You are on page 1of 41

MATERI PEMBINAAN

FORUM KAJIAN STUDI ISLAM (FKSI)


AHLUSH-SHUFFAH

DISUSUN OLEH :
USEP FAUZI YAQUB, S.Ag.

PT. INDO LAMPUNG PERKASA


TULANG BAWANG LAMPUNG

2015
PANDUAN MATERI
PEMBINAAN TINGKAT PERTAMA

Tujuan : Memberikan pemahaman dan pengertian tentang nilai-nilai tauhid dan


aqidah Islamiyyah sehingga tumbuh rasa cinta setia kepada Allah dalam
mana dan wujud :
1. Sanggup dan mampu melaksanakan tiap-tiap perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya, tanpa kecuali dan tanpa tawar-menawar,
2. Mendahulukan dan mengutamakan pelaksanaan perintah-perintah Allah,
daripada sesuatu diluarnya; dan
3. Mendasarkan tiap-tiap laku lampah dan amalnya atas wahdaniyat Allah,
tegasnya atas Tauhid Sejati, dan tidak atas alasan, pertimbangan dan
dalil apapun melainkan hanya berdasarkan Khulishan-mukhlishon
semata, atau dengan kata lain : Allah-minded 100% atau Back to
Allah

Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 2

SILABUS MATERI
Materi Pertama : Landasan Hidup Mumin
Standar Kompetensi :
Meyakini dengan sebenarnya bahwa manusia adalah makhluq yang diciptakan Allah untuk
menjadi hamba-Nya dan bahwa kewajiban pertama seorang hamba Allah adalah bertauhid dengan
benar dan murni terbebas dari syirik sehingga lahir kesadaran untuk mendasarkan tiap-tiap laku
lampah dan amalnya atas wahdaniyat Allah, tegasnya atas Tauhid Sejati, dan tidak atas alasan,
pertimbangan dan dalil apapun melainkan hanya berdasarkan Khulishan-mukhlishon.
Kompetensi Dasar :
1. Memahami tujuan Allah menciptakan manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya.
2. Meyakini bahwa wajib adanya komitmen diri untuk mengabdi kepada Allah sebagai bukti
seorang mumin.
3. Mengerti dan memahami bahwa kewajiban seorang mumin adalah marifat (mengenal) Allah
Dzat yang di imani.
4. Memahami arti dan mana Laa ilaha Ilallah
5. Memahami arti dan akibat dari syirik
Pokok bahasan
1. Hubungan Allah dan Manusia
2. Komitmen diri kepada Allah
3. Tauhid sebagai landasan hidup
4. Mana Laa ilaha Ila Llah
5. Syirik dan akibatnya

Materi dua : Pedoman Hidup Mumin


Standar Kompetensi :
Meyakini dengan sebenarnya bahwa hidup dan kehidupan manusia yang di ridhai oleh Allah SWT
adalah dengan menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup bagi orang yang bertaqwa yang
dibuktikan dengan sanggup dan mampu melaksanakan tiap-tiap perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya, tanpa kecuali dan tanpa tawar-menawar, dan mendahulukan dan mengutamakan
pelaksanaan perintah-perintah Allah, daripada sesuatu diluarnya.
Kompetensi Dasar :
1. Meyakini bahwa Al-Quran adalah pedoman hidup untuk menjadi hamba Allah yang bertaqwa.
2. Memahami isi dan fungsi Al-Quran

Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 3

3. Menjadi generasi Qurani yang mendasarkan tingkah laku kepada wahyu dan membela serta
memperjuangkan tegaknya Al-Quran di masyarakat.
Pokok bahasan
1. Pengertian Al-Quran
2. Isi dan Fungsi Al-Quran
3. Komitmen hidup Qurani

Materi tiga : Ushwah Hidup Mumin


Standar Kompetensi :
Meyakini dengan sebenarnya bahwa tidak ada contoh teladan yang sempurna dan mengikat dalam
ber-Ibadah kepada Allah sesuai dengan Al-Quran adalah dengan itiba mengikuti sunnah
Rosululloh SAW dan bahwa masyarakat Islam yang benar adalah Sistem masyarakat yang
berushwah kepada masyarakat Rosululloh.
Kompetensi Dasar :
1. Meyakini bahwa Sunnah Rosululloh adalah tafsir Quran dalam melaksanakan segala perintah
Allah yang mengikat secara syari. Sehingga beribadah kepada Allah dibuktikan dengan itiba
mengikuti sunnah Rosululloh baik yang menyangkut peran diri maupun sosial.
2. Mengenal sejarah Rosululloh dalam melandingkan Al-Quran.
Pokok bahasan :
1. Pengertian Ushwah Ibadah
2. Keterikatan manusia terhadap Rosul
3. Misi dan isi risalah Rosul
4. Sejarah Rosululloh sebagai Sunnah Pe-landing-an Al-Quran
5. Kewajiban mumin kepada rasul

Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 4

MATERI PERTAMA

LANDASAN HIDUP MUMIN


STANDAR KOMPETENSI :
Meyakini dengan sebenarnya bahwa manusia adalah makhluq yang diciptakan Allah untuk menjadi
hamba-Nya dan bahwa kewajiban pertama seorang hamba Allah adalah bertauhid dengan benar
dan murni terbebas dari syirik sehingga lahir kesadaran untuk mendasarkan tiap-tiap laku lampah
dan amalnya atas wahdaniyat Allah, tegasnya atas Tauhid Sejati, dan tidak atas alasan,
pertimbangan dan dalil apapun melainkan hanya berdasarkan Khulishan-mukhlishon.
KOMPETENSI DASAR :
1. Memahami tujuan Allah menciptakan manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya.
2. Meyakini bahwa wajib adanya komitmen diri untuk mengabdi kepada Allah sebagai bukti
seorang mumin.
3. Mengerti dan memahami bahwa kewajiban seorang mumin adalah marifat (mengenal) Allah
Dzat yang di imani.
4. Memahami arti dan mana Laa ilaha Ilallah
5. Memahami arti dan akibat dari syirik
POKOK BAHASAN
1. Hubungan Allah dan Manusia
2. Komitmen diri kepada Allah
3. Tauhid sebagai landasan hidup
4. Mana Laa ilaha Ila Llah
5. Syirik dan akibatnya
URAIAN MATERI
1) Hubungan Allah dan Manusia





Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada
Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan

Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 5

(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi


kamu. (Qs. 4: 1)

Kesadaran mula pertama yang mesti kita miliki adalah kesadaran bahwa diri ini adalah insan
manusia yang tercipta dan diciptakan oleh Yang Maha Menciptakan yaitu Allah SWT. Hanya
Allah al-khaliq yang atas kehendak Iradah dan Qudrah kuasa-Nya telah menciptakan manusia
yang sempurna dzahirnya dan sempurna bathinnya.


67. dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa
menciptakannya dahulu, sedang ia tidak ada sama sekali?

Sesungguhnya

Kami

telah

Allah sang pencipta segala makhluk, telah menciptakan manusia dari tidak ada sama sekali,
tidak ada yang disebut sebagai manusia atas Qudrah kuasa-Nya mengadakan dari yang tidak
ada, lalu Allah menciptakan kita, sampai hadirnya kita sekarang ini di alam dunia.

62. yang demikian itu adalah Allah, Tuhanmu, Pencipta segala sesuatu, tiada Tuhan (yang
berhak disembah) melainkan dia; Maka Bagaimanakah kamu dapat dipalingkan?

Kita manusia seluruhnya adalah anak keturunan Adam dan Hawa, tak ada bedanya di belahan
dunia manapun manusia hidup, dari bangsa dan suku apapun manusia, dari abad masa lalu, kini
ataupun masa datang, semua adalah ibnu adam anak-anak Nabi Adam.

26. dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur
hitam yang diberi bentuk.

Manusia adalah makhluk yang sempurna yang diciptakan oleh Allah Al-Kholiq
memberikan kelebihan dan keutamaan yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya.

dengan

Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa
itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. (Qs 91 : 7-8)

Kesempurnaan atas penciptaan manusia oleh Allah SWT tentunya bukan tanpa maksud dan
tujuan, bukan sekedar atau iseng-iseng saja. Tapi kesemuanya dzahir dan bathin, jasmani dan
ruhani, aqlun, qolbun dan nafsun akan diminta pertanggungjawaban kelak di yaumil akhir. Ini
menunjukan bahwa penciptaan manusia memiliki korelasi atau hubungan yang kuat dengan yang
menciptakannya yaitu Allah. (QS. 17 : 36, QS. 7 : 179)


Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 6

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya. (Qs 17 : 36)




Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayatayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak,
bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai. (Qs. 7 : 179)

2)Komitmen diri kepada Allah

Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara mainmain (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami? (Qs. 23 : 115)

Manusia diciptakan bukan sekedar main-main, akan tetapi untuk beribadah. Hati yang Allah
ciptakan hanya untuk memahami ayat-ayat Allah, mata yang Allah ciptakan hanya untuk melihat
dan memahami tanda-tanda kekuasaan Allah, telinga yang Allah ciptakan hanya untuk
mendengar ayat-ayat Allah. Bila apa yang Allah ciptakan pada manusia tidak digunakan untuk
mengabdikan diri kepada Allah maka tak ada bedanya manusia dengan binatang ternak bahkan
lebih dari itu, dan itulah kelalaian manusia yaitu lalai akan kesadaran bahwa diri manusia yang
diciptakan Allah hanyalah disuruh oleh Yang Maha Pencipta untuk menyembah-Nya.



Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa,(Qs. 2 : 21)

Penghambaan manusia harus hanya ditujukan untuk Allah saja, tidak kepada yang lain. Sehingga
status manusia hanyalah menjadi abid atau hamba atau budak atau rakyat Allah saja.


Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaKu. (Qs. 51 :56)

Secara definisi terminologis syari, pengertian ibadah adalah :


1) Ibadah adalah bertauhid al-ibadatu hua Tauhid; artinya tidaklah disebut atau bernilai ibadah
jika tidak dilandasi/dikerangkai oleh Tauhid.
Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 7

2) Ibadah adalah menegakan segala bentuk syariat Qiyamu bi syaroi; artinya melaksanakan
segala sesuatu perbuatan yang sesuai dengan tuntunan syariat.
3) Segala bentuk ketaatan untuk mencapai keridlaan Allah dan mengharapkan pahalanya di
akherat, sehingga tidaklah dikatakan ibadah jika tidak mengharapakan keridlaan Allah dalam
perkataan, keyakinan dan perbuatan.
Ibadah adalah menghamba, menyembah, berbakti, mengabdikan diri, menyerahkan sepenuhnya
kepada Allah artinya kepada apa yang dikehendaki oleh Allah, apa yang diperintahkan oleh Allah.
Ibadah tidak boleh dilakukan sekehendak kita, menurut sangkaan atau praduga kita atau menurut
pada hawa nafsu kita. Sekali lagi bahwa Ibadah adalah menurut Amr Allah. Totalitas hidup
ibadah kepada Allah sekaligus mengandung konsekwensi untuk menolak / mengingkari segala
bentuk pengabdian kepada selain Allah dalam seluruh aspek hidup dan kehidupan.

5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. (Qs.
98 : 5)
[1595] Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.

Mengabdi pada Dzat Yang Maha Pencipta adalah menetapi pola hidup dan kehidupan yang
dikehendaki oleh Yang Menciptakan yaitu Allah SWT, pola hidup yang dikehendaki Allah itu
adalah pola hidup mumin sejati yang mendasarkan tiap-tiap laku lampah dan amalnya atas
wahdaniyat Allah (mukhlis), yang mendasarkan cara dan perilaku hidup atas dasar tuntunan syari
ilahi rabbi (lahuddien). Inilah realisasi dari persaksian alam ruh dimana ruh itulah yang
menghidupkan kita di alam syahadah ini dan ruh itu pula yang akan diminta
pertanggungjawabannya di alam akherat kelak.




Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami
menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap
ini (keesaan Tuhan)",(Qs. 7 : 172)

Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 8

Menempuh pola hidup mumin sejati berarti termilikinya komitmen transedental atau komitmen
Ilahiyah yang dibuktikan dengan iqrar diri untuk siap sanggup hidup beribadah di dalam islam
kaffah serta siap sanggup untuk membela menegakan kalimatillah dalam diri dan masyarakat.



Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepadaNya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan muslim. (Qs. 3 : 102)

Komitmen iman adalah komitmen diri untuk menumpuh jalan taqwa yaitu perjalanan
hidup untuk selalu siap dan sanggup melaksanakan perintah Allah dan menjauhi
segala larangan Allah yang diikat oleh janji setia kepada Allah dan Rosul-Nya dan
perjuangan Islam.




Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu Sesungguhnya mereka berjanji
setia kepada Allah. tangan Allah di atas tangan mereka, Maka Barangsiapa yang melanggar
janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan Barangsiapa
menepati janjinya kepada Allah Maka Allah akan memberinya pahala yang besar. (Qs. 48 :
10)




Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya.(Qs 4 : 59)

3) Tauhid sebagai landasan hidup


Hidup manusia pada dasarnya hanya untuk ibadah, begitu pula semua yang dilakukannya di
muka bumi ini mestinya hanya untuk ibadah kepada Allah SWT. Jika hidup yang dijalaninya
adalah tidak untuk mengabdikan diri kepada Allah, maka dia sudah mengingkari hakikat
penciptaannya sendiri. Harus sadar bahwa jika seseorang tidak berbakti mengabdikan diri
kepada Allah, maka tentulah ia akan bakti mengabdikan diri selain dan diluar dari
Allah. Padahal manusia seluruhnya diciptakan oleh Allah dan atas penciptaan manusia, Allah
hanya menghendaki agar manusia mengabdikan dirinya kepada Allah.

Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 9

Komitmen diri kita kepada Allah, menuntun kita pada konsekuensi hidup untuk totalitas menjadi
hamba Allah saja.



Katakanlah: Sesungguhnya sholatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian Itulah yang diperintahkan
kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (Qs.
6 : 162 163)

Pengabdian totalitas kepada Allah, semata-mata ditujukan karena cita orientasi hidup seorang
hamba hanya untuk mengharapkan rhido Allah, sehingga seluruh hidup dirinya hanya untuk
taat patuh menyerahkan diri dan berkorban untuk menggapai keselamatan hidup di dunia
dan akherat. Komitmen kepada Allah ini dibuktikan dengan kesiapan diri untuk berada di dalam
Islam Kaffah.

Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan
Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. Hai orang-orang yang
beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkahlangkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (Qs. 2 : 207-208)

Totalitas hidup ibadah kepada Allah sekaligus mengandung konsekwensi untuk menolak /
mengingkari segala bentuk pengabdian kepada selain Allah dalam seluruh aspek hidup dan
kehidupan. Maka wajib diri untuk menghindari, menjauhi, membenci langkah-langkah syetan
yang akan menggelincirkan manusia dari pengabdiannya kepada Allah.




Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan
beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang
Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (Qs.
2 : 256)

Sesungguhnya buhul tali yang amat kuat itu adalah landasan atau fondasi dari pengabdian. Dan
fondasi atau landasan pengabdian kepada Allah adalah Tauhid yaitu menolak ilah-ilah selain
Allah dan hanya beriman kepada Allah saja.

Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 10




Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah
dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih putera Maryam, Padahal mereka hanya
disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia.
Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (Qs 9 : 31)

Kesempurnaan Iman adalah mendasarkan setiap tingkah laku amal perbuatan atas dasar
wahdaniyat Allah, sebagaimana hadist Rosululloh : Dari Abu Umamah r.a, dari Rasulullah SAW
bersabda, "Barang siapa cinta karena Allah, memberi karena Allah, dan melarang karena Allah,
niscaya dia telah menyempurnakan iman." HR: Abu Daud1
4) Mana Laa ilaha Ila Llah



Maka ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah dan
mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan
perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal. (Qs.
47 : 19)

Dalam ayat ini, Allah Swt. menggunakan fiil amr (kata kerja perintah) yang berarti
wajib setiap Muslim untuk marifah kepada Allah.

, Maka ketahuilah, ilmuilah !!!.

: Wajibnya Marifat , Marifat yang

sesungguhnya yaitu marifat yang Benar dan Murni. Benar artinya sesuai dengan kenyataannya
tentang Allah, sesuai dengan yang dikehendaki-Nya, sedangkan Murni artinya terbebas dari
dugaan atau sangkaan, murni tidak syirik.
Apa yang harus diketahui ? Yang harus diketahui oleh kita adalah LAA ILAAHA ILLA
ALLAH. Artinya Marifatlah dengan sesungguhnya secara benar dan murni tentang

Setelah mengetahui ? Setelah kita mengetahui maka ISTIGHFAR

, bagi seluruh aktivitas hidupmu, keberadaanmu, keluarlah dari segala kekuranganmu.


, bagi seluruh kaum mukminin dan mukminat, TASLIMLAH,
karena dengan mengetahui LAA ILAAHA ILLA ALLAH akan sadar kewajiban selanjutnya
yaitu berislam kaffah. Ber - LAA ILAAHA ILLA ALLAH- dalam seluruh hidup dan aspek
kehidupannya.
1

Hasan/ HR. Abu Daud no. 4681, Shahih Sunan Abu Daud no. 3915. Lihat, as-Silsilah ash-Shahihah no 380

Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 11

Kalimat Laa ilaha illa-Llah terdiri atas tiga huruf: alif, lam, dan ha. Namun, rangkaian kata-kata
ini mengandung pengertian yang menjadi inti dari seluruh ajaran Islam. Menurut ilmu Nahwu
(gramatika Arab), kata Laa di sini merupakan bentuk nafi, yaitu kata pengingkaran atau
penolakan terhadap kata yang mengikutinya. Dia harus diartikan dengan "tidak", atau "tidak ada".
Kata ilaha merupakan yang ditolak oleh kata Laa itu.
Kalimat Laa ilaha (tiada ilah) di sini dimaksudkan sebagai penolakan total terhadap segala jenis
sesembahan yang ada di muka bumi. Kata illa disebut kalimatul-itsbat, yaitu peneguhan atau
pengokohan bagi kata yang di belakangnya.
Di sini, Allah adalah Al-Mutsbat atau yang diteguhkan dengan pernyataan "kecuali hanya Allah"
tersebut. Dengan demikian, Laa ilaha illa-Llah mengandung pengingkaran terhadap segala jenis
ilah dan penerimaan total terhadap Allah 'Azza Wa Jalla sebagai satu-satunya ilah (sesembahan).
Oleh karena itu, kalimat Laa ilaha illa-Llah berma'na "Tiada yang wajib diabdi (disembah)
kecuali hanya Allah". Artinya segala bentuk pengabdian kepada selain Allah, baik berbentuk
pengingkaran atau pengkufuran, baik merupakan keyakinan atau hanya sekedar ucapan lisan,
adalah suatu pelanggaran terhadap Tauhid (syirik).

Marifatullah adalah puncak kesadaran yang akan menentukan perjalanan hidup manusia
selanjutnya. Karena marifatullah akan menjelaskan tujuan hidup manusia yang sesungguhnya.
Ketiadaan marifatullah membuat banyak orang hidup tanpa tujuan yang jelas, bahkan menjalani
hidupnya sebagaimana makhluk hidup lain (binatang ternak).




Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang mukmin dan beramal saleh ke dalam jannah yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai. dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya
binatang. dan Jahannam adalah tempat tinggal mereka. (Qs. 47 : 12)

Marifatullah adalah asas (landasan) perjalanan ruhiyyah (spiritual) manusia secara keseluruhan.
Seorang yang mengenali Allah akan merasakan kehidupan yang lapang. Ia hidup dalam rentangan
panjang antara bersyukur dan bersabar. Sabda Nabi : Amat menakjubkan urusan seorang mukmin
Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 12

itu, dan tidak terdapat pada siapapun selain mukmin, jika ditimpa musibah ia bersabar, dan jika
diberi karunia ia bersyukur (HR.Muslim)
Makna Laa ilaha illa-llah dalam terminologi Al-Quran, diantaranya :
A. Laa Rabba illa Llah

Tiada Pencipta selain Allah


Segala sesuatu selain Allah hanyalah makhluk atau yang diciptakan.
Termasuk hasil kreasi manusia. Karena Allah Al-Khaliq, yang menciptakan
manusia dan apa yang diperbuatnya (37: 96), Allah senantiasa menambah
pada ciptaan-ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya (35: 1) dan Dia
menciptakan banyak hal yang belum ada sebelumnya (16: 11).


Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu. (Qs. 37 :
96)




Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai
utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap,
masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaanNya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu. (Qs. 35 : 1)



Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma,
anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. (Qs. 16 : 11 )

Tiada Pemberi Rizki selain Allah


Allah menciptakan sekaligus memberi jaminan perawatan dan pemeliharaan
kepada seluruh ciptaan-Nya (51: 57-58). Jangankan manusia, binatang
melata seperti semut pun Allah jamin rizkinya (11: 6).



Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan aku tidak menghendaki
supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha pemberi rezki
yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh. (Qs. 51 : 57-58)
Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 13



Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi
rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat
penyimpanannya. semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (Qs. 11
: 6)

Tiada yang berhak mengatur hanyalah Allah.




Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Rabb selain Allah, Padahal Dia adalah
Rabb bagi segala sesuatu. dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan
kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak
akan memikul dosa orang lain. kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan
akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan." (Qs. 6 : 164)

Wujud Rabb sebagai pengatur adalah dengan menerima al-Quran (72/12) dan menjadikannya sebagai sumber untuk memutuskan perkara hidup kita
baik diri ataupun sosial, tidak boleh ada sekutu dalam hukum (18/26), keluar
dari itu syirik rububiyah namanya.




Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah
mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya
Kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk
kapada jalan yang benar, lalu Kami beriman kepadanya. dan Kami sekali-kali tidak
akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan Kami, (Qs. 72 : 1 2)




Katakanlah: "Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua);
kepunyaan-Nya-lah semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang
penglihatan-Nya dan Alangkah
tajam pendengaran-Nya; tak ada seorang
pelindungpun bagi mereka selain dari pada-Nya; dan Dia tidak mengambil
seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan". (Qs. 18 :
26)




Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 14

Hai Daud, Sesungguhnya kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi,
Maka berilah Keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, Karena ia akan menyesatkan kamu dari
jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat
azab yang berat, Karena mereka melupakan hari perhitungan. (Qs. Shad (38) : 26)

B. Laa Maalika illa Llah

Tiada Pemilik selain Allah


Karena Allah adalah Pencipta dan penjamin segala sesuatu, maka Dia adalah
pemiliknya. Allah adalah pemilik mutlak, bukan pemilik sementara. Dalam
hal ini Dia memiliki segala sesuatu sendirian saja (4: 131-132, 2: 284).





Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh
Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan
(juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. tetapi jika kamu kafir Maka
(ketahuilah), Sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah
kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji. Dan kepunyaan Allah-lah
apa yang di langit dan apa yang di bumi. cukuplah Allah sebagai Pemelihara.
(Qs. 4 : 131 132)




Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi. dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu
menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang
perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan

Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 15

menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(Qs. 2 : 284)

Tiada Raja / Tiada kerajaan selain untuk Allah


Sang Pencipta, Pemberi rizki, Pengatur dan Pemilik tentu saja berstatus
sebagai Raja (Penguasa) di alam semesta. Seluruh alam raya adalah
kerajaan-Nya (36: 83, 67: 1, 3: 189). Di langit dan di bumi tidak boleh ada
yang berkuasa selain Dia, dan tidak boleh ada manusia menguasai manusia
yang lain(QS. 25:2). Dia sang Penguasa mutlak yang memberi putusan
hukum di akhirat (QS. 22:55-56) dan di bumi mengeluarkan SK
untuk kehidupan manusia di bumi bahwa yang berhak berkuasa dan
menjadi wakilnya serta menjadi kiblat bagi manusia di bumi adalah
mereka

yang

beriman

dan

beramal

sholeh,

merekalah

wujud

kekhalifahan di bumi (QS. 24:55).

Kalau sekarang kita hidup dalam suatu negara-negara bangsa, maka


pemerintahan yang berkuasa adalah pemerintahan yang taat kepada Allah
dan

Rasul,

yang

beriman

dan

beramal

sholeh,

pemerintahan

yang

membangun masyarakatnya dengan hukum Ilahi, pemerintahan yang hanya


meng-akbar-kan Allah saja. Merekalah yang akan membawa masyarakat ini
menuju kepada Baldatun thoyyibatun warabbun ghafuur. (QS. 34:15).
Masyarakat adil dan makmur yang penuh pengampunan dari Allah.

Jadi wujud kita berlindung kepada Al-Malik agar selamat dari setan
laknatullah, baik dari jin dan manusia adalah hidup dibawah kekhalifahan
islam / pemerintahan yang taat kepada Allah dan Rasul, yang beriman dan
beramal sholeh, pemerintahan yang membangun masyarakatnya dengan
hukum Ilahi, pemerintahan yang hanya mengakbarkan Allah saja. Inilah
makna innalillahi yaitu semuanya adalah milik Allah. Kekuasaan juga milik
Allah, Dialah yang berhak memberikan kekuasaan kepada siapa saja yang
dikehendaki-Nya, dan Dia menghendaki bahwa kekuasaan-Nya di bumi atau
di setiap negara bangsa dipimpin oleh mereka yang beriman dan beramal
sholeh. Penerimaan kita kepada ketentuan ini haruslah sama dengan
penerimaan kita ketika ada orang dekat kita yang wafat, pasrah menerima
ketentuan itu.

Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 16

C. Laa ilaha illa Llah

Tiada Yang Dicintai selain Allah


Seorang yang hidup dalam hidayah Allah berarti dicintai Allah, karena Allah
hanya memberi petunjuk kepada orang-orang yang dicintai-Nya. Dengan
demikian dia pun wajib mencintai Allah (5: 54) dan mensifati diri dengan halhal yang dicintai Allah. Kecintaan kepada Allah harus merupakan kecintaan
yang teramat sangat dan terjauh dari syirik cinta, yaitu mencintai sesuatu
selain Allah sama dengan mencintai Allah atau lebih dari mencintai Allah (2:
165). Muslim meyakini

"Tiada yang wajib dicintai dengan sesungguhnya

selain Allah"
Tiada yang Ditakuti selain Allah
Kecintaan muslim kepada Allah menjadi landasan dari rasa takutnya
terhadap Allah

(2: 40). Takut disini bukan takut yang menjadikannya lari

tetapi justru takut yang menjadikan dirinya senantiasa mendekatkan diri


kepada Allah (9: 18). Dia takut kehilangan cinta dan kasih sayang Allah
sekaligus takut dengan kemurkaan Allah. Dia takut pada kebesaran Allah (79:
40), hari kiamat/pembalasan (76: 10), dan neraka jahannam (25: 65-66).
Seorang

muslim

tidak

merasa

takut

dengan

menegakkan

keyakinan

tauhidullah ini. Bagaimana akan takut sementara orang-orang kafir pun tidak
takut mempersyarikatkan Allah dengan sesuatu (6: 82)
Tiada Yang Diharapkan selain Allah
Cinta dan takut kepada Allah tidak akan bernilai bila tidak mengharapkan
sesuatu dari Allah. Allah adalah tumpuan segala harapan, dan tidak boleh
mengharap dengan sesungguhnya selain kepada Allah. (18: 110). Harapan
kepada manusia merupakan harapan yang semu, karena tidak ada yang
sempurna kecuali Allah. Setiap muslim wajib mengharap

kepada Allah

manakala ia telah melakukan suatu pekerjaan, kemudian melakukan


pekerjaan lain dengan sungguh-sungguh. (94:8). Dan jika dia menginginkan
sesuatu wajib memohon kepada Allah dengan harapan dikabulkan oleh-Nya
(40: 60). Allah senantiasa memberi kepada siapa saja yang mengharap
kepada-Nya. (2:186)
Harapan tertinggi seorang muslim adalah ridho Allah. Keredhaan ini berwujud
lepasnya diri dari azab neraka jahannam dan masuk ke dalam syurga.
Jalannya diperoleh dengan iman dan amal sholeh sampai mencapai syahid fi
Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 17

sabilillah atau hidup istiqomah dengan memperoleh husnul khotimah tatkala


sampai kepada ajal. Untuk itu setiap muslim sejati rela berkorban dalam
mencapai redha Allah ini (2: 207, 33: 23)
a. Jika kita berlindung kepada Allah maka kita akan membangun masyarakat
dengan quran, yang dipimpin oleh mereka yang taat kepada Allah dan Rasul,
yang programnya adalah mengakbarkan Allah dan menegakkan Al-quran.
Maka akan lahir suatu individu, masyarakat yang dikuasai oleh Allah dalam
seluruh aspek kehidupannya,
o

yang amat cinta kepada Allah / mumin (2/165), mereka Menghadirkan


kecintaan yang amat sangat kepada Allah

melakukan pengabdian sesuai dengan sibghoh-Nya / muslim (51/56,


2/136), Contoh: potensinya ter celup dengan tauhid

Tenang dan tentram dzikir kepada Allah, baik lisannya, maupun amalnya /
Mujahid (16/106, 13/28) yang kembali kepada Allah dengan jiwa yang
tenang (89/27-30).

b. Wujudnya : Ibaadurrohman / Ibaadulloh atau masyarakat manusia yang


mengabdi kepada Alloh, dalam arti :
1. Sanggup dan mampu melaksanakan tiap-tiap perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya, tanpa kecuali dan tanpa tawar-menawar,
2. Mendahulukan dan mengutamakan pelaksanaan perintah-perintah Allah,
daripada sesuatu diluarnya;
3. dan mendasarkan tiap-tiap laku lampah dan amalnya atas wahdaniyat
Allah, tegasnya atas Tauhid Sejati, dan tidak atas alasan, pertimbangan
dan dalil apapun melainkan hanya berdasarkan Khulishan-mukhlishon
semata
5) Syirik dan akibatnya
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka sungguh ia telah berbuat dosa
yang besar. (QS. An Nisa: 48)
a. Arti Syirik
Syirik adalah menyamakan/ mensejajarkan atau melebihkan/ meninggikan/
mengunggulkan selain Allah dengan Allah, dalam hal ke-Rububiyah-an Allah, keMulkiyah-an, dan ke-Uluhiyah-an Allah.
Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 18

Syirik Rububiyah : membuat pedoman baru dan tidak berpijak kepada


Al-quran (72/1-2), tidak berhukum dengan hukum Allah (18/26)

Syirik Mulkiyah

: berpihak, berloyalitas, berkepemimpinan bukan

kepada Orang-orang yang beriman dan beramal sholeh yaitu tidak dibawah
kekhalifahan islam / pemerintahan islam (17/111, 25/2)
o

Syirik Uluhiyah : Kalau sumbernya bukan quran, kepemimpinannya


bukan orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, maka akan lahir
Ibaduthoghuut dan masyarakat yang sesat, penyembah berhala, masyarakat
yang dikuasai oleh sesuatu yang dibuatnya sendiri. (18/110)

b. Akibat Syirik
Tidak diampuni, karena itu adalah dosa besar (4/48) dan kita akan tersesat
sejauh-jauhnya (4/116)
Diharamkan surga (5/72)
Syirik itu adalah kezhaliman yang besar (31/13)
Kesimpulan Uraian :
1) Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku. (Qs. 51 :56) >>> Maka saya selaku manusia ciptaan Allah, hanya akan
mengabdikan diri kepada-Nya dengan menyandang status sebagai Hamba Allah
saja.
2) Katakanlah: Sesungguhnya sholatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah
untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian Itulah yang
diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan
diri (kepada Allah)". (Qs. 6 : 162 163) >>> Inilah komitmen diri saya sebagai
Hamba Allah untuk menjalankan pengabdian totalitas sebagai bukti Iqrar janji diri
saya kepada Allah.
3) Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari
keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. Hai orangorang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah
kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata
bagimu. (Qs. 2 : 207-208) >>> Pengabdian totalitas kepada Allah bertujuan hanya
karena mengharap keridhaan Allah maka : Rhaditubillah hi Rabba, wa bil
Islamadina, wa bi Muhammadin nabiyan wa rosula yang realisasinya rhido hidup
ada dalam Islam kaffah.
Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 19

4) Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar
kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah
berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah
Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (Qs. 2 : 256) >>> Bahwa hidup dalam
Islam Kaffah wajib dilandasi oleh menolak ilah-ilah selain Allah dan hanya beriman
kepada Allah saja.
5) Mendasarkan tiap-tiap laku lampah dan amalnya atas wahdaniyat Allah, tegasnya
atas Tauhid Sejati, dan tidak atas alasan, pertimbangan dan dalil apapun
melainkan hanya berdasarkan Khulishan-mukhlishon. >>>> Bertauhid artinya
mendasarkan tiap-tiap tingkah laku pada amar rububiyatulloh, mulkiyatulloh dan
uluhiyatulloh, dan menjauhi serta meninggalkan syirik.
Renungan :

:
( )

Ikatan-ikatan islam akan lepas satu demi satu. Dan setiap lepas satu ikatan, akan
diikuti oleh ikatan berikutnya. Dan yang pertama kali lepas adalah al-hukmu (hukum
dan pemerintahan) dan yang terahir adalah sholat. (HR. Ahmad)

Bagan alur materi :

- -
-

Pembinaan
Tingkat
Pertama
Materi


Halaman 20

MATERI KEDUA

Pedoman Hidup Mumin


STANDAR KOMPETENSI :
Warga didik dapat meyakini dengan sebenarnya bahwa hidup dan kehidupan
manusia yang di ridhai oleh Allah SWT adalah dengan menjadikan Al-Quran
sebagai pedoman hidup bagi orang yang bertaqwa yang dibuktikan
dengan sanggup dan mampu melaksanakan tiap-tiap perintah-Nya dan
menjauhi

larangan-Nya,

mendahulukan

dan

tanpa

kecuali

mengutamakan

dan

tanpa

pelaksanaan

tawar-menawar,

perintah-perintah

dan
Allah,

daripada sesuatu diluarnya.


KOMPETENSI DASAR :
1. Warga didik dapat meyakini bahwa Al-Quran adalah pedoman hidup untuk
menjadi hamba Allah yang bertaqwa.
2. Warga didik dapat memahami isi dan fungsi Al-Quran
3. Warga didik terdorong untuk menjadi generasi Qurani yang mendasarkan
tingkah laku kepada wahyu dan membela serta memperjuangkan tegaknya
Al-Quran di masyarakat.
POKOK BAHASAN
1. Pengertian Al-Quran
2. Isi dan Fungsi Al-Quran
3. Komitmen hidup Qurani
URAIAN MATERI :
1. Pengertian Al-Quran
Akan datang kepada manusia suatu masa dimana al-Quran hanya tinggal
tulisannya,

demikian

juga

Islam

hanya

tinggal

namanya.

Mereka

mengatasnamakan islam padahal amat jauh darinya. Mesjid-mesjid ramai


tetapi jauh dari petunjuk

(HR. Hakim).

Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 21

Adapun sebab-sebabnya, mengapa hukum Islam tidak berjalan dengan


sempurna, alias tinggal huruf dan angka, tinggal kertas dan tinta, karena
manusia kurang sempurna dalam mempahamkan Islam, terutama sekali
mempahamkan Kalamullah, jang termaktub dalam Al-Quran-ul-Karim. Pada
hal

Al-Quran

itu

menjadi

pedoman

kita

dalam

melakukan

atau

meninggalkan sesuatu amal usaha. Maka memahami al-Quran adalah


wajib, berdasar firman Allah :


Maka Apakah mereka tidak memperhatikan (tadzabur) Al Quran ataukah hati mereka
terkunci?
(Qs. 47 : 24)

Apa itu Al-Quran?


a. Secara Bahasa (Etimologi)
Merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro-a ( )yang
bermakna Talaa ([ )keduanya berarti: membaca], atau bermakna Jamaa
(mengumpulkan, mengoleksi). Anda dapat menuturkan, Qoro-a Qoran
Wa Quraanan ( ) sama seperti anda menuturkan, Ghofaro
Ghafran Wa Qhufroonan () . Berdasarkan makna pertama
(Yakni: Talaa) maka ia adalah mashdar (kata benda) yang semakna
dengan Ism Mafuul, artinya Matluw (yang dibaca). Sedangkan
berdasarkan makna kedua (Yakni: Jamaa) maka ia adalah mashdar dari
Ism Faail, artinya Jaami (Pengumpul, Pengoleksi) karena ia
mengumpulkan/mengoleksi berita-berita dan hukum-hukum.
b. Secara Terminologi Quran
Al-Quran adalah : Kalamullah yang sangat mulia, yang diturunkan
kepada Rosululloh Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur
melalui malaikat Jibril dengan bahasa Arab, sebagai petunjuk/pedoman
hidup bagi mumin
dalam menjalankan amal sholeh dan menjadi
pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia).
c. Ayat-ayat

Al-Quran

untuk

memahami

definisi

al-Quran

diantaranya :
Qaaf, Demi al-Quran yang sangat mulia. (Qaaf:1)
Sesungguhnya al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia. (al-Waqiah:77)
Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Quran kepadamu (hai Muhammad)
dengan berangsur-angsur. (al-Insaan:23)
Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 22

Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa al-Quran dengan berbahasa Arab, agar


kamu memahaminya. (Yusuf:2)
Sesungguhnya al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan ) yang lebih lurus
dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mumin yang menjalakan amal saleh
bahwa bagi mereka ada pahala yang benar. (al-Isra:9)
(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasanpenjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang
bathil). (Q.S. al Baqarah, 2:185)
Dan al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia
dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat. (al-Anam:155)
Dan al-Quran ini diwahyukan kepadaku supaya dengannya aku memberi peringatan
kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai al-Quran (kepadanya) (alAnam:19)
Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu
dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (anNahl:89)
Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Quran dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya)
dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka
menurut apa yang Allah turunkan (al-Maaidah:48)

Al-Quran al-Karim merupakan sumber syariat Islam yang karenanya


Muhammad shallallaahu alaihi wasallam diutus kepada seluruh umat
manusia. Allah taala berfirman;
Maha suci Allah yang telah menurunkan al-Furqaan (al-Quran) kepada hamba-Nya,
agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia). (alFurqaan:1)

Sedangkan Sunnah Nabi shallallaahu alaihi wasallam juga merupakan


sumber Tasyri (legislasi hukum Islam) sebagaimana yang dikukuhkan
oleh al-Quran. Allah taala berfirman;
Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan
barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk
menjadi pemelihara bagi mereka.
(an-Nisa:80)

Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 23

Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguhlah dia telah
sesat, sesat yang nyata. (al-Ahzab:36)
Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya
bagimu, maka tinggalkanlah (al-Hasyr:7)
Katakanlah, Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (Ali Imran:31).

2. Nama-nama al-Quran :
a. Al-Kitab = Tulisan yang Lengkap ( 2:2 ),
b. Al-furqan = Memisahkan yang Haq dari yang Bathil ( 25:1 ),
c. Al-Mau'idhah =Nasihat ( 10:57 ),
d. Asy-Syifa' = Obat ( 10:57 ),
e. Al-Huda = Yang Memimpin ( 72:13 ),
f. Al-Hikmah = Kebijaksanaan ( 17:39 ),
g. Al-Hukmu = Keputusan ( 13:37 ),
h. Al-Khoir = Kebaikan ( 3:103 ),
i. Adz-Dzikru = Peringatan ( 15:9 ),
j. Ar-Ruh = Roh ( 42:52 ),
k. Al-Muthohharoh = Yang Disucikan ( 80:14 )

3. Isi dan Fungsi Al-Quran


Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa (Qs. 2 : 2)

Orang yang ber-takwa adalah orang-orang yang berada dalam bimbingan


Allah SWT di Jalan Allah; apakah itu bimbingan imannya (pembinaan aqidahkeimanan), shalatnya, bimbingan zakatnya, maupun bimbingan syariat
lainnya.
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan
menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka, dan
mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu
Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 24

dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan
adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari
Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. 2: 3-5)

Bila

Al-Quran adalah petunjuk bagi orang bertaqwa, maka isi Al-Quran

memuat petunjuk

hidup

yang menghantarkan umat manusia

untuk

bertaqwa kepada Allah SWT. Apa pokok-pokok isi dari Al-Quran? Pokokpokok isi Al-Quran :
a. Pedoman Iman atau pedoman hidup bertauhid, adalah keyakinan
terhadap Allah, Malaikat-malaikatnya Allah , Kitab-kitabnya Allah , para
Rasulnya Allah, Hari kemudian, Qadla dan Qadar yang baik dan buruk.
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan,
akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari
Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan
harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang
meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan
menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji,
dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam
peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka
Itulah orang-orang yang bertakwa. (Qs. 2 : 177)

b. Tuntutan amal sholeh sebagai perbuatan yang menghidupkan jiwa


tauhid.
Iman kepada Allah (bertauhid) adalah bekal dan sendi pertama dari
hidup manusia berbakti. Tapi Iman tidak akan sempurna, jika tidak
disertai dengan Islam. Ialah bukti-bukti kenyataan akan taslim manusia
kepada perintah Allah. Bukan hanya tinggal dibibir saja, melainkan
diwujudkan

dalam

kesempurnaan

Iman

amal
dan

perbuatan
Islam

yang

diperoleh

nyata.

dengan

Selanjutnya

memperbanyak,

memperdalam dan memperluas Ilmu dalam segala segi dan lapangan.


Ialah ilmu yang menjadi pangkal dan penguat amal sholeh, bukan ilmu
yang sesat dan menyesatkan, dan bukan ilmu yang menjauhkan diri dari
rasa ke-islam-an dan ke-tauhidan. Dan akhirnya Hilm (Hikmah) timbul
daripada pengalaman, penyelidikan dan telaah atas sesuatu kejadian
atau peristiwa. Tanpa amal dan pengalaman, tidak akan dapat diperoleh
Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 25

Hikmah daripada sesuatu. Tegasnya: hikmah, yang biasa memperdalam


faham, mempertajam pikiran, memperluas pengetahuan, memperhalus
budi pekerti, mempersucikan akhlaq dan mempertinggi peradaban dunia.
Keyakinan kepada Allah menjadi dasar kesadaran diri untuk berjual-beli
dengan Allah dengan suatu pengharapan mendapat rhido dan syurga
Allah, maka lalu lampah hidup yang membawa kepada keselamatan di
dunia dan diakherat adalah hidup menurut tuntunan Ilahi yaitu Al-Quran.
Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang
melawat, yang ruku', yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah
berbuat Munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. dan gembirakanlah orangorang mukmin itu. (Qs. 9 : 112)
Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran Itulah
yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka
kepadanya dan Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang
beriman kepada jalan yang lurus. (Qs. 22 :54)
Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang
datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu
Dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya,
lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah
adalah sangat cepat perhitungan-Nya (Qs. 24 : 39).

c. Janji dan Ancaman, Al-Quran menjanjikan pahala bagi orang yang mau
menerima dan mengamalkan isi Al-Quran dan mengancam mereka yang
mengingkarinya dengan siksa.
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah
kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi
jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (Qs. 3 : 103)
Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu)
seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula)
menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, Maka janganlah
sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan)
memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.( Qs 31 : 33)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman
mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (Qs. 8 : 2)
Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 26

d. Inti sejarah orang-orang tunduk kepada Allah, yaitu orang-orang yang


shaleh seperti nabi-nabi dan rasul-rasul, juga sejarah bagi mereka yang
mengingkari dien Allah dan Hukum-hukum-Nya. Maksud sejarah disini
adalah sebagai tuntunan dan teladan bagi orang-orang yang mencari
kebahagiaan dan mengikuti tuntutan hidup atau pola hidup.
Dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang
dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu
kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman. (Qs. 11 :
120)

4. Komitmen hidup Qurani


Allah SWT berfirman:
Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu
yang tidak diacuhkan (diabaikan)". (Qs. 25 :30)

Ayat di atas menceritakan bahwa Rasulullah saw. mengadukan kepada Allah


SWT perilaku kaumnya yang menjadikan al-Quran sebagai mahjr[an]. Kata
mahjr[an] merupakan bentuk mafl. Ia bisa berasal dari kata al-hujr, yakni
kata-kata keji dan kotor. Dengan demikian, maksud ayat ini, mereka
mengucapkan kata-kata batil dan keji terhadap al-Quran, seperti tuduhan
al-Quran adalah sihir, syair atau dongengan orang-orang terdahulu (QS alAnfal [8]: 31). Kata mahjr[an] juga bisa berasal dari kata al-hajr, yakni attark (meninggalkan, mengabaikan). Jadi, mahjr[an] juga bisa bermakna
matrk[an] (yang ditinggalkan, diabaikan).
Banyak sikap dan perilaku yang
atau

mengabaikan

mengimani

dan

memahaminya;

al-Quran).

dikategori hajr al-Qurn (meninggalkan


Di

antaranya

membenarkannya;

tidak

mengamalkan

adalah

tidak
dan

menolak

untuk

men-tadabbur-i

dan

mematuhi

perintah

dan

larangannya. Bentuk-bentuk mahjur(an) ~ mengabaikan Al-Quran ~


bermuara pada dua hal yang pokok yaitu

tidak menjadikan Al-Quran

sebagai hukum hidup dan menghalang-halangi penegakan al-Quran.

Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 27

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah mengimani
apa saja yang telah diturunkan kepadamu dan pada apa yang diturunkan sebelum kamu?
Mereka hendak berhukum pada thght, padahal mereka telah diperintah untuk
mengingkarinya. Setan bermaksud menyesatkan mereka sejauh-jauhnya (QS an-Nisa
[4]: 60).

Jika dikatakan kepada mereka, "Marilah kalian (tunduk) pada hukum yang telah
Allah turunkan dan pada hukum Rasul," niscaya kalian melihat orang-orang
munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kalian
(QS an-Nisa [4]: 61).

Maka selaku mukmin, wajib punya komitmen terhadap Al-Quran


Barangsiapa menjadikan Al-Quran itu di depannya (untuk diikuti) maka akan
membawanya ke surga, dan barangsiapa yang menjadikan Al-Quran itu di
belakangnya (mengikuti hawa nafsunya), maka akan memasukkan ke dalam
neraka. [HR. Ibnu Majah]
a. Memahami Al-Quran
Ini adalah sebuah kitab (Al-Quran) yang Kami turunkan, penuh berkah, supaya mereka
memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang
mempunyai pikiran. [QS. Shaad (38) : 29].
Dan Apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al
kitab (Al Quran) sedang Dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Quran)
itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. (Qs. 29 :
51)

b. Meng-amal-kan Al-Quran
Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia,
dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai
beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu
bertakwa. (Qs. 6 : 153)
Allah telah menurunkan Perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu
ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang , gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut
kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat
Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya.
dan Barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.
(Qs. 39 : 23)
Hai ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan
kepadamu banyak dari isi Al kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang)
dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang
menerangkan. Dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti
keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan
orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizinNya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (Qs. 5 : 15- 16)
Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 28

Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Al Quran ketika Al Quran itu datang


kepada mereka, (mereka itu pasti akan celaka), dan Sesungguhnya Al Quran itu adalah
kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari depan
maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb yang Maha Bijaksana lagi Maha
Terpuji. (Qs. 41 : 41-42)

c. Memperjuangkan Al-Quran
Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka
dengan Al Quran dengan Jihad yang besar. (Qs. 25 : 52)
Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan
(ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Qs. 7 : 96)

Imam Malik mengatakan, Tidak akan dapat memperbaiki (keadaan)


ummat akhir ini melainkan dengan apa yang pernah memperbaiki
(keadaan) ummat pertamanya. Rasulullah SAW memerintahkan,
Beredarlah kalian mengikuti Al-Quran ke mana saja dia beredar
[HR. Hakim].
Renungan !!
dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran
itulah yang hak dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka
kepadanya, dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi petunjuk bagi orang-orang
yang beriman kepada jalan yang lurus. (QS: Al-Hajj: 54)

MATERI KETIGA

Ushwah Hidup Mumin


Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 29

STANDAR KOMPETENSI :
Warga didik dapat meyakini dengan sebenarnya bahwa tidak ada contoh
teladan yang sempurna dan mengikat dalam ber-Ibadah kepada Allah sesuai
dengan Al-Quran adalah dengan itiba mengikuti sunnah Rosululloh SAW dan
bahwa masyarakat Islam yang benar adalah Sistem masyarakat yang
berushwah kepada masyarakat Rosululloh.
KOMPETENSI DASAR :
1. Warga didik dapat meyakini bahwa Sunnah Rosululloh adalah tafsir Quran
dalam melaksanakan segala perintah Allah yang mengikat secara syari.
Sehingga beribadah kepada Allah dibuktikan dengan itiba mengikuti sunnah
Rosululloh baik yang menyangkut peran diri maupun sosial.
2. Warga didik dapat mengenal sejarah Rosululloh dalam melandingkan AlQuran.
POKOK BAHASAN :
1. Pengertian Ushwah Ibadah
2. Keterikatan manusia terhadap Rosul
3. Misi dan isi risalah Rosul
4. Sejarah Rosululloh sebagai Sunnah Pe-landing-an Al-Quran
5. Kewajiban Mumin kepada Rosul
URAIAN MATERI :
1.

PENGERTIAN USHWAH IBADAH


Kalau kita suka memahami dan menyelidiki

riwayat Rosulullah (utusan-

utusan Allah) dan tarich Anbiya (Nabi-nabi) Allah, terutama sekali perjalanan
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, maka nyatalah sudah, bahwa tiadalah
sesuatu bangsa atau ummat

yang tinggi dan mulia harkat derajatnya,

melainkan karena suka menjalankan Dien Allah, dengan tutunan Rasul-Nja.


Bukan hanya mulia menurut ukuran manusia (indan-nas) saja, melainkan
juga mulia dalam pandangan Allah (indallah).

Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 30

Jadi, mulianya ialah: mulia dlohir dan mulia bathin, mulia jasmani dan
ruhani, mulia

dunia dan akherat, mulia bagi tiap-tiap manusia dan bagi

segenap ummat dan bangsa.


Sebaliknya dari pada itu, jika orang tidak beriman (kufur) kepada Allah, dan
tidak itba (inkar) kepada perintah Nabi-Nya, niscayalah akan jatuh dalam
lembah kesengsaraan dan kerusakan, dunia dan akhiratnya.
Wahyu Allah

Al-Quran adalah satu-satunya petunjuk dalam kehidupan

manusia supaya manusia bisa ibadah kepada Allah dan mendapatkan


kemuliaan ke-rhidoan Allah. Wahyu ini Allah diturunkan kepada Rasul, lalu
kemudian Rasul menjelaskan, menafsirkan, memaparkan wahyu tersebut
agar bisa dipahami manusia. Lalu Rasul memimpin pelaksanaan wahyu
tersebut.
Manusia tidak akan menjadi kafir kepada Allah, artinya PASTI bisa
beribadah mengabdikan dirinya kepada Allah dengan dua hal, yaitu :
-

Karena

Ayat-ayat

Allah

di

bacakan,

di

tilawahkan,

ditarbiyahkan,

dibinakan sehingga dapat dimengerti, dipahami dan diyakini apa-apa


yang menjadi kehendak Allah melalui Firman-Nya.
-

Dan ada Rosul yang menjelaskan, memaparkan wahyu, menafsirkan serta


memimpin pelaksanaan wahyu tersebut.
Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada
kamu, dan rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? barangsiapa yang berpegang
teguh kepada (agama) Allah, Maka Sesungguhnya ia Telah diberi petunjuk kepada jalan
yang lurus. (Qs. Ali-Imran (3) : 103).

Itishom Billah artinya memegang teguh dua hal di atas yaitu kepada ayatayat Allah dan kepada Rosul Allah. Sebaliknya manakala memisahkan
keduanya (pembinaan wahyu dan kepemimpinan atas wahyu) maka bakal
mengakibatkan manusia kafir dan tercabut dari Shirotol Mustaqim.
Inilah yang disebut sunnah, yaitu perjalanan pengabdian kepada Allah bagi
setiap ummat yang dipimpin oleh Rasul untuk melaksanakan wahyu. Jadi
Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 31

manusia sebenarnya tidak bisa berinteraksi langsung dengan wahyu Allah,


kecuali melalui Sunnah Rasul.
Sunnah yang diperjalankan tiap Rasul adalah sama. Artinya, apa yang
diterima dan diperjalankan oleh Nabi Adam a.s adalah sama seperti yang
diterima dan diperjalankan oleh Nabi Muhammad SAW.
Sunnah yang diperjalankan setiap Rasul ibaratnya seperti mata air bagi
kehidupan manusia. Mata air berasal dari hulu yang kemudian mengalir ke
hilir. Sepanjang perjalanan menuju hilir, air tersebut tetap sama tetapi akan
mengalami modifikasi sesuai dengan kondisi tempat yang dilaluinya. Bila
melewati

peternakan

maka

akan

ada

bulu-bulu

ayam.

Bila

melalui

perkotaan, maka akan ada sampah yang ikut mengalir.


Sunnah diperjalankan dan dikawal oleh simpul-simpul sunnah yaitu Rasul.
Simpul-simpul inilah yang wajib untuk diuswah. Jadi, uswah adalah
tauladan-tauladan yang jadi tumpuan atau pijakan generasi di zamannya
dan selanjutnya dalam menjalankan wahyu. Tauladan yang dimaksud adalah
pola yang wajib diikuti oleh kita sebagai generasi penerus. Tidak menguswah berarti tidak mengikuti sunnah. Tidak mengikuti sunnah berarti tidak
mengikuti wahyu. Tidak mengikuti wahyu berarti tidak dapat beribadah
berarti tidak akan selamat.

ALLAH

Wahyu

Adam

Nuh

Muhammad

Sunnah
Adam

Sunnah
Nuh

Sunnah
Muhammad

Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 32

2.

KETERIKATAN MANUSIA TERHADAP AR-RASUL


1.

Semua Huda/wahyu/hukum Allah dibawa oleh para Rosul


untuk di idzharkan.
Allah hanya menurunkan wahyu kepada Rasul sehingga wahyu tidak bisa
diperjalankan jika tidak dipimpin oleh rasul (48:28). Tidak mungkin orang
yang tidak mengikuti Rasul akan mendapatkan rahmat dari Allah, karena
Rasul adalah sumber rahmat Allah. Maka sesungguhnya mereka yang
tidak mengikuti Rasul Allah akan terputus dari rahmat Allah (Surat AlKautsar).
JADI : MANUSIA AKAN MENDAPAT RAHMAT ALLAH JIKA TERIKAT KERADA
ROSUL ALLAH YANG MENGEMBAN MISI IZHARUD DIEN ISLAM.

2.

Wahyu
memberikan

diberikan

kepada

penafsiran

para

resminya,

Rosul,

agar

bagaimana

mereka

hukum

(Rosul)

Allah

itu

diberlakukan (16 : 44)2.


Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan kami turunkan
kepadamu

Al

Quran,

agar

kamu

menerangkan

pada

umat

manusia apa yang Telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka
memikirkan, (Qs. 16 : 44)
Legalitas penafsiran Wahyu ada pada Rosul, maka : PENGABDIAN
MANUSIA KEPADA ALLAH DALAM PELAKSANAAN WAHYU ITU MENURUT
APA YANG DITERANGKAN OLEH ROSUL.
3.

Tidak bisa dipisahkan antara wahyu dengan pimpinan yang


memperjalankan wahyu. Wahyu akan diturunkan jika rasulnya ada. Dan
tidak mungkin manusia menjadi kafir bila ada wahyu dan Rasul dalam
kehidupannya (3:101).
MAKA :

Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Lihat juga Qs. 16 : 64.

Halaman 33

Otoritas yang berhak bertindak sebagai hakim/pimpinan pelaksanaan


hukum Allah hanyalah Rosul/pimpinan al-Islam, jika mengambil selain
Rosul sebagai pimpinan hukum, maka dihadapan Allah dipandang tidak
beriman (4:65, 4:60).
4.

Jalan satu-satunya yang sah, agar dapat mencintai (Ibadah)


kepada Allah, yang dibuktikan dengan ketaatan, hanya dengan ittiba dan
taat kepada Rosul-Nya (3:31; 4:48) . Ittiba berarti beribadah sama
persis dengan yang dicontohkan Rasul.

5.

MAKA : baik mengabdi (dzikrullah), jalan mencapai keselamatan


diakhirat serta untuk mencapai ridhollah, hanyalah jika dan hanya jika
kita beruswah dalam beribadah kepada Rosul (33:21).

3.

ISI DAN MISI RISALAH AR-RASUL


a.

Isi Risalah Rasul adalah seluruh wahyu Allah


Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu,
berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu
dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang kafir. (Qs. 5 : 67)
Kalau isi risalah yang dibawa oleh Rosul adalah seluruh wahyu, maka
apapun yang ada dalam wahyu Allah berupa Kitabullah itulah Risalah
Rosul. Inti dari Risalah Rosul yang terkandung dalam Kitabullah terdiri dari
6 kesatuan pokok yang tertuang dalam Qs. 48 : 28, yaitu :
1.

Tauhidullah

: Kesatuan penghambaan, hanya kepada Allah.

2.

Tauhidurrasul :

Kesatuan

pimpinan

ibadah,

hanya

dalam

komando Rosul.
3.

Tauhidul Huda : Kesatuan Huda/Hukum untuk ibadah, hanya


Hukum Islam.

4.

Tauhid Dinul Haq

: Kesatuan Sistem Ibadah, hanya Dienul

Islam.
5.

Tauhid Izharul Islam :

Kesatuan

Perjuangan,

hanya

misi

Penegakkan Islam.

Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 34

6.

Tauhidusy Syahida

: Kesatuan ketawakalan, hanya berlindung

kepada pertolongan perwalian Allah.


(INILAH ISI AL-QURAN DAN SEMUA KITABULLAH DAN INILAH ISI RISALAH)
b.

Misi Risalah
- Membentuk individu tauhid dan
- Membentuk masyarakat tauhid.

4.

SUNNAH ROSUL DALAM PE-LANDING-AN AL-QURAN


a. Uswah dalam dakwah Rasul :
1) Dakwah harus punya target dakwah & wilayah objek dakwah
Contohnya

kisah

Nabi

Musa

yang

diutus

kepada

Firaun

dan

masyarakatnya (20:24).
2) Dakwah harus jelas segmen dakwahnya.
Contoh :
a) Nabi Musa membagi 12 kelompok dakwah yang memiliki karakteristik
tertentu. Ke 12 kelompok tersebut memiliki segmen dakwah masingmasing. Nabi Musa berdakwah pada kalangan ekonom (Qorun),
teknokrat (Haman), Penguasa (Firaun), Alim (Balam).
b) Pada Zaman nabi Ibrahim, pelaksanaan dakwah dilakukan dengan
mengutus Nabi Ishak yang berdakwah di wilayah perkotaan dan
mengutus Nabi Ismail yang berdakwah di wilayah pedesaan serta Nabi
Luth berdakwah pada masyarakat yang bermasalah.
c) Nabi Muhammad mengutus Musab bin Umair berdakwah pada kaum
abangan. Amar bin Yasir pada orang-orang muda. Hamzah berdakwah
pada birokrat.
3) Dakwah dengan usaha yang sekuat-kuatnya.
a. Nabi Nuh berdakwah malam dan siang (71:5)
b. Nabi Ibrahim berdakwah dengan hujjah yang memanfaatkan tematema

aktual,

contohnya

matahari

yang

pada

saat

itu

aktual

dibicarakan oleh kaumnya.

Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 35

c. Nabi Muhammad berdakwah dengan memanfaatkan segala peluang


yang ada. Beliau berdakwah kepada Suroqoh pada saat untanya
terperosok ketika sedang mengejar Rasulullah. Pada saat itu juga
Rasulullah segera mendekati dan menjadikan keterperosokan suroqoh
sebagai peluang dakwah.
d. Pada keadaan yang lain, ketika Rasulullah ditodong dengan pedang
kemudian

ditanya,

siapa

yang

akan

menolongmu?

Rasulullah

menjawab ALLAH!! Seketika itu juga pedang yang ditodongkan


terjatuh. Kemudian Rasulullah balik menodongkan pedang tersebut.
Makna dari kejadian tersebut adalah bahwa kita harus mampu
membalikkan hujjah MD setelah kita bisa mengukur kedalaman
hujjahnya. Hal ini dilakukan dengan memberikan kesan bahwa kita
terkepung (tidak berdaya) agar semua hujjahnya keluar, setelah itu
baru dibalikkan. Ini untuk menghadapi MD khowwas haroki.
e. Nabi Musa berdakwah kepada Firaun dengan hujjah sesuai kebutuhan.
Firaun menolak seruan dakwah Nabi Musa. Pada saat itu Nabi Musa
belum

mnegeluarkan

mukjizat.

Kemudian

firaun

menyuruh

penyihirnya untuk melawan Musa dan mengumpulkan masyarakat


untuk melihat kekalahan Musa. Inilah momentum yang sangat baik
bagi Nabi Musa untuk berdakwah di kepada seluruh masyarakat Mesir.
Nabi Musa mengeluarkan jurus pamungkas (hujjah) dan berhasil
mengalahkan para penyihir Firaun di hadapan masyarakat Mesir
sehingga mereka semuanya iman.
4) Kisah-kisah masuk Islamnya para sahabat
a) Musab bin Umair : pemuda yang bersemangat untuk melakukan
perubahan totalitas. Beliau adalah pemuda abangan, yaitu kalangan
yang jauh dari kehidupan religi.
b) Salman Al-Farisi : Rindu akan estafeta perjuangan para rasul dan
butuh pemimpin dalam perjuangan.
c) Abu Bakar dan Utsman : Khawas ilmi dan haroki. Sebelumnya Abu
Bakar dan Utsman telah mempunyai halaqoh (kelompok pengajian)
yang bercita-cita ingin mengadakan perubahan seperti yang dilakukan
Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 36

Nabi Ibrahim, walaupun mereka menyadari bahwa upaya yang


dilakukan jauh dari risalah perjuangan Ibrahim.
d) Hamzah : Orang yang masuk Islam bukan karena faham Islam
melainkan karena tidak rela jika Muhammad diganggu. Ini karena
adanya hubungan emosional yang kuat dengan Rasulullah. Hal ini
menjadi ibrah bahwa dai harus memperkuat hubungan emosional
dengan madu, antara lain karena hubungan nasab dan hutang budi.
e) Umar : Beliau adalah tipe orang yang eksis di tengah-tengah
masyarakat

jahiliyah,

yang

mengetahui

kebobrokan

masyarakatnya.Beliau seorang yang idealis yang mencita-citakan


masyarakat yang baik, bersih, dsb. Berhasil didakwahi karena materi
dakwah yang menyentuh idealismenya, bahwa apa yang dibelanya
selama ini salah. Contoh type seperti ini adalah birokrasi, dermawa,
ustadz.
f) Wahsyi : Adalah orang yang pernah membunuh, berzina, dan
perbuatan dosa besar lainnya. Wahsyi menerima Islam sebagai jalan
taubat atas dosa-dosa yang telah dilakukannya.
g) Abu Sofyan : Seluruh kekuatannya sudah ditaklukkan

dengan

diperlihatkan kepadanya pasukan Islam yang seolah-olah sangat


besar dengan cara setiap pasukan membawa 2 obor lalu berbaris
dengan mengitari Abu Sofyan, sehingga kesannya sangat banyak.
kemudian diberikan shock theraphy. Ibrohnya adalah hujjah seorang
dai harus berlimpah, mengungguli, dan tidak kelihatan orang-orang di
belakang hujjah tersebut.
h) Hindun : Adalah tipe orang yang tidak cukup hanya dengan hujjah
yang didengarnya, tapi ingin semua pertanyaan/permasalahan dirinya
terjawab tuntas.
i) Abu Dzar : Orang yang tinggal di pedesaan, rajin ubudiyah, namun
dia tidak melihat wujud tegaknya Islam secara utuh sebagai sebuah
sistem. Dia mempunyai kedudukan yang dominan di desanya. Dia
mencari sistem peribadahan yang utuh.

Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 37

b.Tahapan Sunnah Rasul dalam Pe-landing-an Al-Qur`an


1) Membentuk Pribadi/Individu Tauhid
Tahapan ini dilaksanakan melalui : Dakwah, Tarbiyah, Binayah
a) Dakwah

: Seruan, Ajakan kepada Tauhid dan Dien Islam

b) Tarbiyah

: Pembinaan dasar-dasar keyakinan yang menjadi

landasan beribadah.
c) Binayah

: Pengkaderan

Inti dari tahap pertama ini adalah mengajak manusia untuk iman
kepada Allah dan mengingkari thagut (16:36, 21:25)
Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara
mereka, yang membacakan aya-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan
mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan hikmah.Dan
sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
(Qs. 62 : 2)
Dan kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan kami
wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan
aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku". (Qs. 21 : 25).
Dan sungguhnya kami Telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", Maka
di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada
pula di antaranya orang-orang yang Telah pasti kesesatan baginya. Maka
berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (Qs. 16 : 36).

2) Mendzohirkan Masyarakat Islam Kaffah : Izharul Islam


Dakwah Islam adalah bukan hanya dalam konteks individu, tapi dakwah
untuk

menegakkan

kekuasaan

Islam

di

masyarakat

hingga

terbentuknya masyarakat tauhidi (Misi pembentukan masyarakat


Tauhid). Artinya zhahir/tegaknya sistem hidup Islam di suatu daerah
basis (9:33, 42:13).
Dialah yang Telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan
DIEN yang benar untuk dimenangkanNya atas segala DIEN, walaupun orang-orang
musyrikin tidak menyukai.
(Qs. 9 : 33)

Dzohirnya sistem hidup Islam berarti pula lemah dan kalahnya sistem
hidup Goerul Islam. Tegaknya Dien Islam berarti pula runtuh dan
Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 38

hancurnya Dien Jahiliyah. Sehingga segala upaya untuk menegakan


Dien Islam PASTI TIDAK AKAN DISUKAI OLEH MUSYRIKIN. MAKA
PERJUANGAN PENEGAKAN ISLAM PASTI NGAK BAKALAN DI DUKUNG
OLEH SISTEM JAHILIYAH/KEP.THOGUT.
.... amat berat bagi orang-orang musyrik DIEN yang kamu seru mereka
kepadanya.....
(Qs. 42 : 13)

3) Penegakan keadilan Ilahi


Fungsi Khalifah adalah penegak keadilan Ilahi dengan hukum Allah
(wahyu), bukan dengan hawa nafsu (38:26). Rasul diutus oleh Allah
untuk menegakkan keadilan Ilahi tersebut (57:25) dengan kitab dan
hikmah

tentunya

dalam

kerajaan

Allah

(4:54)

contohnya

Nabi

Muhammad saw, Nabi Daud a.s, Nabi Ibrahim a.s.


Keadilan Ilahi dengan hukum Allah (wahyu) artinya seluruh hidup dan
kehidupan manusia baik Ummat Islam maupun non-Islam tunduk
kepada hukum kebijakan yang ditetapkan oleh Khalifah, segala aspek
kehidupan IPOLEKSUSBUDHANKAM ditata sesuai kehendak Allah.
Di masa Nabi Muhammad SAW, tahap ini diawali dengan terikatnya
Masy. Madinah dalam satu institusi daulah, yang dimulai membangun
masjid sebagai pusat pemerintahan untuk menegakkan keadilan Ilahi,
mempersaudarakan anshor dan muhajirin, serta membuat piagam
Madinah yang mengintegrasikan wilayah Yastrib sebagai wilayah
hukum Islam, semua bangsa termasuk Yahudi dan Nasrani di wilayah
hukum Islam taat kepada tata kehidupan yang di atur oleh Rosulullah
SAW. Ini artinya Rasul menata kehidupan di daulah madinah dengan
hukum dan kepemimpinan Islam.
Karakter / kedudukan khalifah penegak keadilan adalah memiliki
kedudukan yang didekatkan kepada Allah dan diampuni oleh Allah,
artinya dengan latarbelakang yang bagaimanapun setelah mengemban
fungsi sebagai khalifah maka maqomnya dimuliakan oleh Allah (38:25).
Jadi pandangan ini tidak utopis, bahwa khalifah itu tidak dikhususkan
dari golongan / kalangan tertentu. Contoh lainnya : Kisah Nabi
Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 39

Sulaeman menata negeri Saba dengan distandarkan kepada kerajaan


Sulaeman .
4) Futuh dan penegakan khilafah Islam
Ukuran futuh adalah Allah membalikkan keadaan dari takut jadi aman,
dari tadinya dibawah menjadi diatas, dominan dan menguasai sampai
terbentuknya

baldatun

thayyibatun

wa

rabbun

ghafur.

Allah

menjanjikan futuh kepada orang yang sholeh, yaitu output dari proses
dakwah, tarbiyah dan binayah (24:55).
Dan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara
kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguhsungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi,
sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa,
dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah diridhaiNya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka,
sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap
menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan
Aku. dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka
Itulah orang-orang yang fasik. (Qs. 24 :55)
Contohnya adalah penaklukan Mekkah setelah hudaibiyah. Kisah lainnya
adalah kisah futuhnya Saba, menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun
ghafur. Masyarakat yang ditata tersebut sudah sempurna penataannya dan
dicukupkan rizkinya. (34:15 dan 48:1-5)

5. KEWAJIBAN MUMIN TERHADAP AR-RASUL


(yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi yang (namanya) mereka
dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka
mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan
menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang
buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada
mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan
mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka Itulah
orang-orang yang beruntung. (Qs. Al-Araf (7) : 157).

Kewajiban utama bagi setiap manusia yang mengharapkan menjadi orangorang beruntung adalah MENGIKUTI ROSUL. Apa yang dimaksud dengan
mengikuti Rosul yaitu BERIMAN KEPADA ROSUL, MEMULIAKAN ROSUL,
MENOLONG

MISI

ROSUL

DAN

Materi Pembinaan Tingkat Pertama

MENGIKUTI

CAHAYA

AL-QURAN

YANG

Halaman 40

DITURUNKAN KEPADA ROSUL. Realisasi dari kewajiban di atas adalah


MELANJUTKAN RISALAHNYA.
Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh Telah berlalu sebelumnya
beberapa orang rasul. apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang
(murtad)? barangsiapa yang berbalik ke belakang, Maka ia tidak dapat mendatangkan
mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orangorang yang bersyukur. (Qs. Ali-Imran (3) : 144).

Lembaga pelanjut Risalah yang HAQ akan senantiasa ada yaitu Masyarakat
Islam Kaffah yang menjadikan ROSUL sebagai USHWAH.
Sesungguhnya Telah ada pada Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.
(Qs. Al-Ahzab (33) : 21)

Maka setiap ummat yang sudah berada dalam lembaga pelajut Risalah yaitu
Masyarakat Islam Kaffah wajib untuk MENTAATINYA. Yaitu ketaatan yang
tidak ada bedanya dengan ketaatan kepada Rosululloh.
Dan kami tidak mengutus seseorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah.
Sesungguhnya Jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon
ampun kepada Allah, dan rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka
mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (Qs. An-Nisa (4) : 64)

Dan setiap ummat dalam Masyarakat Islam Kaffah wajib MENJADIKANNYA


SEBAGAI PEMUTUS PERKARA HIDUP.
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan
kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, Kemudian mereka tidak merasa
dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka
menerima dengan sepenuhnya.
(Qs. An-Nisa (4) : 65).

Materi Pembinaan Tingkat Pertama

Halaman 41

You might also like