Professional Documents
Culture Documents
BRONKITIS
Etiologi
Infeksi
Virus
: Asma
Kimiawi :
-
Asap rokok
BAB III
BRONKITIS AKUT
III.1 Batasan(3,5)
mycoplasma
pneumonia.(2).
Penumokokus,
stafilokokus,
haemophilus
influenzae dan berbagai streptokokus dapat diisolasi dari sputum (dahak mungkin
kental dan kuning) tetapi keberadaannya tida menyatakan penyebab bakteria atau
infeksi bakteri sekunder. Beberapa anak tampak jauh lebih rentan terhadap bronkitis
akut daripada yang lain. Alasannya tidak diketahui, tetapi alergi, iklim, polusi udara,
dan infeksi kronis saluran pernapasan atas, terutama sinusitis, dapat merupakan
faktor-faktor yang turut menyebabkan.(2,6)
III.3 Gejala Klinis
Bronkitis akut biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) (2,3,6)
Khasnya anak datang dengan batuk yang sering, kering, tidak produktif, dan
timbulnya relative bertahap, 3-4 hari sesudah munculnya rhinitis (setelah 2-3 hari,
batuk mulai berdahak dan menimbulkan suara adanya lender) (2,6). Batuk dapat
disertai muntah.(3)
Rasa nyeri atau panas pada daerah substernal bawah atau dada depan sering ada
dan dapat diperparah oleh batuk(3,6)
Dalam beberapa hari, batuk menjadi produktif dan sputum berubah dari jernih ke
purulen setelah 10 hari mukus menjadi encer dan batuk menghilang secara bertahap
batuk dapat disertai muntah(6). Biasanya hilang setelah 1 atau 2 minggu. (2)
III.4 Pemeriksaan Fisik
Pada mulanya, keadaan umum baik, anak tidak tampak sakit, anak biasanya tidak
demam atau demam ringan (subfebris), dan ada tanda-tanda nasofaringitis, kadang
konjungtivitis(3,6)
Auskultasi menunjukkan adanya suara pernapasan yang kasa, ronki basah kasar
dan halus, dan ronki yang dapat bernada tinggi, menyerupai mengi pada asma. (6)
Mengi (wheezing) mungkin saja terdapat pada penderita bronkitis akut tetapi perlu
juga diingat kemungkinan manifestasi asma pada anak tersebut. (2)
III.5 Pemeriksaan Penunjang(3)
Foto thoraks dapat normal atau peningkatan corak bronkovaskular
Pada pemeriksaan lab, leukosit dapat normal atau meningkat
Kultur sputum(6)
III.6 Penatalaksanaan
Karena penyebab utamanya virus maka belum ada obat yang kausal (2). Tidak
ada terapi spesifik, sebagian besar penderita sembuh tanpa banyak masalah, tanpa
pengobatan apapun. Pada bayi-bayi yang kecil, drainase paru dipermudah dengan
cara sering melakukan pergeseran posisi. Anak yang lebih tua lebih enak dengan
kelembaban tinggi, tetapi tidak ada bukti bahwa ini memperpendek lama penyakit (6,9)
Batuk iritatif dan paroksismal dapat menyebabkan distres berat dan menganggu
tidur. Walaupun penekanan batuk dapat menambah kemungkinan supurasi,
penggunaan penekan batuk yang bijaksana (termasuk koderin) mungkin memadai
untuk pengurangan gejala (6). Obat penekan batuk tidak boleh diberikan pada batuk
yang banyak lendir.
Mukolitik tidak lebih baik daripada banyak minum.(2)
Koderin, efek samping mual, muntah, pusing dan bingung. Pada anak kecil dapat
terjadi konvulsi dan depresi pernapasan. Dosis : oral sebagai pereda batuk 3-5 dd
10-40 mg dan maksimum 200 mg/hari. Pada diare 3-4 dd 25-40 mg.
Dipenhidramin, mengeringkan selaput lendir karena efek kolinergis, dosis anak : 3-4
dd 25-50 mg
Prometazin, obat ini terutama digunakan pada batuk malam yang mengganggu
anak-anak. Tidak boleh diberikan pada anak usia dibawah 1 tahun karena dapat
menyebabkan depresi pernapasan dan kematian mendadak. Dosis : anak di atas 1
tahn 2-4 dd 0,2 mg/kgBB.
Ampisilin, kerjanya broad spektrum meliputi banyak kuman yang negatif. Banyak
digunakan pada infeksi saluran napas (bronkitis(, saluran cerna dan saluran kemih,
kuping (otitis media), gonorhoe, kulit, dan bagian lunak (otot dan sebagainya). Efek
sampingnya gangguan lambung usus (karena penyerapan yang kurang baik) aleri
kulit (rush, ruam). Dosis anak : oral 50-100 mg/kgBB/hari, dibagi dalam 4x
pemberian 1m/iv 25-50 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2-3 x pemberian
Kloramfenikol, broad spektrum antibiotik, berguna pada hampir semua kuman gram
positif dan sebagian kuman gram negatif. Efek, sampingnya gangguan lambungusus, neuropati optis dan perifer, radang lidah dan mukosa mulut, depresi sum-sum
tulang (penghambatan pembentukan sel-sel darah, anemia aplastik). Pada
pemakaian jangka panjang dapat timbul resistensi. Tidak boleh diberikan pada
kehamilan dan laktasi. Dosis anak : 25-50 mg/kgBB/hari dalam 2-3 dosis. Pada
infeksi parah (meningitis, bases otak) iv 4 dd 500-1.500 mg (Na-suksinat).
III.7 Komplikasi
Komplikasi bronkitis akut jarang didapatkan. Pada anak dengan status gizi
kurang dapat terjadi komplikasi berupa(3) :
-
Otitis media
Pneumonia
Sinusitis
Anak dengan serangan bronkitis akut berulang harus dievaluasi dengan
cermat untuk kemungkinan adanya (2,36) :
Benda asing
Bronkiektasis
Difisiensi imun
Hiperaktivitas bronkus
Tuberkulosis
Alergi
Sinusitis
Tonsilitis
Adenoiditis
Kistik fibrosis
Kelainan kongenital
III.8 Prognosis(2)
Bila tidak ada komplikasi umumnya baik. Pada bronkitis akut berulang disertai
paparan asap rokok secara teratur cenderung menjadi bronkitis kronik pada waktu
dewasa.
BAB IV
BRONKITIS KRONIK
IV.1 Batasan
Bronkitis kronik pada orang dewasa didefinisikan sebagai batuk produktif
selama 3 bulan atau lebih dalam satu tahun selama 2 tahun berturut-turut atau lebih,
namun tidak ada standar demikian yang dapat diterima pada anak (6). Belum ada
persesuaian pendapat mengenai definisi bronkitis kronik pada anak. Kesepakatan
definisi batuk produktif kronis atau sering kumat (batuk kronik berulang BKB) ialah
keadaan klinis yang disebabkan oleh berbagai penyebab dengan gejala batuk yang
berlangsung sekurang-kurangnya selama 2 minggu berturut-turut dan atau berulang
paling sedikit 3x dalam 3 bulan dengn atau tanpa disertai gejala respiratorik dab
bibreospirtorik lainnya (NOKIA, 1981). Batasan ini secara klinis jelas terlihat bahwa
bronkitis kronik termasuk dalam BKB, untuk menegakkan diagnosa bronkitis kronik
pada anak setelah menyingkirkan penyebab lainnya dari BKB (2)
IV.2 Etiologi
1) Etiologi Spesifik(2)
a. Asma (hiperaktivitas saluran napas)
b. aInfeksi kronik saluran napas bagian atas (misalnya sinobronkitis)
c.
g. Benda asing
h. Kelainan jantung bawaan
i.
j.
Defisiensi imunologis
k. Kekurangan alfa-1-1antitripsin
l.
Fibrosis kistik
m. Psikis
2) Iritasi non spesifik saluran napas(2,6,7)
(faktor yang menambah terjadinya BKB)
a. Asap rokok, penelitian menunjukkan bahwa paparan asap rokok dalam waktu lama
dapat menimbulkan gangguan pergerakan silia, sehingga menghambat fungsi
makrofaq alveolar, dan akhirnya menyebabkan hipertrofi dan hiperplasia kelenjar
pengsekresi mukus, sehingga timbul resistensi jalan napas.
b.
Polusi Udara, angka insiden dan kematian tinggi di daerah urban yang padat
industrialisasi. Eksaserbasi bronkitis jelas berhubungan dengan periode polusi berat
sulfur dioksida (SO2) dan unsur kecil lainnya.
c.
gambaran patologis bronkitis kronis pada anak sangat mirip dengan gambaran
patologis asma.(2,6)
-
Eosinofil
Mukus bertambah
Metaplasia epitel
Epithelium utuh
Kelainan klinis yang lama pada bronkitis kronis menimbulkan dugaan adanya
reaksi inflamasi yang berlebihan pada saluran napas atau paparan bahan berbahaya
yang terus menerus dari lingkungan, hal ini menimbulkan kerusakan pada saluran
napas sehingga terjadi(2) :
Batu basah
Penyempitan saluran napas sehingga timbul suara mengi dan turunya daya tahan
saluran napas terhadap virus
IV.4 Gejala Klinis(2,6)
Reaktivitas otot bronkus kurang, produksi lendirnya banyak, inflamasi saluran napas
(pada asma yang menonjol adalah reaktivitas otot bronkus)
IV.5 Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang
Sama dengan bronkitis akut
IV.6 Penatalaksanaan
Karena kemiripannya dengan asma, maka pengobatannya dimasukkan ke dalam
varian asma dan dikelola seperti asma. Akan tetapi perlu disingkirkan dahulu
kemungkinan-kemungkinan penyakit lain yang termasuk dalam diagnosa banding (2).
Tata laksana serangan asma(3,6)
KLINIK/IGD
Serangan ringan
Serangan sedang
Serangan berat
(nebulisasi 1x, respon baik, gejala (nebulisasi 2-3x, respon parsial)
(nebulisasi 3x, respon buruk)
hilang)
Berikan oksigen
Sejak awal beri oksigen
Obsevasi 1-2 jam
saat/diluar nebulisasi
Nilai kembali derajat serangan
Jika efek bertahan, boleh pulang
Pasang jalur parenteral
jika sesuai dengan serangan
Jika gejala timbul lagi, perlakukan sedang, observasi di ruang rawat Nilai kembali derajat serangan,
sehari
sebagai serangan sedang
jika sesuai dengan serangan
Pasang jalur parenteral
berat, rawat di rawat inap
Foro roentgen thoraks
Boleh Pulang
Bekali obat agonis (inhalasi
atau oral)
Jika sudah ada obat pengendali,
teruskan jika infeksi virus sebagai
pencetus, dapat diberi steroid oral
Dalam 24-48 jam control ke klinik Jika dalam 12 jam klinis tetap
rawat jalan, untuk reevaluasi
belum membaik, alih rawat ke
ruang rawat inap
Catatan :
1. Jika menurut penelitian serangannya berat, nebulisasi cukup 1x langsung dengan agonis +
antikolinergi
2. Jika tidak ada alat, nebulisasi dapat diganti dengan adrenalin 1 : 1.000 subkutan 0,01 ml / kgBB / x
maks. 0,03 ml / x
3. untuk serangan sedang dan terutama berat, O2 2-4 ml/menit diberikan sejak awal
Tabel 1. Tekanan Obat, cairan dan waktu untuk nebulisasi
Cairan, Obat, Waktu
Garam faali (NaCI 0,9%)
B-agonis/antikolinergik/steroid
Waktu
Nebulisasi Jet
5 ml
Lihat tabel 2
10-15 menit
Nebulisasi Ultrasonic
10 ml
3-5 menit
Nama Dagang
Sediaan
Dosis Nebulisasi
Berotec
Ventolin
Bricasma
Solution 0,1%
Nebule 2,5 mg
Reapulw
5-10 tetes
1 nebule (0,1-0,15 mg/kg)
1 reapule
Atroven
Solution
0,025%
Pulmicort
Flixotide
Respule
Nebule
Nama Dagang
Medrol, medixon, lameson,
urbason
Hostacortin,
Pehacort, Dellacorta
Kenacort
Sediaan
Tablet
4 mg
Tablet
5 mg
Tabel
4 mg
Dosis
1-2 mg/kg BB/hari-tiap 6 jam
1-2 mg/kg BB/hari-tiap 6 jam
1-2 mg/kg BB/hari-tiap 6 jam
Steroid Injeksi :
Nama Generik
M. prednisolon suksinat
Nama Dagang
Solu-medrol Medixon
Hidrokortison-Suksinat
Solu-Cortef Silacort
Deksamethasone
Oradexon
Kalmetasone
Fortecortin
Corsona
Celestone
Betamethasone
Sediaan
Vial 125 mg
Vial 500 mg
Vial 100 mg
Vial 100 mg
Ampul 5 mg
Ampul 4 mg
Ampul 4 mg
Ampul 5 mg
Ampul 4 mg
Jalur
IV/IM
Dosis
1-2 mg/kg BB/hari tiap 6 jam
IV/IM
IV/IM
IV/IM
Ringan
Bicara
Posisi
Kalimat
Bisa berbaring
Berbicara
Bayi :
- Tangis pendek dan
lemah
- Kesulitan
makan/minum
Penggal kalimat
Lebih suka duduk
Kesadaran
Mungkin iritable
Biasanya iritable
Sianosis
Mengi
Tidak ada
Sedang, sering
hanya pada akhir
ekspirasi
Minimal
Biasanya tidak
Tidak ada
Nyaring, sepanjang
ekspir, + inspirasi
Sesak nafas
Obat bantu nafas
Retraksi
Berjalan
Bayi :
- Menangis keras
Sedang
Sedang
Biasanya ya
Dangkal, retraksi
Sedang, ditambah
interkostal
retraksi
Laju nafas
Meningkat
Meningkat
Pedoman nilai baku laju nafas pada anak sadar :
Usia
Laju Nafas Normal
< 2 bulan
< 60 / menit
2 12 bulan
< 50 / menit
1 5 tahun
< 40 / menit
6 8 tahun
< 30 / menit
Laju nadi
Normal
Takikardi
Pedoman nilai baku laju nafas pada anak sadar :
Usia
Laju Nafas Normal
2 12 bulan
< 160 / menit
1 2 tahun
< 120 / menit
Berat
Ancaman henti
nafas
Istirahat
Bayi :
- Berhenti
makan/minum
Kata-kata
Duduk bertopang
lengan
Biasanya iritable
Ada
Sangat nyaring
terdengar tanpa
stetoskop
Berat
Ya
Bingung dan
mengantuk
Nyata/jelas
Dalam
Gerakan paradok
torako-abdominal
Dangkal/hilang
Meningkat
Menurun
Lakikardi
Bradikardi
Pulsus paradoksus
Pemeriksaannya :
3 8 tahun
Tidak ada
< 10 mmHg
SaO2 %
PaO2
> 95%
Normal biasanya
tidak perlu
< 45 mmHg
PaCO2
IV.7 Prognosis
Ada
> 20 mmHg
91-95%
> 60 mmHg
< 40%
< 40%
Respon < 2 jam
< 90 %
< 60 mmHg
< 45 mmHg
> 45 mmHg
(6)