Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 3
Prihandriyo Sri Hijranti 1406594045
Hanitya D. Ratnasari 1506704503
Grace Stefanus 1506705866
Rahimul Yakin 1506785085
DEFINISI
Skrining merupakan proses penggunaan suatu uji dalam
skala besar untuk mengidentifikasi munculnya penyakit
pada orang sehat.
Skrining tes biasanya tidak menegakkan diagnosis, tapi
mendeteksi ada tidaknya faktor risiko, sehingga
diperlukan follow-up
Karena biasanya skrining dilakukan pada orang sehat,
tes skrining sangat jarang menyebabkan bahaya
Tipe Skrining
Mass screening
Skrining untuk seluruh populasi dengan tujuan untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas
Contoh: Skrining tekanan darah pada seluruh masyarakat yang datang ke pelayanan
kesehatan
Multiple screening
Menggunakan beberapa skrining tes pada waktu yang bersamaan
Contoh: pemeriksaan kanker disertai pemeriksaan TD, gula darah, kolesterol
Targeted screening
Skrining yang dilakukan pada kelompok dengan pajanan yang spesifik
Contoh: Skrining timbal pada pekerja batu baterai, pap smear pada wanita > 40 tahun
Suitable test
Terdeteksi sebelum fase pre
simptomatik
Aman, akurat, cost-effective
Suitable program
Biaya
Biaya untuk program skrining harus seimbang antara jumlah
kasus yang dideteksi dan akibat apabila tidak dilakukan skrining
Prevalens pada fase praklinis dari penyakit harus tinggi di
populasi yang dilakukan skrining
Waktu
Penyakit yang diskrining harus memiliki waktu yang cukup
lama, waktu antara ketika penyakit dapat dideteksi pertama kali
melalui skrining dan ketika penyakit biasanya terdiagnosis
setelah muncul gejala
Reliabilitas
Reproducibility, repeatabIlity, reliability
Dipengaruhi oleh:
Variasi observer (observer bias)
Inter observer bias: terjadi akibat 2 observer menginterpretasikan 1 hasil test dan
memberikan interpretasi yang berbeda
Intra observer bias: 1 observer menginterpretasi berbeda terhadap 1 hasil tes
dalam waktu yang berbeda
Variasi metode
Variasi metode pemeriksaan: bergantung stabilitas reagen yang dipakai
Variasi biologis dari individu
Agreement
Perfect agreement terjadi jika b = 0, c = 0
Percent agreement
Spesifisitas
Probabilitas suatu hasil tes negatif ketika dilakukan tes pada
orang yang tidak memiliki penyakit
True Negatives
Orang yang tidak memiliki penyakit dengan hasil tes yang
negatif
False Positives
Orang yang tidak memiliki penyakit namun menunjukkan hasil
tes yang posit
False Negatives
Orang yang memiliki penyakit namun menunjukkan hasil tes
yang negatif
Contoh soal
240 pria dikonfirmasi kanker prostat, 2500 pria
dikonfirmasi bebas kanker prostat. Tetukan kadar
antigen untuk seluruh pria
D-
D+
Antigen
Cut off
Screening Cut-Off
Screens
Negative
Screens
Positive
D-
Antigen
D+
False Positives
Sensitivitas
Screen positive
Screen negative
Total
Diagnosis positive
240
0
240
Diagnosis negative
971
1529
2500
Total
1211
1529
2740
Spesifisitas
Screen positive
Screen negative
Total
Diagnosis positive
240
0
240
Diagnosis negative
971
1529
2500
Total
1211
1529
2740
Diagnosis positive
240
0
240
Diagnosis negative
971
1529
2500
Total
1211
1529
2740
Diagnosis positive
240
0
240
Diagnosis negative
971
1529
2500
Total
1211
1529
2740
Evaluasi
Nilai sensitivitas dan spesifisitas untuk mencari proporsi
sakit dan tidak sakit yang benar-benar sakit dan tidak
sakit
Nilai PPV dan NPV untuk mencari proporsi skrining yang
positif dan negatif yang sakit dan tidak sakit
Mengapa sensitivitas
turun?
Original cut-off
New cut-off
33
Sensitivity
Specificity
PPV
NPV
Numerator
Denominator
Numerator
Denominator
Numerator
Denominator
Numerator
Denominator
TP
TP +FN
TN
TN +FP
TP
TP +FP
TN
TN +FN
Risiko Skrining
True Positive: labeling effect.
Org yg mempunyai hasil positif akan dikategorikan
sebagai sakit
False Positive:
Pengeluaran uang yg tidak perlu
Kemungkinan harm dari test konfirmasi
Anxiety
Takut untuk menjalani test di masa yang akan datang
Risiko Skrining
True Negative:
biaya yg dikeluarkan dan risiko untuk dilakukan test.
False Negative:
Delayed intervention
Mengabaikan tanda2 dini dan gejala penyakit
38
39
41
Multiple-stage screening
1. Skrining dengan tes yang tinggi sensitivitasnya
2. Dilanjutkan dengan tes dengan spesifisitas yang tinggi
Net sensitivity
= 315 / 500 = 63%
New specificity
= 7600+1710 / 9500 = 98 %
Simultaneous Testing
2 atau lebih tes dilakukan berbarengan
Tujuan: memaksimalkan kemungkinan sakit (true positives)
teridentifikasi (meningkatkan sensitivitas)
False positives juga lebih banyak yang teridentifikasi
(menurunkan spesifisitas)
Diagnosis sakit ditegakkan jika salah satu atau kedua tes
memberikan hasil positif
Net sensitivity = sens1 + sens2 (sens1 x sens2)
Referensi
Morton, Richard F., Hebel, J. Richard., McCarter, Robert J.
(2001). Epidemiologi dan biostatistika: panduan
studi(5th ed). Alih Bahasa: Apriningsih. Jakarta: EGC
Timmreck, Thomas C. (2001). Epidemiologi Suatu
Pengantar edisi 2. Alih bahasa: Munaya Fauziah, et all.
Jakarta: EGC
Gerstman, B.Burt. (2013). Epidemiology Kept Simple An
Introduction to Traditional and Modern Epidemiology (3rd
ed). Oxford : John Wiley & Sons