengan mereduksi matriks ini menjadi bentuk eselon baris akan
menghasilkan
1
0

0
0

2 0
2
1 5 10
0 0
1

0 0
0
0 0
0

Kolom pertama, kedua, dan keempat mengandung 1 utama, sehingga vektorvektor kolom pada AT yang bersesuaian membentuk basis untuk ruang kolom
dari AT yaitu

30

1
2

c1 0 ,

0
3

2
5

c 2 3 ,

2
6

dan

2
6

c 4 18

8
6

Dengan mentanspos kembali dan menyesuaikan notasi dengan benar akan


menghasilkan vektor-vektor basis
r1 1 2 0 0 3

r2 2 5 3 2 6 dan
r4 2 6 18 8 6
untuk ruang baris dari A.
Dari teorema 5.5.5 diketahui bahwa operasi baris elementer tidak
mengubah hubungan kebebasan linear dan ketidakbebasan linear di antara
vektor-vektor kolom.
Contoh 8 (Basis dan kombinasi linear)
(a) Tentukan subhimpunan dari vektor-vektor
v1 = (1, -2, 0, 3)
v4 = (2, -1, 4, -7)
v2 = (2, -5, -3, 6)
v5 = (5, -8, 1, 2)
v3 = (0, 1, 3, 0)
yang membentuk suatu basis untuk ruang yang direntang oleh vektorvektor ini.
(b) Nyatakan setiap vektor yang tidak termasuk dalam basis sebagai
kombinasi linear dari vektor-vektor basis.
Penyelesaian
(a) Dimulai dengan menyusun suatu matriks yang memiliki v1 , v 2 , , v5
sebagai vektor-vektor kolomnya:
5
1 2 0 2
2 5 1 1 8

0 3 3 4
1

3 6 0 7 2

v1 v 2 v3 v 4 v5

31

(7)

Bagian pertama dapat diselesaikan dengan menentukan suatu basis untuk


ruang kolom dari matriks ini. Dengan mereduksi matriks menjadi bentuk
eselon baris tereduksi dan menotasikan vektor-vektor kolom dari matriks
yang diperoleh dengan w1 , w2 , w3 , w4 , dan w5 menghasilkan
1 0 2 0 1
0 1 1 0 1

0 0 0 1 1

0 0 0 0 0

w1 w2 w3 w4 w5

(8)

1 utama terdapat pada kolom-kolom 1, 2, dan 4, sehingga menurut


teorema 5.5.6: w1 , w2 , w4 adalah basis untuk ruang kolom dari (8)
dan sebagai konsekuensinya v1 , v 2 , v 4 adalah basis ruang kolom (8).
(b) Dimulai dengan menyatakan w3 dan w5 sebagai kombinasi linear dari
vektor-vektor basis w1 , w2 , dan w4 . Cara paling sederhana untuk
melakukan hal ini adalah dengan menyatakan w3 dan w5 dalam bentuk
vektor basis dengan suskrip lebih kecil. Dengan demikian, w3 akan
dinyatakan sebagai kombinasi linear dari w1 dan w2, dan menyatakan w5
sebagai kombinasi linear dari w1 , w2 , dan w4 . Dengan melakukan
inspeksi terhadap (8), kombinasi-kombinasi linear ini adalah
w3 2w1 w2
w5 w1 w2 w4
Hal ini disebut sebagai persamaan ketergantungan (dependency
equation). Hubungan yang bersesuaian pada (7) adalah
v3 2v1 v 2
v5 v1 v 2 v 4
Prosedur pada contoh di atas dirangkum dengan langkah-langkahnya:
Jika diketahui suatu himpunan vektor S = v1 , v 2 , , v k pada Rn,
prosedur berikut menghasilkan suatu subhimpunan dari vektor-vektor ini
yang membentuk suatu basis untuk rentang (S) dan menyatakan vektor-

32

vektor dari S yang tidak termasuk dalam basis tersebut sebagai kombinasi
linear dari vektor-vektor basis.
1. Menyusun matriks A yang mempunyai v1 , v 2 , , v k sebagai vektorvektor kolomnya.
2. Mereduksi matriks A menjadi bentuk eselon baris tereduksi R, dan
misalkan w1 , w2 , , wk adalah vektor-vektor kolom dari R.
3. Mengidentifikasi kolom-kolom pada R yang mengandung 1 utama.
Vektor-vektor kolom dari A yang bersesuaian adalah vektor-vektor
basis untuk rentang (S).
4. Menyatakan setiap vektor kolom dari R yang tidak mengandung 1
utama sebagai suatu kombinasi linear dari vektor-vektor kolom
sebelumnya yang mengandung 1 utama (dapat dilakukan melalui
inspeksi). Langkah ini menghasilkan suatu himpunan persamaan
ketergantungan yang melibatkan vektor-vektor kolom dari R.
Persamaan yang bersesuaian untuk vektor-vektor kolom dari A
menyatakan vektor-vektor yang tidak ada dalam basis tersebut
sebagai kombinasi linear dari vektor-vektor basis.

33

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Jika S = { v1, v2, . . . , vr} adalah himpunan takkosong vektor-vektor, maka
persamaan vektor k1v1 + k2v2 + . . . + krvr = 0 Memiliki paling tidak satu
solusi, yaitu: k1 = 0, k2 = 0, . . . , kr = 0 Jika ini satu-satunya solusi, maka S
di sebut sebagai himpunan bebas linear (linearly independent).
2. Jika V adalah suatu ruang vektor sebarang dan S = { v1 , v2 , vn} adalah
suatu himpunan vektor-vekto pada V maka S disebut basis untuk V jika
dua syarat berikut berlaku: (1) S bebas linear dan (2) S merentang V.
Suatu ruang vektor tak nol V disebut berdimensi terhingga jika terdiri dari
himpunan terhingga vektor-vektor (v1, v2, v3) yang membentuk suatu
basis. Jika tidak terdapat suatu himpunan semaacam ini, V disebut sebagai
berdimensi takterhingga. Selain itu, akan mengnggap ruang vektor nol
sebagai berdimensi terhingga.
3. Jika A adalah matriks m n, maka subruang dari Rn yang direntang oleh
vektor-vektor baris dari A disebut ruang baris (row space) dari A, dan
subruang dari Rm yang direntang oleh vektor-vektor kolom dari A disebut
ruang kolom (column space) dari A.
B. Saran
Setelah mempelajari Kebebasan Linear, Basis dan Dimensi, dan Ruang
Baris dan Ruang Kolom ini, diharapkan pembaca dapat memahami makalah ini
dalam kehidupan sehari-hari. Materi yang terdapat di dalam makalah ini hanya
sebagian kecil dari sekian banyak pengetahuan tentang Kebebasan Linear, Basis
dan Dimensi, dan Ruang Baris dan Ruang Kolom. Oleh karena itu, penyusun
mohon maaf dan mengharap kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini.

34

DAFTAR PUSTAKA

Anton, Howard dan Chris Rorres. 2004. Aljabar Linear Elementer Versi Aplikasi.
Jakarta: Erlangga.

35

You might also like