Professional Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
Filsafat pertama muncul di Yunani kira-kira abad ke 7 SM.
Filsafat muncul ketika orang-orang mulai berpikir dan berdiskusi
tentang keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar
mereka. Orang yang mula-mula sekali menggunakan akal
secara serius adalah orang Yunani yang bernama Thales (624546 SM), orang inilah yang digelari Bapak Filsafat.[1] Filosoffilosof Yunani berikutnya yang populer ialah: Sokrates, Plato
dan Aristoteles. Sokrates adalah guru Plato sedangkan
Aristoteles adalah murid Plato. Ada sebagian yang mengatakan
bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah komentar-komentar
karya Plato. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang sangat
besar pada sejarah filsafat.
Banyak pendapat bahwa filsafat lahir dari Yunani, namun ada
juga yang mengatakan bahwa filsafat dimulai dari Islam. Ada
lagi yang berpendapat asal mula filsafat dari gabungan
keduanya. Filsafat Islam tidak dapat dipisahkan dari filsafat
Yunani kuno sebagai awal munculnya sejarah perkembangan
filsafat. Filsafat Islam memiliki kisah tersendiri dalam sejarah
perkembangannya, dan filsafat Barat juga memiliki riwayat
yang berbeda dalam perjalanan sejarah mereka.
Pemikiran yang mendalam untuk mencari kebenaran
merupakan hakekat dari filsafat, maka filsafat sangat perlu
untuk dipelajari agar dapat memahami persoalan pemikiran
yang sedang berkembang. Studi filsafat dapat membantu
dalam membangun keyakinan keagamaan berdasarkan
kematangan intelektualitas. Filsafat dapat mendukung
kepercayaan keagamaan seseorang, asal kepercayaan tersebut
tidak bergantung pada konsepsi pra ilmiah yang usang, sempit
dan dogmatis. [2]
Tokoh filsafat Islam maupun filsafat Barat memiliki peran besar
dalam mempengaruhi perkembangan peradaban dan ilmu
pengetahuan berikutnya. Maka hal ini sangat perlu untuk
mempelajari tokoh-tokoh keduanya sekaligus membandingkan
untuk memahami buah pemikirannya. Menurut Zubaidi tokoh
II. PEMBAHASAN
A. Konsep-konsep Filsafat
Filsafat berasal dari kata arab yang berhubungan erat dengan
kata Yunani, bahkan memang asalnya dari kata Yunani yaitu,
philosophia. Dalam bahasa Yunani kata philosophia merupakan
kata majemuk yang terdiri atas philo dan sophia; philo artinya
cinta dalam arti yang luas, yaitu ingin, dan karena itu lalu
berusaha mencapai yang diinginkan itu; sophia artinya
kebijakan yang artinya pandai, pengertian yang mendalam.
Definisinya, filsafat sebagai sejenis pengetahuan yang
berusaha mencari sebab sedalam-dalamnya dari segala
sesuatu berdasarkan pikiran belaka. [5]
Plato menyatakan bahwa filsafat ialah pengetahuan yang
berminat mencapai kebenaran asli, dan bagi Aristoteles filsafat
adalah ilmu yang mencari kebenaran pertama, segala yang
maujud dan ilmu segala yang ada yang menunjukkan adanya
penggerak pertama.[6]
Bagi Al-Farabi filsafat adalah pengetahuan tentang alam ujud
bagaimana hakikat yang sebenarnya. Al-Kindi berpendapat
filsafat merupakan pengetahuan tentang hakekat segala
permulaan abad 13 kajian filosofis bercampur dengan kajiankajian teologik, bahkan hidup bersama berdampingan. Maka
muncullah istilah suluk, al-Ittihad, hulul, wihdatul wujud. Ini
semua bentuk-bentuk tasawuf berlandaskan pada sendi-sendi
filsafat, dan teori mereka tentang al-Wujud (ontologi) dan alMarifah (epistemologi) mirip dengan teori para filosof.
Ibrahim Madkour membagi tiga lingkungan dalam dunia Islam
yang menggeluti pemikiran filsafat. Pertama lingkungan aliran
kalam yang mencakup Syiah dan Ahl al-Sunnah, kemudian
sebagian kecil al-Khawarij, Murjiah. Kedua, lingkungan filosoffilosof murni paripatetik Arab, dan yang ketiga adalah
lingkungan kaum sufi. [22]
Pemikiran Filsafat Islam
Berbagai perbedaan yang timbul antara pemikiran yang
rasional (filsafat) dengan rasa (tasauf) tidak menyebabkan ada
orang Islam yang didominasi oleh pemikiran akal secara total,
demikian sebaliknya tidak ada yang didominasi sepenuhnya
oleh rasa (hati) seratus persen. Buktinya adalah tidak ada
filosuf Islam maupun sufi yang meninggalkan iman, apalagi
yang mengambil faham materialisme atau atheisme.
Mengapa demikian, karena Al Quran menghargai akal dan hati.
Pertentangan akal dan hati (iman) dalam Islam pun ada tetapi
tidak sehebat di Barat. Di Timur (Islam) filosof dan sufi samasama beriman, perbedaan mereka hanya pada visi dalam
menafsirkan Kitab Suci, orang filsafat biasanya menggunakan
tawil ke arah rasio, sementara orang-orang tashawuf juga
menggunakan takwil tetapi ke arah rasa. Perkembangan ini
tidak menimbulkan gejolak yang berarti di dalam Islam.
Cukup banyak ayat Quran yang menunjukkan manusia agar
mempergunakan akal sebagai landasan dalam berpikir, berbuat
dan berperilaku seperti kata nazara dalam S. Qaf ayat 6-7, atThariq ayat 6-7, al-Ghasiyah ayat 17-20, tadabbaru pada S.
Shad ayat 68-69, Muhammad ayat 24, tafakkru pada S. An-Nahl
68-69, al-Jatsiyah 12-13, juga kata faqiha, tazakkara, fahima
dan aqala pada surat al-Isra 44, al-Anam 97-98 dan at-Taubah
122. Ayat-ayat itu lebih dari 140 banyaknya. Selain itu hadis
IBNU SINA
Ibnu Sina lahir di Asyfana tahun 980 dan wafat di Isfahan
tahun1037 M. Pemikiran terpenting yang dihasilkan oleh Ibnu
Sina adalah tentang jiwa. Ibnu Sina juga menganut paham
pancaran, jiwa manusia memancar dari akal kesepuluh. Dia
membagi jiwa dalam tiga bagian, yaitu jiwa tumbuh-tumbuhan
(nafsu nabatiyah), jiwa binatang (nafsu hayawaniyah), dan jiwa
manusia (nafsu natiqah).
III. PENUTUP
KESIMPULAN
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa filsafat lahir dari
Yunani, namun ada juga yang mengatakan bahwa filsafat
dimulai dari Islam. Ada lagi yang berpendapat asal mula filsafat
dari gabungan keduanya.
Filsafat Barat adalah hasil pemikiran radikal oleh para filosuf
Barat sejak abad pertengahan sampai abad modern,
sedangkan Filsafat Islam adalah berpikir bebas, radikal dan
berada pada taraf makna yang mempunyai sifat, corak dan
karakter yang menyelamatkan dan kedamaian hati.
Perbedaanya;
Filsafat Islam :
- Berfilsafat menggunakan akal dan bersandar pada Wahyu.
- Ruang lingkup pembahasannya yang abstrak maupun konkrit,
fisik maupun metafisik.
- Berfilsafat untuk mendekatkan diri kepada Allah dan
memahami realitas alam.
- Berfilsafat dimulai dengan keimanan kepada Allah
Filsafat Barat
- Menggunakan rasio.
- Berpijak pada hal-hal yang konkrit
- Hanya berfilsafat.
Kejayaan Islam masa lalu merupakan bagian kehidupan sejarah
umat muslim yang tidak mungkin dilupakan. Maka penting
untuk direnungkan, menurut Noeng Muhadjir:
Dalam kehidupan yang semakin mengglobal ini menjadi tidak
mungkin dijalankan syariat Islam menjadi konstitusi negara
ketika Muslim menjadi minoritas; juga bila Islam menjadi
mayoritas, dapatkan Islam menerapkan hukum syari Islam
sebagai konstitusi negara kepada non Muslim? Karena itu
berarti membatasi kebebasan individu. Perlu dibangun aturanaturan hukum yang universal, sehingga tidak meninggalkan AlQuran. Al-Quran memang bersifat ilahiyah, shingga jangan
ditinggalkan; tetapi syariah merupakan produk interpretasi
manusiawi, sehingga dapat diperbaharui terus.[31]
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati sejak Thales sampai
Capra, (Bandung: Rhosda karya, 2008), cet. XVI
Abu Bakar Atjeh, Sejarah Filsafat Islam, (Sala: Ramadani, 1982),
cet. II
Abuddin Nata, Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1993), cet. III
[1] Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati sejak Thales
sampai Capra, (Bandung: Rhosda karya, 2008), cet. XVI, , hal. 1
[2] Zubaidi, Filsafat Barat, (Yogjakarta: Arruz Media, 2007), hal.
12
[3] Ibid, hal. 14
[4] Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme Dalam Islam,
(Jakarta: Bulan Bintang, 2006), cet. 12, hal. 5