Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Gde Parie Perdana
1529061037
PENDIDIKAN IPA
PROGAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2015
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Makna Pendidikan Karakter ....................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan karya tulis ini adalah sebagai berikut.
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
1.4 Manfaat
Penyusunan karya tulis ini diharapkan dapat membatu pembaca untuk
memahami pendidikan karakter, proses pembentukan karakter, dan cara untuk
mengembangkan karakter anak usia dini, serta peranan dari guru dalam
melaksanakan pendidikan karakter.
BAB II
PEMBAHASAN
orang
yang
tugasnya
membimbing
atau
mendidik
dalam
pertumbuhannya agar dapat berdiri disebut paedagogos. Istilah ini diambil dai kata
paedos (anak) dan agoge (saya membimbing, memimpin). Oleh karena itu, menurut
pendapat ini pendidikan diartikan sebagai suatu bimbingan yang diberikan dengan
sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak dalam pertumbuhannya, baik jasmani
maupun rohani agar beguna bagi diri sendiri dan masyarakat.
Secara etimologi istilah karakter erasal dari bahasa Yunani, yaitu karasso
yang berarti cetak biru, format dasar, dan sidik seperti dalam sidik jari. Dalam hal
ini karakter diartikan sebagai suatu yang tidak dapat dikuasai oleh intervensi
manusia. Orang yang memiliki karakter kuat adalah mereka yang tidak mau
dikuasai oleh sekumpulan relitas yang telah ada. Sedangkan orang yang memiliki
karakter lemah akan mudah tunduk pada sekumpulan kondisi yang diberikan
padanya. Pendapat lain menyebutkan karakter bearti to mark atau menandai dan
memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan
atau tingkah laku.
Sikap
Moral
Karakter
Prilaku
Moral
bertanah air Indonesia serta menjunjung tinggi bahasa Indonesia, cinta tanah
air dan negara Indonesia yang ber-Bhineka Tunggal Ika.
d. Bangsa yang Demokratis dan Menjunjung tinggi hukum dan HAM
Karakter bangsa yang demokratis tercermin dari sikap dan perilakunya yang
senantiasa dilandasi nilai dan semangat kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, menghargai
pendapat oranglain.
e. Bangsa yang mengedepankan keadilan dan kesejahteraan
Karakter berkeadilan sosial tercermin dalam perbuatan yang menjaga
adanya kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan, menjaga
harmonisasi antara hak dan kewajiban.
2.2.2 Dasar Hukum
Dasar hukum karakter pendidikan adalah tujuan pendidikan yang telah
dirumuskan dalam pendidikan nasional yang telah tercantum dalam dasar negara
dan diatur dalam Undang-Undang sebagai berikut.
a. Undang Undang Dasar 1945
b. Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
c. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
d. Permendiknas No. 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan
e. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
f. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
g. Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional 2010-2014
h. Renstra Kemendiknas Tahun 2010-2014
2.2.3 Dasar Agama dan Budaya
Agama merupakan sumber kebaikan. Oleh karenanya, pendidikan karakter
harus dilakasanakan berdasarkan nilai-nilai ajaran agama. Pendidikan karakter
tidak boleh bertentangan dengan agama. Indonesia merupakan negara yang
meyoritas masyarakatnya beragama, yang mana mereka mengakui bahwa kebajikan
dan kebaikan agama. Selain itu Indonesia memiliki beragam budaya yang menjadi
identitar real dari karakter bangsa, yang membedakanya dengan negaa lain.
sesorang.
Seseorang
atau
sesuatu
di
lingkungan
akan
kita kenalkan kepada si anak. Tujuannya agar dia tahu dan mau melakukan
hal tersebut dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.
3. Penerapan
Setelah si anak telah paham tentang perbuatan baik yang telah kita ajarkan
langkah yang selanjutnya adalah penerapan. Maksud dari penerapan disini
adalah kita memberikan kesempatan pada anak untuk menerapkan
perbuatan baik yang telah kita ajarkan.
4. Pengulangan / Pembiasaan
Maksud dari pengulangan disini adalah setelah si anak telah paham dan
menerapkan perbuatan baik yang telah kita kenalkan kemudian kita lakukan
pembiasaan, dengan cara melakakuan hal baik tersebut secara berualang
ulang agar si anak terbiasa melakukan hal baik tersebut.
5. Pembudayaan
Pembudayaan disini harus diikuti dengan adanya peran serta masyarakat
untuk ikut melakukan dan medukung terciptanya pembentukan karakter
baik yang telah diterapkan dalam masyarakat maupun di dalam keluarga.
Adanya hukuman jika tidak ikut pembudayaan tersebut akan memunculkan
motivasi untuk ikut dan berperan serta dalam pembudayaan karakter yang
baik dan positif dalam masyarakat.
6. Internalisasi Menjadi Karakter
Karakter seseorang akan semakin kuat jika ikut didorong adanya suatu
ideologi atau believe. Jika semua sudah tercapai maka akan ada kesadaran
dalam diri seseorang untuk melakukan hal yang baik tersebut tanpa adanya
paksaan atau dorongan untuk melakukannya. Selain itu adanya faktor
internal dalam masyarakat atau keluarga akan mempengaruhi karakter
seseorang.
Karakter setiap manusia terbentuk melalui 5 tahap inti yang saling berkaitan.
(1) Adanya nilai yang diserap seseorang dari berbagai sumber, seperti agama,
ideologi, pendidikan dll. (2) Nilai membentuk pola fikir seseorang yang secara
keseluruhan keluar dalam bentuk rumusan visi. (3) Visi turun ke wilayah hati
membentuk suasana jiwa yang secara keseluruhan membentuk mentalitas. (4)
Mentalitas mengalir memasuki wilayah fisik dan melahirkan tindakan yang secara
10
keseluruhan disebut sikap. (5) Sikap-sikap dominan dalam diri seseorang yang
secara keseluruhan mencitrai dirinya adalah apa yang disebut sebagai karakter atau
kepribadian.
Proses pembentukan mental tersebut menunjukan keterkaitan antara fikiran,
perasaan dan tindakan. Dari akal terbentuk pola fikir, dari fisik terbentuk menjadi
perilaku. Cara berfikir menjadi visi, cara merasa menjadi mental dan cara berprilaku
menjadi karakter. Apabila hal ini terjadi terus menerus akan menjadi sebuah
kebiasaan.
11
yang orangtua kehendaki, dan tentunya treatment orangtua terhadap anak akan
merefleksikan dan mempengaruhi perkembangan setiap anak.
Sebagai orang tua atau pendidik yang baik, sudah tentu haus mengerti dan
memahami berbagai karakter dasa anak usia dini. Karakter dasar dari seorang anak
usia dini adalah anak telah berbekal kebaikan, suka meniru, suka bermain, dan
memiliki rasa ingin tahung yang besar.
Pada usia dini inilah, karakter anak akan terbentuk dari hasil belajar dan
menyerap dari perilaku kita sebagai orang tua dan dari lingkungan sekitarnya. Pada
usia ini perkembang mental berlangsung sangat cepat. Pada usia itu pula anak
menjadi sangat sensitif dan peka mempelajari dan berlatih sesuatu yang dilihatnya,
dirasakannya dan didengarkannya dari lingkungannya. Oleh karena itu, lingkungan
yang positif akan membentuk karakter yang positif dan sukses.
Terdapat 3 nilai yang banyak dikondisikan sebagai hal yang mempengaruhi
karakter pada anak sebagai berikut.
1. Tumbuhkan pemahaman positif pada diri anak sejak usia dini
Salah satunya dengan cara memberikan kepercayaan pada anak untuk
mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan
potensinya dengan begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan
sendirinya, tidak menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan
seterusnya.
2. Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan
sekitar
Pilihan terhadap lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter
anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut
wangi, bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah,
lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan baik,
begitu pula sebaliknya.
3. Biasakan membangun hubungan spiritual anak dengan Tuhan Yang
Maha Esa
Hubungan spiritual dengan Tuhan terbangun melalui pelaksanaan dan
penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada kehidupan sosial.
12
13
c. Motivator
Motivator adalah kemampuan guru dalam membangkitkan spirit, etos kerja,
dan potensi yang luarbiasa dalam diri peserta.
d. Dinamisator
Selain membangkitkan semangat guru harus dapat mengarahkan siswa
untuk mencapai tujuannya.
e. Evaluator
Dalam peran ini guru harus selalu mengawasi pembelajaran yang selama ini
dipakai. Evaluasi merupakan wahanauntuk meninjau efektivitas.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh melalui pembahasan yang telah
dilakukan sebelumnya adalah sebagai berikut.
1. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter
kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran
atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.
2. Ada 18 butir nilai-nilai pendidikan karakter yaitu, religius, jujur, toleransi,
disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif,
cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli social, tanggung
jawab.
3. Dasar filosofi pendidikan karakter adalah Pancasila dan dasar hukumnya
adalah Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu, Agama dan budaya
menjadi landasan identitas bangsa.
4. Pembentukan karakter seseorang terjadi melalui enam proses yaitu
pengenalan,
pemahaman,
penerapan,
pengulangan/pembiasaan,
3.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan yaitu sebaiknya anak sejak
usia dini telah diberikan pendidikan karakter seiring dengan perkembangan
intelektualnya dan dalam pelaksanaan sebagai orang tua maupun guru harus peka
dan mampu mengembangkan karakter anak.
15
DAFTAR PUSTAKA
16