Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
kuantitasnya
sangat
terbatas,
sehingga
masyarakat kepulauan seribu mendatangkan dari
daerah lain, seperti Tanjung Priok, Tangerang
dan pulau-pulau lain yang masih ada sumber air
tawar.
Dalam kondisi kemarau panjang kualitas
air tanah dangkal menurun, akibat intrusi air laut,
sehingga air menjadi payau bahkan asin karena
tingginya kadar garam. Pada kondisi semacam
itu kadar garam (Total Disssolved Solid
mencapai 7.000 bahkan lebih). Dalam kondisi
semacam ini sangat diperlukan instalasi
pengolahan air (IPA) untuk mengolah air payau
menjadi air tawar. Alternatif yang paling efektif
yang adalah pembangunan unit Instalasi
Pengolahan Air yang sesuai dengan kondisi air
baku. Berdasarkan data kualitas air baku, proses
yang harus diterapkan meliputi oksidasi, filtrasi
dan desalinasi dengan sistem Osmosa Balik
(Reverse Osmosis).
Instalasi Pengolahan Air dengan sistem
reverse osmosis dirancang sesuai dengan tingkat
sosial ekonomi serta kebutuhan air minum
masyarakat setempat. Instalasi Pengolahan Air
Payau dengan sistem osmosa balik tersebut
merupakan rangkaian proses yang lengkap,
namun dikemas dalam bentuk yang kompak dan
264
PERMASALAHAN
4.2
4.3
Penentuan Lokasi
Disain Konstruksi
TUJUAN
Sampling Air
4.6
3.
Survei Lokasi
Kegiatan survei ini dilakukan setelah datadata kependudukan (jumlah warga dan
penyebarannya), data lokasi seperti luas daratan,
data cuaca seperti curah hujan, data kualitas air
yang akan diolah. Survai lapangan dilakukan
untuk mengetahui kualitas air tanah, jumlah
penduduk yang akan dilayani, kondisi sosial &
ekonomi masyarakatnya.
265
5.
DESALINASI
DISTILASI
MULTI STAGE
FLASH
ONE THROUGH
MEMBRAN
MULTI EFFECT
REVERSE
OSMOSIS
PEMBEKUAN
ELECTRODIALYSIS
PERTUKARAN
ION
DIRECT
FREEZING
SECONDARY
REFREGERANT
FREEZING
Distilasi
(MSF+ME+VC)
Osmosis Balik
Elektrodialisa
Lain-lain
Total
Kapasitas
(m3/day)
11.084.908
59,2
6.109.244
1.070.005
446.110
18.710.267
32,7
5,7
2,4
100,0
(%)
5.1
PENGUAPAN
SINAR MATAHARI
BRINE RECIRC
Jenis Proses
PROSES DESALINASI
Sistem Distilasi
266
267
PROSES PENGOLAHAN
Parameter
Satuan
Warna
Pt. Co Scale
Bau
Kekeruhan
NTU
Besi
mg/liter
Mangan
mg/liter
Khlorida
mg/liter
Bahan Organik
mg/liter
TDS
mg/liter
Air baku
(max)
100
Relatif
20
2,0
1,3
4.000
40
12.000
Pengolahan Awal
268
Kerikil kasar
Kerikil halus
Pasir silika kasar
Pasir silika halus
Manganese Zeolit
=
=
=
=
=
10
10
10
20
50
Cm
Cm
Cm
Cm
Cm
Kerikil kasar
Kerikil halus
Pasir silika kasar
Pasir silika halus
=
=
=
=
10
10
30
50
Cm
Cm
Cm
Cm
Kerikil kasar
Kerikil halus
Pasir silika kasar
Pasir silika halus
Karbon aktif
=
=
=
=
=
10
10
10
10
60
Cm
Cm
Cm
Cm
Cm
269
Pengolahan Lanjutan
PERALATAN
BALIK
IPA
7.1
Peralatan Utama
SISTEM
OSMOSA
Perangkat Penunjang
Unit
pengolah lanjutan merupakan
peralatan utama dalam mengolah air payau.
Sistem
osmosa
balik
yang
diterapkan
mempunyai kemampuan mengolah air baku
30.000 liter/hari dan mampu untuk memproduksi
air hasil olahan (produk) 10.000 liter/hari dan
sisanya sebagai buangan (asin). Untuk
mendukung kerja alat pengolah air payau sistem
reverse osmosis ini dilengkapi dengan beberapa
alat ukur seperti: pengukur tekanan operasi
(pressure meter), pengukur laju alir (flow meter)
dan pengukur kandungan garam serta rangkaian
elektrik untuk otomatisasi operasi sistem.
8.
PENUTUP
270
LAMPIRAN
PARAMETER
1
2
3
4
5
Warna
Bau
Rasa
Kekeruhan
Suhu
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
SATUAN
Skala TCU
NTU
o
C
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
271
Standar air
bersih
50
Tak berbau
Tak berasa
25
Suhu udara
+3
1500
10
6,5-9,0
500
1,0
0,5
400
1,0
600
5,0
0,05
0,05
-
Air Baku
Air Olahan
60
Tak berbau
Asin
1,18
-
10
Tak berbau
Tak berasa
0,341
-
3000
59
7,7
428,75
0,2977
0,1192
6
0,6978
2836,45
-
140,0
3,48
6,7
32,31
0,0903
0,0321
2
0,0115
61,06
-