Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena limpahan rahmat dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan laporan ini.
Dalam penyusunan ini kami banyak mendapat bimbingan, pengalaman dan pengetahuan
dalam bidang kesehatan khususnya kami mahasiswi akbid Widyagama Husada yang masih
banyak membutuhkan bimbingan dan pengajaran yang baik dan benar. Untuk itu kami ucapkan
banyak terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Laily Amie, selaku Direktur STIKES Widyagama- Husada Malang.
2. Ibu Yuliyanik, S.KM, selaku wakil Direktur STIKES Widyagama-Husada Malang.
3. Ibu Peni Indrawati, S.KM, selaku Kaprodi DIII Kebidanan STIKES Widyagama HusadaMalang.
4. Ibu Hj. Sri Jatini Djoko, Amd. Keb, selaku pembimbing lapangan yang telah banyak
memberikan bimbingan selama praktek.
5. Ibu Ari christiana, Amd. Keb, selaku dosen pembimbing praktek STIKES Widyagama
Husada Malang yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dalam proses pembuatan
asuhan kebidanan.
6. Orang tua yang selalu memberi dukungan moril dan materiil serta teman-temanku yang telah
membantu dalam proses pembuatan Asuhan Kebidanan ini.
Penulis
menyadari
sepenuhnya
bahwa
penulisan
laporan
ini
masih
banyak
kekurangannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna perbaikan diwaktu yang akan datang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dizaman yang modern ini, perkembangan ilmu dan pengetahuan yang semakin
berkembang diikuti dengan berkembangnya jenis penyakit dan gangguan kesehatan. Salah
satunya dibidang ginekologi. Salah satu gangguan ginekologi yang sering ditemukan dan
terjadi adalah menometroraghia. Kejadian menometroraghia biasanya dipengaruhi oleh
adanya rangsangan hormonal tubuh.
Keluhan utama yang dialami oleh wanita dengan menometroraghia adalah perdarahan
yang terjadi dalam masa antara 2 haid. Sebagai tenaga kesehatan, bidan harus bisa
mendiagnosa dengan benar tentang masalah kandungan terutama menometroraghia.
Meskipun tugas bidan bukanlah untuk menangani masalah ginekologi, namun bidan dapat
memberikan KIE kepada pasien agar tetap tenang dan kooperatif terhadap tindakan yang
dilakukan petugas.
Oleh karena itu, penulis berminat untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu
dengan menometroraghia.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu mengkaji dan menerapkan asuhan kebidanan secara
komprehensif pada kasus menometroraghia.
Tujuan Khusus
Dengan disusunnya laporan ini diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mengumpulkan data sampai dengan menganalisa data.
2. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah.
3. Mengantisipasi masalah potensial.
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera.
5. Merencanakan asuhan kebidanan.
6. Melaksanakan asuhan kebidanan yang telah direncanakan.
7. Mengevaluasi tindakan yang telahdiberikan.
1.3 Metode Penulisan
1.3.1 Wawancara
1.2.2
Komunikasi langsung yang bertujuan mencari informasi guna melengkapi data pasien
dengan cara komunikasi baik dengan pasien maupun keluarga pasien untuk memperoleh
1.3.2
1.3.3
kesehatan pasien.
Studi dokumentasi
mempelajari dan melengkapi data dengan jalan melihat catatan atau status pasien, catatan
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Menometroraghia
2.1.1
Pengertian
Metorrhagia atau Menometrorhargia dapat disebabkan oleh kelainan organik pada alat
genital atau oleh kelainan fungsional, serta penyebab lain.
a. Penyebab organik perdarahan bukan haid antara lain :
Vagina
Serviks
Rahim
2.
c. Penyebab lain : stress psikologi serta komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi.
(Manuaba, 1998: 400)
2.1.3
Patologi
Penelitian menunjukkan bahwa perdarahan disfungsional dapat ditemukan bersamaan
dengan berbagai
jenis endometrium,
yaitu
endometrium
atrofik,
hiperplastik,
Gambaran Klinik
a. Perdarahan Ovulatoar
Perdarahan ini merupakan 10 % dari perdarahan disfungsional dengan siklus pendek
(polimenoreal) atau panjang (oligomenorhe).
Untuk menegakkan diagnosis, dilakukan kerokan pada dinding endometrium pada
masa mendekati haid. Jika sudah dipastikan bahwa perdarahan berasal dari
endometrium, tipe sekresi tanpa adanya sebab organic, maka etiologinya :
1. Korpus luteum persisten : perdarahan kadang-kadang bersamaan dengan
pembesaran ovarium.
2. Insufisiensi korpus luteum dapat menyebabkan premenstrual spotting menoragia
atau polimenorhea. Dasarnya yaitu kurangnya produksi progesterone disebabkan
oleh gangguan LH.
3. Apopleksia uteri pada wanita dengan hipertensi dapat terjadi pecahnya pembuluh
darah dalam uteri.
4. Kelainan darah seperti anemia, purpura trombositopenik, dan gangguan dalam
mekanisme pembekuan darah.
b. Perdarahan anovulator
perdarahan yang bersifat anovulator, yaitu fluktuasi kadar estrogen ada sangkut
pautnya dengan jumlah folikel yang pada suatu waktu fungsional aktif. Folikel-folikel
ini mengeluarkan estrogen sebelum mengalami atresia dan kemudian dengan folikel-
Diagnosis
1. Anamnesa
Bagaimana mulainya perdarahan, apakah didahului oleh siklus yang pendek atau
oligomenorhea, sifat perdarahan, lama perdarahan, dan sebagainya.
2. Pemeriksaan Umum
Tanda-tanda yang menunjuk kearah penyakit metabolic, penyakit endokrin, dan
penyakit menahun.
3. Pemeriksaan Ginekologi
Dilihat apakah tidak ada kelainan organic yang menyebabkan perdarahan akut (polip,
ulkus, tumor, kehamilan terganggu).
2.1.6
(Manuaba : 1998)
Penanganan
a. Kadang-kadang pada pengeluaran darah pada perdarahan fungsional sangat banyak,
dalam hal ini penderita harus istirahat dan diberi transfuse darah.
b. Setelah pemeriksaan ginekologik menunjukkan bahwa perdarahan berasal dari uterus
dan tidak ada abortus incompletus, perdarahan untuk sementara waktu dapat
dipengaruhi oleh hormone steroid, dapat diberikan :
1. Estrogen dalam dosis tinggi supaya kadarnya dalam darah meningkat dan
perdarahan terhenti. Dapat diberikan IM Dipropionas estradiol 2,5 ml, Benzoas
estradiol 1,5 mg, Valitas estradiol 20 mg, jika suntikan ini dihentikan perdarahan
timbul lagi.
2. Progesteron caproad hidroksi progesterone 12,5 mg IM per os sehari,
mopechindrone 15 mg/medroksiprogesteron asetat 125 mg/provera 10 mg.
c. Jika pemberian estrogen saja atau progesteron saja kurang bermanfaat, maka diberikan
kombinasi estrogen dan progesteron yaitu pil kontrasepsi.
Tetapi ini dapat dilakukan mulai hari ke-5 perdarahan terus untuk 21 hari. Dapat pula
diberikan progesteron untuk 7 hari mulai hari ke 21 siklus haid.
d. Dilakukan curetage
PENGKAJIAN
Tanggal : ...............
Tempat
A.
: ................
Data subyektif
1.Identitas
Nama ibu : Ny ....
Umur
: terjadi pada
Agama
: semua agama
Pendidikan
Pekerjaan
:-
Alamat
Umur
: ..... tahun
Agama
: semua agama
Pendidikan
Pekerjaan
:-
Alamat
2. Keluhan utama
Pasien mengatakan mengeluarkan darah dari kemaluanya sudah...minggu, sejak
tanggal...sampai ....warna darah.... jumlah.....
Siklus haid
Lama haid
Banyaknya haid
Keluhan
Fluor albus
: ada/ tidak
HPHT
TP
8. Riwayat perkawinan
Menikah
: ....... kali
Usia menikah
Lama menikah
: ....... tahun
9. Riwayat KB
Untuk mengetahui KB sebelumnya dan rencana KB selanjutnya
10. Keadaan psikososial, budaya dan spiritual
a.
Psikologis
-
b.
- Dikaji untuk mengertahui hubungan ibu dan suami, keluarga serta dengan
tetangga sekitar
c.
Budaya
Kebiasaan yang dilakukan ibu dan keluarga dalam melakukan selamatan sesuai
dengan adat istiadat keluarga.
d.
Spiritual
Berhubungan dengan kebiasaan ibu dalam melakukan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaan yang dianut ibu.
B.
Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
-
Kesadaran
: Composmentis/somnolen
Cara berjalan
: Normal/ pincang
Tanda-tanda vital
Tekanan darah
Nadi
: ...x/menit (n : 70 - 90 x/menit)
Pernafasan
: ...x/menit(n : 16 24 x/menit)
Suhu
: ...0C (n : 36 37 0C)
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala
: simetris, rambut hitam/ merah, lurus/ ikal, rontok/ tidak, tidak ada
kelainan.
Muka
Mata
Hidung
Mulut
Telinga
Leher
Payudara
Abdomen
Genetalia
Ekstremitas
b. Palpasi
Leher
Dada
Abdomen
Ekstremitas
c. Auskultasi
Dada
d. Perkusi :
Dada
2.2.2
Suhu
: normalnya 36,5 C 37 C
RR
2. Pemeriksaan Fisik
* Inspeksi
Muka : warna kulit wajah pucat/kuning/ merah muda
2.2.4
Anemia
Myoma uteri
Tumor miometrium
2.2.5
Dx
Intervensi
Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan pasien mengerti penjelasan yang
diberikan oleh petugas.
Kriteria hasil
: - Perdarahan berhenti
- TTV dalam batas normal
- Tidak terjadi komplikasi
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
R/ Ibu dan keluarga lebih kooperatif dalam tindakan
2. Jelaskan pada ibu tentang keadaan penyakitnya
R/ menambah pengetahuan ibu dan ibu lebih mengerti tentang keadaannya
3. Jelaskan pada ibu penyebab menometroraghia
R/ ibu lebih menjaga kesehatannya
4. Anjurkan pada ibu agar cukup istirahat
R/ Dengan istirahat dapat mengurangi pengeluaran darah
5. Anjurkan pada ibu agar menjaga kebersihan diri terutama daerah genetalia
R/ kebersihan daerah genetalia menambah rasa nyaman
6. Jelaskan pada ibu untuk menjaga kebutuhan nutrisi
R/ Nutrisi yang adekuat meningkatkan daya tahan tubuh
7. Lakukan pemberian terapi pada ibu
R/ Menghentikan perdarahan dan pemberian vitamin pada ibu
2.2.6
Implementasi
Sesuai dengan intervensi
2.2.7
Evaluasi
Menggunakan metode SOAP
BAB 3
TINJAUAN KASUS
: 06 September 2008
Jam
: 18.30 WIB
Tempat
Oleh
: Mahanani S.D
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama
: Ny R
Nama suami : Tn F
Umur
: 26 th
Umur
: 30 th
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan : SMA
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Srono banyuwangi/wates
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengeluarkan darah dari kemaluannya sudah 3 minggu, sejak
tanggal 15-08-2008 sampai sekarang. Warna darah merah gelap, jumlahnya sedikit,
tetapi tidak merasakan nyeri pada perutnya.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan mengalami perdarahan sedikit. Dan Ibu tidak pernah menderita
penyakit kronis (TBC, darah tinggi dan lain-lain), penyakit menular (penyakit
kuning, malaria dan lain-lain) dan penyakit menurun (kencing manis, asma, epilepsy
dan lain-lain). Serta Ibu tidak pernah melakukan pemeriksaan pap smear.
:1
Lama
: 3 tahun
: 23 tahun
8. Riwayat Menstruasi
Menarche
: 13 tahun
Siklus
: tidak teratur
Flour Albus
: tidak ada
Dismenorhea
: kadang-kadang
9. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah mengikuti KB apapun.
10. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Ibu makan 2-3x sehari terdiri dari 1 piring nasi, lauk-pauk (tempe/tahu), sayuran
dan minum air putih + 6 gelas/hari.
b. Pola Aktivitas
Psikososial
Ibu mengatakan khawatir dengan keadaannya saat ini, bila ada masalah Ibu segera
membahas dan menyelesaikannya dengan suami.
Sosial
Ibu mengatakan hubungannya dengan suami dan keluarga harmonis.
Budaya
Ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan minum-minuman beralkohol, tidak
pernah merokok, dan tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum
: baik
Kesadaran
: composmentis
Tanda-tanda vital
TD
: 80/60 mmHg
Nadi
: 84 x/menit
Suhu
: 36,7oC (aksila)
RR
: 24 x/menit
Kepala
: Rambut hitam, lurus,tidak ada benjolan, tidak ada bekas luka, tidak
mudah rontok
Muka
Mata
Hidung
Mulut
: Simetris, bibir pucat, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi,
lidah bersih
Leher
Dada
Payudara
Abdomen
Genetalia
Payudara
Abdomen :Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran organ-organ abdomen,
tidak ada kembung.
Ekstremitas : atas
Bawah
c. Auskultasi
Dada
d. Perkusi
Abdomen
DS
: baik
: composmentis
Tanda-tanda vital
TD
: 80/60 mmHg
Nadi
: 84 x/menit
Suhu
: 36,7oC (aksila)
Pernafasan : 24 x/menit
- Pemeriksaan fisik
Muka
: wajah pucat
Mata
: konjungtiva pucat
Genetalia : Keluar darah sedikit 10 cc, warna merah gelap, tidak odema, tidak ada
varises
3.3 ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Anemia
Myoma uteri
Tumor miometrium
Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan pasien mengerti penjelasan yang diberikan
petugas.
Kriteria hasil
: - Perdarahan berhenti
- TTV dalam batas normal
- Tidak terjadi komplikasi
Intervensi :
1.
2.
3.
4.
5.
Anjurkan pada ibu agar menjaga kebersihan diri terutama daerah genetalia
R/ kebersihan daerah genetalia menambah rasa nyaman
6.
7.
3.6 IMPLEMENTASI
Tanggal : 06-09-2008
Dx
Jam
: 18.45 WIB
1. Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga dengan menyapa ramah dan melakukan
pengkajian data.
2. Menjelaskan pada ibu tentang keadaan penyakitnya, bahwa penyakitnya itu merupakan
kelebihan hormone sehingga ibu tidak perlu cemas dan penyakitnya atu dapat
disembuhkan.
3. Menjelaskan pada ibu tentang penyebab menometroraghia yang dialami ibu yaitu karena
kelainan pada alat kandungan.
4. Menganjurkan pada ibu agar istirahat yang cukup.
5. Menganjurkan ibu agar menjaga kebersihan daerah genetalia untuk mencegah terjadinya
infeksi dan meningkatkan rasa nyaman.
6. Menjelaskan pada ibu agar menjaga kebutuhan nutrisi karena konsumsi makanan bergizi
sangat berguna untuk daya tahan tubuh.konsumsi banyak sayur sayuran berwarna hijau,
banyak protein seperti telur, daging, ayam, ikan laut, dan buah buahan juga minum susu
dan makan keju.
7. Melakukan pemberian terapi pada ibu yaitu : injeksi B12 dosis 2 cc gunanya untuk
vitamin pada ibu, pada pantat sebelah kanan ibu. Dan tablet vitamin K 9 butir 3x1 sehari
dengan @ dosis 10 mg untuk menghentikan perdarahan.
3.7 EVALUASI
Tanggal : 06 09 2008
S
: Ibu mengatakan telah mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh petugas.
O : Keadaan umum
: baik
Kesadaran
: composmentis
TTV : TD
: 110/ 80 mmHg
Pernafasan
: 24 x/menit
Nadi
: 80 x/menit
Suhu
: 36,2 oC
- Ibu kooperatif dengan anjuran dan saran saran yang diberi petugas kesehatan
- Ibu menerti dan paham dengan keadaan penyakitnya
- Ibu telah telah disuntik B12 (2 cc) dan dibri Vit K dosis (10 mg)
A
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada asuhan kebidanan pada ibu dengan menometroraghia tidak didapatkan kesenjangan,
hal tersebut dapat dilihat dari :
Setelah ibu diketehui mengalami menometroraghia, bidan segera melakukan konsultasi
dengan dokter untuk dilakukan curetage. Hal ini sesuai dengan teori dimana ibu dengan
menometroraghia diharapkan segera dilakukan curetage.
Dengan memberikan asuhan kebidanan, penjelasan dan pemahaman yang mudah dipahami
serta memberikan dukungan moril dan spiritual, maka penatalaksanaan pada ibu dengan
menometroraghia dapat dilaksanakan sebaik-baiknya. Hal ini ditunjang dengan adanya
kerjasama yang baik antara ibu, keluarga dan petugas kesehatan selama memberikan asuhan.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pemberian asuhan kebidanan pada ibu dengan menometroraghia telah kita berikan
sesuai dengan konsep teori yang dipelajari mulai dari pengkajian sampai evaluasi.
Dengan pembuatan Asuhan Kebidanan pada Ny R dengan menometroahagia penulis
menyimpulkan dalam melaksanakan suatu Asuhan Kebidanan sangat diperlukan pengetahuan,
ketrampilan dan ketelitian bidan dalam melakukan pengkajian terhadap suatu kasus sehingga
didapatkan data subyektif dan obyektif yang akurat dan pada pasien Ny R dengan
menometrorrhagia.
5.2 Saran
a. Bagi petugas kesehatan
Diharapkan pada petugas kesehatan dapat memiliki kompetensi dan meningkatkan dalam
penatalaksanaan dengan menometroraghia.
b. Bagi penulis
Diharapkan penulis mampu menguasai materi dan penanganan dini pasien dengan
menometroraghia sehingga dapat dijadikan bekal ilmu dan pengalaman dilapangan kelak.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus. 1998. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan KB untuk bidan.
Jakarta: EGC.
Moore, Hacker. 2001. Essensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2. Jakarta : Hipocrates.
Prawirohardjo, Sarwono. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta : YBP-SP.
Romali, Ahmad. 2003. Kamus Kedokteran. Jakarta : Djambatan.