You are on page 1of 13

BAB 2

LANDASAN TEORI
2.1 Penjadwalan Kampanye
Penjadwalan memiliki pengertian durasi dari waktu kerja yang dibutuhkan untuk
melakukan serangkaian aktivitas kerja (Jiupe, 2008). Penjadwalan juga merupakan proses
penyusunan daftar pekerjaan yang akan dilakukan untuk mencapai atau mewujudkan suatu
tujuan tertentu yang juga memuat tabel waktu pelaksanaan.
Penjadwalan kampanye adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi politik
atau Kandidat yang bersaing memperebutkan kedudukan di kantor bupati/walikota untuk
mendapat dukungan massa pemilih di suatu pemungutan suara. Penjadwalan yang
digunakan pada penelitian ini merupakan jadwal kampanye pilkada. Tujuan penjadwalan
kampanye pilkada agar tidak terjadi bentrokan antara jadwal yang satu dengan yang lain.
Permasalahan yang dihadapi penjadwalan terletak pada lebih banyak kandidat yang harus
dijadwalkan daripada lokasi yang tersedia. kapasitas lokasi kampanye yang harus sesuai
dengan masa kampanye dan kesediaan juru kampanye dan kandidat. Permasalahan
penjadwalan kampanye dapat diselesaikan dengan berbagai metode pencarian, salah satu
metode pencarian dengan menggunakan algoritma genetika. Dalam proses penyelesaian
masalah penjadwalan kampanye terdapat kendala-kendala yang harus dipenuhi atau tidak
boleh dilanggar.

2.2 Pengertian Algoritma Genetika


Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence merupakan bagian dari ilmu
pengetahuan komputer yang khusus ditujukan dalam perancangan otomatisasi tingkah laku
cerdas dalam sistem kecerdasan komputer. Sistem memperlihatkan sifat-sifat khas yang
dihubungkan dengan kecerdasan dalam kelakukan atau tindak-tanduk yang sepenuhnya
bisa menirukan beberapa fungsi otak manusia, seperti pengertian bahasa, pengetahuan,
pemikiran, pemecahan masalah dan lain sebagainya (Kristanto, 2004).
Alagoritma genetika merupakan algoritma pencarian heuristic yang didasarkan
atas mekanisme evolusi biologi. Keragaman pada evolusi biologi dalah variasi dari
kromosom antar individu organisme. Variasi kromosom ini akan mempengaruhi laju
reprodusi dan tingkat kemampuan organisme untuk tetap hidup (kusumadewi, 2005)

Ide awal algoritma genetika berasal dari teori Charles Darwin tentang evolusi yang
berbasis pada konsep survival of the fittest yang menyatakan bahwa evolusi jenis-jenis
spesies makhluk hidup dan ekosistemnya terjadi karena seleksi alam. Semakin tinggi
kemampuan individu untuk beradaptasi, maka semakin tinggi kemungkinan individu
tersebut dapat bertahan dan memiliki keturunan. Keturunan dari individu-individu tersebut
akan mewarisi sifat-sifat induknya, dimana sifat-sifat tersebut dapat mengalami perubahan
yang disebabkan oleh pencampuran sifat kedua induk maupun proses mutasi.
Algoritma Genetika ditemukan pertama kali pada tahun 1960. Algoritma Genetika
merupakan salah satu algoritma pemodelan evolusi (evolutionary modelling) yang
dikembangkan oleh John Holland pada dekade 1960 dan 1970-an dengan tujuan
memodelkan perkembangan kemampuan adaptasi sebuah sistem. Algoritma genetika
diimplementasikan sebagai simulasi yang berawal dari sebuah populasi yang dihasilkan
secara random dan terdiri dari kromosom-kromosom, seperti halnya anggota tubuh
makhluk hidup dan merepresentasikan solusi dari masalah. Populasi tersebut akan
menghasilkan keturunan populasi yang baru dan diharapkan lebih baik dari populasi
sebelumnya. Semakin baik kondisi suatu populasi, semakin besar kemungkinan populasi
itu untuk dikembangkan menjadi populasi selanjutnya.
Kondisi ini diulangi sampai mendapatkan kondisi yang diharapkan, dengan kata
lain solusi terbaik sudah diperoleh.
Untaian solusi merupakan analogi sebuah kromosom, dimana setiap kromosom
memiliki sebuah nilai fungsi obyektif yang bersesuaian dengan parameter masalah yang
disebut nilai fitnes (fitness value).Apabila sebuah kromosom dikatakan unggul berarti
memiliki nilai fitness yang tinggi (untuk masalah maksimasi) atau nilai fitnessyang rendah
(untuk masalah minimasi). Nilai fitness menunjukkan kromosom mana yang memiliki
potensi terbaik untuk diturunkan pada generasi berikutnya. Satu tahapan iterasi pada
algoritma genetika disebut generasi, dan selama langkah inistruktur dalam populasi saat
itu akan dievaluasi untuk menentukan populasi pada generasi berikutnya.
Algoritma genetika merupakan metode heuristik adaptif yang memiliki dasar
pemikiran atau gagasan untuk proses seleksi alam dan genetika berdasarkan penelitian
Charles Darwin. Dengan kata lain pencarian solusi suatu masalah dengan algoritma
genetika akan terus berevolusi (S. Kusumadewi dan Hari Purnoma, 2005). Algoritma
genetika memberikan solusi dari masalah yang tidak memiliki suatu metode pencarian
solusi yang tepat, ataupun bila ada, mungkin membutuhkan waktu yang lama dalam
mencari solusinya. Pencarian solusi dengan algoritma genetika ini diminati oleh karena

tidak membutuhkan waktu yang lama. Selain itu hasil dari algoritma genetika ini cukup
memuaskan dan dapat diaplikasikan pada semua bidang. Algoritma genetika pertama kali
ditemukan pada awal tahun 1960 oleh John Hollands dari University of Michigan.
Karya Hollands bersama salah satu murid yang bernama David Golberg
melakukan penelitian dan merupakan sebuah prestasi pertama adalah penerbitan sebuah
buku dengan judul Adaptasi di Alam dan Buatan Sistem pada tahun 1975. Motivasi
Hollands, mendefinisikan Algoritma Genetik adalah model dan menerapkan sistem yang
kuat dan adaptif menyimulasikan evolusi struktur genetik yang ditemukan dalam
organisme. Ide dasarnya adalah bagaimana suatu populasi berpotensi berisi solusi, atau
solusi yang lebih baik, untuk masalah adaptif diberikan. Mengingat masalah tertentu untuk
memecahkan, penggunakan algoritma genetika merupakan seperangkat solusi potensial
untuk masalah tersebut, dikodekan dengan cara tertentu, dan terdapat tujuan yang
dihasilkan disebut fungsi fitness yang memungkinkan setiap calon harus dievaluasi secara
kuantitatif. Calon ini mungkin solusi sudah dikenal untuk melakukan proses genetik,
dengan tujuan algoritma genetika yang untuk meningkatkan individu, tetapi lebih sering
individu dihasilkan secara acak
Secara alami semua organisme terdiri dari sel, di mana setiap sel terdiri dari
sekumpulan kromosom membentuk sekumpulan gen, membuat satu kesatuan yang
tersusun dalam rangkaian linear. Setiap gen mempunyai letak tersendiri di dalam
kromosom yang disebut dengan lokus. Gen tersusun dari (DNA), yang membawa sifatsifat keturunan. Setiap gen menyandi protein tertentu suatu sifat. Bagian tertentu dari gen
di dalam genom disebut genotip. Beberapa sifat individu yang menunjukkan perbedaan
gen dan berada pada bagian disebut alel (Fitri, 2002). Perbandingan istilah alam dengan
Algoritma Genetika dapat ditunjukan pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Perbandingan Istilah Alam Dengan Algoritma Genetika
Alam

Algoritma Genetika

Chromosome

String

Locus

Posisi String

Gene

Karakter

Allele

Nilai Karakter

Genotype

Struktur

Phemotype

Kode Struktur

Dalam algoritma genetika solusi yang diterapkan pada sebuah populasi individuindividu yang masing-masing mewakili solusi yang mungkin disebut dengan kromosom,
yang ditunjukkan dengan sekumpulan simbol dalam bentuk string dengan panjang tertentu
dan biasanya dari bilangan biner (0,1). Dalam algoritma genetika ada istilah populasi,
individu, kromosom, gen, allela, locus, fitness, perkawinan silang (crosseover), mutasi
(mutation), seleksi, anak (offspring). Pengertian populasi adalah sekumpulan kromosom
dalam satu generasi. Populasi awal dibangun secara acak, sedangkan populasi berikutnya
merupakan hasil evolusi kromosom-kromosom melalui iterasi yang disebut dengan
generasi (Joneo Hendarto, 2002). Individu adalah sekumpulan gen dalam sistem algoritma
genetika bisa dikatakan sama dengan kromosom. Generasi adalah individu yang dilakukan
untuk menentukan populasi berikutnya. Kromosom adalah individu yang terdapat dalam
satu populasi. Kromosom merupakan solusi yang masih berbentuk simbol. Allela
merupakan nilai yang berada dalam gen, sedangkan locus adalah letak suatu gen berada
dalam suatu kromosom. Anak (Offspring) adalah generasi berikutnya yang terbentuk dari
gabungan 2 kromosom. Generasi sekarang yang bertindak sebagai induk (parent) dengan
menggunakan operator penyilangan (crossover) maupun operator mutasi.
Selama proses genetika, kromosom yang terbaik kecenderungan mempunyai
keturunan yang baik pula. Dalam prakteknya penerapan algoritma genetika, kromosom
adalah populasi yang tersedia secara acak. Siklus operasional genetik akan berhasil apabila
kromosom yang disebut induk digabungkan untuk menghasilkan anak yang merupakan
generasi baru dari proses evaluasi ini (manipulasi terhadap gen) diharapkan kromosom
yang lebih baik akan menghasilkan jumlah offspring yang lebih banyak dan mungkin
berhasil bertahap pada generasi berikutnya.
Algoritma genetika mempunyai karakteristik yang perlu diketahui sehingga dapat
dibedakan proses pencarian atau optimasi yang lainnya. Karakteristik-karakteristik yang
perlu diketahui sehingga dapat dibedakan dari prosedur pencarian atau optimasi yang lain,
yaitu:
1. Algoritma genetika dengan pengkodean dari himpunan solusi permasalahan
berdasarkan parameter yang telah diterapkan dengan bukan parameter itu sendiri.
2. Algoritma genetika pencarian pada sebuah solusi dari sejumlah individu-individu
yang merupakan solusi permasalahan bukan hanya dari sebuah individu.
3. Algoritma genetika informasi fungsi objektif (fitness), sebagai cara untuk
mengevaluasi individu yang mempunyai solusi terbaik, bukan turunan dari suatu
fungsi.

4. Algoritma genetika menggunakan aturan-aturan transisi peluang, bukan aturan


deterministik

2.3 Dasar Algoritma


Kerangka dasar dari algoritma genetika sering disebut Simple Genetic oleh John
Holland dinyatakan sebagai berikut:
1. [Sart], generasi populasi pertama secara random sebanyak n individu.
2. [Fitness], evaluasi nilai fitness f(x) dari individu x didalam populasi.
3. [New Population], bentuk populasi baru dengan melakukan pengulangan langkahlangkah dibawah ini sehingga didapat populasi baru.
a. [Selection], pilih 2 individu sebagai orang tua dari sebuah populasi sesuai
dengan fitness mereka (semakin baik fitness, maka semakin besar peluang
mereka terpilih).
b. [Crossevor], lakukan perkawilan silang antara kedua orang tua sesuai dengan
probabilitas crossover untuk membentuk keturunan yang baru.Jika tidak terjadi
persilangan maka keturunan yang dihasilkan akan sama persis dengan orang
tuanya.
c. [Mutation], mutasai setiap keturunan yang baru sesuai dengan probabilitas
mutasi di setiap gen.
d. [Accepting], tempatkan keturunan yang baru sebagai populasi baru.
4. [Replace], gunakan populasi yang baru dibentuk untuk menjalankan algoritma.
5. [Test]. jika kondisi akhir dipenuhi maka berhenti dan tampilkan solusi dari
populasi.

2.4 Teknik Encoding


Teknik encoding atau pengkodean adalah bagaimana mengkodekan gen dari
kromosom. Satu gen biasanya merepresentasikan satu variabel. Gen dapat diwakili dalam
bentuk bilangan real, bit, daftar aturan, elemen permutasi, elemen program, atau
representasi lainya yang dapat diimplementasikan untuk operator genetika. Teknik
pengkodean ini tergantung pada pemecahan masalah yang dihadapi. Misalnya,
pengkodean secara langsung bilangan real atau integer. Oleh karena itu, kromosom dapat
direpresentasikan sebagai :
1. String bit : 11001, 10111 dst

2. Array bilangan real : 7.9, 9.7, -70 dst


3. Elemen permutasi : E5, E8, E11 dst
4. Daftar aturan : R1, R2, R3 dst
5. Elemen program : pemrograman genetika

2.5 Fitness Value


Fitness value atau nilai fitness merupakan ukuran baik tidak sebuah individu
(kromosom) dan baik tidak sebuah solusi yang didapatkan. Dalam penempatan sebuah
nilai fitness harus dilihat dari fungsi tujuan, jika nilai fitness semakin besar, maka sistem
yang dihasilkan semakin baik, walaupun pada awalnya semua nilai fitness kemungkinan
sangat kecil (karena algoritma ini menghasilkan secara random), sebagian akan lebih
tinggi dari yang lain. Kromosom dengan nilai fitness yang lebih tinggi ini akan
memberikan probabilitas yang tinggi untuk bereproduksi pada generasi selanjutnya. Untuk
melakukan seleksi alam, setiap individu dievaluasi menggunakan nilai fitness value, yang
ditentukan dengan sebuah fungis evaluasi. Fitness value dapat didefinisi:
Fitness = A F(X)

atau

Fitness =

( ) +

Keterangan:
A = Konstanta yang telah ditentukan
X = Individu (kromosom)
E = Bilangan kecil yang dibentuk untuk menghindari nilai nol

Suatu kromosom yang memiliki nilai fitness yang tinggi akan banyak
memproduksi banyak anak, tetapi pada generasi tertentu kromosom anak-anaknya akan
mengalami dominasi populasi. Karena proses seleksi tergantung pada fitness value, maka
penting dalam algoritma genetika untuk membuat fungsi evaluasi dengan teliti, sehingga
untuk setiap generasi pada proses evoluasi fungsi fitness yang menyimulasikan seleksi
alam, akan menekan populasi terarah fitness yang meningkat.

2.6 Siklus Algoritma Genetika


Sirklus dari algoritmagenetika pertama kali dikenalkan oleh David Goldberg
dimana gambar tersebut dapat dilihat pada gambar 4.1

Popula
si
awal

Evaluasi
Fitnes

Seleksi
Individu

Reproduksi
Populasi
Cross-Over
Baru
Gambar 2.1 Sirklus Algoritma Genetika oleh David
DanGoldberg
Mutasi
Sirklis ini kemudian diperbaiki oleh beberaoa ilmuwan yang mengembangkan
algoritma genetika, yaitu Zbignew Michalewicz dengan menambahkan operator elitism
dan membalik proses seleksisetelah proses reproduksi

Populasi
awal

Evaluasi
Fitnes

Seleksi
Individu

Reproduks
i
CrossGambar 2.2 Sirklus Algoritma
Genetika
yang
diperbarui
oleh
Michalewicz
Populasi
elitis
Over
Baru
m
Dan
Mutasi
2.7 Metode Seleksi
Ada berbagai teknik yang suatu algoritma genetika dapat digunakan untuk memilih
individu-individu yang akan disalin ke generasi berikutnya:
1. Seleksi elitis
Populasi sebagian besar anggota setiap generasi dijamin akan dipilih. Pembentukan
populasi baru yang paling baik hilang. Oleh karena itu metode ini sebagai tahap awal
memasukkan kromosom dengan nilai fitness yang paling baik atau beberapa kromosom
dengan nilai fitness yang tinggi atau cukup baik dari generasi lama kedalam generasi baru.
2. Seleksi Roulette-wheel
Suatu bentuk-proporsional seleksi fitness di mana kemungkinan individu sedang dipilih
adalah sebanding dengan jumlah yang fitness yang lebih besar atau lebih kecil dari nilai
fitness. Konseptual, hal ini dapat direpresentasikan sebagai permainan rolet. Masingmasing individu mendapat sepotong roda, tetapi yanglebih mendapatkan potongan lebih
besar atau yang kurang dari roda kemudian berputar, dan individu mana yang "memiliki"
bagian yang terbesar maka menjadi solusi.
a. Scaling seleksi

Sebagai fitness rata-rata populasi meningkat, kekuatan tekanan selektif juga meningkat
dan fungsi fitness menjadi lebih diskriminatif. Metode ini dapat membantu dalam
membuat pilihan terbaik nanti pada saat populasi memiliki fitness relatif tinggi dan
perbedaan kecil hanya dalam fitness membedakan satu dari yang lain.
b. Turnamen pilihan
Sub kelompok individu dipilih dari populasi yang lebih besar, dan anggota dari setiap subkelompok bersaing satu sama lain. Hanya individu dari setiap subkelompok dipilih untuk
mereproduksi.
c. Seleksi rank
Setiap individu dalam populasi diberi peringkat numerik berdasarkan fitness, dan
pemilihan didasarkan pada peringkat ini bukan perbedaan absolut dalam fitness.
Keuntungan dari metode ini adalah bahwa hal itu dapat mencegah individu yang sangat
baik dari mendapatkan dominasi awal pada individu yang kurang baik, yang akan
mengurangi keragaman genetika populasi dan mungkin menghambat upaya untuk
menemukan solusi yang dapat diterima.
d. Steady-state selection
Pemikiran utama dari metode seleksi ini adalah sebagian kromosom dari generasi lama
tetap bertahan atau berada di generasi selanjutnya. Algoritmagenetika menerapakan
pemikiran tersebut dengan cara, didalam setiap generasi sejumlah kromosom yang
mempunyai nilai fitness tinggi untuk diprosses untuk menghasilkan keturunan yang baru
sedangkan kromosom dengan nilai fitness rendah dibuang
2.8. Crossover (Perkawinan Silang)

Crossover atau perkawinan silang merupakan operasi algoritma genetika untuk


menggabungkan dua kromosom induk menjadi kromosom anak dengan proses
penyilangan gen. crossover dilakukan dengan pertukaran gen dari kedua induk secara
acak. Kromosom yang baru yang terbentuk akan mewariskan sebagian kromosom induk.
Dalam proses crossover diharapkan sifat-sifat genetik yang baik dari induk (parent) akan
diwarisi pada anak dipertahankan.
Crossover (perkawinan silang) juga dapat berakibat buruk pada populasi yang
sangat kecil, jika suatu kromosom dengan gen-gen yang mengarah ke solusi akan sangat
cepat menyebar kromosom lain. Untuk mengatasi masalah ini digunakan aturan bahwa
artinya perkawinan silang hanya bisa dilakukan dengan probabilitas tertentu c, artinya

pindah silang bisa dilakukan hanya jika suatu bilangan random yang dibangkitkan kurang
dari probabilitas yang ditentukan tersebut dan nilai probabilitas diset mendekati 1.
Probabilitas crossover (c) merupakan nilai perbandingan jumlah kromosom yang
diharapkan akan mengalami perkawinan silang terhadap jumlah kromosom dalamsuatu
populasi. Probabilitas crossover yang tinggi akan memungkinkan pencapaian alternative
solusi yang bervariasi dan mengurangi kemungkinan menghasilkan solusi yang terbaik.
Crossover bertujuan menambah keanakeragaman string dalam populasi dengan
penyilangan antar string yang diperoleh sebelumnya. beberapa jenis crossover tersebut
adalah:
1. Penyilangan Satu Titik
Penyilangan satu titik dilakukan dengan memisahkan suatu string menjadi dua bagian dan
selanjutnya salah satu sabagian dipertukarakan dengan salah satu bagian dari string yang
lain yang telah dipisahkan dengan cara sama untuk menghasilkan anak. Proses
penyilangan satu titik dapat dilihat seperti tabel 2.1

Tabel 2.1 single-point crossover


Kromosom induk 1

001100101001

Kromosom induk 2

101011110110

Anak (offspring)

001100110110 dan 101001101011

2. Penyilangan Banyak Titik


Pada penyilangan banyak titik dilakukan dengan memilih dua titik penyilangan.
Kromosom keturunan dibentuk dengan barisan bit dari awal titik pertama disalin dari
induk pertama, bagian titik crossover pertama dan kedua disalin dari induk kedua,
kemudian selebihnya disalin dari induk pertama lagi. Proses penyilangan dua titik dapat
dilihat seperti tabel 2.2

Tabel 2.2

Kromosom induk 1 19

001100101001

Kromosom Induk 2

101011110110

Anak (offspring)

001011110001dan
100101101110

3. Penyilangan Seragam
Penyilangan seragam menghasilkan kromosom keturunan dengan menyalin bit-secara
acak dari kedua induknya. Proses penyilangan seragam dapat dilihat seperti tabel 2.3

Tabel 2.3 Crossover Seragam

Kromosom induk 1

001100101001

Kromosom Induk 2

101011110110

Anak (offspring)

001000111010 dan
1011111001

2.9 Mutasi

Mutasi dilakukan setelah perkawinan silang dengan memilih kromosom yang akan
dimutasi secara acak kemudian menetukkan titik mutasi pada kromosom tersebut secara
acak. Melalui mutasi kromosom baru dapat diciptakan dengan melakukan modifikasi
terhadap satu atau lebih karakter pada kromosom sama. Mutasi gen adalah proses
penggantian gen dengan nilai invers, gen 1 menjadi 0 dan 0 menjadi 1. Kromosom yang
akan mengalami mutasi dihitung berdasarkan probabilitas mutasi yang ditentukan terlebih
dahulu. probabilitas mutasi adalah 100% maka semua kromosom yang ada pada populasi
tersebut akan mengalami mutasi, sebaliknya jika probabilitas mutasi digunakan adalah 0%
maka tidak kromosom yang mengalami mutasi pada populasi tersebut.
Mutasi berfungsi untuk menggantikan gen yang hilang dari populasi selama proses seleksi
serta menyediakan gen yang tidak ada dalam populasi awal, sehingga mutasi akan
meningkatkkan variasi populasi. Penukaran pasangan ini dilakukan pada dua gen dalam
satu kromosom. Beberapa cara operasi mutasi diterapkan dalam algoritma genetika
sebagai berikut:

1. Mutasi dalam Pengkodean Biner


Mutasi pada pengkodean biner merupakan operasi yang sangat sederhana. Proses ini yang
dilakukan adalah menginvers nilai bit pada posisi tertentu yang terpilih secara acak atau
menggunakan skema tertentu pada kromosom, yang disebut inverse bit.

Tabel 2.4 Mutasi pada Pengkodean Biner

Kromosom sebelum mutasi

101011101

Kromosom setelah mutasi

101001101

2. Mutasi dalam Pengkodean Permutasi


Proses mutasi yang dilakukan dalam pengkodean biner dengan mengubah langsung bit-bit
pada kromosom tidak dapat dilakukan pada kromosom dapat dilakukan pad pengkodean
permutasi karena konsistensi urutan permutasi harus diperhatikan. Salah satu cara yang
dapat dilakukan adalah memilih dua posisi (locus) dari kromosom dan kemudian nilainya
saling dipertukarkan.
Tabel 2.5 Mutasi pada Pengkodean Permutasi

Kromosom sebelum mutasi

123456789

Kromosom setelah mutasi

127456389

3. Mutasi dalam Pengkodean Pohon


Mutasi dalam pengkodean pohon dapat dilakukan antara lain dengan cara mengubah
operator (+,-,*,/) atau yang terkandung pada suatu vertex pohon yang dipilih.

2.10 Parameter Genetika


Parameter genetika ditentukan berdasarkan permasalahan yang dipecahakn. Tidak ada
aturan pasti tentang nilai setipa parameter ini. Ukuran populasi kecil berate hanya tersedia
sedikit pilihan untuk crossover dan sebagian kecil dari domain solusi saja yang
dieksplorasi setiap generasinya. Sedangkan bila terlalu besar, kinerja algoritma genetika
menurun. Menurut penelitian ukuran populasi besar tidak mempercepat proses pencarian

solusi. Ukuran populasi disarankan sekitar 20-30 individu, probablitas crossover


umumnya berkisar antara 0,6 sampai dengan 0,9 dan probabilitas mutasi kecil sekitar
0,5%-1% atau sekitar 1 dibagi dengan jumlah gen. pengoperasian algoritma genetika
dibutuhkan 4 parameter yaitu:
1. Probabilitas Persilangan
Pobabilitas Persilangan menunjukkan bahwa kemungkinan persilangan terjadi antara 2
kromosom. Jika tidak persilangan maka keturunan akan sama persis dengan kromosom
induk, tetapi tidak berarti generasi yang baru sama persis dengan yang lama. Jika
probabilitas persilangan 100% maka semuanya keturunan dihasilkan crossover.
2. Probabilitas Mutasi
Probabilitas Mutasa menunjukkan kemungkinan mutasi pada gen-gen yang menyusun
sebuah kromosom. Jika tidak terjadi mutasi maka keturunan yang dihasilkan setelah
crossover tidak berubah. Jika terjadi mutasi bagian kromosom akan berubah. Jika
probabilitas 100% semua kromosom akan dimutasi, Jika probabilitas mutasi 0% semua
kromosom tidak ada yang mengalami mutasi.
3. Jumlah individu
Jumlah Individu menunjukkan jumlah kromosom yang terdapat dalam populasi dalam satu
generasi. Jika hanya sedikit kromosom dalam populasi maka algoritma genetik akan
mempunyai sedikit variasi kemungkinan untuk melakukan crossover antara induk karena
hanya sebagian kecil dari individu yang dipakai. Sebaliknya jika terlalu banyak, maka
algoritma genetik akan semakin lambat.
4. Jumlah Populasi

Jumlah populasi atau banyaknya generasi yang dihasilkan, digunakan sebagai batas akhir
proses seleksi, persilangan dan mutasi.

2.11 Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang telah dilakukan untuk penjadwalan, dapat dilihat
pada tabel 2.6
Tabel 2.6 Penelitinan Terdahulu

No

Pengarang

Judul

Afandi

Penerapan

Tahun
AlgoritmaGenetikan

2009

Untuk Masalah Penjadwalan Job


Shop Pada Lingkungan Industri
Pakaian
2

Lismanto

Penjadwalan

Kuliah

dengan

2008

Algoritma Genetika Matematika


3

Imamah

Penerapan Algoritma Modified Ant


Colony Pada Penjadwalan Produksi
Baja

2011

You might also like