Professional Documents
Culture Documents
Sumber: bipa.ut.ac.id
Gambar 1.1 Peta Indonesia
Kutitipkan bangsa dan negeri ini kepadamu. Itulah pesan dari salah seorang pendiri
negara, Ir. Soekarno. Pesan itu bagi seorang pelajar mengandung arti bahwa ia dituntut untuk
mempersiapkan diri dalam menghadapi masa depan. Generasi muda bangsa Indonesia, yang
akan meneruskan, mempertahankan, mengelola, dan memajukan bangsa dan negara Indonesia.
Pertanyaan selanjutnya, siapkah kalian semua memikul tanggung jawab untuk
mempertahankan negara ini? Agar tetap bersemangat dalam mempertahankan negara ini, kalian
wajib terus memupuk semangat kebangsaan, di antaranya dengan mempelajari, menghayati,
dan memaknai nilai kesejarahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
A. Perjuangan Menuju Negara Kesatuan Republik Indonesia
Perjuangan berarti usaha secara sungguh-sungguh untuk mencapai sesuatu. Perjuangan
bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-cita luhur kemerdekaan itu berlangsung berabadabad. Perjuangan dilakukan dengan bermacam cara, baik secara fisik maupun non fisik,
koperatif maupun non koperatif (kerja sama dan tidak bekerja sama dengan penjajah). Bagi
bangsa Indonesia, perjuangan dalam mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia dimulai
sejak terjadinya penjajahan di Indonesia.
1. Bangsa Indonesia (Abad VII - XVI)
Kedaulatan dan kejayaan yang dimiliki kerajaan Sriwijaya (Sumatra Selatan) dan
Majapahit (Jawa Timur), meliputi seluruh Nusantara. Pada aman itu Indonesia mengalami
kehidupan yang gemah ripah loh jinawi, tata tentram, kerta-raharja. Nilai-nilai Pancasila
1
meskipun belum dirumuskan secara konkrit, saat itu telah menjiwai bangsa Indonesia dan
dilaksanakan dalam kehidupan. Nagarakartagama karangan Mpu Prapanca telah menguraikan
unsur musyawarah dalam susunan pemerintahan Majapahit, juga antara lain tentang hubungan
Majapahit dengan negara tetangga dan perluasan wilayah kekuasaannya. Kitab Sutasoma
karangan Mpu Tantular juga telah melukiskan sikap toleransi dan kerukunan umat Hindu dan
Budha. Kedua kerajaan ini menjadi tonggak sejarah perjuangan bangsa kita dalam meraih citacita bangsa.
2. Penjajahan Bangsa Barat dan Perlawanan Fisik Bangsa Indonesia (Abad XVII - XX)
Lembaran hitam sejarah Indone- sia dimulai
dengan datangnya bangsa-bangsa Barat yaitu
Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda. Mereka
berlomba merebut kemak- muran bumi Indonesia,
antara lain rempah-rempah. Penjajah Barat telah
menghilangkan
semua
kejayaan,
persatuan,
kemakmuran, dan ke- daulatan yang telah kita raih
pada masa kerajaan Nusantara. Oleh karena itulah
penjajahan yang di- lakukan bangsa Barat dijadikan
tonggak sejarah perjuangan dalam meraih cita-cita Gambar 1.2 Angkatan laut Belanda pertama
sampai ke Indonesia berlayar pada tahun
kita.
1595. Tujuannya mencari hasil bumi.
Perlawanan patriotik terhadap imperialisme dari para pahlawan bangsa sangatlah gigih.
Hal ini dilakukan sejak para penjajah menginjakkan kakinya di Indonesia. Mereka yang
bergerak mengadakan perlawanan, antara lain:
a) Pada abad XVII dan XVIII: Sultan Agung (Mataram, 1645), Sultan Ageng Tirtayasa dan
Ki Tapa (Banten, + 1650), Hasanudin (Makasar, 1660), Iskandar Muda (Aceh, + 1635),
Untung Surapati dan Trunojoyo (Jawa Timur, + 1670), dan Ibn Iskandar (Minangkabau,
+ 1680).
b) Pada awal abad XIX: Patimura (Maluku, + 1817), Imam Bonjol (Minangkabau,
+ 1822 1837), Diponegoro (Mataram, + 1825 1830), Badarudin (Palembang, + 1817),
Pangeran Antasari (Kalimantan, + 1860), Jelantik (Bali, + 1850), Anak Agung Made
(Lombok, + 1895), Teuku Umar, Teuku Cik Di Tiro, Cut Nya Din (Aceh, + 1873
1904), dan Si Singamangaraja (Batak, + 1900).
Hampir di setiap daerah di Indonesia terjadi perlawanan fisik melawan pemerintahan
Hindia Belanda. Namun perjuangan itu dilakukan sendiri- sendiri. Tidak ada persatuan
sehingga kita tidak berhasil mengusir penjajah pada waktu itu.
3. Kebangkitan Nasional (20 Mei 1908)
Kegagalan perlawanan fisik karena tidak terkoordinasi pada masa lampau telah
mendorong para pemimpin awal abad XX untuk berjuang dengan cara lain. Perjuangan
diawali dengan menum- buhkan kesadaran bangsa akan pentingnya bernegara. Maka lahirlah
organisasi politik, sosial dan pen- didikan. Pelopornya adalah Budi Utomo (20 Mei 1908).
Organisasi ini merintis cara baru menuju tercapainya cita-cita perjuangan bangsa.
perbolehkan rakyat Indonesia mengi- barkan bendera merah putih dan menyanyikan lagu
Indonesia Raya. Namun semua itu hanya tipu mus- lihat agar rakyat Indonesia membantu
Jepang melawan Belanda. Sesungguhnya mereka tak kurang kejamnya dari penjajah Belanda.
Rakyat Indonesia mengalami banyak penderitaan dan penindasan pada waktu itu.
Kekacauan dan penderitaan rakyat karena tipu muslihat Jepang menimbulkan
perlawanan di beberapa daerah Indonesia. Perjuangan melawan penjajah Jepang terjadi di
beberapa daerah, antara lain:
a) Aceh, dipimpin Tengku Abdul Djalil (1942) dan Tengku Hamid (1944).
b) Jawa Barat (Banten, Sukamanah, Indramayu) yang sangat terkenal ialah perlawanan di
Sukamanah, Singaparna yang dipimpin oleh Kyai Haji Zainal Mustofa.
c) Pontianak, Kalimantan Barat (1944).
d) Blitar (14 Februari 1944) dipimpin pasukan PETA (Pembela Tanah Air) dibawah
Komandan Supriyadi.
Searah perjalanan sejarah, Perang Pasifik menunjukkan akan berakhir, dengan
kekalahan Jepang di mana-mana. Di ujung kekalahannya Jepang masih mencoba menarik hati
bangsa Indonesia dengan menjan- jikan kemerdekaan bagi Indonesia bila kelak perang telah
selesai. Janji itu diucapkan Perdana Menteri Jepang Koiso (9 September 1944).
Sebagai tindak lanjut dari janjinya itu, maka 1 Maret 1945 Jepang mengumumkan akan
membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Badan ini
kemudian terbentuk pada tanggal 29 April 1945. BPUPKI (Dokurisu Zyunbi Tjoosakai) baru
dilantik pada 28 Mei 1945 dan mulai bekerja pada tanggal 29 Mei 1945. Badan penyelidik ini
bertugas mempersiapkan kemerdekaan dan merumuskan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
negara yang merdeka.
BPUPKI yang diketuai dr. KRT Rajiman Wediodiningrat dan Wakilnya R.P. Soeroso
berhasil merumuskan:
1) Dasar Negara Pancasila.
2) Rancangan Undang-Undang Dasar 1945 yang kemudian menjadi UUD 1945.
3) Piagam Jakarta, yang kemudian menjadi Pembukaan UUD 1945.
Pada tanggal 7 Agustus 1945 pekerjaan BPUPKI dianggap selesai dan dibubarkan.
Kemudian 9 Agustus 1945 dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokurisu
4
Zyunbi Inkai) yang diketahui Ir. Soekarno dan wakilnya Drs. Mohamad Hatta. PPKI semula
merupakan badan buatan Jepang untuk menerima hadiah kemerdekaan dari Jepang. Namun
setelah Jepang kalah dan Proklamasi Kemerdekaan RI, PPKI menjadi badan nasional Indonesia.
PPKI mempunyai kedudukan dan fungsi penting yaitu:
1) Mewakili seluruh bangsa Indonesia.
2) Sebagai pembentuk negara (yang menyusun negara RI setelah proklamasi kemerdekaan
17 Agustus 1945).
3) Sebagai badan yang berwenang meletakkan dasar negara.
B. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 tahun
Masehi, atau tanggal 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang dan tanggal 8 Ramadan 1364
menurut Kalender Hijriah,[1] yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dengan didampingi oleh Drs.
Mohammad Hatta bertempat di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.
pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang
telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan
kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.
Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam,
mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera
memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan
dalam beberapa hari, berdasarkan tim PPKI. Meskipun demikian Jepang menginginkan
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.
Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat,
Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena
menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang telah
menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang
anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat.
Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan
RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat fatal jika
para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak
memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan
proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan 'hadiah' dari Jepang.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang secara resmi menyerah kepada Sekutu di kapal
USS Missouri. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang
berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana,
Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar desasdesus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru.
Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Konsultasi
pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat
PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan
atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.
Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh
konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.
Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Muda
Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara (Rumah Maeda di Jl Imam Bonjol 1). Maeda
menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat.
Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo.
Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 pagi 16 Agustus keesokan harinya di kantor
Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan persiapan
Proklamasi Kemerdekaan.
Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh
Indonesia makin memuncak dilancarkan para pemuda dari beberapa golongan. Rapat PPKI
6
pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul.
Peserta BPUPKI Dalam perjalanan sejarah menuju kemerdekaan Indonesia, dr. Radjiman
adalah satu-satunya orang yang terlibat secara akif dalam kancah perjuangan berbangsa dimulai
dari munculnya Boedi Utomo sampai pembentukan BPUPKI. Manuvernya di saat memimpin
Budi Utomo yang mengusulkan pembentukan milisi rakyat disetiap daerah di Indonesia
(kesadaran memiliki tentara rakyat) dijawab Belanda dengan kompensasi membentuk
Volksraad dan dr. Radjiman masuk di dalamnya sebagai wakil dari Boedi Utomo.
Pada sidang BPUPKI pada 29 Mei 1945, ia mengajukan pertanyaan apa dasar negara
Indonesia jika kelak merdeka? Pertanyaan ini dijawab oleh Bung Karno dengan Pancasila.
Jawaban dan uraian Bung Karno tentang Pancasila sebagai dasar negara Indonesia ini kemudian
ditulis oleh Radjiman selaku ketua BPUPKI dalam sebuah pengantar penerbitan buku Pancasila
yang pertama tahun 1948 di Desa Dirgo, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi.
Terbongkarnya dokumen yang berada di Desa Dirgo, Kecamatan Widodaren, Kabupaten
Ngawi ini menjadi temuan baru dalam sejarah Indonesia yang memaparkan kembali fakta
bahwa Soekarno adalah Bapak Bangsa pencetus Pancasila.
Pada tanggal 9 Agustus 1945 ia membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Saigon dan
Da Lat untuk menemui pimpinan tentara Jepang untuk Asia Timur Raya terkait dengan
pemboman Hiroshima dan Nagasaki yang menyebabkan Jepang berencana menyerah tanpa
syarat kepada Sekutu, yang akan menciptakan kekosongan kekuasaan di Indonesia. tidak tahu
telah terjadi peristiwa Rengasdengklok.
2. Peristiwa Rengasdengklok
Pada waktu itu Soekarno dan Moh. Hatta, tokoh-tokoh menginginkan agar proklamasi
dilakukan melalui PPKI, sementara golongan pemuda menginginkan agar proklamasi
dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI yang dianggap sebagai badan buatan Jepang.
Selain itu, hal tersebut dilakukan agar Soekarno dan Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh
Jepang. Para golongan pemuda khawatir apabila kemerdekaan yang sebenarnya merupakan
hasil dari perjuangan bangsa Indonesia, menjadi seolah-olah merupakan pemberian dari Jepang.
Sebelumnya golongan pemuda telah mengadakan suatu perundingan di salah satu
lembaga bakteriologi di Pegangsaan Timur Jakarta, pada tanggal 15 Agustus. Dalam pertemuan
ini diputuskan agar pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan segala ikatan dan hubungan dengan
janji kemerdekaan dari Jepang. Hasil keputusan disampaikan kepada Ir. Soekarno pada malam
harinya tetapi ditolak oleh Soekarno karena merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI.
Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana terbakar gelora
kepahlawanannya setelah berdiskusi dengan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka tergabung dalam
gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran. Pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945, mereka
bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, mereka membawa
Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, ke
Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya
adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka
kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk
melawan Jepang, apa pun risikonya. Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua,
7
yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto untuk
mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs.
Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk
tidak terburu - buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang
kerumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang kompleks pertokoan di
Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10 malam, maka tawaran
Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum perumusan
teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh Indonesia.
3. Pertemuan Soekarno/Hatta dengan Jenderal Mayor Nishimura dan Laksamana Muda
Maeda
Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Mayor Jenderal Moichiro
Yamamoto, Kepala Staf Tentara ke XVI (Angkatan Darat) yang menjadi Kepala pemerintahan
militer Jepang (Gunseikan) di Hindia Belanda tidak mau menerima Sukarno-Hatta yang diantar
oleh Tadashi Maeda dan memerintahkan agar Mayor Jenderal Otoshi Nishimura, Kepala
Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang, untuk menerima kedatangan
rombongan tersebut. Nishimura mengemukakan bahwa sejak siang hari tanggal 16 Agustus
1945 telah diterima perintah dari Tokyo bahwa Jepang harus menjaga status quo, tidak dapat
memberi izin untuk mempersiapkan proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagaimana telah
dijanjikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam. Soekarno dan Hatta menyesali keputusan
itu dan menyindir Nishimura apakah itu sikap seorang perwira yang bersemangat Bushido,
ingkar janji agar dikasihani oleh Sekutu. Akhirnya Sukarno-Hatta meminta agar Nishimura
jangan menghalangi kerja PPKI, mungkin dengan cara pura-pura tidak tau. Melihat perdebatan
yang panas itu Maeda dengan diam-diam meninggalkan ruangan karena diperingatkan oleh
Nishimura agar Maeda mematuhi perintah Tokyo dan dia mengetahui sebagai perwira
penghubung Angkatan Laut (Kaigun) di daerah Angkatan Darat (Rikugun) dia tidak punya
wewenang memutuskan.
Setelah dari rumah Nishimura, Sukarno-Hatta menuju rumah Laksamana Maeda (kini
Jalan Imam Bonjol No.1) diiringi oleh Myoshi guna melakukan rapat untuk menyiapkan teks
Proklamasi. Setelah menyapa Sukarno-Hatta yang ditinggalkan berdebat dengan Nishimura,
Maeda mengundurkan diri menuju kamar tidurnya. Penyusunan teks Proklamasi dilakukan oleh
Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro
(Mbah) dan Sayuti Melik. Myoshi yang setengah mabuk duduk di kursi belakang
mendengarkan penyusunan teks tersebut tetapi kemudian ada kalimat dari Shigetada Nishijima
seolah-olah dia ikut mencampuri penyusunan teks proklamasi dan menyarankan agar
pemindahan kekuasaan itu hanya berarti kekuasaan administratif. Tentang hal ini Bung Karno
menegaskan bahwa pemindahan kekuasaan itu berarti "transfer of power". Bung Hatta,
Subardjo, B.M Diah, Sukarni, Sudiro dan Sajuti Malik tidak ada yang membenarkan klaim
Nishijima tetapi di beberapa kalangan klaim Nishijima masih didengungkan.
Setelah konsep selesai disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut
menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor perwakilan AL Jerman, milik Mayor (Laut)
8
Dr. Hermann Kandeler.[3] Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan
Ikada, namun berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman Soekarno, Jalan
Pegangsaan Timur 56[4] (sekarang Jl. Proklamasi no. 1).
4. Detik-detik Pembacaan Naskah Proklamasi
Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi
ditulis di ruang makan laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks
proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks
proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah, Sayuti Melik,
Sukarni, dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu
adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi
Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno,
Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo,
Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh
Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah
dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota
Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan
alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu
ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas
tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih
(Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah
bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.[4] Sampai saat ini, bendera pusaka
tersebut masih disimpan di Istana Merdeka.
Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor
yang dipimpin S.Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat
mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan
Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka. [4]
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai
dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian
terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI)
dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.
Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan
persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama.
Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.
10
Keterangan: Tahun pada kedua teks naskah Proklamasi di atas (baik pada teks naskah
Proklamasi Klad maupun pada teks naskah Proklamasi Otentik) tertulis angka "tahun 05" yang
merupakan kependekan dari angka "tahun 2605", karena tahun penanggalan yang dipergunakan
pada zaman pemerintah pendudukan militer Jepang saat itu adalah sesuai dengan tahun
penanggalan yang berlaku di Jepang, yang kala itu adalah "tahun 2605".)
c. Perbedaan teks naskah Proklamasi Klad dan Otentik
Di dalam teks naskah Proklamasi Otentik sudah mengalami beberapa perubahan yaitu
sebagai berikut :
Kata "Proklamasi" diubah menjadi "P R O K L A M A S I",
Kata "Hal2" diubah menjadi "Hal-hal",
Kata "tempoh" diubah menjadi "tempo",
Kata "Djakarta, 17 - 8 - '05" diubah menjadi "Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05",
11
Kata "Wakil2 bangsa Indonesia" diubah menjadi "Atas nama bangsa Indonesia",
Isi naskah Proklamasi Klad adalah asli merupakan tulisan tangan sendiri oleh Ir.
Soekarno sebagai pencatat, dan adalah merupakan hasil gubahan (karangan) oleh Drs.
Mohammad Hatta dan Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo. Sedangkan isi naskah
Proklamasi Otentik adalah merupakan hasil ketikan oleh Mohamad Ibnu Sayuti Melik (seorang
tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan Proklamasi),
Pada naskah Proklamasi Klad memang tidak ditandatangani, sedangkan pada naskah
Proklamasi Otentik sudah ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta.
Namun perlu diketahui pula bahwa pada saat teks naskah Proklamasi itu dibacakan oleh
Bung Karno, waktu itu tidak ada yang merekam suara ataupun video, yang ada hanyalah
dokumentasi foto.
Suara asli dari Ir. Soekarno saat membacakan teks naskah Proklamasi yang sering kita
dengar saat ini adalah bukan suara yang direkam pada tanggal pada tanggal 17 Agustus 1945
tetapi adalah suara asli dia yang direkam pada tahun 1951 di studio Radio Republik Indonesia
(RRI), yang sekarang bertempat di Jalan Medan Merdeka Barat 4-5 Jakarta Pusat.
Dokumentasi berupa suara asli hasil rekaman atas pembacaan teks naskah Proklamasi oleh
Bung Karno ini dapat terwujudkan adalah berkat prakarsa dari salah satu pendiri RRI, Jusuf
Ronodipuro.
d. Teks pidato proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia
Tugu Proklamasi di Jalan Proklamasi (dulu Jalan Pegangsaan Timur) tempat dibacakannya proklamasi
Marilah kita simak Pidato Bung Karno pada saat Proklamasi Kemerdekaan RI.
Saudara-saudara sekalian!
Saya telah meminta Anda untuk hadir di sini untuk menyaksikan peristiwa dalam sejarah kami
yang paling penting.
Selama beberapa dekade kita, Rakyat Indonesia, telah berjuang untuk kebebasan negara kitabahkan selama ratusan tahun!
Ada gelombang dalam tindakan kita untuk memenangkan kemerdekaan yang naik, dan ada
yang jatuh, namun semangat kami masih ditetapkan dalam arah cita-cita kami.
Juga selama zaman Jepang usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak pernah
berhenti. Pada zaman Jepang itu hanya muncul bahwa kita membungkuk pada mereka. Tetapi
12
pada dasarnya, kita masih terus membangun kekuatan kita sendiri, kita masih percaya pada
kekuatan kita sendiri.
Kini telah hadir saat ketika benar-benar kita mengambil nasib tindakan kita dan nasib negara
kita ke tangan kita sendiri. Hanya suatu bangsa cukup berani untuk mengambil nasib ke dalam
tangannya sendiri akan dapat berdiri dalam kekuatan.
Oleh karena semalam kami telah musyawarah dengan tokoh-tokoh Indonesia dari seluruh
Indonesia. Bahwa pengumpulan deliberatif dengan suara bulat berpendapat bahwa sekarang
telah datang waktu untuk mendeklarasikan kemerdekaan.
Saudara-saudara:
Bersama ini kami menyatakan solidaritas penentuan itu.
Dengarkan Proklamasi kami :
PROKLAMASI
Kami bangsa indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan
indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain
diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya.
Djakarta, 17 agustus 1945
Atas nama bangsa indonesia.
Soekarno-hatta.
Jadi, Saudara-saudara!
Kita sekarang sudah bebas!
Tidak ada lagi penjajahan yang mengikat negara kita dan bangsa kita!
Mulai saat ini kita membangun negara kita. Sebuah negara bebas, Negara Republik Indonesialamanya dan abadi independen. Semoga Tuhan memberkati dan membuat aman kemerdekaan
kita ini!
6. Cara Penyebaran Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Wilayah Indonesia sangatlah luas. Komunikasi dan transportasi sekitar tahun 1945
masih sangat terbatas. Di samping itu, hambatan dan larangan untuk menyebarkan berita
proklamasi oleh pasukan Jepang di Indonesia, merupakan sejumlah faktor yang menyebabkan
berita proklamasi mengalami keterlambatan di sejumlah daerah, terutama di luar Jawa. Namun
dengan penuh tekad dan semangat berjuang, pada akhirnya peristiwa proklamasi diketahui oleh
segenap rakyat Indonesia. Lebih jelasnya ikuti pembahasan di bawah ini. Penyebaran
proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 di daerah Jakarta dapat dilakukan secara cepat dan
segera menyebar secara luas. Pada hari itu juga, teks proklamasi telah sampai di tangan Kepala
Bagian Radio dari Kantor Domei (sekarang Kantor Berita ANTARA), Waidan B. Palenewen.
Ia menerima teks proklamasi dari seorang wartawan Domei yang bernama Syahruddin.
Kemudian ia memerintahkan F. Wuz (seorang markonis), supaya berita proklamasi disiarkan
tiga kali berturut-turut. Baru dua kali F. Wuz melaksanakan tugasnya, masuklah orang Jepang
13
ke ruangan radio sambil marah-marah, sebab mengetahui berita proklamasi telah tersiar ke luar
melalui udara.
Meskipun orang Jepang tersebut memerintahkan penghentian siaran berita proklamasi,
tetapi Waidan Palenewen tetap meminta F. Wuz untuk terus menyiarkan. Berita proklamasi
kemerdekaan diulangi setiap setengah jam sampai pukul 16.00 saat siaran berhenti. Akibat dari
penyiaran tersebut, pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat berita dan
menyatakan sebagai kekeliruan. Pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancar tersebut disegel oleh
Jepang dan para pegawainya dilarang masuk. Sekalipun pemancar pada kantor Domei disegel,
para pemuda bersama Jusuf Ronodipuro (seorang pembaca berita di Radio Domei) ternyata
membuat pemancar baru dengan bantuan teknisi radio, di antaranya Sukarman, Sutamto,
Susilahardja, dan Suhandar. Mereka mendirikan pemancar baru di Menteng 31, dengan kode
panggilan DJK 1. Dari sinilah selanjutnya berita proklamasi kemerdekaan disiarkan.
Usaha dan perjuangan para pemuda dalam penyebarluasan berita proklamasi juga
dilakukan melalui media pers dan surat selebaran. Hampir seluruh harian di Jawa dalam
penerbitannya tanggal 20 Agustus 1945 memuat berita proklamasi kemerdekaan dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia. Harian Suara Asia di Surabaya merupakan koran
pertama yang memuat berita proklamasi. Beberapa tokoh pemuda yang berjuang melalui media
pers antara lain B.M. Diah, Sayuti Melik, dan Sumanang. Proklamasi kemerdekaan juga
disebarluaskan kepada rakyat Indonesia melalui pemasangan plakat, poster, maupun coretan
pada dinding tembok dan gerbong kereta api, misalnya dengan slogan Respect Our
Constitution, August 17!!! (Hormatilah Konstitusi Kami, 17 Agustus!!!). Melalui berbagai cara
dan media tersebut, akhirnya berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat tersebar luas di
wilayah Indonesia dan di luar negeri.
Meskipun menggunakan banyak media dan alat penyebaran, sebelum tahun 2005, pihak
Belanda sebagai penjajah Indonesia tak mengakui Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 (de
facto) melainkan tahun 1949 tanggal 27 Desember sebagaimana pengakuan PBB (de jure)
sebab mereka berpendapat bahwa pada tahun 1945, kekuasaan di Indonesia diserahkan kepada
Sekutu, bukan dibebaskan oleh Jepang.
Di samping melalui media massa, berita proklamasi juga disebarkan secara langsung
oleh para utusan daerah yang menghadiri sidang PPKI. Berikut ini para utusan PPKI yang ikut
menyebarkan berita proklamasi diantaranya Teuku Mohammad Hassan dari Aceh, Sam
Ratulangi dari Sulawesi, Ketut Pudja dari Sunda Kecil (Bali), A. A. Hamidan dari Kalimantan.
C. Makna Proklamasi Kemerdekaan
Perhatikanlah, bagaimana kemeriahan yang terjadi ketika Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 dirayakan. Sungguh meriah, bukan? Kemeriahan yang
dilakukan dalam perayaan kemerdekaan merupakan warisan pahlawan bangsa yang telah gigih
berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
Seperti yang telah kamu pelajari sebelumnya, teks proklamasi disusun dalam keadaan
genting dan mendesak, tetapi bukan berarti teks proklamasi tidak memiliki legalitas dan makna
yang mendalam. Teks proklamasi disusun secara singkat dan hanya terdiri atas dua alinea.
14
Kedalaman makna yang termuat dalam teks proklamasi menunjukkan kelebihan dan ketajaman
pemikiran para pembuat naskah proklamasi waktu itu.
Alinea pertama teks proklamasi berbunyi, Kami bangsa Indonesia menyatakan dengan
ini kemerdekaan Indonesia. Hal itu mengandung makna bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia
telah dinyatakan dan diumumkan kepada dunia. Alinea kedua berbunyi, Hal-hal yang
mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan
dalam tempo sesingkat-singkatnya bermaksud agar pemindahan kekuasaan pemerintahan
harus dilaksanakan secara hati-hati dan penuh perhitungan agar tidak terjadi pertumpahan darah
secara besar-besaran.
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka
Gambar 1.3 Pengibaran Sang Saka Merah
Putih pada saat Proklamasi Kemerdekaan
Proklamasi Kemerdekaan bagi bangsa Indonesia memiliki makna yang dapat kita telaah
sebagai berikut, yaitu:
1) merupakan akhir penjajahan kaum kolonialis bagi bangsa Indonesia;
2) merupakan pernyataan kemerdekaan dan bebas dari belenggu penjajahan serta sekaligus
membangun kehidupan baru menuju masyarakat Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur;
3) merupakan sumber tertib hukum nasional yang mengandung makna berakhirnya
hukum kolonial dan digantikan dengan tata hukum nasional;
4) memberikan arah dan kewenangan bagi bangsa Indonesia untuk menuju masyarakat
yang sejahtera dengan kekuasaan serta menguasai dan mengelola sumber-sumber daya
ekonomi secara mandiri;
5) memberikan kesempatan kepada seluruh rakyat untuk menjadi masyarakat mandiri dan
cerdas yang memiliki nilai-nilai budaya yang tinggi;
6) memberikan kewenangan kepada seluruh bangsa Indonesia untuk menjaga dan
mempertahankan kedaulatan negara dari segala macam rongrongan; serta
7) merupakan alat hukum internasional untuk bangsa Indonesia dalam melakukan hubungan
dan kerja sama internasional.
D. Makna Negara Kesatuan Republik Indonesia
Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan awal dibentuknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Negara Indonesia yang diproklamasikan oleh para pendiri negara
adalah negara kesatuan. Pasal 1 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menyatakan, Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.
15
Para pendiri negara menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan yang diwujudkan
dalam kehidupan bangsa Indonesia. Para pendiri negara telah mewariskan nilai-nilai persatuan
dan kesatuan dalam Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pancasila dan
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengatur persatuan dan kesatuan dalam
beberapa ketentuan, yaitu sebagai berikut.
1) Sila ke-3 Pancasila, Persatuan Indonesia;
2) Pembukaan UUD 1945 alinea IV, Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasarkan kepada persatuan Indonesia...; serta
3) Pasal 1 ayat (1) UUD 1945, Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk
Republik.
Negara Kesatuan Republik Indonesia walaupun sudah berdiri dan berusia lebih dari 67
tahun tidak akan bertahan apabila masyarakatnya sendiri tidak lagi memiliki semangat
persatuan dan kesatuan. Bangsa dan negara Indonesia akan bertahan selamanya apabila warga
negara Indonesia mau mewujudkan persatuan dan kesatuan dalam berbagai bidang kehidupan.
E. Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tujuan negara Republik Indonesia termuat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea
keempat. yang berbunyi. Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia dengan berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial, ....
Dari Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea keempat,
dinyatakan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah untuk:
1) melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;
2) memajukan kesejahteraan umum;
3) mencerdaskan kehidupan bangsa; serta
4) ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
Keempat tujuan negara tersebut merupakan landasan bagi bangsa Indonesia untuk
melaksanakan kerja sama dengan negara lain yang dilandasi oleh nilai-nilai perdamaian dan
keadilan sosial.
F. Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
Berbagai monumen bersejarah yang menggambarkan perjuangan daerah dalam
melawan penjajahan membuktikan pernyataan tersebut. Gambar di bawah merupakan salah
satu bentuk upaya mewariskan nilai- nilai perjuangan di suatu daerah kepada generasi yang
tidak mengalami perjuangan pada saat itu Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
16
NKRI merupakan contoh keteguhan akan bentuk negara kesatuan. Tekad bentuk negara
kesatuan yang telah disepakati oleh para pendiri negara ini harus terus dipahami dan
dilestarikan oleh seluruh bangsa Indonesia, termasuk kalian sebagai pelajar dan generasi
muda Indonesia. Keterikatan daerah terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegaskan
dengan disepakati bentuk negara kesatuan yang menghendaki bersatunya seluruh wilayah Indonesia
dalam satu negara. Wilayah Indonesia yang sebelum kemerdekaan terdiri atas beberapa kerajaan atau
bentuk lain, menyatu menjadi satu kesatuan negara. Peristiwa ketika Sri Sultan Hamengku Buwono IX
menyatakan bahwa wilayah kerajaannya merupakan bagian dari NKRI merupakan contoh keteguhan
akan bentuk negara kesatuan. Tekad bentuk negara kesatuan yang telah disepakati oleh para pendiri negara
ini harus terus dipahami dan dilestarikan oleh seluruh bangsa Indonesia, termasuk kalian sebagai
pelajar dan generasi muda Indonesia
Tanah kita dikenal dengan tanah yang subur. Berbagai jenis tanaman dapat tumbuh
subur di Indonesia yang memberikan kemakmuran bagi rakyat Indonesia, juga memberikan
penghidupan bagi berbagai satwa. Demikian juga dengan lautan yang luas di daerah tropis
merupakan sumber kehidupan di laut. Selain itu kekayaan alam Indonesia berupa bahan
tambang seperti minyak, gas, tembaga, emas, batu bara terkandung dalam bumi Indonesia. Ini
menggambarkan bagaimana besar wilayah dan kekayaan bangsa Indonesia. Jumlah penduduk
Indonesia yang besar merupakan modal yang potensial untuk kemajuan bangsa dan Negara.
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengatur tentang pemerintahan
daerah dalam pasal 18, pasal 18 A dan pasal 18 B . Pasal-pasal ini menegaskan beberapa hal
yaitu :
18
19
Kekayaan alam yang dimiliki daerah merupakan kekayaan bersama seluruh rakyat
Indonesia dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Untuk mewujudkan
pemerintahan yang lebih berkeadilan dan lebih merata, maka prinsip desentralisasi atau
otonomi daerah diharapkan mampu mengatasi persoalan yang muncul dalam kerangka NKRI.
Sejarah perjuangan bangsa dan peran daerah dalam perjuangan berdiri NKRI
mengandung nilai-nilai yang sangat penting diwarisi oleh generasi muda, antara lain :
1) Perjuangan melawan penjajah oleh daerah memiliki arah tujuan yang sama yaitu
kemerdekaan Indonesia.
2) Tokoh pejuang daerah merupakan tokoh pejuang bangsa Indonesia.
3) Persatuan dan kesatuan telah terbukti menjadi kekuatan bagi bangsa Indonesia dalam
merebut dan mempertahankan kemerdekaan
4) Bangsa Indonesia telah sepakat membentuk negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai
pilihan yang tepat.
5) Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
6) Sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan Negara
Sedangkan pemahaman peran daerah dalam kerangka NKRI saat ini menunjukkan
akan pentingnya kesadaran nilai-nilai, seperti :
1) Kemajuan daerah akan lebih cepat tercapai apabila bangsa Indonesia memiliki nilai
persatuan dan kesatuan.
2) Kemakmuran bersama merupakan tujuan masyarakat Indonesia, bukan kemakmuran bagi
perorangan atau kelompok atau daerah.
3) Kekayaan alam merupakan milik bersama seluruh rakyat Indonesia, dan dipergunakan
sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat
4) Pengembangan kemajuan dan kemakmuran daerah diarahkan pada kemajuan dan
kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.
5) Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama tanpa membeda- bedakan asal daerah.
Kebanggaan terhadap daerah masing-masing perlu terus ditanamkan dan
ditumbuhkembangkan dalam masyarakat. Kekhususan dan keragaman daerah tetap terus
dipelihara baik di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya. Namun dikembangkan sesuai
perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini
mengandung makna kebanggaan dan kemandirian tidak mengakibatkan proses perpecahan
bangsa dan negara. Kewenangan mengurus urusan pemerintahan sendiri tidak berarti tidak
mentaati peraturan pemerintah pusat, apalagi mengarah pada pemisahan daerah dari negara
kesatuan.
Sikap etnosentrisme yang mengandung makna sikap yang menganggap budaya
daerahnya sebagai budaya yang tertinggi secara berlebihan dan budaya daerah lain dianggap
lebih rendah. Sikap ini dalam kehidupan nampak antara lain sikap mengutamakan kelompok
daerahnya, memilih pemimpin atas dasar asal daerah, memaksakan budaya daerah kepada
orang lain, dan sebagainya. Beberapa kerusuhan dalam masyarakat terkadang dapat
dipengaruhi oleh faktor kedaerahan, seperti kerusuhan antarpenonton sepakbola, antarwarga
20
dalam masyarakat, dan sebagainya. Oleh karena itu sikap etnosentrisme yang sempit harus
dihindari.
Upaya bela negara dan pertahanan keamanan negara ditujukan untuk mempertahankan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa Indonesia dari ancaman dan
gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan,
baik dari dalam maupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa. Setiap warga negara, tanpa kecuali sesuai dengan
kedudukannya masing-masing memiliki hak dan kewajiban untuk turut serta dalam upaya bela
negara, pertahanan, dan keamanan negara. Kalian sebagai pelajar dan generasi muda
berkewajiban mewujudkan nilai-nilai perjuangan daerah dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia dalam berbagai lingkungan kehidupan secara nyata.
Info Kewarganegaraan
Untuk melengkapi negara yang sudah merdeka, PPKI melaksanakan sidang pada
tanggal 18 Agustus 1945. Sidang itu menghasilkan keputusan yang sangat penting bagi
kehidupan negara, yaitu:
1. Mengesahkan dan menetapkan UUD bagi negara Indonesia, yang kemudian dikenal sebagai
UUD 1945 (Konstitusi Pertama).
2. Penetapan Presiden dan Wakil Presiden RI, yaitu Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta.
3. Dibentuknya Komite Nasional sebelum terbentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat.
21
RANGKUMAN
1. Kata Kunci
Kata kunci yang harus kalian pahami dalam mempelajari materi pada bab ini, yaitu
Daerah, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Perjuangan, Proklamasi, dan Makna
Menjaga NKRI.
2. Intisari Materi
a. Proklamasi kemerdekaan merupakan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan sebagai hasil
perjuangan bangsa Indonesia, bukan pemberian negara lain.
b. Proklamasi kemerdekaan bagi bangsa Indonesia memiliki makna :
Berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia
Berlakunya hukum nasional Indonesia, tidak berlaku hukum kolonial
Puncak perjuangan pergerakan kemerdekaan
Titik tolak pelaksanaan amanat penderitaan rakyat (pembangunan)
c. Seluruh daerah di Indonesia memiliki peranan penting dalam perjuangan merebut dan
mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Demikian juga
dalam mengisi kemerdekaan untuk mewujudkan cita-cita nasional dan tujuan Negara saat
ini.
d. Kesadaran akan arti penting daerah dalam perjuangan kemerdekaan memiliki makna bagi
pelaksanaan otonomi daerah yang bertanggung jawab dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia
e. Sikap etnosentrisme yaitu sikap yang menganggap budaya daerah lebih tinggi dan
menganggap budaya daerah lain lebih rendah, harus dihindari dalam masyarakat Indonesia
3. Praktik Kewarganegaraan
Di sekitar kita saat ini banyak berdiri organisasi masyarakat yang mencirikan daerah
tertentu. Cobalah kalian lakukan wawancara dengan pengurus atau anggota organisasi tersebut
mengenai arah dan ujuan, kegiatan, keanggotaan organisasi, dan hal lainnya. Buat kajian arti
penting organisasi tersebut dalan kerangka NKRI. Susun laporan hasil wawancara dan kajian
kelompok kalian, kemudian sajikan di depan kelas.
22
UJI KOMPETENSI 5
Uji Kompetensi 5.1
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar !
1. Apakah alasan bangsa Indonesia memperjuangkan kemerdekaan?
2. Jelaskan makna peristiwa Rengas Dengklok bagi Proklamasi kemerdekaan!
2. Jelaskan proses penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan!
3. Jelaskan proses pembacaan Proklamasi Kemerdekaan!
Uji Kompetensi 5.2
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar !
1. Sebutkan makna proklamasi kemerdekaan bagi bangsa Indonesia!
2. Jelaskan bentuk negara Indonesia!
3. Sebutkan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia!
Uji Kompetensi 5.3
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar !
1. Apakah isi pasal tentang pemerintahan daerah dalam UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
2. Jelaskan arti penting daerah dalam mewujudkan kemakmuran rakyat!
3. Apakah yang dimaksud otonomi daerah?
4. Sebutkan tujuan otonomi daerah!
5. Jelaskan perbedaan wewenang pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam otonomi
daerah!
23
BAB VI
BERTOLERANSI DALAM KEBERAGAMAN
Ayo kita bersama bertoleransi terhadap sesama!
Bangsa Indonesia membutuhkan anak yang sehat, cerdas, kreatif, dan terampil. Anakanak yang cerdas adalah anak yang mampu menggunakan nalar secara maksimal, sedangkan
anak kreatif merupakan anak yang memiliki limpahan ide untuk berbuat sesuatu. Anak terampil
diwujudkan dalam sosok anak yang siap berbuat dan bekerja. Itu semua akan maksimal apabila
anak Indonesia memiliki kesehatan yang prima.
Indonesia yang maju, mandiri, dan mampu berdiri sejajar dengan bangsa lain di dunia
merupakan harapan seluruh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kalian sebagai pelajar harus
terus mengasah kreativitas dan keterampilan. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki
adalah keterampilan bernegara. Keterampilan bernegara salah satunya diwujudkan dalam
bentuk perilaku menghargai dan toleran terhadap keberagaman bangsa Indonesia.
A. Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia
1. Faktor Penyebab Keberagaman Masyarakat Indonesia
Amatilah sekeliling tempat tinggal dan lingkungan sekolahm kalian adakah terdapat
keberagaman orang yang menghuninya? Misalnya dilihat dari suku, agama, ras, budaya, dan
gender. Kemudian kemukakan hasil pengamatan kalian melalui pertanyaan tentang
keberagaman tersebut. Masyarakat yang tinggal di daerah kalian merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Indonesia
terdiri atas 34 provinsi dengan ribuan pulau yang ada di dalamnya. Luas dan besarnya wilayah
Indonesia berpengaruh terhadap banyaknya keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia.
Keberagaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat yang terdapat banyak perbedaan dalam
berbagai bidang. Perbedaan tersebut terutama dalam hal suku bangsa, ras, agama, keyakinan,
ideologi politik, sosial-budaya, ekonomi, dan jenis kelamin. Keanekaragaman yang dimiliki
bangsa Indonesia merupakan kekayaan dan keindahan bangsa.
24
masyarakat lain, meskipun jarak dan kondisi alam yang sulit. Sebaliknya sarana yang
terbatas juga memjadi penyebab keberagaman masyarakat Indonesia.
e) Penerimaan masyarakat terhadap perubahan
Sikap masyarakat terhadap sesuatu yang baru baik yang datang dari dalam maupun luar
masyarakat membawa pengaruh terhadap perbedaan masyarakat Indonesia. Ada
masyarakat yang mudah menerima orang asing atau budaya lain, seperti masyarakat
perkotaan. Namun ada juga sebagian masyarakat yang tetap bertahan pada budaya sendiri,
tidak mau menerima budaya luar.
2. Keberagaman suku bangsa dan budaya
Suku bangsa sering juga disebut etnik, Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa berarti
sekelompok manusia yang memiliki kesatuan budaya dan terikat oleh kesadaran dan identitas
tersebut. Kesadaran dan identitas biasanya dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Jadi, suku bangsa
merupakan gabungan sosial yang dibedakan dari golongan-golongan sosial karena mempunyai
ciri-ciri paling mendasar dan umum berkaitan dengan asal usul dan tempat asal serta
kebudayaan.
Ciri-ciri suku bangsa adalah memiliki kesamaan kebudayaan, bahasa, adat istiadat, dan
kesamaan nenek moyang. Ciri-ciri mendasar yang membedakan suku bangsa satu dengan
lainnya, antara lain bahasa daerah, adat istiadat, sistem kekerabatan, kesenian daerah, dan
tempat asal. Coba kalian cari informasi apa ciri-ciri suku bangsa di Indonesia ? Apa persamaan
dan perbedaan suku bangsa tersebut?
Keberagaman bangsa Indonesia, terutama terbentuk oleh jumlah suku bangsa yang
mendiami wilayah Indonesia sangat banyak dan tersebar di mana- mana. Setiap suku bangsa
mempunyai ciri atau karakter tersendiri, baik dalam aspek sosial maupun budaya. Menurut
penelitian Badan Pusat Statistik yang dilaksanakan tahun 2010, di Indonesia terdapat 1.128
suku bangsa. Antarsuku bangsa di Indonesia memiliki berbagai perbedaan dan itulah yang
membentuk keanekaragaman di Indonesia.
Nama-Nama Suku Bangsa Indonesia
No.
Provinsi
Nama Suku
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Riau Kepulauan
Aceh, Gayo, Alas, Kluet, Tamiang, Singkil, Anak Jame, Simeleuw, dan
Pulau
Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Fakfak, Batak Angkola, Batak
Toba, Melayu, Nias, Batak Mandailing, dan Maya-maya
Minangkabau, Melayu, dan Mentawai, Tanjung Kato, Panyali, Caniago,
Sikumbang, dan Gusci
Melayu, Akit, Talang Mamak, Orang utan Bonai, Sakai, dan Laut, dan
Bunoi
Melayu, Siak, dan Sakai
Jambi
Bengkulu
26
Sumatera Selatan
Lampung
10
Bangka Belitung
11
Banten
12
DKI Jakarta
Betawi
13
Jawa Barat
Sunda
14
Jawa Tengah
15
D.I. Yogyakarta
Jawa
16
Jawa Timur
17
Bali
18
19
20
Kalimantan Barat
21
Kalimantan Tengah
Bali, Sasak, Samawa, Mata, Dongo, Kore, Mbojo, Dompu, Tarlawi, dan
Sumba
Sabu, Sumba, Rote, Kedang, Helong, Dawan, Tatum, Melus, Bima,
Alor, Lie, Kemak, Lamaholot, Sikka, Manggarai, Krowe, Ende, Bajawa,
Nage, Riung, dan Flores
Kayau, Ulu Aer, Mbaluh, Manyuke, Skadau, Melayu-Pontianak, Punau,
Ngaju, dan Mbaluh
Kapuas, Ot Danum, Ngaju, Lawangan, Dusun, Maanyan, dan Katingan
22
Kalimantan Selatan
23
Kalimantan Timur
24
Kalimantan Utara
25
Sulawesi Selatan
26
Sulawesi Tenggara
27
Sulawesi Barat
28
Sulawesi Tengah
29
Gorontalo
30
Sulawesi Utara
31
Maluku
32
Maluku Utara
33
Papua Barat
34
Papua
Sumber : Wikipedia
27
Propinsi
Nanggroe
Aceh
Darussalam
Rumah Adat
Rumah Aceh
Pakaian adat
Pakaian adat Pidie & Ulee Balang
Sumatera
Utara
Sumatera
Barat
Rumah Gadang
Riau
Kepulaua
Riau
28
Jambi
Rumah Panggung
Bengkulu
Sumatera
Selatan
Rumah Limas
Bangka
Belitung
10
Lampung
Nuwou Sesat
29
11
Jawa Barat
Rumah Kasepuhan
12
Banten
Rumah Badui
13
DKI Jakarta
1. Rumah Kebaya
2. Rumah Gudang
14
Jawa Tengah
15
D.I.
Yogyakarta
30
16
Jawa Timur
Rumah Situbondo
17
Kalimantan
Barat
Rumah Panjang
18
Kalimantan
Tengah
Rumah Betang
19
Kalimantan
Utara
Rumah Baloy
20
Kalimantan
Timur
Rumah Lamin
31
21
Kalimantan
Selatan
Rumah Banjar
22
Bali
23
Sulawesi
Utara
Rumah Pewaris
24
Gorontalo
25
Sulawesi
Tengah
32
26
Sulawesi
Barat
Rumah Mandar
27
Sulawesi
Selatan
28
Sulawesi
Tenggara
29
Nusa
Tenggara
Barat
30
Nusa
Tenggara
Timur
33
31
Maluku
Rumah Baileo
32
Maluku
Utara
Rumah Baileo
33
Papua Barat
Honai
34
Papua / Irian
Jaya
Honai
Sumber : Wikipedia
34
Alat Musik
Serune kalee
Jenis Bunyi
Aerofon
Keterangan
Ditiup serta terdapat lubang yang
dimainkan dengan jari sebagai
pengatur nada
Sumatera
utara
Aramba
Ideofon
Sumatera
barat
Saluang
Aerofon
Riau
Gambus
Kordofon
Ambi
Gambus
Kordofon
Sumatera
selatan
Accordion
Aerofon
35
Bengkulu
Doll
Lampung
Bende
Ideofon
Kepulauan
bangka
belitung
Gendang melayu
10
Kepulauan
riau
Gendang panjang
11
Kordofon
12
Jawa barat
Ideofon
36
Angklung
13
Jawa tengah
Gamelan
Ideofon
14
Daerah
istimewa
yogyakarta
Gendang
Ideofon
15
Jawa timur
Bonang
Ideofon
16
Banten
Gendang
17
Bali
Cengceng
Ideofon
18
Nusa tenggara
barat
Serunai
Aerofon
37
19
Nusa tenggara
timur
Sasando
Chordofon
20
Kalimantan
barat
Tuma
21
Kalimantan
timur
Sampe
Kordofon
22
Kalimantan
tengah
Japen
Kordofon
23
Kalimantan
selatan
Panting
Kordofon
38
24
Kalimantan
utara
Japen
Kordofon
25
Sulawesi utara
Kolintang
Ideofon
26
Sulawesi
tengah
Ganda
27
Sulawesi
selatan
Keso
Chordofon
28
Sulawesi
tenggara
Ladolado
Ideofon
29
Gorontalo
Ganda
39
30
Sulawesi barat
Kecapi
Kordofon
31
Maluku
Nafiri
32
Maluku utara
Fu
Aerofon
33
Papua barat
Guoto
Kordofon
34
Papua
Tifa
40
Berasal dari Arab dengan latar belakang agama Islam. Sebuah tarian
dinamis penuh keseimbangan dengan suasana keagamaan. Tarian ini
sangat disenangi dan terkenal di daerah Aceh. Busana yang digunakan
dalam Tari Seudati terdiri dari celana panjang dan kaos oblong lengan
panjang yang ketat warna putih; kain songket yang dililitkan sebatas
paha dan pinggang, rencong yang disematkan di pinggang, ikat kepala
berwarna merah, dan sapu tangan berwarna. Biasanya dipentaskan
untuk mengawali permainan sabung ayam, serta dalam berbagai ritus
sosial lainnya, seperti menyambut panen dan sewaktu bulan purnama.
Setelah Islam datang, terjadi proses akulturasi, dan menghasilkan Tari
Seudati, seperti yang kita kenal hari ini.
Merupakan tarian yang berlatar belakang kisah cuinta Raja dari lasem.
Diterikan secara dinamis dan memikat hati. Busana yang digunakan
dalamTari Legong Sambeh Bintang ini, di antaranya adalah gelungan,
gelang tangan, kain kancan (tutup dada), selendang kuning diikat
ujungnya di kelingking, sabuk dalam (stagen), selendang warnawarni.tari legong biasa di tampil kan untuk menyambut tamu, untuk
acara hiburan masyarakat setempat.
2. Tari Kecak
Sebuah tari berdasarkan cerita dan Kitab Ramayana yang mengisahken
tentang bala tentara monyet dari Hanuman dari Sugriwa. Melakukan
komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian
menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat. Busana yana
yang digunakan hanya selendang yang bewarna kotak hitam dan putih
41
Bengkulu
1. Tari Andun
DKI Jakarta
1.Tari Topeng
2.Tari Yapong
Jambi
42
Jawa Tengah
1. Tari Serimpi
Sebuah tarian keraton pada masa silam dengan suasana lembut, agung
dan menawan. Suatu jenis tari klasik dari daerah Yogyakarta yang
selalu dibawakan oleh 4 penari, karena kata srimpi adalah sinonim
bilangan 4. Hanya pada Srimpi Renggowati penarinya ada 5 orang.
Menurut Dr. Priyono nama serimpi dikaitkan ke akar kata impi atau
mimpi.
JawaTimur
1. Tari Remong
43
kalimantan Barat
1. Tari Monong
Katimantan Selatan
Tari ini merupakan tari tunggal dan dapat dimainkan oleh beberapa
penari wanita. Tarian ini bercerita tentang seorang gadis remaja yang
sedang merangkai bunga. Sering dimainkan di lingkungan istana.
Dalam perkembangannya tari ini beralih fungsi sebagai tari
penyambutan tamu.
Kalimantan tengah
1. Tari Tambun dan bungai
Kalimantan Timur
1. Tari Gong
2. Tari perang
44
Lampung
1. Tari Jangget
2. Tari Malinting
Maluku
1. Tarian Lenso
2. Tari Cakalele
Maluku Utara
1. Tari Perang
Tarian rakyat untuk menyambut para pahlawan yang pualng dari medan
juang. Tarian yang merupakan penggambaran pergaulan anak muda
adalah Katreji. Tari Katreji dimainkan secara berpasangan antara
wanita dan pria dengan gerakan bervariasi yang enerjik dan menarik.
2. Tari Gandrung
45
1. Tari Perang
2. tari Caci
Tarian ini termasuk dalam tarian grup, atau bahkan bisa menjadi tarian
kolosal. Karena tidak ada batasan jumlah penari. Seperti umumnya
tarian di Papua, tarian perang pun diringi tifa dan alat musik lainnya,
yang menjadi pembeda adalah lantunan lagu-lagu perang pembangkit
semangat. Dengan mengenakan busana tradisional, seperti manikmanik penghias dada, rok yang terbuat dari akar, dan daun-daun yang
disisipkan pada tubuh
Papua Timur
2. Tari Musyoh
Riau
1. Tari Tandak
Sulawesi Selatan
1. Tari Kipas
46
tarian yang berasal dari Gowa, Sulawesi Selatan. Kata pakarena sendiri
berasal dari bahasa setempat yakni karena yang berarti main.
2. Tari Bosara
Merupakan tarian untuk menyambut para tamu terhormat. Gerakangerakan badannya sangat luwes. Tari Bosara adalah tarian yang
mengambarkan bahwa orang bugis jika kedatangan tamu senantiasa
menghidangkan bosara, sebagai tanda kesyukuran.
Sulawesi Tengah
1. Tari Lumense
Tari Lumense Tari Moduai merupakan tarian asli dari kabupaten tolitoli
sulawesi tengah, tarian ini di gunakan pada acara-acara penyambutan
tamu yg berkunjung ke kabupaten tolitoli.
2. Tari Moduai
Sulawesi Tenggara
1. Tari Balumpa
2. Tari Dinggu
Sulawesi Utara
1. Tari Maengket
2. Tari polo
Merupakan salah satu seni tari yang berasal dari Gorontalo, Sulawesi
Utara. Tarian ini merupakan tarian pergaulan yang biasa dipentaskan
oleh para remaja Gorontalo. Pada perkembangannya, tari polo palo
terbagi menjadi dua jenis, yaitu tari palo palo tradisional dan tari palo
palo modern.
Sumatra Barat
1. Tari Piring
2. Tari Payung
Sumatra Selatan
1. Tari Tanggai
47
atau dalam acara pernikahan. Umumnya tari ini dibawakan oleh lima
orang
2. Tari Putri Bekhusek
Artinya sang putri yang sedang bermain. Tari ini sangat populer di
Kabupaten Ogan Komering Ulu dan melamhangka kemakmuran daerah
Sumatra Selatan. Dibawakan pada saat menyambut tamu-tamu resmi
atau dalam acara pernikahan.
Sumatra Utara
1. BALUSE BA TOHO
Sebuah tari dari daerah Batak dengan latar belakang falsafah peradatan
dan ditarikan dalam suasana khusuk. Tor tor adalah tari tradisional Suku
Batak. Gerakan tarian ini seirama dengan iringan musik (magondangi)
yang dimainkan menggunakan alat-alat musik tradisional seperti
gondang, suling, terompet batak
2. Tari bedhaya
Bangka Belitung
1. Tari Campak
Banten
1. Tari Merak
2.Tari Cokek
Merupakan tarian yang berasal dari budaya Betawi. Selain Betawi, tari
ini juga seringkali dijumpai di kawasan Tangerang. Sebab, tari ini
merupakan hasil gesekan budaya Betawi, Banten, dan Cina.
Irian Jaya
1. Tari Balada Cenderawasih
kepulauan riau
1. Tari Serampang
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_tarian_di_Indonesia
48
Kuah Pliek U
Mie Aceh
2. Sumatera Utara
Kue Ombus-ombus
Dali Ni Horbo
Manuk Napinadar
3. Sumatera Barat
Rendang
Dendeng Balado
Sate Padang
4. Sumatera Selatan
Empek-empek
Kue Ragit
Kemplang
5. Bangka Belitung
Lempah Bangka
Lempok
Mie Bangka
Pendap
6. Bengkulu
49
7. Jambi
Nasi Gemuk
Kue Burgo
Seruit
Tempoyak Durian
Kue Lapis
Bolu Kemojo
Belacan
8. Lampung
9. Riau
Otak-otak
Mie Lendir
Gonggong
Kerak Telor
Roti Buaya
Semur Jengkol
Comro
Misro
Cilok
Lumpia Semarang
Soto Kudus
Tahu Campur
Rawon
Rujak Petis
50
15. Banten
Sate Bandeng
Rebeg
16. DI Yogyakarta
Gudeg
Bakpia
Geplak Jogja
17. Bali
Sate Lilit
Ayam Betutu
Ayam Taliwang
Ares
Kue Rambut
Rumpu-rampe
Se'i
Pulau Kalimantan
20. Kalimantan Utara
Arsik
Apam Barabai
Kapah
Wadi
Bangamat/Paing
51
Mie Sagu
Lemang
Bubur Pedas
Soto Banjar
Bingka Baradam
Nasi Bekepor
Pulau Sulawesi
25. Sulawesi Utara
Ayam Cincane
Tinutuan
Kawok (Tikus)
Klapertart
Ikan Terbang
Jepa
Golla Kambu
Uta Kelo
Palumara
Uta Dada
Lapa-lapa
Kaosami
Kabuto
52
Coto Makassar
Jalangkote
Binte Biluhuta
Ilabulo
Nasi Lapola
Pepeda
Getang Kenari
Gohu Ikan
Anu senebre
Ulat Sagu
Kapurung
Kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia sangat beragam. Kehidupan sosial itu
dibentuk oleh kehidupan sosial budaya di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Suatu daerah
dengan daerah lainnya memiliki berbagai perbedaan dalam kehidupan sosial budaya.
Kehidupan sosial budaya di suatu daerah dipengaruhi berbagai faktor. Faktor lingkungan
mempengaruhi kehidupan sosial budaya masyarakat di daerah tersebut.
Masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan akan lebih banyak menggantungkan
kehidupannya dari pertanian. Oleh karena itu, akan berkembang kehidupan sosial budaya
masyarakat petani. Sementara itu, daerah pantai akan memengaruhi masyarakatnya untuk
memiliki mata pencarian sebagai nelayan dan berkembanglah kehidupan sosial masyarakat
53
nelayan. Keragaman bangsa Indonesia tampak pula dalam seni sebagai hasil kebudayaan daerah
di Indonesia, misalnya dalam bentuk tarian dan nyanyian. Hampir semua daerah atau suku
bangsa mempunyai tarian dan nyanyian yang berbeda. Begitu juga dalam hasil karya, setiap
daerah mempunyai hasil karya yang berbeda dan menjadi ciri khas daerahnya masing-masing.
Contoh tari-tarian daerah adalah tari kipas (Sulawesi Selatan), tari piring dan tari payung
(Sumatra Barat), tari jaipong (Jawa Barat), tari kecak (Bali), tari seudati (Aceh), tari maengket
(Sulawesi Utara), dan tari lenso (Maluku). Bangsa Indonesia juga memiliki perbedaan dan
kekayaan dalam lagu atau nyanyian daerah. Lagu daerah yang dimiliki suku bangsa di Indonesia
ribuan jumlahnya. Beberapa lagu daerah tersebut di antaranya dari Aceh ada lagu Bungong
Jeumpa, dari Sumatra Utara ada lagu Singsing So, Butet, dan Tillo- Tillo. Dari Sumatra Barat
kita kenal lagu Kampuang Nan Jauh di Mato. Dari Jawa Barat ada lagu Es Lilin, Tokecang,
Manuk Dadali, Borondong Garing, dan Bubuy Bulan. Dari Jawa Tengah di antaranya ada lagu
Suwe Ora Jamu, Gundul-gundul Pacul, dan Dondong Apa Salak. Dari Jawa Timur kita kenal
lagu, seperti Bapak Tane, Rek Ayo Rek, dan Grimis-Grimis.
Di Kalimantan kita juga mengenal banyak lagu daerah, di antaranya dari Kalimantan
Selatan kita mengenal lagu Sapu Tangan Babuncu Ampat. Dari Kalimantan Tengah ada lagu
Kalayar dan Naluya. Dari Kalimantan Barat ada lagu Cik-Cik Periok. Di sebelah timur
Kalimantan, yaitu di Pulau Sulawesi lagu- lagu daerah juga lahir dan berkembang. Lagu daerah
Sulawesi Utara di antaranya O Ina Ni Keke dan Si Patokaan. Dari Sulawesi Selatan ada lagu
Angin Mamiri, Ampar-Ampar Pisang dan dari suku Bugis kita kenal juga lagu Ma RencongRencong.
Maluku sebagai daerah yang banyak menyumbangkan penyanyi di tingkat nasional
memiliki banyak lagu daerah di antaranya adalah Burung Kakaktua, Naik-Naik ke Puncak
Gunung, dan Nona Manis Siapa yang Punya. Flores memiliki lagu daerah, seperti Tutu Koda
dan Pai Mura Rame-Rame. Dari Papua kita kenal lagu Yamko Rambe dan Apuse. Dari daerah
Betawi kita kenal lagu daerah, seperti lagu Keroncong Kemayoran, Kicir-Kicir, Ondel-Ondel,
Wakwak Gung, Jali-Jali, dan Surilang.
3. Keberagaman Agama dan Kepercayaan
Semua orang di Indonesia tentu menyakini salah satu agama atau kepercayaan yang ada
di Indonesia. Pemerintah Indonesia mengakui enam agama yang ada di Indonesia. Agama
tersebut adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Bukankah kalian sejak
kecil sudah meyakini dan melaksanakan ajaran agama yang kalian anut.
a). Agama Islam
Nama Kitab Suci
: Al-Quran
Nama Pendiri
: Nabi Muhammad SAW
Pemimpin Umat
: Kyai, Habib, Syekh, Ulama
Permulaan
: Sekitar 1400 tahun yang lalu
Tempat Ibadah
: Masjid, Musholla, Langgar
Pelaksanaan Ibadah : 5 kali sehari dari setiap hari
Masjid Menara Kudus
54
: Idul Fitri, Idul Adha, Tahun Baru Hijriyah, Maulid Nabi Muhammad
SAW, Isra dan Mi'raj, Ramadan.
Hari Agama Nasional : Nuzulul Qur'an, Ramadan, Shalat Jum'at, Nisfu Sya'ban, Idul Fitri,
Idul Adha, Tahun Baru Hijriyah, Hari Asyura
Jumlah Penganut
: 207.176.162 jiwa (87,18%)
b). Agama Hindu
: Weda
:: Sulinggih, Pedanda, Pandita
: Sekitar 3000 tahun yang lalu
: Pura
: 3 kali sehari dari setiap hari
: Tri Pitaka
: Siddharta Gautama
: Bhiksu, Pandita, Bhante
: Sekitar 2500 tahun yang lalu
: Vihara
: Minggu serta setiap tanggal 1,
8, 15, dan 23 penanggalan
Chandra Sengkala
: Alkitab
: Yesus Kristus
: Pendeta
: Sekitar 2000 tahun yang lalu
: Gereja
: Hari Minggu (Sabtu bagi
Adventist)
: Alkitab
: Yesus Kristus
: Romo, Uskup, Paus
: Sekitar 2000 tahun yang lalu
: Gereja
: Setiap hari (Perayaan Ekaristi)
: Si Shu Wu Ching
: Kong Hu Cu
: Xueshi, Wenshi, Jiaosheng
: Sekitar 2500 tahun yang lalu
: Klenteng, Kong Miao, Wen Miao,
Li tang
: Tanggal 1 & 15 Yinli/Imlek, Minggu
56
karena adanya perbedaan ciri- ciri fisik, seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, bentuk
muka, ukuran badan, bentuk badan, bentuk dan warna mata, dan ciri fisil yang lain.
A.L. Krober mengelompokkan ras terdiri dari ras Australoid, Kaukasoid, Mongoloid,
Negroid, dan Ras Khusus. Coba kalian pelajari lebih lanjut ras-ras tersebut. Catat hal-hal
penting dan sajikan di majalah dinding kelas.
57
bangsa Indonesia. Namun demikian kenyataan semacam itu perlu manjadikan perhatian semua
pihak agar dapat mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia tetap terjaga.
Atas dasar dua alasan tersebut, maka penting sekali memahami keberagaman dalam
masyarakat Indonesia yang ditujukan untuk mengusahakan dan mempertahankan persatuan
dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tanpa kesadaran akan keberagaman yang
kita miliki, bangsa Indonesia bisa saja terjerumus ke arah perpecahan.
Keberagaman masyarakat Indonesia memiliki dampak positif sekaligus dampak negatif
bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara.. Dampak positif memberikan manfaat bagi
perkembangan dan kemajuan, sedangkan dampak negatif mengakibatkan ketidakharmonisan
bahkan kehancuran bangsa dan negara. Keberagaman suku bangsa, budaya, ras, agama, dan
gender menjadi daya tarik wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia. Kita tidak hanya
memiliki keindahan alam, tetapi juga keindahan dalam keberagaman masyarakat Indonesia.
Perbedaan dalam lingkungan sekolah juga memiliki manfaat bagi pelajar, guru, dan
sekolah. Bayangkan apabila setiap saat semua pelajar dan guru selalu memiliki pendapat yang
sama, cara berpakain yang sama, cara berbicara yang sama. Maka kehidupan sekolah akan
monoton atau hambar. Kreatifitas dan inovasi akan lebih berkembang apabila
memungkinkan perbedaan pendapat, berpikir, dan berkreasi
C. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Agama, Suku, Ras, Budaya, dan Gender
Persatuan dan kesatuan di sebuah negara yang beragam dapat diciptakan salah satunya
dengan perilaku masyarakat yang menghormati keberagaman bangsa dalam wujud perilaku
toleran terhadap keberagaman tersebut. Sikap toleransi berarti menahan diri, bersikap sabar,
membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki
pendapat berbeda. Toleransi sejati didasarkan sikap hormat terhadap martabat manusia, hati
nurani, dan keyakinan, serta keikhlasan sesama apa pun agama, suku, golongan, ideologi atau
pandangannya.
1. Perilaku Toleran dalam Kehidupan Beragama
Negara menjamin warga negaranya untuk menganut dan mengamalkan ajaran
agamanya masing-masing. Jaminan negara terhadap warga negara untuk memeluk dan
beribadah diatur dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat (2). Bunyi lengkap Pasal 29 ayat (2) adalah
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing
dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Dalam kehidupan berbangsa, seperti kita ketahui keberagaman dalam agama itu benarbenar terjadi. Agama tidak mengajarkan untuk memaksakan keyakinan kita kepada orang lain.
Oleh karena itu, bentuk perilaku kehidupan dalam keberagaman agama di antaranya
diwujudkan dalam bentuk:
a) Menghormati agama yang diyakini oleh orang lain;
b) Tidak memaksakan keyakinan agama kita kepada orang yang berbeda agama;
c) Bersikap toleran terhadap keyakinan dan ibadah yang dilaksanakan oleh yang memiliki
keyakinan dan agama yang berbeda
d) Melaksanakan ajaran agama dengan baik; serta
59
e) Tidak memandang rendah dan tidak menyalahkan agama yang berbeda dan dianut oleh
orang lain.
Perilaku baik dalam kehidupan beragama tersebut sebaiknya kita laksanakan, baik
dikeluarganya, sekolah, masyarakat maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
60
gender bersifat dinamis dan dapat berbeda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat
yang lain.
Kesadaran gender bararti meletakan kedudukan, fungsi, dan peran antara laki-laki dan
perempuan dalam masyarakat secara sejajar. Misalnya dalam keluarga, maka setiap anggota
keluarga bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian rumah tempat tinggalnya. Anak lakilaki atau anak perempuan, keduanya bisa menjaga kebersihan dan kerapian rumah tempat
tinggalnya. Di sekolah, laki-laki atau perempuan sama-sama dapat menjadi guru. Dalam
masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan dapat mengambil peran yang berguna bagi
sesama manusia lainnya.
61
RANGKUMAN
A. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk, yaitu masyarakat yang memiliki
berbagai keberagaman. Faktor penyebab keberagaman tersebut antara lain:
(1) Letak strategis wilayah Indonesia
(2) Kondisi negara kepulauan
(3) Perbedaan kondisi alam
(4) Keadaan transportasi dan komunikasi
(5) Penerimaan masyarakat terhadap perubahan
B. Keberagaman masyarakat Indonesia seperti keberagaman suku bangsa, budaya, ras,
agama, dan kepercayaan, dan gender.
C. Arti penting keberagaman masyarakat Indonesia memiliki makna:
(1) Keberagaman merupakan kekayaan budaya bangsa yang bermanfaat baik secara
ekonomi, pengembangan pengetahuan, dan ilmu pengetahuaan, serta kreatifitas dan
inovasi. Keberagaman merupakan rahmat Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Keberagaman juga memiliki potensi negatif apalagi tidak dilandasi kesadaran akan
keberagaman serta semangat persatuan dan kesatuan
D. Sikap dan perilaku toleransi terhadap keberagaman masyarakat merupakan kunci untuk
meningkatkan persatuan dan kesatuan, serta mencegah proses perpecahan masyarakat,
bangsa dan negara Indonesia
Praktik Kewarganegaraan
1. Susunlah kegiatan pentas budaya Indonesia di sekolah kalian. Kegiatan ini bertujuan
meningkatkan semangat cinta tanah air, bangga berbangsa dan bertanah air Indonesia, serta
sikap toleransi dalam keberagaman masyarakat Indonesia.
2. Kegiatan dilaksanakan secara kelompok atau perorangan, dengan menampilkan
keberagaman masyarakat Indonesia seperti pakaian, makanan, tarian, lagu daerah, musik
daerah, dan sebagainya.
3. Kembangkan kreatifitas dan inovasi kalian dalam menampilkan pentas budaya Indonesia.
62
UJI KOMPETENSI 6
Uji Kompetensi 6.1
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar !
1. Jelaskan penyebab keberagaman suku bangsa dan budaya di Indonesia
2. Jelaskan 3 (tiga) suku bangsa di Indonesia, mengenai :
a. Asal daerah
b. Bahasa yang digunakan
c. Pakaian yang digunakan
3. Jelaskan masing-masing 3 (tiga) budaya berikut dan asal daerah :
a. Lagu daerah
b. Tarian daerah
c. Alat musik daerah
Uji Kompetensi 6.2
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Jelaskan penyebab keragaman agama di Indonesia!
2. Jelaskan penyebab keberagaman ras di Indonesia!
3. Mengapa terjadi perbedaan gender dalam masyarakat!
4. Jelaskan 3 (tiga) agama di Indonesia, mengenai:
a. Tempat ibadah
b. Upacara keagamaan
5. Jelaskan 2 (dua) ras di Indonesia, mengenai:
a. Contoh orang atau asal daerah
b. Ciri-ciri fisik
6. Jelaskan 3 (tiga) contoh perbedaan gender dalam masyarakat berikut asal daerahnya!
Uji Kompetensi 6.3
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Jelaskan 3 (tiga) manfaat keberagaman di lingkungan sekolah!
2. Mengapa keberagaman dalam masyarakat dapat menimbulkan pertengkaran?
3. Bagaimana upaya agar keberagaman di Indonesia tidak menimbulkan kehancuran bangsa
dan negara Indonesia?
63
BAB VII
MEMELIHARA SEMANGAT PERSATUAN INDONESIA
Ayo bersama memelihara semangat persatuan dan kesatuan!
Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa bukanlah hal yang mudah. Banyak tantangan
dan masalah yang harus dihadapi bersama. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa merupakan
kewajiban seluruh rakyat Indonesia karena negara ini tidak hanya terdiri atas satu golongan
suku, ras, dan agama, tetapi banyak sekali golongan yang ada di tanah air kita tercinta. Dengan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika mari kita perkokoh persatuan dan kesatuan banggsa.
A. Pengertian dan Makna Bhinneka Tunggal Ika
1. Pengertian Bhinneka Tunggal Ika
di masa Kerajaan Majapahit. Dalam kitab tersebut Mpu Tantular menulis Rwaneka dhatu
winuwus Buddha Wiswa, Bhinnki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa
kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinnka tunggal ika tan hana dharma mangrwa (Bahwa agama
Buddha dan Siwa (Hindu) merupakan zat yang berbeda, tetapi nilai-nilai kebenaran Jina
(Buddha) dan Siwa adalah tunggal. Terpecah belah, tetapi satu jua, artinya tak ada dharma yang
mendua). Nama Mpu Tantular sendiri terdiri dari tan (tidak) dan tular (terpangaruh), dengan
demikian, Mpu Tantular adalah seorang Mpu (cendekiawan, pemikir) yang berpendirian teguh,
tidak mudah terpengaruh oleh siapa pun.
Ungkapan dalam bahasa Jawa Kuno tersebut, secara harfiah mengandung arti bhinneka
(beragam), tunggal (satu), ika (itu) yaitu beragam satu itu. Doktrin yang bercorak teologis ini
semula dimaksudkan agar antara agama Buddha (Jina) dan agama Hindu (Siwa) dapat hidup
berdampingan dengan damai dan harmonis, sebab hakikat kebenaran yang terkandung dalam
ajaran keduanya adalah tunggal (satu). Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan
persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas
beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
2. Sejarah penetapan semboyan Bhineka Tunggal Ika dan Garuda Pancasila
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika mulai menjadi pembicaraan terbatas antara
Muhammad Yamin, Bung Karno, I Gusti Bagus Sugriwa dalam sidang- sidang BPUPKI sekitar
dua setengah bulan sebelum Proklamasi. Bahkan Bung Hatta sendiri mengatakan bahwa
Bhinneka Tunggal Ika adalah ciptaan Bung Karno setelah Indonesia merdeka. Setelah beberapa
tahun kemudian ketika merancang Lambang Negara Republik Indonesia dalam bentuk Garuda
Pancasila, semboyan Bhinneka Tunggal Ika dimasukkan ke dalamnya.
Muh.Yamin dicatat sebagai tokoh yang pertama kali mengusulkan kepada Bung Karno
agar Bhinneka Tunggal Ika dijadikan semboyan negara. Konon, di sela-sela Sidang BPUPKI
antara Mei-Juni 1945, Muh. Yamin menyebut-nyebut ungkapan Bhinneka Tunggal Ika itu
sendirian. Namun I Gusti Bagus Sugriwa (temannya dari Buleleng) yang duduk di sampingnya
sontak menyambut sambungan ungkapan itu dengan tan hana dharma mangrwa. Sambungan
spontan ini di samping menyenangkan Yamin, sekaligus menunjukkan bahwa di Bali ungkapan
Bhinneka Tunggal Ika itu masih hidup dan dipelajari orang (Prabaswara, I Made, 2003).
Meskipun Kitab Sutasoma ditulis oleh seorang sastrawan Buddha, pengaruhnya cukup besar di
lingkungan masyarakat intelektual Hindu Bali.
Secara resmi lambang tersebut dipakai dalam Sidang Kabinet Republik Indonesia
Serikat yang dipimpin Bung Hatta pada 11 Februari 1950 berdasarkan rancangan yang dibuat
oleh Sultan Hamid II (1913-1978). Dalam sidang tersebut muncul beberapa usulan rancangan
lambang negara, kemudian yang dipilih adalah usulan yang dibuat Sultan Hamid II dan
Muhammad Yamin, dan rancangan dari Sultan Hamid yang kemudian ditetapkan.
Lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika Lambang negara Indonesia berbentuk burung Garuda yang kepalanya menoleh ke
sebelah kanan (dari sudut pandang Garuda), perisai berbentuk menyerupai jantung yang
digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti
Berbeda-beda tetapi tetap satu ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda.
65
Penggunaan lambang negara diatur dalam UUD 1945 pasal 36A dan UU No 24 Tahun
2009 mengenai Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. (LN 2009
Nomor 109, TLN 5035). Sebelumnya lambang negara diatur dalam Konstitusi RIS, UUD
Sementara 1950, dan Peraturan Pemerintah No. 43/1958.
Pasal 36 A, yaitu Lambang Negara Ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika dan Pasal 36 B: Lagu Kebangsaaan ialah Indonesia Raya. Menurut risalah sidang
MPR tahun 2000, bahwa masuknya ketentuan tentang lambang negara dan lagu kebangsaan
kedalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 yang melengkapi pengaturan
tentang bendera negara dan bahasa negara yang telah ada sebelumnya adalah ikhtiar untuk
memperkukuh kedudukan dan makna atribut kenegaraan ditengah kehidupan global dan
hubungan internasional yang terus berubah. Dengan kata lain, kendatipun atribut itu tampaknya
simbolis, hal itu tetap penting, sebab menunjukkan identitas dan kedaulatan suatu negara dalam
pergaulan internasional. Atribut kenegaraan itu menjadi simbol pemersatu seluruh bangsa
Indonesia ditengah perubahan dunia yang tidak jarang berpotensi mengancam keutuhan dan
kebersamaan sebuah negara dan bangsa tidak terkecuali bangsa dan negara Indonesia.
Para pendiri bangsa Indonesia yang sebagian besar beragama Islam tampaknya cukup
toleran untuk menerima warisan Mpu Tantular tersebut. Sikap toleran ini merupakan watak
dasar suku-suku bangsa di Indonesia yang telah mengenal beragam agama, berlapis-lapis
kepercayaan dan tradisi, jauh sebelum Islam datang ke Nusantara.
3. Makna Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika dalam Persatuan Indonesia mengandung makna bahwa walaupun
bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adatistiadat yang beraneka ragam namun keseluruhannya merupakan suatu persatuan. Penjelmaan
persatuan bangsa dan wilayah negara Indonesia tersebut disimpulkan dalam PP. No. 66 tahun
1951 tentang lambang Negara Republik Indonesia, yang diundangkan tanggal 28 Nopember
1951, dan termuat dalam Lembaran Negara No. II tahun 1951.
Makna Bhinneka Tunggal Ika yaitu meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas
beraneka ragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat- istiadat yang bermacammacam serta beraneka ragam kepulauan wilayah negara Indonesia namun keseluruhannya itu
merupakan suatu persatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia. Keanekaragaman tersebut
bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan namun justru keanekaragaman itu dapat
memperkaya khasanah bangsa yang jika dibina akan memperkokoh kekuatan bangsa.
Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan negara Indonesia sebagai dasar untuk
mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia,dimana kita haruslah dapat menerapkannya
66
dalam kehidupan sehari-hari yaitu hidup saling menghargai antara masyarakat yang satu dengan
yang lainnya tanpa memandang suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, warna kulit dan lainlain.Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau dimana setiap
daerah memiliki adat istiadat, bahasa, aturan, kebiasaan dan lain-lain yang berbeda antara yang
satu dengan yang lainnya tanpa adanya kesadaran sikap untuk menjaga Bhinneka Tunggal Ika
pastinya akan terjadi berbagai kekacauan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dimana
setiap orang akan hanya mementingkan dirinya sendiri atau daerahnya sendiri tanpa perduli
kepentngan bersama. Bila hal tersebut terjadi pastinya negara kita ini akan terpecah belah.
Oleh sebab itu marilah kita jaga Bhinneka Tunggal Ika dengan sebai-baiknya agar
persatuan bangsa dan negara Indonesia tetap terjaga dan kita pun haruslah sadar bahwa
menyatukan bangsa ini memerlukan perjuangan yang panjang yang dilakukan oleh para
pendahulu kita dalam menyatukan wilayah republik Indonesia menjadi negara kesatuan.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna sesuai dengan keberagaman
masyarakat Indonesia saat ini. Pada awalnya Bhinneka Tunggal Ika dahulu hanya untuk
menyatukan kehidupan di tengah keberagaman beragama dan keyakinan, ternyata semboyan
ini masih sangat sesuai dengan keadaan Indonesia saat ini. Masyarakat Indonesia semakin hari
semakin memiliki keberagaman yang sangat banyak. Kita tidak hanya beranekaraga dalam
agama, suku bangsa, ras, budaya, dan gender. Namun juga semakin beragam dalam cara
berpikir, berpendapat, berorganisasi, partai politik, aliran musik, cara berpakaian, dan
sebagainya.
B. Arti Penting Persatuan dan Kesatuan Indonesia
1. Makna Persatuan dan Kesatuan
Ingatkah kalian kesebelasan merah putih berjuang dengan gagah berani dalam
pertandingan antarnegara. Perjuangan gigih dalam lapangan sepak bola telah membangkitkan
rasa bangga kita terhadap tanah air Indonesia. Mulai dari Presiden sampai dengan anak-anak
bersemangat membela tim nasional sepak bola Indonesia. Timbullah kebanggaan kita sebagai
bangsa dan keyakinan bahwa kita mampu sejajar dengan bangsa lain.
Persatuan adalah perserikatan, ikatan atau gabungan beberapa bagian yang sudah
bersatu. Persatuan dan kesatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh dan tidak terpecah
belah. Persatuan mengandung makna terikatnya beberapa bagian menjadi satu kesatuan,
sedangkan kesatuan berarti keadaan yang merupakan satu keutuhan.
67
Persatuan dan kesatuan merupakan senjata yang paling ampuh bagi bangsa Indonesia
baik dalam rangka merebut, mempertahankan maupun mengisi kemerdekaan. Persatuan
mengandung arti bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu
kebulatan yang utuh dan serasi. Persatuan Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami
wilayah Indonesia.
Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini terjadi dalam proses
yang dinamis dan berlangsung lama karena persatuan dan kesatuan bangsa terbentuk dari proses
yang tumbuh dari unsur-unsur sosial budaya masyarakat Indonesia sendiri, yang ditempa dalam
jangkauan waktu yang lama sekali. Unsur-unsur sosial budaya itu antara lain seperti sifat
kekeluargaan dan jiwa gotong-royong. Kedua unsur itu merupakan sifat-sifat pokok bangsa
Indonesia yang dituntun oleh asas kemanusiaan dan kebudayaan.
Masuknya kebudayaan dari luar terjadi melalui proses akulturasi (percampuran
kebudayaan). Kebudayaan dari luar itu adalah kebudayaan Hindu, Islam, Kristen, dan unsurunsur kebudayaan lain yang beraneka ragam. Semua unsur-unsur kebudayaan yang datang dari
luar diseleksi oleh bangsa Indonesia. Kemudian, sifat-sifat lain terlihat dalam setiap
pengambilan keputusan yang menyangkut kehidupan bersama yang senantiasa dilakukan
dengan jalan musyawarah dan mufakat. Hal itulah yang mendorong terwujudnya persatuan
bangsa Indonesia. Jadi, persatuan dan kesatuan bangsa dapat mewujudkan sifat kekeluargaan,
jiwa gotong-royong, musyawarah, dan lain-lain.
Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan awal dibentuknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Negara Indonesia yang diproklamasikan oleh para pendiri negara
adalah negara kesatuan. Pasal 1 ayat (1) UUD. Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menyatakan, Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Sila ketiga
Pancasila menegaskan kembali bagaimana tekad bangsa Indonesia mewujudkan persatuan.
Namun, apabila hal-hal yang berhubungan dengan arti dan makna persatuan Indonesia
dikaji lebih jauh, terdapat beberapa prinsip yang juga harus kita hayati serta kita pahami, lalu
kita amalkan.Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan arti dan makna persatuan Indonesia
yang dimaksud adalah sebagai berikut.
a. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika
Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang
terdiri atas berbagai suku, bahasa, agama, dan adat kebiasaan yang majemuk. Hal itu
mewajibkan kita bersatu sebagai bangsa Indonesia.
b. Prinsip Nasionalisme Indonesia
Kita mencintai bangsa kita, tetapi bukan berarti kita mengagung-agungkan bangsa kita
sendiri. Nasionalisme tidak berarti bahwa kita merasa lebih unggul daripada bangsa lain.
Kita tidak ingin memaksakan kehendak kita kepada bangsa lain karena pandangan seperti
itu hanya mencelakakan kita. Selain tidak realistis, sikap seperti itu juga bertentangan
dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang adil dan beradab.
68
69
Indonesia yang sejahtera akan lebih kuat memiliki bangsa dan negara Indonesia jika
dibandingkan dengan masyarakat yang tidak sejahtera.
Alinea kedua Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 menyatakan, ... merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Oleh karena itu, untuk
mewujudkan persatuan dan kesatuan, seluruh tindakan pemerintah, rakyat, dan bangsa
Indonesia harus mengarah kepada terciptanya keadilan dan kemakmuran bagi seluruh bangsa
Indonesia.
Menikmati kemakmuran merupakan hak seluruh bangsa Indonesia, seperti
mendapatkan pendidikan bagi seorang anak usia sekolah. Pemerintah telah menyatakan wajib
belajar sembilan tahun. Artinya, seluruh warga negara Indonesia secara peraturan berhak dan
wajib menempuh pendidikan sampai ke jenjang SMP/MTs. Namun, di jalanan sering kita
melihat ada anak-anak usia sekolah yang menghabiskan waktunya tanpa mengenyam
pendidikan dan melakukan hal yang tidak berguna bersama teman-temannya.
Bagi bangsa Indonesia semboyan Bhineka Tunggal Ika adalah dasar untuk mewujudkan
persatuan dan kesatuan Indonesia. Perwujudan semboyan Bhineka Tunggal Ika dalam
kehidupan sehari-hari dilakukan dengan cara hidup saling menghargai antara masyarakat yang
satu dengan yang lainnya tanpa memandang suku bangsa,agama,bahasa,adat istiadat, warna
kulit dan lain-lain. Seperti di ketahui Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari
beribu-ribu pulau dimana setiap daerah mempunyai adat istiadat,bahasa,aturan,kebiasaan dan
lain-lain yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya tanpa adanya kesadaran sikap
untuk menjaga Bhineka tunggal Ika pastinya akan terjadi berbagai kekacauan di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika kita harus
membuang jauh-jauh sikap mementingkana dirinya sendiri atau daerahnya sendiri tanpa perduli
kepentngan bersama. Bila hal itu terjadi pastinya negara kita ini akan terpecah belah.Oleh sebab
itu marilah kita jaga bhineka tunggal ika dengan sebaik-baiknya agar persatuan bangsa dan
negara Indonesia tetap terjaga.
C. Partisipasi Kewarganegaraan sebagai Pencerminan Komitmen terhadap Keutuhan
Nasional
Perilaku yang menunjukkan mencintai persatuan dan kesatuan harus tampak dalam
kehidupan kita sehari-hari. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh merupakan suatu
ungkapan yang menyatakan betapa besarnya arti persatuan dan kesatuan. Apabila bersatu padu,
kita tidak hanya teguh dalam arti lebih kuat dalam menghadapi permasalahan, tetapi juga
mampu menyelesaikan persoalan yang tidak dapat kita selesaikan sendiri.
Kehidupan sosial yang tertib dan tentram hanya dapat diwujudkan melalui pembinaan
persatuan dan kesatuan. Keluarga yang utuh terbentuk karena adanya semangat bersatu. Kita
semua hidup dalam lingkungan keluarga. Hubungan dan ikatan keluarga akan terjalin utuh
apabila kita semua menjadi bagian tak terpisahkan dalam keluarga. Keluarga yang menjunjung
persatuan dan kesatuan membentuk keluarga yang aman, tentram, dan damai. Sebaliknya,
apabila tidak ada lagi rasa persatuan, dalam keluarga setiap hari akan terjadi pertengkaran dan
tidak akan ada kedamaian.
70
72
RANGKUMAN
1. Kata Kunci
Kata kunci yang harus kalian pahami dalam mempelajari materi pada bab ini, yaituSemangat,
Persatuan, Kesatuan, Bhinneka Tunggal Ika, Nasionalisme dan Kekeluargaan.
2. Intisari Materi
a. Persatuan mengandung makna terikatnya beberapa bagian menjadi satu
kesatuan,sedangkan kesatuan berarti keadaan yang merupakan satu keutuhan.
b. Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan awal dibentuknya Negara
KesatuanRepublik Indonesia. Pasal 1 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menyatakan,Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.
c. Para pendiri negara telah mewariskan nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam Pancasiladan
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
d. Dalam kehidupan bernegara, pengamalan sikap persatuan dan kesatuan diwujudkan dalam
bentuk perilaku, antara lain:
Mempertahankan persatuan dan kesatuan wilayah Indonesia;
Meningkatkan semangat Bhinneka Tunggal Ika;
Mengembangkan semangat kekeluargaan; serta
Menghindari SARA.
e. Bagi bangsa Indonesia semangat persatuan dan kesatuan merupakan modal dasar dalam
membentuk negara dan menjalankan kehidupan bernegara.
f. Dalam mengembangkan sikap menghormati terhadap keragaman suku bangsa, dapat terlihat
dari sifat dan sikap dalam kehidupan sehari-hari diantaranya adalah sebagai berikut :
Kehidupan masyarakat tercipta kerukunan seperti halnya dalam sebuah keluarga
Antar warga masyarakat terdapat semangat tolong menolong, kerjasama untuk
menyelesaikan masalah, dan kerjasama dalam memenuhi kebutuhan.
Dalam menyelesaikan urusan bersama selalu diusahakan dengan melalui musyawarah
Terdapat kesadaran dan sikap yang mengutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
3. Praktik Kewarganegaraan
Bentuk perwujudan makna Bhinneka Tunggal Ika dan persatuan kesatuan dapat dilakukan di
lingkungan sekolah, pergaulan, dan masyarakat oleh kalian sebagai pelajar. Misalkan
membantu teman atau anggota masyarakat yang membutuhkan, menjadi organisasi yang tidak
membeda-bedakan, membuat spanduk berisi ajakan persatuan dan kesatuan, dan sebagainya.
a. Amatilah berbagai masalah di lingkungan sekitar kalian, yang berkaitan dengan persatuan
dan kesatuan, seperti perkelahian pelajar, kekerasan di sekolah, perkelahian antarwarga,
kemiskinan, bencana alam dan sebagainya.
b. Lakukan wawancara, pengamatan dan membaca dari berbagai sumber untuk menjelaskan
masalah tersebut! Kemudian buatlah berbagai pilihan upaya dan tindakan yang diperlukan
untuk mengatasi masalah tersebut.
c. Pilihlah suatu rencana tindakan yang dapat kalian lakukan untuk membantu mengatasi
masalah dan lakukan rencana tindakan tersebut sebagai bentuk praktik kewarganegaraan.
6. Susun laporan hasil praktik kewarganegaraan dalam bentuk displai. Kembangkan kreatifitas
agat penyajian menjadi menarik. Kemudian sajikan di depan kelas
73
UJI KOMPETENSI 7
Uji Kompetensi 7.1
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar !
1. Jelaskan pengertian Bhinneka Tunggal Ika !
2. Jelaskan perbedaan makna Bhinneka Tunggal Ika dalam Buku Sutasoma dengan
Lambang Negara Garuda Pancasila !
3. Jelaskan proses penetapan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam Lambang Negara
Garuda Pancasila !
4. Jelaskan tahap-tahap pembinaan persatuan dan kesatuan !
5. Jelaskan tahap-tahap pembinaan persatuan Indonesia !
Uji Kompetensi 7.2
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar !
1. Jelaskan 3 (tiga) makna persatuan dan kesatuan 1
2. Sebutkan 3 (tiga) prinsip persatuan dan kesatuan !
3. Sebutkan isi sumpah pemuda ?
4. Apakah yang dimaksud wawasan nusantara ?
5. Mengapa persatuan dan kesatuan dapat menjadi modal dasar pembangunan nasional ?
74
DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan
dan
Kebudayaan,
2014.
Pendidikan
Pancasila
dan
75
BIODATA PENULIS
Nama
NIP Baru
: 197706192007102004
Tempat Lahir
: Sukabumi
Tanggal Lahir
: 19 Juni 1977
Satminkal
: Pendidikan Kewarganegaraan
TMT CPNS
: 01-10-2007
TMT PNS
: 01-12-2010
Golongan Ruang
: III C
TMT Golongan
: 01-10-2014
Pendidikan Terakhir
Tahun Lulus
: 1999
Jenis Pegawai
: FUNGSIONAL TERTENTU
Alamat
76