You are on page 1of 22

1)

Telah menceritakan kepada kami Yahyaa bin Ayyuub, Qutaibah


dan Ibnu Hujr, mereka berkata, telah menceritakan kepada kami
Ismaaiil -dia adalah Ibnu Jafar-, dari Abu Suhail, dari Ayahnya,
dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah
Shallallaahu alaihi wasallam bersabda, Jika telah datang bulan
Ramadhan maka pintu-pintu surga akan dibuka, pintu-pintu
neraka akan ditutup dan setan-setan akan dibelenggu dengan
rantai.
[Shahiih Muslim no. 1080; Shahiih Al-Bukhaariy no. 1898]

2)












Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib Muhammad bin
Al-Alaa bin Kuraib, telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin
Ayyaasy, dari Al-Amasy, dari Abu Shaalih, dari Abu Hurairah, ia
berkata, Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam bersabda, Jika
telah datang malam pertama di bulan Ramadhan maka setansetan dan jin yang jahat akan dirantai, pintu-pintu neraka akan
ditutup dan tidak akan terbuka darinya satu pintupun, pintu-pintu
surga akan dibuka dan tidak akan tertutup darinya satu pintupun,
dan seorang penyeru akan menyerukan, Wahai para pencari
kebaikan, bersegeralah (menuju kebaikan), wahai para pencari
keburukan, berhentilah (dari keburukan), Allah membebaskan
(seorang hamba) dari api neraka pada setiap malam (di bulan
Ramadhan).

[Jaami At-Tirmidziy no. 682; Sunan Ibnu Maajah no. 1339]


Sanadnya terdapat illat dari Abu Bakr bin Ayyaasy[1], namun ia
hasan lighairihi dengan syawahid. Syaikh Al-Albaaniy
menghasankannya dalam Shahiih At-Targhiib no. 998.
3)











Telah mengkhabarkan kepada kami Bisyr bin Hilaal, telah
menceritakan kepada kami Abdul Waarits, dari Ayyuub, dari Abu
Qilaabah, dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah Shallallaahu
alaihi wasallam bersabda, Telah datang kepada kalian bulan
Ramadhan, bulan penuh keberkahan. Allah Azza wa Jalla telah
mewajibkan kepada kalian berpuasa didalamnya, di bulan itu
pintu-pintu langit akan dibuka dan pintu-pintu neraka akan
ditutup, di bulan itu setan-setan jahat akan diikat. Demi Allah, di
bulan itu ada malam yang lebih baik daripada seribu bulan,
barangsiapa terhalang mendapatkan kebaikannya maka sungguh
ia telah terhalang.
[Sunan An-Nasaaiy no. 2106] Sanadnya mursal jayyid[2]. Akan
tetapi ia hasan lighairihi dengan mutabaat dari hadits yang telah
lewat dan dengan syaahid yang akan datang berikut. Syaikh AlAlbaaniy menshahihkannya dalam Shahiih At-Targhiib no. 999
4)







Telah menceritakan kepada kami Abu Badr Abbaad bin Al-Waliid,
telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Bilaal, telah
menceritakan kepada kami Imraan Al-Qaththaan, dari Qataadah,
dari Anas bin Maalik, ia berkata, ketika memasuki bulan

Ramadhan maka Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam


bersabda, Sesungguhnya bulan ini sungguh telah hadir pada
kalian, dan didalamnya terdapat satu malam yang lebih baik
daripada seribu bulan, barangsiapa yang terhalang (mendapat
kebaikannya) maka sungguh ia telah terhalang dari kebaikan, dan
tidaklah dihalangi kebaikannya kecuali bagi yang terhalang (dari
kebaikan).
[Sunan Ibnu Maajah no. 1644] Sanadnya hasan. Dihasankan
Syaikh Al-Albaaniy dalam Shahiih At-Targhiib no. 1000, beliau
berkata hasan shahih.

5)

















Telah menceritakan kepada kami Suraij bin An-Numaan, telah
menceritakan kepada kami Nuuh bin Qais, dari Nashr bin Aliy AlJahdhamiy, dari An-Nadhr bin Syaibaan Al-Huddaaniy, dari Abu
Salamah bin Abdurrahman, aku (An-Nadhr) berkata kepada Abu
Salamah, ceritakanlah kepadaku hadits dari Ayahmu yang ia
dengar dari Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam, Abu Salamah
menjawab, (jika) bulan Ramadhan datang maka Rasulullah
Shallallaahu alaihi wasallam bersabda, Bulan Ramadhan adalah
bulan yang Allah wajibkan kalian untuk berpuasa, dan aku telah
mensunnahkan kaum muslimin untuk shalat malam didalamnya,
maka barangsiapa berpuasa dengan penuh keimanan dan
mengharap pahala, niscaya dosa-dosanya akan keluar (darinya)
bagaikan hari ketika ia baru dilahirkan ibunya.
[Musnad Ahmad no. 1691] Sanadnya dhaif[3], akan tetapi
hadits ini hasan lighairihi dengan syawahidnya. Syaikh Ahmad
Syaakir menshahihkannya dalam Taliiq Musnad Ahmad 3/142.

)6










Telah menceritakan kepada kami Aliy bin Abdillaah, telah
menceritakan kepada kami Sufyaan, ia berkata, kami telah
menghafalnya dan sungguh ia berasal dari Az-Zuhriy, dari Abu
Salamah, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi
Shallallaahu alaihi wasallam, beliau bersabda, Barangsiapa
berpuasa Ramadhan dengan keimanan (kepada Allah) dan
mengharap pahala maka akan diampuni dosa-dosanya yang
terdahulu, dan barangsiapa yang menegakkan Lailatul Qadr
dengan keimanan (kepada Allah) dan mengharap pahala maka
akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.
][Shahiih Al-Bukhaariy no. 2014; Shahiih Muslim no. 761
)7



















Telah menceritakan kepada kami Ibraahiim bin Muusaa, telah
mengkhabarkan kepada kami Hisyaam bin Yuusuf, dari Ibnu Juraij,
ia berkata, telah mengkhabarkan kepadaku Athaa, dari Abu
Shaalih Az-Zayyaat, bahwasanya ia mendengar Abu Hurairah
radhiyallahu anhu mengatakan, Rasulullah Shallallaahu alaihi
wasallam bersabda, Semua amalan anak Adam adalah untuknya
kecuali puasa karena sesungguhnya puasa adalah untukKu dan
Akulah yang akan membalasnya, puasa adalah taman-taman
surga, jika suatu hari salah seorang dari kalian berpuasa maka
janganlah ia berbuat buruk dan mengumpat, jika ada seseorang
yang menghinanya atau mengajaknya berkelahi, maka

katakanlah, sesungguhnya aku sedang berpuasa. Demi Dzat yang


jiwa Muhammad berada di tanganNya, bau mulut orang yang
sedang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma misik,
dan bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan yang
dengan keduanya ia akan bergembira, yaitu jika ia berbuka puasa
maka ia akan gembira dan jika ia bertemu Rabbnya, ia akan
gembira dengan sebab puasanya.
[Shahiih Al-Bukhaariy no. 1904; Shahiih Muslim no. 1152]

8)




















Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaibah, telah
menceritakan kepada kami Abu Muaawiyah dan Wakii, dari AlAmasy, -dalam jalur periwayatan yang lain- telah menceritakan
kepada kami Zuhair bin Harb, telah menceritakan kepada kami
Jariir, dari Al-Amasy, -dalam jalur periwayatan yang lain- telah
menceritakan kepada kami Abu Saiid Al-Asyaj -dan lafazh
miliknya-, telah menceritakan kepada kami Wakii, telah
menceritakan kepada kami Al-Amasy, dari Abu Shaalih, dari Abu
Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallaahu
alaihi wasallam bersabda, Semua amalan anak Adam akan
dilipatgandakan (pahalanya), sebuah kebaikan akan
dilipatgandakan dengan sepuluh kali semisalnya hingga tujuh
ratus kali lipat. Allah Azza wa Jalla berfirman, Kecuali puasa
karena sesungguhnya puasa adalah untukKu dan Akulah yang
akan membalasnya, karena ia telah meninggalkan syahwat dan
makanannya karena Aku. Dan bagi orang yang berpuasa ada dua
kegembiraan, kegembiraan ketika ia berbuka puasa dan
kegembiraan ketika ia berjumpa dengan Rabbnya, bau mulut

orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma


misik.
[Shahiih Muslim no. 1153; Sunan Ibnu Maajah no. 1638]
9)








Telah menceritakan kepada kami Muusaa bin Daawud, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Lahiiah, dari Huyay bin
Abdillaah, dari Abu Abdurrahman Al-Hubuliy, dari Abdullaah bin
Amr, bahwasanya Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam
bersabda, Puasa dan Al-Quran keduanya akan memberikan
syafaat kepada seorang hamba di hari kiamat, puasa berkata,
Wahai Rabb, aku telah mencegahnya dari makanan dan nafsu
syahwat di siang hari, maka izinkan aku memberi syafaat
padanya, dan Al-Quran berkata, Aku telah mencegahnya dari
tidur di malam hari, maka izinkan aku memberi syafaat
padanya. Rasulullah melanjutkan, Maka keduanya diizinkan
memberi syafaat.
[Musnad Ahmad no. 6589] Syaikh Al-Albaaniy
menghasankannya dalam Shahiih At-Targhiib no. 984, namun ada
pembicaraan dalam sanadnya[4].

10)










Telah menceritakan kepadaku Abu Ath-Thaahir dan Haaruun bin
Saiid Al-Ailiy, keduanya berkata, telah mengkhabarkan kepada
kami Ibnu Wahb, dari Abu Shakhr, bahwasanya Umar bin Ishaq
maulaa Zaaidah telah menceritakan kepadanya, dari Ayahnya,

dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam


pernah bersabda, Shalat lima waktu, shalat Jumat hingga ke
Jumat berikutnya, dan puasa Ramadhan hingga ke Ramadhan
berikutnya, adalah kaffarat (penebus dosa) apa yang ada diantara
keduanya selama ia menghindari dosa-dosa besar.
][Shahiih Muslim no. 236

)11






Telah menceritakan kepada kami Aadam bin Abu Iyaas, telah


menceritakan kepada kami Ibnu Abi Dzib, telah menceritakan
kepada kami Saiid Al-Maqburiy, dari Ayahnya, dari Abu Hurairah
radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallaahu alaihi
wasallam bersabda, Barangsiapa yang tidak menahan perkataan
keji dan perbuatan buruk didalamnya, maka Allah tidak butuh
(orang itu) menahan makan dan minumnya.
][Shahiih Al-Bukhaariy no. 1903; Sunan Abu Daawud no. 2362
)12
:

! : :

:


. :
. : :
:
:
Telah menceritakan kepada kami Ar-Rabii bin Sulaimaan, telah
mengkhabarkan kepada kami Ibnu Wahb, telah mengkhabarkan
kepada kami Sulaimaan -dia adalah Ibnu Bilaal-, dari Katsiir bin
Zaid, dari Al-Waliid bin Rabaah, dari Abu Hurairah bahwa suatu
hari Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam naik mimbar dan

beliau bersabda, Aamiin, aamiin, aamiin. Ditanyakan kepada


beliau, Wahai Rasulullah, apa yang membuatmu mengatakan
seperti itu? Beliau bersabda, Jibriil berkata kepadaku, Semoga
Allah menghinakan seorang hamba yang setelah memasuki
Ramadhan, Allah belum mengampuni dirinya. Maka aku katakan,
Aamiin. Kemudian Jibriil berkata, Terhinalah seorang hamba
yang mendapati kedua orangtuanya masih hidup atau salah satu
dari keduanya akan tetapi tidak dapat membuatnya masuk
surga. Maka aku katakan, Aamiin. Kemudian Jibriil berkata,
Terhinalah seorang hamba ketika namamu disebut di sisinya, ia
tidak bershalawat kepadamu. Maka aku katakan, Aamiin.
[Shahiih Ibnu Khuzaimah 3/192; Al-Aadabul Mufrad no. 646]
Sanadnya shahih lighairihi. Telah lewat pembahasannya di Hadits
Bermaaf-maafan di Bulan Ramadhan.
13)


:
:




:


Telah mengkhabarkan kepadaku Muhammad bin Abdillaah bin
Abdil Hakam, bahwasanya Ibnu Wahb mengkhabarkan kepada
mereka, dan telah mengkhabarkan kepadaku Anas bin Iyaadh,
dari Al-Haarits bin Abdurrahman, dari Pamannya, dari Abu
Hurairah, ia berkata, Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam
bersabda, Puasa bukanlah hanya menahan diri dari makan dan
minum, sesungguhnya puasa adalah menahan diri dari perkataan
dan perbuatan kotor, maka jika ada seseorang yang menghina
atau berbuat bodoh kepadamu, katakanlah, sesungguhnya aku
sedang berpuasa, sesungguhnya aku sedang berpuasa.
[Shahiih Ibnu Khuzaimah no. 1872; Al-Mustadrak 1/430] Didalam
sanadnya ada paman Al-Haarits[5], dan hadits ini shahih lighairihi
dengan syawahidnya. Dishahihkan Syaikh Al-Albaaniy dalam
Shahiih Al-Mawaarid no. 741.

14)







Telah menceritakan kepada kami Amr bin Raafi, telah


menceritakan kepada kami Abdullaah bin Al-Mubaarak, dari
Usaamah bin Zaid, dari Saiid Al-Maqburiy, dari Abu Hurairah, ia
berkata, Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam bersabda,
Berapa banyak orang yang berpuasa namun tidak mendapatkan
apa-apa dari puasanya selain rasa lapar, dan berapa banyak
orang yang shalat malam namun tidak mendapatkan apa-apa dari
shalat malamnya selain menahan kantuk.
[Sunan Ibnu Maajah no. 1690] Sanadnya hasan. Syaikh AlAlbaaniy berkata hasan shahih dalam Shahiih Ibnu Maajah no.
1380.
15)








Telah menceritakan kepada kami Hannaad, telah menceritakan
kepada kami Abdurrahiim, dari Abdul Malik bin Abu Sulaimaan,
dari Athaa, dari Zaid bin Khaalid Al-Juhaniy, ia berkata,
Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam bersabda, Barangsiapa
yang memberi makan untuk berbuka bagi orang yang berpuasa,
maka baginya pahala yang semisal (orang yang berpuasa)
dengan tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa
sedikitpun.
[Jaami At-Tirmidziy no. 807] Sanadnya hasan. Dishahihkan
Syaikh Al-Albaaniy dalam Shahiih At-Targhiib no. 1078.
dan dalam lafazh Ibnu Khuzaimah :





Barangsiapa mempersiapkan orang yang berperang, atau
mempersiapkan orang yang berhaji, atau menggantikannya
mengurus keluarganya, atau memberi makan untuk berbuka bagi
orang yang berpuasa, maka baginya pahala yang semisal dengan
mereka dengan tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.
][Shahiih Ibnu Khuzaimah no. 1930
)16







Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Hanbal, telah
menceritakan kepada kami Abdurrazzaaq, telah menceritakan
kepada kami Jafar bin Sulaimaan, telah menceritakan kepada
kami Tsaabit Al-Bunaaniy bahwa ia mendengar Anas bin Maalik
mengatakan, Dahulu Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam
berbuka puasa dengan beberapa butir kurma muda (ruthb atau
kurma basah) sebelum melakukan shalat (Maghrib). Jika beliau
tidak menemukan beberapa kurma muda maka beliau berbuka
dengan beberapa butir kurma matang (tamr atau kurma kering).
Jika beliau tidak menemukannya, maka beliau berbuka dengan
beberapa teguk air.
[Sunan Abu Daawud no. 2356] Sanadnya hasan. Dihasankan
Syaikh Al-Albaaniy dalam Silsilatu Ash-Shahiihah no. 2840.

)17






Telah menceritakan kepada kami Khaalid bin Makhlad, telah


menceritakan kepada kami Sulaimaan bin Bilaal, ia berkata, telah
menceritakan kepadaku Abu Haazim, dari Sahl radhiyallahu
anhu, dari Nabi Shallallaahu alaihi wasallam, beliau bersabda,
Sesungguhnya didalam surga ada sebuah pintu yang dinamakan
Ar-Rayyaan yang pada hari kiamat akan dimasuki oleh orangorang yang berpuasa dan tidak akan dimasuki oleh satu orang
pun selain mereka. Dikatakan, mana orang-orang yang berpuasa?
Maka mereka berdiri dan tidaklah ada seorang pun yang
memasuki pintu tersebut selain mereka. Jika mereka telah masuk
maka pintu akan ditutup sehingga tidak ada seorang pun yang
bisa memasukinya lagi.
[Shahiih Al-Bukhaariy no. 1896; Shahiih Muslim no. 1154]
18)










Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rumh Al-Mishriy,


telah memberitakan kepada kami Al-Laits bin Sad, dari Yaziid bin
Abu Habiib, dari Saiid bin Abu Hind bahwasanya Mutharrif -dari
bani Aamir bin Shashaah- menceritakan kepadanya bahwa
Utsmaan bin Abu Al-Aash Ats-Tsaqafiy memanggilnya untuk
meminum susu yang ia tuang. Mutharrif berkata, Sesungguhnya
aku sedang berpuasa. Utsmaan berkata, Aku mendengar
Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam bersabda, Puasa adalah
perisai dari api neraka bagaikan perisai salah seorang dari kalian
dalam peperangan.
[Sunan Ibnu Maajah no. 1639; Musnad Ahmad no. 15844]
Sanadnya shahih. Dishahihkan Syaikh Muqbil Al-Waadiiy dalam
Shahiihul Musnad no. 929, Syaikh Al-Albaaniy dalam Shahiih AtTarghiib no. 982.

19)

:


: :








:
Telah mengkhabarkan kepada kami Ahmad bin Al-Hasan bin
Abdul Jabbaar Ash-Shuufiy, telah menceritakan kepada kami
Yahyaa bin Maiin, telah menceritakan kepada kami Al-Hakam bin
Naafi, dari Syuaib bin Abu Hamzah, dari Abdullaah bin
Abdurrahman bin Abu Husain, dari Iisaa bin Thalhah, ia berkata,
aku mendengar Amr bin Murrah Al-Juhaniy berkata, datang
seorang lelaki kepada Nabi Shallallaahu alaihi wasallam, lelaki itu
berkata, Wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu jika aku
bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah,
dan engkau adalah Rasulullah, aku shalat lima waktu (dalam
sehari), aku membayar zakat, aku puasa Ramadhan dan aku
berdiri untuk shalat malam didalamnya, termasuk golongan
apakah aku? Rasulullah bersabda, Termasuk golongan AshShiddiqiin dan Asy-Syuhadaa.
[Shahiih Ibnu Hibbaan no. 3438; Shahiih Ibnu Khuzaimah no.
2064] Sanadnya shahih. Syaikh Al-Albaaniy menshahihkannya
dalam Shahiih At-Targhiib no. 1003.
20)













Telah menceritakan kepada kami Yahyaa bin Ayyuub, Qutaibah bin
Saiid dan Aliy bin Hujr, semuanya dari Ismaaiil, Ibnu Ayyuub
berkata, telah menceritakan kepada kami Ismaaiil bin Jafar, telah
mengkhabarkan kepadaku Sad bin Saiid bin Qais, dari Umar bin
Tsaabit bin Al-Haarits Al-Khazrajiy, dari Abu Ayyuub Al-Anshariy
radhiyallahu anhu bahwa ia menceritakan haditsnya, Rasulullah
Shallallaahu alaihi wasallam bersabda, Barangsiapa yang

berpuasa Ramadhan kemudian mengiringinya dengan puasa


enam hari di bulan Syawwaal, maka ia bagaikan berpuasa
sepanjang masa.
[Shahiih Muslim no. 1165]

21)





Telah menceritakan kepada kami Aadam bin Abu Iyaas, telah
menceritakan kepada kami Syubah, telah menceritakan kepada
kami Abdul Aziiz bin Shuhaib, ia berkata, aku mendengar Anas
bin Maalik radhiyallahu anhu berkata, Nabi Shallallaahu alaihi
wasallam bersabda, Makan sahurlah kalian karena
sesungguhnya didalam sahur terdapat keberkahan.
[Shahiih Al-Bukhaariy no. 1923; Shahiih Muslim no. 1098]
22)








Telah menceritakan kepada kami Ismaaiil, dari Hisyaam AdDastuwaaiy, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Yahyaa
bin Abu Katsiir, dari Abu Rifaaah, dari Abu Saiid Al-Khudriy, ia
berkata, Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam bersabda,
Makan sahur semua adalah berkah, maka janganlah kalian
meninggalkannya walaupun salah seorang dari kalian hanya
sahur dengan seteguk air, karena sesungguhnya Allah Azza wa
Jalla dan para malaikatNya bershalawat kepada orang-orang yang
sahur.
[Musnad Ahmad no. 10702] Sanadnya dhaif[6], namun menjadi
hasan lighairihi dengan mutabaatnya. Dihasankan Syaikh AlAlbaaniy dalam Shahiih At-Targhiib no. 1070.

23)















Telah mengkhabarkan kepada kami Ubaidullaah bin Saiid, ia
berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin AlFudhail, dari Daawud bin Abi Hind, dari Al-Waliid bin
Abdirrahman, dari Jubair bin Nufair, dari Abu Dzar, ia berkata,
kami berpuasa bersama Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam
pada bulan Ramadhan dan beliau tidak bangun (shalat malam)
bersama kami hingga tersisa tujuh hari dari bulan tersebut,
kemudian beliau shalat bersama kami hingga berlalulah sepertiga
malam, lalu beliau kembali tidak shalat bersama kami pada (sisa)
hari keenam. Beliau shalat bersama kami pada hari kelima hingga
berlalu setengah malam, aku berkata, Wahai Rasulullah,
bagaimana jika kau jadikan nafilah pada sisa malam ini bersama
kami? Beliau bersabda, Sesungguhnya barangsiapa yang shalat
bersama imam hingga selesai maka akan dicatat oleh Allah
pahala shalat semalam penuh. Kemudian beliau tidak shalat
bersama kami hingga tersisa tiga hari dari bulan tersebut, dan
beliau shalat bersama kami pada malam ketiga, beliau
mengumpulkan keluarganya dan istri-istrinya hingga kami takut
kehilangan al-falaah. Perawi bertanya, Apakah al-falaah? Abu
Dzar menjawab, Yaitu waktu sahur.
[Sunan An-Nasaaiy no. 1605; Shahiih Ibnu Khuzaimah no. 2060]
Sanadnya shahih. Syaikh Muqbil Al-Waadiiy dalam Shahiihul
Musnad no. 280 berkata, Shahih sesuai syarat Muslim.

24)














Telah menceritakan kepada kami Abdaan, ia berkata, telah


mengkhabarkan kepada kami Abdullaah, ia berkata, telah
mengkhabarkan kepada kami Yuunus, dari Az-Zuhriy, -dalam jalur
riwayat yang lain- telah menceritakan kepada kami Bisyr bin
Muhammad, ia berkata, telah mengkhabarkan kepada kami
Abdullaah, ia berkata, telah mengkhabarkan kepada kami Yuunus
dan Mamar, dari Az-Zuhriy yang semakna dengannya, ia berkata,
telah mengkhabarkan kepadaku Ubaidullaah bin Abdullaah, dari
Ibnu Abbaas, ia berkata, Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam
adalah orang yang paling lembut dan beliau lebih lembut lagi
pada bulan Ramadhan ketika Jibriil menemuinya pada setiap
malam bulan Ramadhan untuk mengajarkan beliau Al-Quran, dan
Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam sungguh lebih lembut
daripada angin yang berhembus.
[Shahiih Al-Bukhaariy no. 6; Shahiih Muslim no. 2309]

25)







Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Saiid, telah
menceritakan kepada kami Ismaaiil bin Jafar, telah menceritakan
kepada kami Abu Suhail, dari Ayahnya, dari Aaisyah radhiyallahu
anha, bahwasanya Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam
bersabda, Kalian carilah Lailatul Qadr pada malam-malam ganjil
dari sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan.
[Shahiih Al-Bukhaariy no. 2017; Shahiih Muslim no. 1170]

)26















Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Haatim dan Ibnu
Abu Umar, keduanya dari Ibnu Uyainah, Ibnu Haatim berkata,
telah menceritakan kepada kami Sufyaan bin Uyainah, dari
Abdah dan Aashim bin Abu An-Nujuud, keduanya mendengar
Zirr bin Hubaisy berkata, aku bertanya kepada Ubay bin Kab
radhiyallahu anhu, Sesungguhnya saudaramu, Ibnu Masuud
mengatakan bahwa barangsiapa yang shalat malam selama
setahun penuh maka ia akan memperoleh Lailatul Qadr. Ubay
berkata, Semoga Allah merahmatinya! Ia menginginkan agar
manusia bertawakkal sedangkan ia benar-benar telah mengetahui
bahwasanya Lailatul Qadr ada pada bulan Ramadhan, pada
sepuluh hari terakhirnya di malam kedua puluh tujuh. Kemudian
Ubay bersumpah bahwasanya ia (Lailatul Qadr) ada pada malam
kedua puluh tujuh. Aku (Zirr) bertanya, Dengan apakah kau
mengatakan itu wahai Abul Mundzir? Ubay menjawab, Dengan
tanda-tanda yang telah dikhabarkan Rasulullah Shallallaahu
alaihi wasallam kepada kami bahwa pada hari itu matahari terbit
dengan sinarnya yang tidak menyengat.
][Shahiih Muslim no. 1171

)27










Telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan
kepada kami Bisyr bin Al-Mufadhdhal, dari Humaid, ia berkata,
Anas berkata, telah menceritakan kepadaku Ubaadah bin Ash-

Shaamit, ia berkata, Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam


keluar untuk mengkhabarkan kepada manusia mengenai Lailatul
Qadr, akan tetapi ada dua orang laki-laki dari kaum muslimin
sedang berselisih. Maka Nabi Shallallaahu alaihi wasallam
bersabda, Aku keluar untuk mengkhabarkan kepada kalian akan
tetapi fulaan dan fulaan saling berselisih sehingga diangkatlah
kembali (Lailatul Qadr tersebut) dan aku berharap hal itu lebih
baik bagi kalian, maka carilah ia pada malam kedua puluh
sembilan, dua puluh tujuh atau dua puluh lima.
][Shahiih Al-Bukhaariy no. 6049; Musnad Ahmad no. 22256

)28







Telah menceritakan kepada kami Aliy bin Abdillaah, telah
menceritakan kepada kami Sufyaan, dari Abu Yafuur, dari Abu
Adh-Dhuhaa, dari Masruuq, dari Aaisyah radhiyallahu anha, ia
berkata, Dahulu Nabi Shallallaahu alaihi wasallam jika telah
memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan) maka beliau
mengencangkan sarungnya, beliau menghidupkan malammalamnya (dengan ibadah) dan beliau membangunkan
keluarganya.
][Shahiih Al-Bukhaariy no. 2024
)29






















Telah menceritakan kepada kami Ismaaiil, ia berkata, telah


menceritakan kepadaku Maalik, dari Yaziid bin Abdillaah bin AlHaad, dari Muhammad bin Ibraahiim bin Al-Haarits At-Taimiy, dari
Abu Salamah bin Abdurrahman, dari Abu Saiid Al-Khudriy
radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallaahu alaihi
wasallam dahulu beritikaf pada sepuluh malam pertengahan
Ramadhan dan orang-orang mengikutinya, hingga apabila sampai
pada malam kedua puluh satu yaitu malam beliau kembali ke
tempat itikafnya, beliau bersabda, Barangsiapa yang telah
beritikaf bersamaku maka hendaklah ia melanjutkan itikafnya
hingga sepuluh hari terakhir, dan sungguh aku telah melihat
malam (Lailatul Qadr) ini namun kemudian aku melihat diriku
terlupa mengenainya, maka carilah ia pada sepuluh malam
terakhir dan carilah pada malam-malam yang ganjil. Pada malam
itu langit menurunkan hujan, pada waktu itu bagian atap masjid
masih terbuat dari dedaunan hingga airnya menetes. Kemudian
mataku melihat Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam pada
dahinya ada bekas air dan lumpur di waktu subuh pada malam
kedua puluh satu.
[Shahiih Al-Bukhaariy no. 2027; Shahiih Muslim no. 1167]
30)






























Telah menceritakan kepadaku Harmalah bin Yahyaa, telah
mengkhabarkan kepada kami Abdullaah bin Wahb, telah
mengkhabarkan kepadaku Yuunus bin Yaziid, dari Ibnu Syihaab, ia
berkata, telah mengkhabarkan kepadaku Urwah bin Az-Zubair

bahwa Aaisyah mengkhabarkan kepadanya, bahwa Rasulullah


Shallallaahu alaihi wasallam pernah keluar di tengah malam
(bulan Ramadhan) kemudian beliau shalat malam di masjid, lalu
shalatlah beberapa orang laki-laki mengikuti beliau. Maka orangorang saling menceritakan kepada yang lainnya mengenai hal
tersebut sehingga banyak dari mereka yang berkumpul. Pada
malam yang kedua, Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam
kembali keluar dan shalat bersama mereka dan orang-orang pun
menyebutkan mengenai hal tersebut hingga pada malam yang
ketiga jamaah masjid semakin bertambah banyak dan Rasulullah
keluar dan kembali shalat bersama mereka. Hingga pada malam
keempat, masjid menjadi penuh oleh jamaah namun Rasulullah
Shallallaahu alaihi wasallam tidak keluar kepada mereka, seorang
lelaki dari jamaah tersebut berseru, Shalat! Akan tetapi beliau
tidak juga keluar hingga beliau keluar untuk shalat Fajr. Ketika
beliau usai shalat Fajr, beliau menemui mereka, kemudian
mengucapkan syahadat, beliau bersabda, Amma bad,
sesungguhnya tidak ada kekhawatiran dalam diriku mengenai
kalian semalam, akan tetapi aku mengkhawatirkan hal itu (shalat
malam) akan diwajibkan atas kalian, maka kalian tidak mampu
melaksanakannya.
[Shahiih Muslim no. 763; Shahiih Al-Bukhaariy no. 2012][7]
31)









Telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaaq, ia berkata, telah
mengkhabarkan kepada kami Mamar, dari Az-Zuhriy, dari Abu
Bakr bin Abdurrahman bin Al-Haarits bin Hisyaam, dari seorang
wanita yang berasal dari bani Asad bin Khuzaimah yang dipanggil
Ummu Maqil, ia berkata, aku ingin pergi haji akan tetapi aku
menginginkan menaiki onta maka aku bertanya kepada
Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam, beliau bersabda,

Pergilah umrah pada bulan Ramadhan karena sesungguhnya


umrah pada bulan Ramadhan pahalanya bagaikan pergi haji.
[Musnad Ahmad no. 26742; Sunan An-Nasaaiy Al-Kubraa no.
4213] Sanadnya shahih. Syaikh Al-Albaaniy berkata dalam AlIrwaa 3/374, Sanadnya shahih sesuai syarat Asy-Syaikhain.
32)





Telah menceritakan kepada kami Abdullaah bin Yuusuf, telah
mengkhabarkan kepada kami Maalik, dari Abu Haazim, dari Sahl
bin Sad bahwa Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam bersabda,
Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka
menyegerakan berbuka puasa.
[Shahiih Al-Bukhaariy no. 1957; Shahiih Muslim no. 1100]
33)


:
: :
:

Telah mengkhabarkan kepada kami Ibnu Khuzaimah, telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Abu Shafwaan AtsTsaqafiy, telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin
Mahdiy, telah menceritakan kepada kami Sufyaan, dari Abu
Haazim, dari Sahl bin Sad, ia berkata, Rasulullah Shallallaahu
alaihi wasallam bersabda, Umatku senantiasa berada di atas
sunnahku selama mereka tidak menunggu munculnya bintang
untuk berbuka puasa. Sahl melanjutkan, Dahulu, Nabi
Shallallaahu alaihi wasallam jika berpuasa maka beliau
memerintahkan seorang laki-laki menyediakan sesuatu (sebagai
hidangan untuk berbuka), dan jika diserukan, Matahari telah
tenggelam, maka beliau berbuka.

[Shahiih Ibnu Hibbaan no. 3510] Sanadnya shahih. Syaikh AlAlbaaniy menshahihkan dalam Shahiih At-Targhiib no. 1074.
34)











Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan


kepada kami Abdullaah bin Numair, dari Sadaan Al-Qummiy, dari
Abu Mujaahid, dari Abu Mudillah, dari Abu Hurairah, ia berkata,
Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam bersabda, Tiga orang
yang doa mereka tidak akan ditolak yaitu doa orang yang
berpuasa hingga ia berbuka, doa imam (pemimpin) yang adil
dan doa orang yang dizhalimi. Doa mereka akan dinaikkan Allah
ke atas awan dan pintu-pintu langit akan dibukakan atasnya,
Rabb berfirman, Demi kemuliaanKu, Aku akan menolongmu
walaupun beberapa saat kemudian.
[Jaami At-Tirmidziy no. 3598; Sunan Ibnu Maajah no. 1752;
Shahiih Ibnu Khuzaimah no. 1793; Shahiih Ibnu Hibbaan no. 3428]
Sanadnya hasan[8]. Dishahihkan Al-Haafizh Siraajuddiin Ibnul
Mulqin dalam Al-Badrul Muniir 5/152.
Selain hadits-hadits diatas, masih banyak lagi hadits-hadits
shahih atau hasan lainnya yang karena keterbatasan tempat dan
waktu, maka kami tidak bisa mengutipnya. Oleh karena itu kami
mencukupkan diri dengan hadits-hadits diatas dan bahwasanya
mereka adalah hadits-hadits yang umum dikutip oleh kaum
muslimin dan dijadikan rujukan. Kami mengucap Alhamdulillah
dan kami memohon ampun kepada Allah Taala jika terdapat
kekurangan dan kesalahan. Yang benar datangnya dari Allah,
yang salah murni karena kedhaifan kami.

Taqabballaahu minna wa minkum, shiyaamanaa wa


shiyaamakum.
Allaahu alam.

You might also like