You are on page 1of 12

Indonesiaku

Hijau ranum membentang


Dari sabang sampai merauke
Luas pulau beribu jumlah yang ada
Lautan terhampar yang indah
Itulah Indonesiaku
Bersuku-suku,
bersatu padu
Baerbahasa satu
Indonesiaku
Bahu membahu bersatu padu
Mari membangun tujuan satu
Masa depan terlihat jelas
Berjuang bersama tulus dan ikhlas
Membuka wacana
Cinta berbangsa
Maju terus dengan bersatu

Suatu Sore di Sudut Kota


Matahari mulai letih
Tatkala langkahku terhenti di satu sudut
Diantara lalu lalang dan tembok pertokoan
Sehelai daun kering menerpa wajahku
Disisi lain agak sorong kesana
Pepohonan cemara gelisah dipeluk angina
Perempuan renta menjulurkan tangannya
Dari bibirnya terucap kata mengiba
Mengetuk nurani orang yang menghampirinya
Di sisi lain taman kota itu,
Di dekat tenda mirip suasana pesta
Seorang bocah bersenandung diiringi suara sumbang
Entah untuk menghibur,
Entah menggugah iba
Matahari telah rebah diperpaduannya
Aku terpengarah
Ternyata usiaku dibawanya serta

Terbanglah ke Hatimu
Lihat semua bunga
Menarilah dengan angina
Dengarkan kepingan salju
Membisikkan namamu
Rasakan semua keajaiban
Mengangkat mimpi-mimpimu
Kamu dapat terbang
Terbanglah ke siapa dirimu
Panjatlah sendiri bintangmu
Kamu percaya, dan
Kamu akan temukan sayapmu
Terbanglah ke hatimu
Sentuh setiap pelangi
Lukislah langit
Lihat keajaiban
Yang berlalu melalui hidupmu
Sepercik debu peri kecil
Mengelilingi malam
Kamu dapat terbang
Terbanglah ke siapa dirimu
Terbanglah menuju hatimu

Cintaku Itu Ya Kamu


Ketika kumemejamkan mata
Aku melihat kau di salam mata hatiku
Di kegelapan ku masih melihat terang
Di kesunyianku masih merasakan kau ada mendekapku!
Bagiku kau bagai pilar hati yang takkan pernah mati
Kau ada menemaniku
Kau ada memperhatikanku
Dinginnya malam.
Takkan dapat membekukan rasa cintaku padamu!
Kau yang jauh disana..
Hanya padamu berlabuh!
Cintaku tumbuh karena perhatianmu
Cintaku berkembang karena ketulusanmu
Cintaku bersemi karena kasih sayangmu
Cintaku berakar karena kesetiaanmu,
dan cintaku kokoh hingga saat ini padamu
Hanya semata-mata karena kasih sayangmu
yang tulus kepadaku.
Duhai cintaku tetaplah menjadi bintang di hati
dan jiwaku,
Selamanya

Harapan Palsu
Ketika dia datang
Datang dengan sendirinya
Melewati angan-angan
Aku mulai mengenalnya
Dia yang bersamaku
Memberi harapan baru untukku
Seakan dia ingin bersamaku
Tapi aku tak tak tahu
Itu nyata atau palsu?
Saat dia mnghindariku
Aku tersadar bahwa
Dia adalah fatamorgana

Pemerah Susu dan Embernya

Seorang wanita pemerah susu telah memerah susu dari beberapa ekor sapi dan
berjalan pulang kembali dari peternakan, dengan seember susu yang dijunjungnya
di atas kepalanya. Saat dia berjalan pulang, dia berpikir dan membayangbayangkan rencananya kedepan.
"Susu yang saya perah ini sangat baik mutunya," pikirnya menghibur diri, "akan
memberikan saya banyak cream untuk dibuat. Saya akan membuat mentega yang
banyak dari cream itu dan menjualnya ke pasar, dan dengan uang yang saya miliki
nantinya, saya akan membeli banyak telur dan menetaskannya, Sungguh sangat
indah kelihatannya apabila telur-telur tersebut telah menetas dan ladangku akan
dipenuhi dengan ayam-ayam muda yang sehat. Pada suatu saat, saya akan
menjualnya, dan dengan uang tersebut saya akan membeli baju-baju yang cantik
untuk di pakai ke pesta. Semua pemuda ganteng akan melihat ke arahku. Mereka
akan datang dan mencoba merayuku, tetapi saya akan mencari pemuda yang
memiliki usaha yang bagus saja!"
Ketika dia sedang memikirkan rencana-rencananya yang dirasanya sangat pandai,
dia menganggukkan kepalanya dengan bangga, dan tanpa disadari, ember yang
berada di kepalanya jatuh ke tanah, dan semua susu yang telah diperah mengalir
tumpah ke tanah, dengan itu hilanglah semua angan-angannya tentang mentega,
telur, ayam, baju baru beserta kebanggaannya.

Burung Gagak dan Sebuah Kendi


Pada suatu musim yang sangat kering, dimana saat itu burung-burungpun sangat
sulit mendapatkan sedikit air untuk diminum, seekor burung gagak menemukan
sebuah kendi yang berisikan sedikit air. Tetapi kendi tersebut merupakan sebuah
kendi yang tinggi dengan leher kendi sempit. Bagaimanapun burung gagak tersebut
berusaha untuk mencoba meminum air yang berada dalam kendi, dia tetap tidak
dapat mencapainya. Burung gagak tersebut hampir merasa putus asa dan merasa
akan meninggal karena kehausan.
Kemudian tiba-tiba sebuah ide muncul dalam benaknya. Dia lalu mengambil kerikil
yang ada di samping kendi, kemudian menjatuhkannya ke dalam kendi satu
persatu. Setiap kali burung gagak itu memasukkan kerikil ke dalam kendi,
permukaan air dalam kendipun berangsur-angsur naik dan bertambah tinggi hingga
akhirnya air tersebut dapat di capai oleh sang burung Gagak.

Anjing dan Bayangannya


Seekor anjing yang mendapatkan sebuah tulang dari seseorang, berlari-lari pulang
ke rumahnya secepat mungkin dengan senang hati. Ketika dia melewati sebuah
jembatan yang sangat kecil, dia menunduk ke bawah dan melihat bayangan dirinya
terpantul dari air di bawah jembatan itu. Anjing yang serakah ini mengira dirinya
melihat seekor anjing lain membawa sebuah tulang yang lebih besar dari miliknya.
Bila saja dia berhenti untuk berpikir, dia akan tahu bahwa itu hanyalah
bayangannya. Tetapi anjing itu tidak berpikir apa-apa dan malah menjatuhkan
tulang yang dibawanya dan langsung melompat ke dalam sungai. Anjing serakah
tersebut akhirnya dengan susah payah berenang menuju ke tepi sungai. Saat dia
selamat tiba di tepi sungai, dia hanya bisa berdiri termenung dan sedih karena
tulang yang di bawanya malah hilang, dia kemudian menyesali apa yang terjadi dan
menyadari betapa bodohnya dirinya.

Pandai Besi dan Anjingnya


Seorang pandai besi memiliki anjing kecil yang biasanya tertidur ketika tuannya sedang bekerja,
dan terjaga ketika tiba waktunya untuk makan.
Suatu hari tuannya berpura-pura marah akan hal ini. Dan ketika sang Pandai Besi melemparkan
sepotong tulang untuk makanan anjingnya, seperti yang biasa dilakukannya, ia pun berkata,
"Apa gunanya makhluk malas seperti kamu? Ketika saya bekerja keras memukul besi, kamu
hanya meringkuk dan tidur nyenyak, tetapi tidak lama setelah saya berhenti bekerja untuk
beristirahat makan, kamupun bangun dan mengibaskan ekormu minta diberi makan."
Mereka yang malas bekerja, wajar apabila mengalami kelaparan.

Kelinci dan Anjing Pemburu


Seekor anjing pemburu yang mengejar-ngejar seekor kelinci, dan setelah beberapa lama, sang
Anjing menyerah dan menghentikan pengejarannya. Kebetulan kejadian itu disaksikan oleh
seorang gembala yang langsung mengejek sang Anjing dan berkata:
"Hewan yang lebih kecil ternyata larinya lebih kencang dibandingkan dengan kamu,"
Sang Anjing menjawab, "Tidakkah kamu melihat perbedaan di antara kami? Saya berlari untuk
mendapatkan makanan, sedangkan sang Kelinci berlari untuk mempertahankan hidupnya."
Keinginan menentukan kerasnya suatu usaha.

OLEH :
MUH. RAIHAN
KELAS VIII D

OLEH :
MUH. RAIHAN
KELAS VIII D

You might also like